Anda di halaman 1dari 30

79LABORATORIUM PENGUKURAN LISTRIK DASAR

SEMESTER GENAP 2019/2020


HUB. SERI, PARALEL DAN KOMBINASI SUATU TAHANAN

Di Buat Oleh :

EDWIN JORDHAN ANSUA


KELOMPOK 6
321 19 059
1C

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................... i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

Daftar Gambar.......................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Tujuan.........................................................................................................1
Bab II Teori Dasar...............................................................................................2

Bab III Metode Percobaan....................................................................................5

3.1 Alat dan Bahan............................................................................................5


3.2 Langkah Kerja.............................................................................................5
Bab IV Data dan Hasil Percobaan.........................................................................8

Bab V Pembahasan................................................................................................9

5.1 Perbandingan Teori dan Praktek.................................................................18


5.2 Analisis Hasil Praktikum............................................................................21
Bab VI Kesimpulan dan Saran..............................................................................23

Daftar Pustaka.......................................................................................................25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangkaian Hubungan Seri ................................................................2

Gambar 2. Rangkaian Hubungan Paralel............................................................3

Gambar 3. Rangkaian Hubungan Kombinasi......................................................4

Gambar 4. Rangkaian Hubungan Seri.................................................................5

Gambar 5. Rangkaian Hubungan Paralel............................................................6

Gambar 6. Rangkaian Hubugan Kombinasi........................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam listrik sendiri terdapat beberapa hal yang mempengaruhi listrik
itu sendiri, salah satunya adalah hambatan listrik.
Hambatan listik merupakan suatu hambatan pada rangkaian yang nantinya dapat
menghambat arus listrik yang mengalir. Semakin besar hambatan yang mengalir pada suatu
rangkaian, maka arus yang mengalir pada rangkaian pun juga makin kecil. Rangkaian listrik
merupakan suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya yang memiliki
fungsi tertentu. Berdasarkan sususan hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian listrik
tersusun dengan tiga cara, yaitu : rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran.
Mengingat pentingnya dalam melakukan pengukuran terhadap rangkaian seri paralel dan
rangkaian kombinasi.

1.2 TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum, praktikan diharapkan dapat :
 Membuktikan bahwa tahanan seri (Rs) dapat dicari dengan rumus
Rs = R1 + R2 + R3 + ……… + Rn
 Membuktikan bahwa nilai tahanan parallel (Rp) dapat dicari dengan rumus
1 1 1 1 +1
= + + + ¿ ………
Rp R 1 R 2 R 3 Rn
 Menghitung nilai tahanan yang dihubungkan secara kombinasi berdasarkan rumus Rs
dan Rp.
 Menentukan nilai tahanan pengganti pada hubung seri, parallel dan kombinasi.

1
BAB II
TEORI DASAR

Rangkaian listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron dapat
mengalir dari sumber voltase atau arus listrik. Proses perpindahan elektron inilah yang kita
kenal sebagai listrik.
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah tahanan saja pada
rangkaian, tetapi dihubungkan dengan tahanan yang lain, yang dapat dirangkaikan dalam
beberapa cara antara lain :

1. Tahanan yang dihubungkan secara seri

2. Tahanan yang dihubungkan secara paralel

3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi

Jadi jelas bahwa hubungan tahanan tersebut diatas rangkaian menurut kebutuhan.

Rangkaian seri adalah suatu rangkaian di mana di dalamnya tidak terdapat suatu
percabangan, Rangkaian paralel adalah suatu rangkaian yang yang memiliki percabangan
pada kaki komponennya sedangkan Rangkaian kombinasi adalah suatu rangkaian yang
memiliki gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.

2.1 Hubungan Seri


Rangkaian 3 buah tahanan yang menghubungkan secara seri.

