LEMBAR PENILAIAN
1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(Tanda Tangan)
1 RULLY AULIA 32115039
2 FADEL MUHAMMAD 32115040
3 MURSALIM BURHAN 32115041
4
2. Catatan:
3. Penilaian:
ii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................... i
Lembar Penilaian .................................................................................................. ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel .......................................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
Bab II Teori Dasar ............................................................................................... 2
Bab III Metode Percobaan ................................................................................... 6
A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
B. Gambar Rangkaian Percobaan ..................................................................... 7
C. Prosedur Percobaan ..................................................................................... 8
D. Analisa Perhitungan ..................................................................................... 9
Bab IV Data dan Hasil Percobaan ......................................................................... 12
A. Data Percobaan ............................................................................................ 12
Bab V Pembahasan ............................................................................................... 13
A. Perhitungan secara Teori ............................................................................. 13
B. Perbandingan Teori dan Praktek .................................................................. 21
C. Analisa Hasil Praktikum .............................................................................. 21
Bab VI Jawaban Pertanyaan.................................................................................. 23
Bab VII Kesimpulan ............................................................................................. 28
Daftar Pustaka
Lampiran
iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Rangkaian seri 2
1.2 Rangkaian paralel 3
1.3 Rangkaian kombinasi 4
1.4 Rangkaian seri pada pengukuran 5
1.5 Rangkaian paralel pada pengukuran 5
1.6 Rangkaian kombinasi pada pengukuran 6
iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Alat dan bahan yang digunakan 5
1.2 Hasil percobaan rangkaian seri 8
1.3 Hasil percobaan rangkaian paralel 8
1.4 Hasil percobaan rangkaian kombinasi 8
1.5 Perhitungan resistansi total rangkaian seri 9
1.6 Perhitungan arus rangkaian seri 10
1.7 Perhitungan tegangan rangkaian seri 10
1.8 Perhitungan resistansi total rangkaian paralel 11
1.9 Perhitungan arus rangkaian paralel 12
1.10 Perhitungan tegangan rangkaian paralel 12
1.11 Perhitungan resistansi total rangkaian kombinasi 13
1.12 Perhitungan arus rangkaian kombinasi 13
1.13 Perhitungan tegangan rangkaian kombinasi 15
1.14 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian seri 16
1.15 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian paralel 17
1.16 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian kombinasi 18
v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dilakukannya praktikum ini agar praktikan dapat
mengetahui dan membedakan antara hubungan rangkaian seri, hubungan
rangkaian paralel, dan hubungan rangkaian kombinasi atau gabungan
rangkaian seri dan paralel. Dan jugaa pada praktikum ini praktikan dapat
mengetahui cara menentukan resistansi dari suatu rangkain dengan benar.
Selain itu praktikan dapat mengetahui cara merangkai hubungan seri, paralel
dan kombinasi seri-paralel. praktikum ini sebagai langkah awal atau
pembelajaran sebelum terjun langsung ke masyarakat umum atau dunia kerja.
B. Tujuan
Selesai melaksanakan percobaan praktikum, diharapkan dapat:
1. Membuktikan bahwa tahanan seri (Rs) dapat dicari dengan rumus
Rs= R1+R2+R3+………+Rn
2. Membuktikan bahwa nilai tahanan parallel (Rp) dapat dicari dengan
rumus 1/Rp= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +……….+ 1/Rn
3. Menghitung nilai tahanan yang dihubungkan secara kombinasi
berdasarkan rumus Rs dan Rp.
4. Menentukan nilai tahanan pengganti pada hubung seri, parallel dan
kombinasi
1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB II
TEORI DASAR
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah tahanan
saja pada rangkaian tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan yang lain,
yang dapat dirangkaikan dalam beberapa cara antara lain :
1. Tahanan yang dihubungkan secara seri
2. Tahanan yang dihubungkan secara paralel
3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi
Jadi jelas bahwa hubungan tahanan tersebut diatas rangkaian menurut
kebutuhan.
