Anda di halaman 1dari 31

Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

LEMBAR PENILAIAN

Judul Percobaan : Hubungan Seri, Paralel dan Kombinasi Tahanan


Kelompok : 05
Tanggal Praktek : 1 Maret 2016

1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(Tanda Tangan)
1 RULLY AULIA 32115039
2 FADEL MUHAMMAD 32115040
3 MURSALIM BURHAN 32115041
4

2. Catatan:

3. Penilaian:

Skor : Laporan Diperiksa,

Ashar AR, S.T


Tgl ACC :

ii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................... i
Lembar Penilaian .................................................................................................. ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel .......................................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
Bab II Teori Dasar ............................................................................................... 2
Bab III Metode Percobaan ................................................................................... 6
A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
B. Gambar Rangkaian Percobaan ..................................................................... 7
C. Prosedur Percobaan ..................................................................................... 8
D. Analisa Perhitungan ..................................................................................... 9
Bab IV Data dan Hasil Percobaan ......................................................................... 12
A. Data Percobaan ............................................................................................ 12
Bab V Pembahasan ............................................................................................... 13
A. Perhitungan secara Teori ............................................................................. 13
B. Perbandingan Teori dan Praktek .................................................................. 21
C. Analisa Hasil Praktikum .............................................................................. 21
Bab VI Jawaban Pertanyaan.................................................................................. 23
Bab VII Kesimpulan ............................................................................................. 28
Daftar Pustaka
Lampiran

iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Rangkaian seri 2
1.2 Rangkaian paralel 3
1.3 Rangkaian kombinasi 4
1.4 Rangkaian seri pada pengukuran 5
1.5 Rangkaian paralel pada pengukuran 5
1.6 Rangkaian kombinasi pada pengukuran 6

iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Alat dan bahan yang digunakan 5
1.2 Hasil percobaan rangkaian seri 8
1.3 Hasil percobaan rangkaian paralel 8
1.4 Hasil percobaan rangkaian kombinasi 8
1.5 Perhitungan resistansi total rangkaian seri 9
1.6 Perhitungan arus rangkaian seri 10
1.7 Perhitungan tegangan rangkaian seri 10
1.8 Perhitungan resistansi total rangkaian paralel 11
1.9 Perhitungan arus rangkaian paralel 12
1.10 Perhitungan tegangan rangkaian paralel 12
1.11 Perhitungan resistansi total rangkaian kombinasi 13
1.12 Perhitungan arus rangkaian kombinasi 13
1.13 Perhitungan tegangan rangkaian kombinasi 15
1.14 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian seri 16
1.15 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian paralel 17
1.16 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian kombinasi 18

v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Asistensi


Lampiran 2 Copy Kartu Kontrol
Lampiran 3 Data Sementara

vi
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dilakukannya praktikum ini agar praktikan dapat
mengetahui dan membedakan antara hubungan rangkaian seri, hubungan
rangkaian paralel, dan hubungan rangkaian kombinasi atau gabungan
rangkaian seri dan paralel. Dan jugaa pada praktikum ini praktikan dapat
mengetahui cara menentukan resistansi dari suatu rangkain dengan benar.
Selain itu praktikan dapat mengetahui cara merangkai hubungan seri, paralel
dan kombinasi seri-paralel. praktikum ini sebagai langkah awal atau
pembelajaran sebelum terjun langsung ke masyarakat umum atau dunia kerja.

B. Tujuan
Selesai melaksanakan percobaan praktikum, diharapkan dapat:
1. Membuktikan bahwa tahanan seri (Rs) dapat dicari dengan rumus
Rs= R1+R2+R3+………+Rn
2. Membuktikan bahwa nilai tahanan parallel (Rp) dapat dicari dengan
rumus 1/Rp= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +……….+ 1/Rn
3. Menghitung nilai tahanan yang dihubungkan secara kombinasi
berdasarkan rumus Rs dan Rp.
4. Menentukan nilai tahanan pengganti pada hubung seri, parallel dan
kombinasi

1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB II
TEORI DASAR
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah tahanan
saja pada rangkaian tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan yang lain,
yang dapat dirangkaikan dalam beberapa cara antara lain :
1. Tahanan yang dihubungkan secara seri
2. Tahanan yang dihubungkan secara paralel
3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi
Jadi jelas bahwa hubungan tahanan tersebut diatas rangkaian menurut
kebutuhan.
Rangkaian seri adalah suatu rangkaian di mana di dalamnya tidak
terdapat suatu percabangan, rangkaian paralel adalah suatu rangkaian yang
yang memiliki percabangan pada kaki komponennya sedangkan rangkaian
kombinasi adalah suatu rangkaian yang memiliki gabungan antara rangkaian
seri dan rangkaian paralel
A. Hubungan seri
Gambar 2.1 memperlihatkan rangkaian 3 buah tahanan yang
menghubungkan secara seri.