V1 V2 V3

R1 R2 R3

2
Dari Hukum I Kirchoff didapatkan :

E = I.R1 + I.R2 + I.R3 \

Dari hukum Ohm bahwa E = I.Rs

Sehingga persamaan diatas menjadi :

I.Rs = I ( R1 + R2 + R3 )

Jadi, Rs = R1 + R2 + R3

Dari persamaan diatas terbukti bahwa tahanan total dari rangkaian seri adalah
Jumlah dari harga masing-masing tahanan atau dalam rumus umumnya dituliskan:

Rs = R1+ R2 + R3 + . . . + Rn

2.2 Hubungan paralel


Rangkaian 3 buah tahanan dalam hubungan paralel.

R1

R2

R3

Berdasarkan Hukum kirchoff maka besar arus :

I = I 1 + I2 + I 3

Kemudiaan berdasarkan hukum Ohm dapat disubtitusikan :

3
E
= E + E + E
Rp R1 R 2 R3

Sehingga :

1
= 1 + 1 + 1
Rp R1 R2 R3

Atau dalam rumus umumnya adalah :

1
= 1+ 1+ 1+ 1
Rp R 1 R2 R3 . . . + Rn

Khusus untuk dua tahanan yang dihubungkan paralel dapat digunakan rumus :

R1 . R2
Rp = R1 + R2

2.3 Hubungan Kombinasi / Campuran


Dalam hubungan kombinasi (campuran seri-paralel) besarnya tahanan pengganti
dapat dicari dengan menggabungkan rumus-rumus pada hubungan seri dan paralel
(bergantung susunan / rangkaian). Sebagai salah satu contoh adalah gambar di bawah
yang merupakan rangkaian dari 3 buah tahanan yang dihubungkan secara kombinasi seri
paralel.

R2

R1

R3

Berdasarkan rumus-rumus seri paralel, maka :

4
R2 . R3
R1 +
RAB = R 2+R3

5
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

1. Sumber tegangan DC : 10 Volt


2. Amperemeter DC
3. Voltmeter DC
4. Tahanan (Ω)/0.5 W ; 3 x 1k ; 2kk2 ; 3k3
5. Tahanan (Ω)/0,5 W :330
6. Saklar
7. Kabel penghubung

3.2 LANGKAH KERJA

3.2.1 Hubungan Seri

Prosedur Percobaan :
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Rangkai Hubungan Seri sesuai pada gambar di papan percobaan (Bread Board).
c. Mengatur tegangan pada Power Supply 10 Volt
d. Nyalakan Power Supply
e. Sambungkan Saklar
f. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil percobaan
g. Melakukan hal yang sama pada tahanan yang berbeda.

3.2.2 Rangkaian Paralel

Prosedur Percobaan :

6
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Rangkailah Hubungan Paralel sesuai pada gambar di papan percobaan (Bread Board).
c. Mengatur tegangan pada Power Supply 10 Volt
d. Nyalakan Power Supply
e. Sambungkan Saklar
f. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil percobaan
g. Melakukan hal yang sama pada tahanan yang berbeda.

3.2.3 Rangkaian Kombinasi


Prosedur Percobaan :
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Rangkailah Hubungan Kombinasi sesuai pada gambar di papan percobaan (Bread
Board).
c. Mengatur tegangan pada Power Supply 10 Volt
d. Nyalakan Power Supply
e. Sambungkan Saklar
f. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil percobaan
g. Melakukan hal yang sama pada tahanan yang berbeda.

7
BAB IV

DATA DAN HASIL PERCOBAAN

4.1 DATA PERCOBAAN

Tabel Hasil Percobaan Hubungan Rangkaian Seri


R (Ω) Tegangan (V) Tahanan Total (Ω)
R (Ω) Arus I
No Menurut
Diukur VR VTOT (mA) Diukur Dihitung
Kode

R1 = 1K 991 3,33
R2 = 1K 991 3,33 9,9 3,5 2974 3000
1.
R3 = 1K 991 3,33
R1 = 1K 991 1,5
R2 = 2,2K 2191 3,3 9,99 1,55 6470 6500
2.
R3 = 3,3K 3293 5,08