Rangkaian seri adalah suatu rangkaian di mana di dalamnya tidak
terdapat suatu percabangan, rangkaian paralel adalah suatu rangkaian yang
yang memiliki percabangan pada kaki komponennya sedangkan rangkaian
kombinasi adalah suatu rangkaian yang memiliki gabungan antara rangkaian
seri dan rangkaian paralel
A. Hubungan seri
Gambar 2.1 memperlihatkan rangkaian 3 buah tahanan yang
menghubungkan secara seri.
V1 V2 V3
R1 R2 R3
2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
R1
R2
R3
1 1 1 1
Sehingga :
Rp R1 R 2 R3
Atau dalam rumus umumnya adalah :
1 1 1 1 1
...+
Rp R1 R 2 R3 Rn
Khusus untuk dua tahanan yang dihubungkan paralel dapat digunakan
rumus :
3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
R1. R 2
Rp = (2)
R1 R 2
C. Hubungan kombinasi / campuran
Dalam hubungan kombinasi ( campuran seri paralel ) besarnya tahanan
pengganti dapat dicari dengan menggabungkan rumus-rumus pada
hubungan seri dan paralel ( Bergantung susunan / rangkaian ).
Sebagai salah satu contoh adalah gambar 2.3 yang merupakan rangkaian
dari 3 buah tahanan yang dihubungkan secara kombinasi seri paralel.
R2
R1
R3
Gambar 2.3 Rangkaian kombinasi
Berdasarkan rumus-rumus seri paralel, maka :
R 2 . R3
RAB = R1 (3)
R 2 R3
4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan
No. Material Jumlah / Unit Satuan
1. Power Supply 10 V 1 Buah
2. Multimeter
- Analog 1 Buah
- Digital 3
3. Tahanan Ω/ 0.5 W: 3 x 1k 1 Buah
; 2k2 ; 3k3
4. Tahanan Ω/ 5 W ; 330 1 Buah
5. Saklar 1 Buah
6. Kabel Penghubung 16 Buah
7. Papan rangkaian 1 Buah
E V1 V2 V3
E 1 1
V1 V2
R1R2 R2
5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
E V3
A3
1 R3
C. Prosedur Percobaan
2
Menghubungkan alat ukur
Membuat Rangkaian sesuai gambar Ohmmeter dengan rangkaian
3.1, gambar 3.2 dan gambar 3.3 untuk
pengukuran Arus (I) dan Tegangan (V)
Membaca hasil
pengukuran tahanan pada
Meng-ON-kan alat ukur
Power Supply
6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
* Arus
𝑽
𝑰=𝑹 (4)
I1=I2+I3
* Tegangan :
𝑽=𝑰𝑿𝑹 (5)
* Resistansi :
𝑽
𝑹= 𝑰
(6)
RS=R1+R2+R3+......+RN
𝟏 𝟏
=
𝑹𝑷 𝑹𝟏+𝑹𝟐+𝑹𝟑+⋯+𝑹𝑵
*Persentase Error :
𝑻−𝑴
Error (%) = x 100 % (7)
𝑻
Ket :
T = Theory / Perhitungan
M = Measurement / Pengukuran
7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
A. Data Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan rangkaian seri
8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB V
PEMBAHASAN
A. Perhitungan secara Teori
a) Perhitungan rangkaian seri
Resistansi total
Percobaan 1 :
Untuk percobaan 1
Rtot = R1+R2+R3
= 1K Ω+1K Ω+1K Ω
= 3K Ω = 3000 Ω
Percobaan 2 : untung menghitung resistansi total menggunakan rumus yang sama dengan
rumus di atas, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Perhitungan resistansi total rangkaian seri
Pengukuran arus
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V
𝑽
𝑰 = 𝑹𝒕𝒐𝒕
𝟏𝟎
𝑰 = 𝟑𝟎𝟎𝟎
𝑰 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟑𝟑 𝑨
𝑰 = 𝟑. 𝟑 𝒎𝑨
Percobaan 2 : menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas
sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Resistansi (Ω)
No Nilai Arus (mA)
Kode Warna
resistansi
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 3..3
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 1.53
R3 = 3K3 3300
Tegangan
Percobaan 1 :
- Masing-masing resistor
Untuk R1=1K Ω = 1000 Ω
V= 𝑰 𝒙 𝑹
V= 𝟎. 𝟎𝟎𝟑𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V= 𝟑. 𝟑 𝑽
- Tegangan total
Vtot = Itot x Rtot
Vtot = 0.0033 A x 3000 Ω
Vto t = 9.9 V
10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Resistansi total
Percobaan 1 :
Rtot = R1//R2
= 1K Ω//1K Ω
= 0.5K Ω = 500 Ω
Pecobaan 2 dan 3 : untuk menghitung resistansi total digunakan rumus
yang sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya dapat di lihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 5.4 Perhitungan resistansi total rangkaian paralel
Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000 500
1.