V1 V2 V3

R1 R2 R3

Gambar 2.1 Rangkaian seri

Dari hukum kirchhof II didapatkan :


E = I R 1 + I R2 + I R3

2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Dari hukum Ohm bahwa E = I Rs


Sehingga persamaan diatas menjadi :
I Rs = I ( R1 + R2 + R3 )
Jadi ; Rs = R1 + R2 + R3
Dari persamaan diatas terbukti bahwa tahanan total dari rangkaian seri
adalah Jumlah dari harga masing-masing tahanan atau dalam rumus
umumnya dituliskan:
Rs = R1+ R2 + R3 + . . . + Rn (1)
B. Hubungan paralel
Gambar 2.2 adalah rangkaian 3 buah tahanan dalam hubungan paralel.

R1
R2
R3

Gambar 2.2 Rangkaian paralel

Berdasarkan hukum kirchoff maka besar arus :


I = I1 + I2 + I3
Kemudiaan berdasarkan hukum ohm dapat disubtitusikan :
E E E E
  
Rp R1 R 2 R3

1 1 1 1
Sehingga :   
Rp R1 R 2 R3
Atau dalam rumus umumnya adalah :
1 1 1 1 1
    ...+
Rp R1 R 2 R3 Rn
Khusus untuk dua tahanan yang dihubungkan paralel dapat digunakan
rumus :

3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

R1. R 2
Rp = (2)
R1  R 2
C. Hubungan kombinasi / campuran
Dalam hubungan kombinasi ( campuran seri paralel ) besarnya tahanan
pengganti dapat dicari dengan menggabungkan rumus-rumus pada
hubungan seri dan paralel ( Bergantung susunan / rangkaian ).
Sebagai salah satu contoh adalah gambar 2.3 yang merupakan rangkaian
dari 3 buah tahanan yang dihubungkan secara kombinasi seri paralel.

R2

R1
R3
Gambar 2.3 Rangkaian kombinasi
Berdasarkan rumus-rumus seri paralel, maka :
R 2 . R3
RAB = R1 (3)
R 2  R3

4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan
No. Material Jumlah / Unit Satuan
1. Power Supply 10 V 1 Buah
2. Multimeter
- Analog 1 Buah
- Digital 3
3. Tahanan Ω/ 0.5 W: 3 x 1k 1 Buah
; 2k2 ; 3k3
4. Tahanan Ω/ 5 W ; 330 1 Buah
5. Saklar 1 Buah
6. Kabel Penghubung 16 Buah
7. Papan rangkaian 1 Buah

B. Gambar Rangkaian Percobaan


1. Gambar Rangkaian Seri
R1 R2 R3
A
S

E V1 V2 V3

Gambar 3.1 Rangkaian seri pada pengukuran


2. Gambar Rangkaian Paralel
A1
S 1 A2 A3

E 1 1
V1 V2
R1R2 R2

Gambar 3.2 Rangkaian paralel pada pengukuran

5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

3. Gambar Rangkaian Kombinasi


V2
R1
A1 A2
1 1 R2
V1

E V3

A3
1 R3

Gambar 3.3 Rangkaian kombinasi pada pengukuran

C. Prosedur Percobaan

Mengecek peralatan 1 Membuat Rangkaian


yang akan di sesuai gambar untuk
gunakan pengukuran Tahanan (Ω)

2
Menghubungkan alat ukur
Membuat Rangkaian sesuai gambar Ohmmeter dengan rangkaian
3.1, gambar 3.2 dan gambar 3.3 untuk
pengukuran Arus (I) dan Tegangan (V)

Membaca hasil
pengukuran tahanan pada
Meng-ON-kan alat ukur
Power Supply

Mencatat hasil pengukuran ke


Menutup
data sementara
Saklar (S)

Membaca hasil pengukuran


Arus (I) dan Tegangan (V)