A. Perhitungan secara Teori


a) Perhitungan rangkaian seri
 Resistansi total
Percobaan 1 :
Rtot = R1+R2+R3
= 1K Ω+1K Ω+1K Ω
= 3K Ω = 3000 Ω

Percobaan 2 :

Untuk menghitung resistansi total menggunakan rumus yang sama dengan rumus di atas,
maka hasilnya :

8
No Resistansi (Ω) Resistansi
Nilai Total (Ω)
Kode
Resistansi
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 3000
R3 = 1 K 1000
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 6500
R3 = 3K3 3300

 Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V

V
I=
Rtot

10
I=
3000

I =0.0033 A
I =3.3 mA

Percobaan 2 :

Menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya :

No Resistansi (Ω) Arus (mA)


Kode Nilai

9
resistansi
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 3.3
R3 = 1 K 1000
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 1.53
R3 = 3K3 3300

 Tegangan
Percobaan 1 :
- Masing-masing resistor
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
V¿ I x R
V¿ 0.0033 x 1000
V¿ 3.3 V

- Tegangan total
Vtot = Itot x Rtot
Vtot = 0.0033 A x 3000 Ω
Vto t = 9.9 V

Percobaan 2 :

Menghitung tegangan masing-masing atau tegangan total pada resistor menggunakan


rumus yang sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya :

Resistansi (Ω) Jatuh Tegangan (V)


No Nilai
Kode VRx VTOT
resistansi
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 3,3 9,9
R3 = 1 K 1000
2. R1 = 1 K 1000 1,5 9.75
R2 = 2K2 2200 3,3

10
R3 = 3K3 3300 4,95

Tabel Hasil Percobaan Hubungan Rangkaian Paralel


R Teganga
R (Ω) Arus (mA) Tahanan Total (Ω)
(Ω) n VR (V)
No Menuru
Diu Diukur Dihitung
t Kode I1 I2 I3 V1 V2
kur (Praktik) (Teori)

R1=1k 991
20,17 10,10 10,10 10 10 495 500
1.
R2 = 1K 991

R1=2,2K 2191
14,67 4,57 10,11 10 10 681 687,5
2.
R2 = 1K 991

R1=3,3K 3293
3. 32,81 3,04 29,41 10 10 303,6 300
R1 = 330 335

 Resistansi total
Percobaan 1 :
R1×R2
Rtot =
R 1+ R 2
1 K ×1 K
=
1 K +1 K
= 500 Ω

Percobaan 2 :

Untuk menghitung resistansi total menggunakan rumus yang sama dengan rumus di atas,
maka hasilnya :

No Resistansi (Ω) Resistansi


Kode Nilai Total (Ω)

11
Resistansi

R1 = 1 K 1000
1. 500
R2 = 1 K 1000

R1 = 2,2K 2200
2. 687,5
R2 = 1K 1000

R1 = 3,3K 3300
3. 300
R2 = 330 330

 Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V

V
Itot =
Rtot

10
Itot =
500

Itot =0,02 A
Itot =20 mA
Itot =I 1

V V
I 2= I 3=
R1 R2

10 10
I 2= I 3=
1000 1000

I 2=0,01 A I 3=0,01 A
I 2=10 mA I 3=10 mA

Percobaan 2 :

12
Menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya :

No Resistansi Arus (mA)


(Ω)
Kode Perhitungan I1 I2 I3
1. R1 = 1 K 1000
20 10 10
R2 = 1 K 1000
2. R1 = 2K2 2200
14,5 4,53 9,97
R2 = 1 K 1000
3. R1 = 3K3 3300
33,3 3,03 30,3
R2 = 330 330

 Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
V1=I 1 x Rtot
V1=0.02 x 500
V1=10 V

Karena alat ukur volmeter dirangkai paralel dengan beban maka semua tegangan sama :

No Resistansi Jatuh
(Ω) Tegangan (V)
Kode Perhitungan V1 V2
1. R1 = 1 K 1000 10 10
R2 = 1 K 1000
2. R1 = 2K2 2200 10 10
R2 = 1 K 1000
3. R1 = 3K3 3300 10 10
R2 = 330 330