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200 687.5
2.
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300 300
3.
R2 = 330 330
Pengukuran arus
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
𝑽
𝑰𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕
𝟏𝟎
𝑰𝟏 = 𝟓𝟎𝟎
𝑰𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟐 𝑨 = 20 mA
11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000 20 8.94 9.05
1.
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200 14 4.19 9.10
2.
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300 33 2.8 26.9
3.
R2 = 330 330
Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1=1K Ω = 1000 Ω
V𝟏 = 𝑰𝟏 𝒙 𝑹𝒕𝒐𝒕
V𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟐 𝒙 𝟓𝟎𝟎
V𝟏 = 𝟏𝟎 𝑽
Karena alat ukur volmeter dirangkai paralel dengan beban maka semua
tegangan sama dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Resistansi Jatuh
No (Ω) Tegangan (V)
Kode Warna Perhitungan V1 V2
R1 = 1 K 1000 10 10
1.
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200 10 10
2.
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300 10 10
3.
R2 = 330 330
Resistansi total
Percobaan 1 :
Rtot = R1+(R2//R3)
Rtot = 1K Ω+(1K Ω//1K Ω)
12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 1500
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 2320
R3 = 3K3 3300
Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
𝑽
𝑰𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕
𝟏𝟎
𝑰𝟏 = 𝟏𝟓𝟎𝟎
𝑰𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕𝑨
Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6.7 10 10
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2220 4.3 10 4.5
R3 = 3K3 3300
13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Tegangan
Untuk percobaan 1
V𝟏 = 𝑰 𝒙 𝑹1
V𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟏 = 𝟔. 𝟕 𝑽
V𝟐 = 𝑰 𝒙 𝑹2
V𝟐 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟐 = 𝟔. 𝟕 𝑽
V𝟑 = 𝑰 𝒙 𝑹3
V𝟑 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
Untuk percobaan 2
V𝟏 = 𝑰 𝒙 𝑹1
V𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟏 = 𝟔. 𝟕 𝑽
𝑹𝟐
V𝟐 = 𝑰
𝑹𝟐+𝑹𝟑
𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟐 = 𝟏𝟎
𝟏𝟎𝟎𝟎+𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟐 = 𝟓 𝑽
𝑹𝟑
V𝟑 = 𝑰
𝑹𝟑+𝑹𝟐
𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟑 = 𝟏𝟎
𝟏𝟎𝟎𝟎+𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟑 = 𝟓 𝑽
V𝟑 = 𝟓 𝑽
Karena alat ukur v1 dan v2 dirangkai paralel dengan beban maka tegangan v1
sama dengan tegangan v2 dapat dilihat pada tabel 5.9.