Mencatat hasil pengukuran ke


data sementara

Saklar dibuka dan Power Merapikan Mengembalikan


Supply di matikan alat peralatan

6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

D. Analisa Hasil Pengukuran

* Arus
𝑽
𝑰=𝑹 (4)

I1=I2+I3

* Tegangan :

𝑽=𝑰𝑿𝑹 (5)

* Resistansi :

𝑽
𝑹= 𝑰
(6)

RS=R1+R2+R3+......+RN

𝟏 𝟏
=
𝑹𝑷 𝑹𝟏+𝑹𝟐+𝑹𝟑+⋯+𝑹𝑵

*Persentase Error :

𝑻−𝑴
Error (%) = x 100 % (7)
𝑻

Ket :

T = Theory / Perhitungan

M = Measurement / Pengukuran

7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
A. Data Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan rangkaian seri

Resistansi (Ω) Resistansi Jatuh Tegangan (V)


Arus
No Kode Total (Ω) VRx VTOT
Pengukuran (mA)
Warna
R1 = 1 K 999 3.29
1. R2 = 1 K 999 2990 3.28 9.92 3.1
R3 = 1 K 1000 3.32
R1 = 1 K 1003 1.43
2. R2 = 2K2 2160 6430 3.12 9.30 1.4
R3 = 3K3 3240 4.71

Tabel 4.2 Hasil Percobaan rangkaian paralel

Resistansi Resistansi Arus Jatuh


No (Ω) Total (mA) Tegangan (V)
Kode Warna Pengukuran (Ω) A1 A2 A3 V1 V2
R1 = 1 K 1007 490 17.96 8.94 9.05 9.29 9.30
1.
R2 = 1 K 1006
R1 = 2K2 2170 670 13.28 4.19 9.10 9.31 9.30
2.
R2 = 1 K 1007
R1 = 3K3 3250 300 29.7 2.8 26.9 9.28 9.25
3.
R2 = 330 342

Tabel 4.3 Hasil Percobaan rangkaian kombinasi

Resistansi Resistansi Arus Jatuh Tegangan


No (Ω) Total (mA) (V)
Kode Warna Pengukuran (Ω) A1 A2 A3 V1 V2 V3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1007 1531 4.71 2.51 2.09 6.67 3.33 3.34
R3 = 1 K 1008
R1 = 1 K 999
2. R2 = 2K2 2160 2290 3.71 2.63 2.52 4.34 5.66 5.66
R3 = 3K3 3240

8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB V
PEMBAHASAN
A. Perhitungan secara Teori
a) Perhitungan rangkaian seri
 Resistansi total
Percobaan 1 :
Untuk percobaan 1
Rtot = R1+R2+R3
= 1K Ω+1K Ω+1K Ω
= 3K Ω = 3000 Ω
Percobaan 2 : untung menghitung resistansi total menggunakan rumus yang sama dengan
rumus di atas, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Perhitungan resistansi total rangkaian seri

Resistansi (Ω) Resistansi


No Kode Nilai Total (Ω)
Warna resistansi
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 3000
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 6500
R3 = 3K3 3300

 Pengukuran arus
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V
𝑽
𝑰 = 𝑹𝒕𝒐𝒕
𝟏𝟎
𝑰 = 𝟑𝟎𝟎𝟎

𝑰 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟑𝟑 𝑨
𝑰 = 𝟑. 𝟑 𝒎𝑨
Percobaan 2 : menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas
sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.2 Perhitungan arus rangkaian seri

Resistansi (Ω)
No Nilai Arus (mA)
Kode Warna
resistansi
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 3..3
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 1.53
R3 = 3K3 3300

 Tegangan
Percobaan 1 :
- Masing-masing resistor
Untuk R1=1K Ω = 1000 Ω
V= 𝑰 𝒙 𝑹
V= 𝟎. 𝟎𝟎𝟑𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V= 𝟑. 𝟑 𝑽
- Tegangan total
Vtot = Itot x Rtot
Vtot = 0.0033 A x 3000 Ω
Vto t = 9.9 V

Percobaan 2 : menghitung tegangan masing-masing atau tegangan total pada


resistor menggunakan rumus yang sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.3 Perhitungan tegangan rangkaian seri

Resistansi (Ω) Jatuh Tegangan (V)