13
Tabel Hasil Percobaan Hubungan Rangkaian Kombinasi
R (Ω) R (Ω) Tegangan VR (V) Arus Tahanan Total (Ω)
No Menurut Diuku I
V1 V2 V3 Diukur Dihitung
Kode r (mA)

R1 = 1K 991 6,72
R2 = 1K 991 6,67 3,33 3,33 3,35 1488 1500
1.
R3 = 1K 991 3,35
R1 = 1K 991 4,33
R2 = 2,2K 2191 4,30 5,70 5,70 2,60 2307 2320
2.
R3 = 3,3K 3293 1,73

 Resistansi total
Percobaan 1 :
R2×R3
Rtot = R 1+
R 2+ R 3
1 K ×1 K
Rtot = 1K+ = 1500 Ω
1 K +1 K
Percobaan 2 :
Untuk menghitung resistansi total maka digunakan rumus yang sama dengan rumus diatas
sehingga hasilnya :

No Resistansi Resistansi
(Ω) Total
Kode Perhitungan (Ω)
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 1500
R3 = 1 K 1000

14
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 2320
R3 = 3K3 3300

 Pengukuran Arus
Percobaan 1 :

Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω

V = 10 V

V
I tot =
Rtot

10
Itot =
1500

Itot =0,0067 A=6,7 mA = I1

R2= 1K Ω = 1000 Ω

V = 10 V

V
I 2=
R2

10
I 2=
2200

I 2=0,0045 A=4,5 mA

Percobaan 2 :

Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω

15
V = 10 V

V
I tot =
Rtot

10
Itot =
2320

Itot =0,0043 A=4,3 mA = I1

R2 = 2,2K Ω = 2200 Ω
V = 10 V

V
I 2=
R2

10
I 2=
2200

I 2=4,54 mA

R3 = 3,3K Ω = 3300 Ω
V = 10 V

V
I 3=
R3

10
I 3=
3300

I 3=3,03 mA

Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
1. R1 = 1 K 1000 6,7 4,5 4,5
R2 = 1 K 1000

16
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4,3 4,54 3,03
R3 = 3K3 3300

 Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1 = 1K Ω
V 1 = I1 × R 1
V1 ¿ 0.0067 x 1000
V1 ¿ 6.7 V

R2 = 1K Ω

V 2 = I2 × R 2

V2 = 0,0045 × 1000

V2 ¿ 10 V

R3 = 1K Ω

V 3 = I3 × R 3

V3 = 0,0045 × 1000

V3 ¿ 10 V

Percobaan 2 :
Untuk R = 1K Ω

V 1 = I1 × R 1

V1 = 0,0043 × 1000

V1 ¿ 4,3 V

Untuk R = 2,2K Ω

17
V 2 = I2 × R 2

V2 = 0,00454 × 2200

V2 ¿ 10 V

Untuk R = 3,3K Ω

V 3 = I3 × R 3

V3 = 0,00303 × 3300

V3 ¿ 10 V

Resistansi Jatuh Tegangan


No (Ω) (V)
Kode Warna Perhitungan V1 V2 V3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6,7 10 10
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4,3 10 10
R3 = 3K3 3300

18
19
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 PERBANDANGAN TEORI DAN PRAKTIK

1. Rangkaian Seri
 Persentase error
Percobaan 1 :
Resistansi total
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
T −M
Error (%) = x 100 %
T
3000−2974
Error (%)= x 100 %
3000
Error (%) =0,86 %

Resistansi (Ω) Resistansi total


Arus (mA)
NO (Ω)
Error Error Error
Kode Praktek Teori Praktek Praktek Teori
(%) (%) (%)
R1 = 1 K 994 1000 0,6
1. R2 = 1 K 994 1000 0,6
2974 0,86 3,5 3,3 -6
R3 = 1 K 994 1000 0,6
R1 = 1 K 994 1000 0,6
2. R1 = 2K2 2188 2200 0,5
6470 0,46 1,55 1,53 1,96
R1 = 3K3 3296 3300 0,12