14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
1. Rangkaian seri
Persentase error
Percobaan 1 :
Resistansi total
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
𝑻−𝑴
Error (%) = 𝑻
x 100 %
𝟑𝟎𝟎𝟎− 𝟐𝟗𝟗𝟎
Error (%)= x 100 %
𝟑𝟎𝟎𝟎
Error (%) = 𝟎. 𝟏 %
Untuk mencari persentase error (%) masing-masing resistor, tegangan, dan arus
digunakan rumus yang sama dengan rumus diatas sehingga hasilnya dapat di
lihat pada tabel dibawah ini :
15
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
2. Rangkaian paralel
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian paralel digunakan
rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri sehingga
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
16
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
3. Rangkaian kombinasi
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian kombinasi
digunakan rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri
dan rangkaian paralel sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
17
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Arus
Resistansi Total (mA)
Kode (Ω)
No A1 A2 A3
Warna
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
R1 = 1 K
1. R2 = 1 K 1531 1500 2.06 4.71 6.7 29.7 2.51 2.51 74.9 2.09 2.09 79.1
R3 = 1 K
R1 = 1 K
2. R2 = 2K2
2290 2320 1.29 3.71 4.3 13.7 2.63 2.63 73.7 2.52 2.52 44
R3 = 3K3
Jatuh Tegangan
(V)
No Resistansi (Ω)
V1 V2 V3
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
1000 1000
1. Percobaan I
Hasil yang diperoleh dari Percobaan I, rangkain hubungan seri nilai
diperoleh secara teori dengan membaca nilai atau kode angka yang
tertera di resistor batu dapat juga dilihat dari warna pada batang
resistor keramik, cara menentuan nilai resistor secara teori memiliki
18
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
2. Percobaan II
Hasil yang diperoleh dari Percobaan II, rangkain hubungan paralel
hasil nilai pengukuran resistansi total memiliki perbedaan antara hasil
dan praktek, namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari
teori tersebut.
Teorinya yaitu besar resistansi terkecil lebih besar dari resistansi total.
19
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Dan adapun hasil pengukuran arus secara teori dapat dilihat pada tabel
5.4.
Dimana hasil dari teori dan praktek tidak beda jauh dari presentasi
errornya. Bahkan ketepatan pengukuran pada A2 dan A3 presentase
errornya 0 %.
Sedangkan hasil pengukuran jatuh tegangan yang didapatkan secara
teori dan praktek terjadi perbedaan terutama pada V2 .
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil teori dan praktek,
namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari teori tersebut.
Teorinya yaitu tahanan luar rangkaian paralel lebih kecil dari tahanan
dalamnya, sehingga besar resistor mempengaruhi arus yang mengalir
pada sebuah resistor. Jadi arus yg mengalir tidak sama , besar
resistorlah yang mempengaruhinya.
3. Percobaan III
Hasil yang diperoleh dari percobaan III yaitu rangkaian hubungan
kombinasi dari pengukuran resistansi total terdapat perbedaan antara
teori dan praktek seperti tabel 5.6.
Dan adapun hasil pengukuran arus secara teori dapat dilihat pada tabel
5.8.
Dimana hasil dari teori dan praktek tidak beda jauh dari presentasi
errornya. Bahkan ketepatan pengukuran pada A2 dan A3 presentase
errornya 0 %.
Begitu pula pengukuran dari jatuh tegangan terdapat perbedaan antara
teori dan praktek. Dan bahkan ketepatan pengukuran pada V2 dan V3
presentase errornya 0 %.
20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN
Soal 1
1.Dari hasil percobaan saudara, tunjukan bahwa hubungan seri suatu tahanan
merupakan penjumlahan dari tahanan!
Solusi
Dari hasil percobaan, dapat dibuktikan bahwa tahanan yang dihubungkan secara
seri, tahana totalnya merupakan jumlah dari tahana-tahanan itu sendiri. Dapat
dibuktikan pada percobaan, dimana tiga buah tahanan 1KΩ yang dihubungkan secara
seri maka alat ukura yang digunakan menunjukan angka 3KΩ. Hal ini sesuai dengan
hukum kirchof II yaitu E= I.R1+I.R2+I.R3
Dari rumuss tersebut dapat diketahui bahawa pada rangkaian seri, arus yang
mengalir disetiap bagian adalah sama.
Soal 2
2. Sesuai dengan percobaan rangkaian 4.2 yang telah saudara lakukan dengan teori?
Jelaskan!
