LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DASAR HUKUM
OHM
Defa Muplihah
Hukum Ohm
Edit or Bahasa
Ory Baruara
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
DASAR
HUKUM OHM
Dosen : Mada Sanjaya SW, Ph.D
Asisten Lab : Noer Ardiansyah Laksana (1177030025)
Disusun Oleh :
Defa Siti Muplihah (1187030008)
Kelompok 4 :
Afif Firdaus Fatharani (1187030002)
Fitri Indah Anggreani (1187030011)
Nuraenah Yakin (1187030027)
Sindy Nurhasanah (1187030032)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
i
Abstract
On September 13th 2019 at physics laboratory practicum has been done with the Ohm
Law, understand Ohm Law in series and parallel resistor circuit and analyze the results
of experimental tools with simulations. The data generated on practikum ohm law is the
value of the voltage in the series circuit and the value of the current in the parallel circuit.
The legal name ”Ohm” is taken from the name of the English physicist Georg Ohm. He
conducted research on resistance in 1825-1826. Ohm Law states that the magnitude of the
current flowing in a conductor is directly proportional to the potential difference between
two points at the two ends of the conductor and inversely proportional to the resistance.
Electricity has two types of circuits namely series and parallel. Series circuits are arranged
in a parallel structure, while parallel circuits are arranged in branched structures.
Abstrak
Kata kunci : Hukum Ohm, Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel, Arus, Tegangan
i
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah terlepas dari namanya penggunaan listrik.
Listrik sudah menjadi kebutuhan utama saat ini, hampir semua kegiatan keseharian menggu-
nakan energi listrik. Jika sehari saja listrik padam mungkin semua kegiatan dapat tertunda dan
dapat berakibat fatal.
Tahukah kita, salah satu akibat munculnya listrik adalah karena adanya arus yang men-
galir melalui penghantar. Berbicara mengenai arus, hal ini berkaitan erat dengan hukum ohm
yang menyatakan bahwa arus yang mengalir melalui penghantar akan berbanding lurus den-
gan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan pada penghantar tersebut. Hukum ohm
adalah hukum dasar yang harus difahami ketika mempelajari ilmu elektronika.
1.2 Tujuan
ii
2 Landasan Teori
Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya nilai arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar akan sebanding dengan besarnya nilai tegangan. Benda penghantar dapat dikatakan
mematuhi hukum Ohm besar nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang mengenainya. Hukum Ohm ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seo-
rang fisikawan dari Jerman, ia mempublikasikan papernya yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827.Secara matematis Hukum Ohm dituliskan sebagai
berikut:
V = IR .......... (1)
Suatu peranti konduksi mematuhi hukum Ohm resistansi peranti ini tidak bergantung pada mag-
nitudo dan polaritas beda potensial yang diterapkan. Jika terdapat 2 resistor masing-masing R1
dan R2 yang disusun secara seri maka VAB = IRAB = I(VAx + VBx ). RAB adalah tahanan
baru hasil penyusunan seri Rs . Secara umum untuk N buah tahanan yang setiap tahanan bernilai
Ri (i = 1, 2, 3...N ) dan seri maka tahanan ekuivalennya Rs adalah
Pada rangkaian resistor paralel arus dari sumber menyebar mengalir kesetiap cabang sehingga:
I = I1 + I2 + I3
Tegangan sumber sepenuhnya digunakan oleh setiap resistor, sehingga
V V V
I= R1
+ R2
+ R3
= V ( RI1 + I
R2
+ I
R3
) ............ (3)
Banyaknya muatan listrik yang disebabkan oleh pergerakan elektron-elektron disebut se-
bagai Arus listrik, arus mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus
listrik biasanya diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam
kehidupan sehari-hari yang sangat alami kita temui seperti yang petir. Satuan internasional un-
tuk arus listrik adalah Ampere (A). Satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang bila
dipertahankan akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter diantara dua penghan-
tar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain
dalam ruang hampa udara.
iii
Tegangan listrik adalah bedanya besar potensial listrik antara dua titik pada rangkaian
listrik, dan biasa dinyatakan dalam satuan volt. Besaran volt digunakan untuk mengukur energi
potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan terjadinya aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan objek bermuatan listrik negatif
tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah
arus listrik konvensional dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan
rendah.