20
Untuk mencari persentase error (%) masing-masing resistor, tegangan, dan arus digunakan
rumus yang sama dengan rumus diatas sehingga hasilnya dapat di lihat pada tabel dibawah
ini :

Jatuh Tegangan (V)


2. Rangkaian Paralel
No VRx VTOT

Praktek Teori Error (%) Praktek Teori Error (%)

3,3 0
1. 3,3 3,3 0 9,9 9,9 0
3,3 0
1,53 1,5 -2
2. 3,38 3,3 -2,42 9,92 9,75 -1,74
5,08 4,95 -2,62
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian paralel digunakan rumus yang
sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri sehingga hasilnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

No Resistansi Resistansi Total Jatuh Tegangan (V)


(Ω) (Ω) V1 V2
Kode P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
1. R1 = 1 K 991 1000 0,9
R2 = 1 K 991 1000 0,9 495 500 1 10 10 0 10 10 0

2. R1 = 2K2 2191 2200 0,4


R2 = 1 K 991 1000 0,9 681 687, 0,94 10 10 0 10 10 0
5 5
3. R1 = 3K3 3293 3300 0,21
R2 = 330 335 330 -1,5 303, 300 -1,2 10 10 0 10 10 0
6

No Arus

21
(mA)
A1 A2 A3
Praktek Teori Error Praktek Teori Error Praktek Teori Error
(%) (%) (%)
1. 20,17 20 -0,85 10,10 10 -1 10,10 10 -1

2. 14,67 14,5 -1,17 4,57 4,53 -0,88 10,11 9,97 -1,4

3. 32,81 33,3 1,47 3,04 3,03 -0,33 29,41 30,3 2,93

3. Rangkaian Kombinasi
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian kombinasi digunakan rumus
yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri dan rangkaian paralel sehingga
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No Kode Resistansi Total Arus


(Ω) (mA)
A1 A2 A3

P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)

1. R1 = 1 K 1488 1500 0,8 6,72 10 32,8 3,35 10 66,5 3,35 10 66,5


R2 = 1 K
R3 = 1 K
2. R1 = 1 K 2307 2320 0,56 4,33 10 56,7 2,60 4,54 42,7 1,73 3,03 42,9
R2 = 2K2 3 0
R3 = 3K3

No Jatuh Tegangan
Resistansi (Ω) (V)
V1 V2 V3

22
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
1. 991 1000 0,9 6,67 6,7 0,44 3,3 10 66. 3,3 10 66,
991 1000 0,9 3 7 3 7
991 1000 0,9
2. 991 1000 0,9 4,30 4,3 0 5,7 10 43 5,7 10 43
2191 2200 0,4 0 0
3293 3300 0,21

5.2 ANALISIS HASIL PRAKTIKUM

Dari data persentase kesalahan yang sangat besar atau perbandinan antara Praktik
dan Teori sangatlah berbeda, mungkin dikarenakan kesalahan sistematis seperti resistor-
resistor yang telah diukur resistansinya walaupun perbedaannya kecil dengan nilai
aslinya namun hal ini yang dapat mempengaruhi persentase kesalahan.

a. Percobaan I
Pada percobaan pengukuran Hubungan Rangkaian Seri, hasil yang diperoleh,
nilai R dapat dilihat dengan membaca kode warna yang ada pada Resistor, kadang juga
sudah ada tersedia berapa nilainya pada alatnya, dapat juga diukur menggunakan Ohm
Meter. Pada percobaan ini hasil pengukuran resistansi dan pengukuran arus hasil praktik
tak jauh beda dengan hasil teori. Dapat dilihat bahwa adanya perbedaan antara hasil
keduanya, meskipun begitu hasil praktik sudah memenuhi syarat dari teori, yaitu tahanan
luar dari rangkaian seri tersebut lebih besar dari tahanan dalamnya, sehinga resistor
dialiri arus yang sama

b. Percobaan II
Pada percobaan pengukuran Hubungan Rangkaian Paralel, hasil pengukuran
tahanan total berbeda antara hasil dan praktik, meskipun begitu hasil praktik sudah
memenuhi syarat dari teori, yaitu besar resistansi terkecil lebih besar dari resistansi total.
Hasil pengukuran arus juga berbeda antara hasil dan praktik, namun hasil praktik
sudah memenuhi syarat dan teori, yaitu tahanan luar rangkaian paralel lebih kecil dari

