Di Buat Oleh :
Halaman Sampul.................................................................................................... i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
Daftar Gambar.......................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................1
Bab V Pembahasan................................................................................................9
Daftar Pustaka.......................................................................................................25
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum, praktikan diharapkan dapat :
Membuktikan bahwa tahanan seri (Rs) dapat dicari dengan rumus
Rs = R1 + R2 + R3 + ……… + Rn
Membuktikan bahwa nilai tahanan parallel (Rp) dapat dicari dengan rumus
1 1 1 1 +1
= + + + ¿ ………
Rp R 1 R 2 R 3 Rn
Menghitung nilai tahanan yang dihubungkan secara kombinasi berdasarkan rumus Rs
dan Rp.
Menentukan nilai tahanan pengganti pada hubung seri, parallel dan kombinasi.
1
BAB II
TEORI DASAR
Rangkaian listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron dapat
mengalir dari sumber voltase atau arus listrik. Proses perpindahan elektron inilah yang kita
kenal sebagai listrik.
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah tahanan saja pada
rangkaian, tetapi dihubungkan dengan tahanan yang lain, yang dapat dirangkaikan dalam
beberapa cara antara lain :
Jadi jelas bahwa hubungan tahanan tersebut diatas rangkaian menurut kebutuhan.
Rangkaian seri adalah suatu rangkaian di mana di dalamnya tidak terdapat suatu
percabangan, Rangkaian paralel adalah suatu rangkaian yang yang memiliki percabangan
pada kaki komponennya sedangkan Rangkaian kombinasi adalah suatu rangkaian yang
memiliki gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.
V1 V2 V3
R1 R2 R3
2
Dari Hukum I Kirchoff didapatkan :
I.Rs = I ( R1 + R2 + R3 )
Jadi, Rs = R1 + R2 + R3
Dari persamaan diatas terbukti bahwa tahanan total dari rangkaian seri adalah
Jumlah dari harga masing-masing tahanan atau dalam rumus umumnya dituliskan:
Rs = R1+ R2 + R3 + . . . + Rn
R1
R2
R3
I = I 1 + I2 + I 3
3
E
= E + E + E
Rp R1 R 2 R3
Sehingga :
1
= 1 + 1 + 1
Rp R1 R2 R3
1
= 1+ 1+ 1+ 1
Rp R 1 R2 R3 . . . + Rn
Khusus untuk dua tahanan yang dihubungkan paralel dapat digunakan rumus :
R1 . R2
Rp = R1 + R2
R2
R1
R3
4
R2 . R3
R1 +
RAB = R 2+R3
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
Prosedur Percobaan :
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Rangkai Hubungan Seri sesuai pada gambar di papan percobaan (Bread Board).
c. Mengatur tegangan pada Power Supply 10 Volt
d. Nyalakan Power Supply
e. Sambungkan Saklar
f. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil percobaan
g. Melakukan hal yang sama pada tahanan yang berbeda.
Prosedur Percobaan :
6
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Rangkailah Hubungan Paralel sesuai pada gambar di papan percobaan (Bread Board).
c. Mengatur tegangan pada Power Supply 10 Volt
d. Nyalakan Power Supply
e. Sambungkan Saklar
f. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil percobaan
g. Melakukan hal yang sama pada tahanan yang berbeda.
7
BAB IV
R1 = 1K 991 3,33
R2 = 1K 991 3,33 9,9 3,5 2974 3000
1.
R3 = 1K 991 3,33
R1 = 1K 991 1,5
R2 = 2,2K 2191 3,3 9,99 1,55 6470 6500
2.
R3 = 3,3K 3293 5,08
Percobaan 2 :
Untuk menghitung resistansi total menggunakan rumus yang sama dengan rumus di atas,
maka hasilnya :
8
No Resistansi (Ω) Resistansi
Nilai Total (Ω)
Kode
Resistansi
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 3000
R3 = 1 K 1000
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 6500
R3 = 3K3 3300
Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V
V
I=
Rtot
10
I=
3000
I =0.0033 A
I =3.3 mA
Percobaan 2 :
Menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya :
9
resistansi
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 3.3
R3 = 1 K 1000
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 1.53
R3 = 3K3 3300
Tegangan
Percobaan 1 :
- Masing-masing resistor
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
V¿ I x R
V¿ 0.0033 x 1000
V¿ 3.3 V
- Tegangan total
Vtot = Itot x Rtot
Vtot = 0.0033 A x 3000 Ω
Vto t = 9.9 V
Percobaan 2 :
10
R3 = 3K3 3300 4,95
R1=1k 991
20,17 10,10 10,10 10 10 495 500
1.
R2 = 1K 991
R1=2,2K 2191
14,67 4,57 10,11 10 10 681 687,5
2.