No Nilai VRx VTOT
Kode Warna
resistansi
R1 = 1 K 1000 3.3
1. R2 = 1 K 1000 3.3 9.9
R3 = 1 K 1000 3.3
R1 = 1 K 1000 3.3
2. R2 = 2K2 2200 3.38 9.94
R3 = 3K3 3300 5

10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

b) Perhitungan rangkaian paralel

 Resistansi total
Percobaan 1 :
Rtot = R1//R2
= 1K Ω//1K Ω
= 0.5K Ω = 500 Ω
Pecobaan 2 dan 3 : untuk menghitung resistansi total digunakan rumus
yang sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya dapat di lihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 5.4 Perhitungan resistansi total rangkaian paralel

Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000 500
1.
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200 687.5
2.
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300 300
3.
R2 = 330 330

 Pengukuran arus
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
𝑽
𝑰𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕

𝟏𝟎
𝑰𝟏 = 𝟓𝟎𝟎

𝑰𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟐 𝑨 = 20 mA

Pecobaan 2 dan 3 : untuk menghitung resistansi total digunakan rumus


yang sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya dapat di lihat pada
tabel di bawah ini :

11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.5 Perhitungan arus rangkaian paralel

Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000 20 8.94 9.05
1.
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200 14 4.19 9.10
2.
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300 33 2.8 26.9
3.
R2 = 330 330

 Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1=1K Ω = 1000 Ω
V𝟏 = 𝑰𝟏 𝒙 𝑹𝒕𝒐𝒕
V𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟐 𝒙 𝟓𝟎𝟎
V𝟏 = 𝟏𝟎 𝑽
Karena alat ukur volmeter dirangkai paralel dengan beban maka semua
tegangan sama dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 5.6 Perhitungan tegangan rangkaian paralel

Resistansi Jatuh
No (Ω) Tegangan (V)
Kode Warna Perhitungan V1 V2
R1 = 1 K 1000 10 10
1.
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200 10 10
2.
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300 10 10
3.
R2 = 330 330

c) Perhitungan rangkaian kombinasi

 Resistansi total
Percobaan 1 :
Rtot = R1+(R2//R3)
Rtot = 1K Ω+(1K Ω//1K Ω)

12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Rtot = 1.5K Ω = 1500 Ω


Percobaan 2 : untuk menghitung resisstansi total maka digunakan rumus yang sama
dengan rumus diatas sehingga hasilnya dapat di lihat pada tabel :

Tabel 5.7 Perhitungan resistansi total rangkaian kombinasi

Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 1500
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 2320
R3 = 3K3 3300

 Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
𝑽
𝑰𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕

𝟏𝟎
𝑰𝟏 = 𝟏𝟓𝟎𝟎

𝑰𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕𝑨

Percobaan 2 : untung menghitung arus pada percobaan 2 digunakan rumus


di atas, maka hasil yang didapatkan dapat di lihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Perhitungan arus rangkaian kombinasi

Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6.7 10 10
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2220 4.3 10 4.5
R3 = 3K3 3300

13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

 Tegangan
Untuk percobaan 1
V𝟏 = 𝑰 𝒙 𝑹1
V𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟏 = 𝟔. 𝟕 𝑽
V𝟐 = 𝑰 𝒙 𝑹2
V𝟐 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟐 = 𝟔. 𝟕 𝑽
V𝟑 = 𝑰 𝒙 𝑹3
V𝟑 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
Untuk percobaan 2
V𝟏 = 𝑰 𝒙 𝑹1
V𝟏 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟏 = 𝟔. 𝟕 𝑽
𝑹𝟐
V𝟐 = 𝑰
𝑹𝟐+𝑹𝟑
𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟐 = 𝟏𝟎
𝟏𝟎𝟎𝟎+𝟏𝟎𝟎𝟎

V𝟐 = 𝟓 𝑽
𝑹𝟑
V𝟑 = 𝑰
𝑹𝟑+𝑹𝟐
𝟏𝟎𝟎𝟎
V𝟑 = 𝟏𝟎
𝟏𝟎𝟎𝟎+𝟏𝟎𝟎𝟎

V𝟑 = 𝟓 𝑽
V𝟑 = 𝟓 𝑽

Karena alat ukur v1 dan v2 dirangkai paralel dengan beban maka tegangan v1
sama dengan tegangan v2 dapat dilihat pada tabel 5.9.