23
tahanan dalamnya, sehingga besar resistor mempengaruhi arus yang mengalir pada
sebuah resistor. Jadi arus yg mengalir tidak sama, besar resistorlah yang
mempengaruhinya.

c. Percobaan III
Pada percobaan pengukuran Hubungan Kombinasi yang mana pada percobaaan
pengukuran ini menggabungkan Rangkaian Seri dan Paralel, hasil yang diperoleh dari
pengukuran resistansi total berbeda antara teori dan praktik.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
24
Setelah melakukan percobaan pengukuran hubungan seri, paralel, dan juga
kombinasi kemudian melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah didapatkan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1) Hambatan Seri atau Hambatan Total adalah jumlah seluruh hambatan yang ada pada
rangkaian seri dikarenakan ujung-ujung kaki resistor tidak ketemu (tidak paralel) akan
tetapi resistor-resistor yang ada membentuk deretan sehingga rumusnya adalah Rs = R1 +
R2 + R3 + ……… + Rn

2) Pada hubungan paralel, resistor-resistor yang ada pada hubungan paralel membentuk
sejajar dimana kaki-kaki resistor yang lain saling ketemu sehingga membentuk paralel,
dari hasil praktikum berdasarkan teori maupun percobaan untuk membuktikan bahwa
1 1 1 1 +1
nilai tahanan paralel (Rp) dapat dicari dengan rumus = + + + ¿ ………
Rp R 1 R 2 R 3 Rn

3) Berdasarkan percobaan ke-3 ialah hubungan kombinasi dimana rangkaian yang


didalamnya terdapat hubungan seri dan paralel dimana tahanannya baik seri maupun
paralel sama dengan kesimpulan pada poin 1 dan 2 dari hasil praktikum berdasarkan
teori ataupun percobaan untuk menghitung nilai tahanan yang dihubungkan secara
kombinasi berdasarkan rumus Rs dan Rp.

4) Tahanan pengganti pada rangkaian hubungan seri dimana Rs = R1 + R2 + R3 + ……… +


Rn, tidak banyak selisih antara teori dan praktek dan begitu pun pada tahanan yang
R1 xR 2
disusun paralel dengan perhitungan RP= juga tidak terlihat banyaknya selisih
R 1+ R 2
antara teori dan praktek. Tahanan pengganti pada rangkaian kombinasi merupakan
gabungan atau penjumlahan tahanan pengganti rangkaian seri dan tahanan pengganti
rangkaian paralel.

6.2 SARAN

25
Setelah melakukan praktek laboratorium pengukuran listrik dasar, maka praktikan
ingin menyampaikan beberapa hal yang kiranya dapat menjadi perhatian oleh praktikan
dan dosen pembimbing :
1. Praktikan diharapkan mengikuti prosedur dalam merangkai dan mengukur komponen
listrik, agar terhindar dari bahaya dan juga resiko kerusakan pada alat praktikum.
Praktikan juga diharapkan membaca materi sebelum memasuki laboratorium agar
memiliki dasar untuk melakukan pengukuran.
2. Setelah merangkai komponen alat ukur sebaiknya meminta dosen pembimbing
memeriksa rangkaian sebelum power supply dinyalakan agar terhindar dari bahaya
kecerobohan ketika merangkai.
3. Dosen pembimbing di harapkan lebih memperhatikan praktikannya agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan praktikan dan juga dapat membantu
menghindari kerusakan pada alat ukur.

26
DAFTAR PUSTAKA

------- . Jobsheet Laboratorium Pengukuran Dasar. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang

27

Anda mungkin juga menyukai