R2 = 1K 991
R1=3,3K 3293
3. 32,81 3,04 29,41 10 10 303,6 300
R1 = 330 335
Resistansi total
Percobaan 1 :
R1×R2
Rtot =
R 1+ R 2
1 K ×1 K
=
1 K +1 K
= 500 Ω
Percobaan 2 :
Untuk menghitung resistansi total menggunakan rumus yang sama dengan rumus di atas,
maka hasilnya :
11
Resistansi
R1 = 1 K 1000
1. 500
R2 = 1 K 1000
R1 = 2,2K 2200
2. 687,5
R2 = 1K 1000
R1 = 3,3K 3300
3. 300
R2 = 330 330
Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V
V
Itot =
Rtot
10
Itot =
500
Itot =0,02 A
Itot =20 mA
Itot =I 1
V V
I 2= I 3=
R1 R2
10 10
I 2= I 3=
1000 1000
I 2=0,01 A I 3=0,01 A
I 2=10 mA I 3=10 mA
Percobaan 2 :
12
Menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya :
Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
V1=I 1 x Rtot
V1=0.02 x 500
V1=10 V
Karena alat ukur volmeter dirangkai paralel dengan beban maka semua tegangan sama :
No Resistansi Jatuh
(Ω) Tegangan (V)
Kode Perhitungan V1 V2
1. R1 = 1 K 1000 10 10
R2 = 1 K 1000
2. R1 = 2K2 2200 10 10
R2 = 1 K 1000
3. R1 = 3K3 3300 10 10
R2 = 330 330
13
Tabel Hasil Percobaan Hubungan Rangkaian Kombinasi
R (Ω) R (Ω) Tegangan VR (V) Arus Tahanan Total (Ω)
No Menurut Diuku I
V1 V2 V3 Diukur Dihitung
Kode r (mA)
R1 = 1K 991 6,72
R2 = 1K 991 6,67 3,33 3,33 3,35 1488 1500
1.
R3 = 1K 991 3,35
R1 = 1K 991 4,33
R2 = 2,2K 2191 4,30 5,70 5,70 2,60 2307 2320
2.
R3 = 3,3K 3293 1,73
Resistansi total
Percobaan 1 :
R2×R3
Rtot = R 1+
R 2+ R 3
1 K ×1 K
Rtot = 1K+ = 1500 Ω
1 K +1 K
Percobaan 2 :
Untuk menghitung resistansi total maka digunakan rumus yang sama dengan rumus diatas
sehingga hasilnya :
No Resistansi Resistansi
(Ω) Total
Kode Perhitungan (Ω)
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 1500
R3 = 1 K 1000
14
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 2320
R3 = 3K3 3300
Pengukuran Arus
Percobaan 1 :
V = 10 V
V
I tot =
Rtot
10
Itot =
1500
R2= 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
V
I 2=
R2
10
I 2=
2200
I 2=0,0045 A=4,5 mA
Percobaan 2 :
15
V = 10 V
V
I tot =
Rtot
10
Itot =
2320
R2 = 2,2K Ω = 2200 Ω
V = 10 V
V
I 2=
R2
10
I 2=
2200
I 2=4,54 mA
R3 = 3,3K Ω = 3300 Ω
V = 10 V
V
I 3=
R3
10
I 3=
3300
I 3=3,03 mA
Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
1. R1 = 1 K 1000 6,7 4,5 4,5
R2 = 1 K 1000
16
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4,3 4,54 3,03
R3 = 3K3 3300
Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1 = 1K Ω
V 1 = I1 × R 1
V1 ¿ 0.0067 x 1000
V1 ¿ 6.7 V
R2 = 1K Ω
V 2 = I2 × R 2
V2 = 0,0045 × 1000
V2 ¿ 10 V
R3 = 1K Ω
V 3 = I3 × R 3
V3 = 0,0045 × 1000
V3 ¿ 10 V
Percobaan 2 :
Untuk R = 1K Ω
V 1 = I1 × R 1
V1 = 0,0043 × 1000
V1 ¿ 4,3 V
Untuk R = 2,2K Ω
17
V 2 = I2 × R 2
V2 = 0,00454 × 2200
V2 ¿ 10 V
Untuk R = 3,3K Ω
V 3 = I3 × R 3
V3 = 0,00303 × 3300
V3 ¿ 10 V
18
19
BAB V
PEMBAHASAN
1. Rangkaian Seri
Persentase error
Percobaan 1 :
Resistansi total
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
T −M
Error (%) = x 100 %
T
3000−2974
Error (%)= x 100 %
3000
Error (%) =0,86 %
20
Untuk mencari persentase error (%) masing-masing resistor, tegangan, dan arus digunakan
rumus yang sama dengan rumus diatas sehingga hasilnya dapat di lihat pada tabel dibawah
ini :
3,3 0
1. 3,3 3,3 0 9,9 9,9 0
3,3 0
1,53 1,5 -2
2. 3,38 3,3 -2,42 9,92 9,75 -1,74
5,08 4,95 -2,62
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian paralel digunakan rumus yang
sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri sehingga hasilnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
No Arus
21
(mA)
A1 A2 A3
Praktek Teori Error Praktek Teori Error Praktek Teori Error
(%) (%) (%)
1. 20,17 20 -0,85 10,10 10 -1 10,10 10 -1
3. Rangkaian Kombinasi
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian kombinasi digunakan rumus
yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri dan rangkaian paralel sehingga
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No Jatuh Tegangan
Resistansi (Ω) (V)
V1 V2 V3
22
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
1. 991 1000 0,9 6,67 6,7 0,44 3,3 10 66. 3,3 10 66,
991 1000 0,9 3 7 3 7
991 1000 0,9
2. 991 1000 0,9 4,30 4,3 0 5,7 10 43 5,7 10 43
2191 2200 0,4 0 0
3293 3300 0,21
Dari data persentase kesalahan yang sangat besar atau perbandinan antara Praktik
dan Teori sangatlah berbeda, mungkin dikarenakan kesalahan sistematis seperti resistor-
resistor yang telah diukur resistansinya walaupun perbedaannya kecil dengan nilai
aslinya namun hal ini yang dapat mempengaruhi persentase kesalahan.