Percobaan 2 : untuk menghitung V1,V2 dan V3 pada percobaan 2 digunakan


rumus yang sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya dapat di lihat
pada tabel di bawah ini :

14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.9 Perhitungan tegangan rangkaian kombinasi

Resistansi Jatuh Tegangan


No (Ω) (V)
Kode Warna Perhitungan V1 V2 V3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6.7 5 5
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4.2 5 2.25
R3 = 3K3 3300

B. Perbandingan Teori dan Praktek

1. Rangkaian seri

 Persentase error
Percobaan 1 :
Resistansi total
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
𝑻−𝑴
Error (%) = 𝑻
x 100 %
𝟑𝟎𝟎𝟎− 𝟐𝟗𝟗𝟎
Error (%)= x 100 %
𝟑𝟎𝟎𝟎

Error (%) = 𝟎. 𝟏 %

Untuk mencari persentase error (%) masing-masing resistor, tegangan, dan arus
digunakan rumus yang sama dengan rumus diatas sehingga hasilnya dapat di
lihat pada tabel dibawah ini :

15
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.10 Perbandingan teori dan praktek rangkaian seri

Resistansi (Ω) Resistansi total Arus (mA)


NO (Ω)
Kode Error Error Error
Praktek Teori Praktek Teori
Warna (%) Praktek (%) (%)
R1 = 1 K 999 1000 0.1
1. R2 = 1 K 999 1000 0.1 2990 0.1 3.1 3..3 6
R3 = 1 K 1000 1000 0
R1 = 1 K 1003 1000 -0.3
2. R1 = 2K2 2160 2200 1.8 6430 1.07 1.4 1.53 8.5
R1 = 3K3 3240 3300 1.8

Tabel 5.11 Perbandingan teori dan praktek rangkaian seri

Jatuh Tegangan (V)


VRx VTOT
No
Praktek Teori Error (%) Praktek Teori Error (%)

3.29 3.3 3.29


1. 3.28 3.3 3.28 9.92 9.9 1
3.32 3.3 3.32
1.43 3.3 1.43
2. 3.12 3.38 3.12 9.30 9.94 0.6
4.71 5 4.71

2. Rangkaian paralel
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian paralel digunakan
rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri sehingga
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

16
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.12 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian paralel

Resistansi Resistansi Total Jatuh Tegangan (V)


(Ω) (Ω) V1 V2
No
Kode
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
Warna
R1 = 1 K 1007 1000 -0.7
1. 490 500 2 9.29 10 7.1 9.30 10 7
R2 = 1 K 1006 1000 -0.6
R1 = 2K2 2170 2200 1.36
2. 670 687 2.54 9.31 10 6.9 9.30 10 7
R2 = 1 K 1007 1000 -0.7
R1 = 3K3 3250 3300 1.51
3. 300 300 0 9.28 10 7.2 9.25 10 7.5
R2 = 330 342 330 -3.6

Tabel 5.13 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian paralel


Arus
(mA)
A1 A2 A3
No
Error
Error Error
Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
(%) (%) (%)
17.96 20 5.56 8.94 8.94 3,22 9.05 9.05 2.41
1.
13.28 14 5.14 4.19 4.19 3.57 9.10 9.10 2.67
2.
29.7 33 5.32 2.8 2.8 3.15 26.9 26.9 2.33
3.

3. Rangkaian kombinasi
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian kombinasi
digunakan rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri
dan rangkaian paralel sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

17
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.14 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian kombinasi

Arus
Resistansi Total (mA)
Kode (Ω)
No A1 A2 A3
Warna
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
R1 = 1 K

1. R2 = 1 K 1531 1500 2.06 4.71 6.7 29.7 2.51 2.51 74.9 2.09 2.09 79.1
R3 = 1 K
R1 = 1 K

2. R2 = 2K2
2290 2320 1.29 3.71 4.3 13.7 2.63 2.63 73.7 2.52 2.52 44
R3 = 3K3

Tabel 5.15 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian kombinasi

Jatuh Tegangan
(V)
No Resistansi (Ω)
V1 V2 V3
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
1000 1000

1. 1007 1000 6.67 6.7 0.45 3.33 3.3 30 3.34 79.1 33


1008 1000
999 1000
- -
2. 2160 2200 4.34 4.2 -3.3 5.66 5.6 13.2 5.66 44 17.7
3240 3300