Rangkaian Listrik
Komponen rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan dengan berba-
gai macam cara. Tipe paling sederhana untuk merangkai listrik adalah rangkaian seri dan par-
allel. Rangkaian yang disusun secara sejajar disebut rangkaian seri, sedangkan rangkaian yang
disusun secara berderet / bercabang disebut rangkaian paralel. Komponen yang tersusun pada
rangkaian seri akan terhubung melalui satu jalur, sehingga aliran arus listrik akan mengalir ke
semua komponen. Sedangkan pada rangkaian paralel, tegangan yang melewati tiap komponen
adalah sama, dan total arus adalah jumlahan arus yang melewati tiap komponen.
Rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik. pada rangkaian paralel,dari satu
sumber yang sama semua input komponen berasal. Semua komponen dibuat tersusun secara
paralel. Kabel yang digunakan dalam rangkaian paralel lebih banyak dibanding pada rangkaian
seri, Hal inilah yang menyebabkan rangkaiann listrik pada rangkaian paralel menghabiskan bi-
aya yang lebih banyak dibandingkan biaya untuk merangkai rangkaian seri. Selain kelemahan
tersebut, susunan rangkaian paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan rangka-
ian seri. Kelebihan rangkaian paralel adalah jika salah satu komponennya sengaja di cabut atau
rusak secara tiba-tiba, maka komponen yang lain akan tetap berfungsi sebagaimana mestinya
tanpa ada yang berubah atau merusak fungsi yang lain
iv
3 METODE PRAKTIKUM
Pada percobaan kedua rangkaian seri resistor disusun secara seri akan tetapi salah satu resistor
diganti dengan besar nilai yang berbeda pada software TinkerCAD dan project board. Kemu-
dian resistansi total diukur dari rangkaian tersebut. Sumber arus dc sebesar 9V dialirkan pada
rangkaian tersebut kemudian diukur besar tegangan pada masing-masing resistor dan dijum-
lahkan untuk dibandingkan dengan tegangan sumber. Pengukuran dilakukan kembali dengan
menggunakan rumus hukum ohm.
v
Untuk percobaan kedua rangkaian paralel resistor disusun secara paralel akan tetapi salah
satu resistor diganti dengan besar nilai yang berbeda. diukur besar rangkaian penggantinya.
Rangkaian ini juga dialiri arus DC sebesar 9V. Arus pada masing-masing resistor diukur lalu
dibandingkan dengan arus sumber. Besar tegangan diukur secara langsung, kemudian perhitu-
gan dicari dengan menggunakan rumus hukum ohm.