a. Percobaan I
Pada percobaan pengukuran Hubungan Rangkaian Seri, hasil yang diperoleh,
nilai R dapat dilihat dengan membaca kode warna yang ada pada Resistor, kadang juga
sudah ada tersedia berapa nilainya pada alatnya, dapat juga diukur menggunakan Ohm
Meter. Pada percobaan ini hasil pengukuran resistansi dan pengukuran arus hasil praktik
tak jauh beda dengan hasil teori. Dapat dilihat bahwa adanya perbedaan antara hasil
keduanya, meskipun begitu hasil praktik sudah memenuhi syarat dari teori, yaitu tahanan
luar dari rangkaian seri tersebut lebih besar dari tahanan dalamnya, sehinga resistor
dialiri arus yang sama
b. Percobaan II
Pada percobaan pengukuran Hubungan Rangkaian Paralel, hasil pengukuran
tahanan total berbeda antara hasil dan praktik, meskipun begitu hasil praktik sudah
memenuhi syarat dari teori, yaitu besar resistansi terkecil lebih besar dari resistansi total.
Hasil pengukuran arus juga berbeda antara hasil dan praktik, namun hasil praktik
sudah memenuhi syarat dan teori, yaitu tahanan luar rangkaian paralel lebih kecil dari
23
tahanan dalamnya, sehingga besar resistor mempengaruhi arus yang mengalir pada
sebuah resistor. Jadi arus yg mengalir tidak sama, besar resistorlah yang
mempengaruhinya.
c. Percobaan III
Pada percobaan pengukuran Hubungan Kombinasi yang mana pada percobaaan
pengukuran ini menggabungkan Rangkaian Seri dan Paralel, hasil yang diperoleh dari
pengukuran resistansi total berbeda antara teori dan praktik.
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
24
Setelah melakukan percobaan pengukuran hubungan seri, paralel, dan juga
kombinasi kemudian melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah didapatkan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1) Hambatan Seri atau Hambatan Total adalah jumlah seluruh hambatan yang ada pada
rangkaian seri dikarenakan ujung-ujung kaki resistor tidak ketemu (tidak paralel) akan
tetapi resistor-resistor yang ada membentuk deretan sehingga rumusnya adalah Rs = R1 +
R2 + R3 + ……… + Rn
2) Pada hubungan paralel, resistor-resistor yang ada pada hubungan paralel membentuk
sejajar dimana kaki-kaki resistor yang lain saling ketemu sehingga membentuk paralel,
dari hasil praktikum berdasarkan teori maupun percobaan untuk membuktikan bahwa
1 1 1 1 +1
nilai tahanan paralel (Rp) dapat dicari dengan rumus = + + + ¿ ………
Rp R 1 R 2 R 3 Rn
6.2 SARAN
25
Setelah melakukan praktek laboratorium pengukuran listrik dasar, maka praktikan
ingin menyampaikan beberapa hal yang kiranya dapat menjadi perhatian oleh praktikan
dan dosen pembimbing :
1. Praktikan diharapkan mengikuti prosedur dalam merangkai dan mengukur komponen
listrik, agar terhindar dari bahaya dan juga resiko kerusakan pada alat praktikum.
Praktikan juga diharapkan membaca materi sebelum memasuki laboratorium agar
memiliki dasar untuk melakukan pengukuran.
2. Setelah merangkai komponen alat ukur sebaiknya meminta dosen pembimbing
memeriksa rangkaian sebelum power supply dinyalakan agar terhindar dari bahaya
kecerobohan ketika merangkai.
3. Dosen pembimbing di harapkan lebih memperhatikan praktikannya agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan praktikan dan juga dapat membantu
menghindari kerusakan pada alat ukur.
26
DAFTAR PUSTAKA
------- . Jobsheet Laboratorium Pengukuran Dasar. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang
27