C. Analisa Hasil Praktikum

1. Percobaan I
 Hasil yang diperoleh dari Percobaan I, rangkain hubungan seri nilai
diperoleh secara teori dengan membaca nilai atau kode angka yang
tertera di resistor batu dapat juga dilihat dari warna pada batang
resistor keramik, cara menentuan nilai resistor secara teori memiliki

18
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

cara yang sama untuk menentukan nilai resistor pada Percobaan I, II


dan III.
 Dan dapat diperoleh hasil pengukuran resistansi total secara teori dan
praktek dapat dilihat pada tabel 5.1.
 Dalam percobaan ini pengukuran resistansi terdapat perbedaan dalam
hasil antara teori dan praktek.
 Hal ini di sebabkan karena setiap resistansi memiliki nilai kesalahan
yang berbeda dan sangat mempengaruhi pengukuran pada alat ukur,
contohnya pada resistor keramik nilai kesalahannya ±5% dimana
presentase error terbesarnya adalah 1.07 % seperti pada rangkaian
kedua.
 Adapun hasil pengukuran arus secara teori dapat dilihat pada tabel
5.2.
 Dimana hasil dari teori dan praktek tidak beda jauh dari presentasi
errornya.
 Sedangkan hasil pengukuran jatuh tegangan secara teori dan praktek
tidak berbedah jauh dari hasil pengukuran yang dilakukan.
 Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil teori dan praktek,
namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari teori tersebut.
 Teorinya yaitu Tahanan Luar dari rangkaian seri tersebut lebih besar
dari tahanan dalamnya, sehingga resistor dialiri arus yang sama.

2. Percobaan II
 Hasil yang diperoleh dari Percobaan II, rangkain hubungan paralel
hasil nilai pengukuran resistansi total memiliki perbedaan antara hasil
dan praktek, namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari
teori tersebut.
 Teorinya yaitu besar resistansi terkecil lebih besar dari resistansi total.

19
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

 Dan adapun hasil pengukuran arus secara teori dapat dilihat pada tabel
5.4.
 Dimana hasil dari teori dan praktek tidak beda jauh dari presentasi
errornya. Bahkan ketepatan pengukuran pada A2 dan A3 presentase
errornya 0 %.
 Sedangkan hasil pengukuran jatuh tegangan yang didapatkan secara
teori dan praktek terjadi perbedaan terutama pada V2 .
 Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil teori dan praktek,
namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari teori tersebut.
 Teorinya yaitu tahanan luar rangkaian paralel lebih kecil dari tahanan
dalamnya, sehingga besar resistor mempengaruhi arus yang mengalir
pada sebuah resistor. Jadi arus yg mengalir tidak sama , besar
resistorlah yang mempengaruhinya.

3. Percobaan III
 Hasil yang diperoleh dari percobaan III yaitu rangkaian hubungan
kombinasi dari pengukuran resistansi total terdapat perbedaan antara
teori dan praktek seperti tabel 5.6.
 Dan adapun hasil pengukuran arus secara teori dapat dilihat pada tabel
5.8.
 Dimana hasil dari teori dan praktek tidak beda jauh dari presentasi
errornya. Bahkan ketepatan pengukuran pada A2 dan A3 presentase
errornya 0 %.
 Begitu pula pengukuran dari jatuh tegangan terdapat perbedaan antara
teori dan praktek. Dan bahkan ketepatan pengukuran pada V2 dan V3
presentase errornya 0 %.