mulai
Arus Dc dialirkan
mengukur hambatan pada rangkaian seri dan mengukur arus pada rangkaian Paralel
selesai
vi
3.4.2 Percobaan Rangkaian Seri dan Paralel ( Software : TinkerCAD)
Mulai
emengukur besarnya hambatan pada rangkaian seri dan besarnya arus pada rangkaian Paralel
selesai
vii
4 Data dan Pembahasan
No R1 R2 R3 Rtotal V1 V2 V3 Vsumber I
1. 100.000 100 5.600 105.700 9 0,485 0,477 9,84 0,094
2. 100.000 100 1.800.000 1.900.100 9 8,52 8,52 9,84 0,0000137
No R1 R2 R3 Rtotal V1 V2 V3 Vsumber I
1. 100.000 100 5.600 105.700 9 0,485 0,477 9,84 0,094
2. 100.000 100 1.800.000 1.900.100 9 8,52 8,52 9,84 0,000137
No R1 R2 R3 Rtotal I1 I2 I3 Itotal V
1. 100.000 100 5.600 98,15 0,00 0,00 0,00 0,09 8,86
2. 100.000 100 1.800.000 99,9 0,00 0,00 0,00 0,089 8,89
No R1 R2 R3 Rtotal I1 I2 I3 Itot V
1. 100.000 100 5.600 42,05 15,82 13,46 12,77 42,05 4.127,2
2. 5.600 1.800.000 100 32,83 19,76 19,74 18,23 57,73 1895,28
4.2 Pembahasan
Ketika resistor dirangkai secara seri dan diberikan tegangan pada rangkaian tersebut,
maka akan mengalir kuat arus yang sama pada setiap resistor, sedangkan tegangan pada se-
tiap resistornya berbeda-beda tergantung pada besarnya resistansi itu sendiri. Seperti halnya R1
R2 dan R3 ataupun pada R1, R2 dan R4 yang disusun secara seri lalu diberikan tegangan 9,84
volt baterai, maka hasil hambatan R1 yang besar resistansinya 100k Ohm memiliki tegangan
yang lebih besar dibandingkan R2 dan R3 yang besar resistansinya lebih kecil dari R1, arus
yang mengalir pada setiap resistor selalu sama besar yaitu 0.0000942 Sedangkan pada R1,R2
dan R4 maka hasil hambatan R4 yang besar resistansinya 1800k Ohm memiliki tegangan yang
lebih besar dibandingkan Ri dan R2 yang besar resistansinya lebih kecil dari R4 arus yang
mengalir pada setiap resistor selalu sama besar yaitu 0,0000137 Berbeda dengan paralel yang
disusun sejajar atau Bercabang. Hasil yang didapatkan merupakan kebalikan dari rangkaian
viii
seri. Besarnya arus masuk dan arus keluar selalu sama yang merupakan penerapan dari hukum
kirchhoff sehingga besar arus pada setiap resistor akan berbeda beda. Pengukuran dilakukan
dengan dua cara yaitu pengukuran manual secara langsung, pengukuran dengan simulasi. Da-
pat kita bandingkan hasil secara eksperimen langsung dan simulasi memiliki kesamaan yang
Cukuip jauh. Karena pada eksperimen langsung tingkat kesalahannya cenderung lebih besar
dibandingkan kesalahan pada software dan perhitungan. Seperti kekeliruan dalam menyusun
rangkaian, ketelitian dan mengukur dan lain sebagainya. Namun, pada konsep nya semua per-
cobaan yang dilakukan tealah sesuai dengan prinsip hukum ohm.
ix
5 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini kita dapat memahami bahwa besar kuat arus pada rangkaian seri
akan selalu sama pada setiap resistor tetapi tegangannya berbeda. Sedangkan pada rangkaian
paralel kuat arus pada setiap resistor berbeda-beda, tetapi tegangannya sama.Kita dapat
menganalisis bahwa pada konsep nya percobaan alat dengan simulasi maupun eksperimen
hasilnya sama, tetapi tingkat ketelitian yang sedikit berbeda.
x
References
[1] Edminister, joshep A. 1997.”Rangkaian Listrik edisi kedua”. Jakarta: Erlangga
[2] Halliday,David, dkk. 2005.”Fisika Dasar edisi ketujuh jlid 2 ”. Jakarta: Erlangga
[3] Jati, Bambang Murdika Eka. Trikuntoro Priyambodo. 2009. ”Fisika Dasar untuk Maha-
siswa Ilmu Komputer dan Informatika”. Yogyakarta: Bandung
[4] Reitz, John R, dkk. 1993.”Dasar Teori Listrik-Magnet edisi ketiga”. Bandung: ITB
xi
LAMPIRAN
xii
gambar rangkaian seri
xiii
gambar rangkaian Paralel
Hitungan
(2).png
Hitungan
(3).png
xiv
Hitungan
(4).png
xv