Solusi
Dari hasil percobaan terdapat selisih antara hasil penunjukan alat ukur denga teori
yang ada. Tetapi selisih yang ditunjukan tidak terlalu besar, hal ini didukung oleh
berbagai oleh berbagai faktor seperti ketelitian dari alat ukur, kecermatan dalam
pembacaan alat ukur serta kecilnya toleransi dari tahanan-tahananyang digunakan
dan kecermatan dalam merangkai alat ukur sesuai dengan rangkaian yang benar.
Soal 3
3.Pada percobaan rangkaian gambar 4.3 bandingkan hasil pengukuran antara VR2
dengan VR3!
Solusi
Perbandingan antar VR2 dan VR3 bisa dikatakan sama dimana :
VR2 = 3.3 V(teori) dan VR2 = 3.3(praktek)
VR3 = 3.5 V(teori) dan VR3 = 3.4(praktek)
21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Hal ini disebabkan karena kedua tahana tersebut dipasang secara paralel dan
seperti yang kita ketahui bahawa apabila suatu tahanan dipasang secara paralel maka
taegangan pada tahanan-tahanan tersebut adalah sama.
Soal 1
4.Ada 7 buah tahanan masing masing 3 x 18 Ω; 2 x 10 Ω; 2 x 1 Ωrangkailah tahana
tersebut agar diperoleh tahana 13Ω!
Solusi
18Ω
10 Ω
18 Ω
1Ω 1Ω
10 Ω
18Ω
39
RT = Ω
3
RT = 13 Ω
Soal 1
5.Tentukan nilai-nilai tahanan total pada rangkaian ini !
R1=R2=R3=R4=R5=18 Ω
R1 R2 R3
R1 R2
Solusi
Dari gambar di atas R2, R3 dan R4 paralel maka:
1 1 1 1
= + +
𝑅1.2.3 18 18 18
22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
R1.2.3 = 6Ω
Jadi : Rt = R1 + R1.2.3 +R5
Rt = 18+ 6+18
Rt = 42 Ω
23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Melalui percobaan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa tahanan yang ada pada
rangkaian paralel lebih kecil dan jumlah arus yang ada pada setiap tahanan
tersebut berbeda-beda sesuai dengan besar tahanan yang ada.
2. Pada rangkaian seri, dapat diperoleh tahanan yang lebih besar dimana arus yang
mengalir pada tiap tahanan adalah sama dan apapun tegangannya pada setiap
tahanan adalah berbeda
3. Tahanan pengganti pada rangkaian hubungan seri dimana R1+R2+R3+RN.......tidak
banyak selisih antara teori dan praktek dan begitu pun pada tahanan yang disusun
𝑅1𝑥𝑅2
paralel dengan perhitungan RP=𝑅1+𝑅2 juga tidak terlihat banyaknya selisih antara
B. Saran
Dalam melakukan praktikum, hendaknya selalu berhati-hati karena alat dan bahan
yang digunakan mudah rusak, disamping itu alat dan bahan juga sangat
membahayakan bagi kesehatan atau kehidupan. Oleh karena itu, dalam melakukan
praktikum praktikan harus selalu menggunnakan peralatan K3 dan selalu mengikuti
arahan dan petunjuk dari guru pembimbing demi tercapainya hasil praktikum yang
maksimal. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritikan yang sifatnya
membangun pada laporan kami ini agar kedepannya kami dapat membuat laporan
yang lebih baik.
24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR PUSTAKA
- Job sheet
- Buku ajar rangkaian listrik dasar
- http://id.wikihow.com/Menghitung-Hambatan-Seri-dan-Paralel
- http://www.guruipa.com/2015/11/pengertian-macam-macam-rangkaian-
liatrik-seri-pararel-dan-campuran-beserta-rumusnya.html
- http://kusumandarutp.blogspot.co.id/2014/12/rangkaian-resistor.html
25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
LAMPIRAN – LAMPIRAN
26