20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN

Soal 1
1.Dari hasil percobaan saudara, tunjukan bahwa hubungan seri suatu tahanan
merupakan penjumlahan dari tahanan!
Solusi
Dari hasil percobaan, dapat dibuktikan bahwa tahanan yang dihubungkan secara
seri, tahana totalnya merupakan jumlah dari tahana-tahanan itu sendiri. Dapat
dibuktikan pada percobaan, dimana tiga buah tahanan 1KΩ yang dihubungkan secara
seri maka alat ukura yang digunakan menunjukan angka 3KΩ. Hal ini sesuai dengan
hukum kirchof II yaitu E= I.R1+I.R2+I.R3
Dari rumuss tersebut dapat diketahui bahawa pada rangkaian seri, arus yang
mengalir disetiap bagian adalah sama.
Soal 2
2. Sesuai dengan percobaan rangkaian 4.2 yang telah saudara lakukan dengan teori?
Jelaskan!
Solusi
Dari hasil percobaan terdapat selisih antara hasil penunjukan alat ukur denga teori
yang ada. Tetapi selisih yang ditunjukan tidak terlalu besar, hal ini didukung oleh
berbagai oleh berbagai faktor seperti ketelitian dari alat ukur, kecermatan dalam
pembacaan alat ukur serta kecilnya toleransi dari tahanan-tahananyang digunakan
dan kecermatan dalam merangkai alat ukur sesuai dengan rangkaian yang benar.
Soal 3
3.Pada percobaan rangkaian gambar 4.3 bandingkan hasil pengukuran antara VR2
dengan VR3!
Solusi
Perbandingan antar VR2 dan VR3 bisa dikatakan sama dimana :
VR2 = 3.3 V(teori) dan VR2 = 3.3(praktek)
VR3 = 3.5 V(teori) dan VR3 = 3.4(praktek)

21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Hal ini disebabkan karena kedua tahana tersebut dipasang secara paralel dan
seperti yang kita ketahui bahawa apabila suatu tahanan dipasang secara paralel maka
taegangan pada tahanan-tahanan tersebut adalah sama.
Soal 1
4.Ada 7 buah tahanan masing masing 3 x 18 Ω; 2 x 10 Ω; 2 x 1 Ωrangkailah tahana
tersebut agar diperoleh tahana 13Ω!
Solusi
18Ω

10 Ω
18 Ω
1Ω 1Ω
10 Ω
18Ω

Sehingga R totalnya adalah


1 1
RT = 1 Ω +1 Ω + 18 Ω+18 Ω+18 Ω + 10 Ω +10 Ω

39
RT = Ω
3

RT = 13 Ω

Soal 1
5.Tentukan nilai-nilai tahanan total pada rangkaian ini !
R1=R2=R3=R4=R5=18 Ω

R1 R2 R3

R1 R2

Solusi
Dari gambar di atas R2, R3 dan R4 paralel maka:
1 1 1 1
= + +
𝑅1.2.3 18 18 18

22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

R1.2.3 = 6Ω
Jadi : Rt = R1 + R1.2.3 +R5

Rt = 18+ 6+18

Rt = 42 Ω

23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Melalui percobaan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa tahanan yang ada pada
rangkaian paralel lebih kecil dan jumlah arus yang ada pada setiap tahanan
tersebut berbeda-beda sesuai dengan besar tahanan yang ada.
2. Pada rangkaian seri, dapat diperoleh tahanan yang lebih besar dimana arus yang
mengalir pada tiap tahanan adalah sama dan apapun tegangannya pada setiap
tahanan adalah berbeda
3. Tahanan pengganti pada rangkaian hubungan seri dimana R1+R2+R3+RN.......tidak
banyak selisih antara teori dan praktek dan begitu pun pada tahanan yang disusun
𝑅1𝑥𝑅2
paralel dengan perhitungan RP=𝑅1+𝑅2 juga tidak terlihat banyaknya selisih antara

teori dan praktek.


4. Tahanan pengganti pada rangkaian kombinasi merupakan gabungan atau
penjumlahan tahanan pengganti rangkaian seri dan tahanan pengganti rangkaian
paralel.

B. Saran
Dalam melakukan praktikum, hendaknya selalu berhati-hati karena alat dan bahan
yang digunakan mudah rusak, disamping itu alat dan bahan juga sangat
membahayakan bagi kesehatan atau kehidupan. Oleh karena itu, dalam melakukan
praktikum praktikan harus selalu menggunnakan peralatan K3 dan selalu mengikuti
arahan dan petunjuk dari guru pembimbing demi tercapainya hasil praktikum yang
maksimal. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritikan yang sifatnya
membangun pada laporan kami ini agar kedepannya kami dapat membuat laporan
yang lebih baik.

24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR PUSTAKA

- Job sheet
- Buku ajar rangkaian listrik dasar
- http://id.wikihow.com/Menghitung-Hambatan-Seri-dan-Paralel
- http://www.guruipa.com/2015/11/pengertian-macam-macam-rangkaian-
liatrik-seri-pararel-dan-campuran-beserta-rumusnya.html
- http://kusumandarutp.blogspot.co.id/2014/12/rangkaian-resistor.html

25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

LAMPIRAN – LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai