Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Rangkaian Listrik

Nilai Pre-Test

Nilai Laporan Modul 1

Nilai Quiz
Rangkaian Tunggal, Seri, dan Paralel

Nilai TUGAS TTD Asisten & Nama

Nama Praktikan : (PRINT)

NRI : (PRINT)

Nama Asisten : (PRINT)

NRI Asisten : (PRINT)

Tanggal Praktikum : (PRINT)

Tanggal ACC : (PRINT)

LABORATORIUM TEKNIK KENDALI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2019
BAB I
TUJUAN

1. Praktikan dapat mengetahui Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff


2. Praktikan dapat menghitung besar arus dan tegangan
3. Praktikan mampu menjelaskan karakteristik arus dan tegangan pada
rangkaian tunggal, Seri, dan paralel.
4. Praktikan mampu merangkai alat-alat percobaan.
BAB II
DASAR TEORI

II.1. Hambatan

Hukum Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus
Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa
Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali
diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon
Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan
Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically” pada tahun 1827.
Bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau
Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang
diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”

Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila


nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial
yang dikenakan kepadanya Setiap penghantar mempunyai hambatan. Beberapa
penghantar seperti kabel, harus dipilih agar mempunyai nilai hambatan paling
rendah. Komponen yang mempunyai kegunaan karena nilai hambatan (
resistansi ) disebut resistor. Resistor banyak dipakai dalam rangkaian listrik
dan elektronika untuk mengatur besar arus yang mengalir. Dalam resistor
energi listrik diubah menjadi energi panas.
Hubungan antara tegangan, arus dan hambatan dalam rangkaian
dinyatakan oleh persamaan :
V=IxR
I =V/R
R=V/I

Dimana :

V = Voltage (Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))

I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))

R = Resistance (Hambatan yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))


II.2. Tegangan Listrik

Tegangan Listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk


memindahkan unit muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya. Tegangan
listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt ini juga sering disebut dengan beda
potensial listrik karena pada dasarnya tegangan listrik adalah ukuran perbedaan
potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik. Suatu benda dikatakan
memiliki potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain karena benda tersebut
memiliki jumlah muatan positif yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
jumlah muatan positif pada benda lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
Potensial listrik itu sendiri adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu
benda.

II.3. Arus Listrik

Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik
yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan
waktu. Arus listrik juga terjadi akibat adanya beda potensial atau tegangan pada
media penghantar antara dua titik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua
titik tersebut, maka akan semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada
kedua titik tersebut. Satuan arus listrik dalam internasional yaitu A (ampere),
yang dimana dalam penulisan rumus arus listrik ditulis dalam simbol I (current).

II.3.1. Hukum Kirchoff

Hukum kirchoff adalah hukum arus listrik dimana terdapat hukum


kirchoff I dan hukum kirchoff II.

II.3.1.1 Hukum Kirchoff I

Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan


(junction rule), karena hukum ini memenuhi kekekalan muatan.
Hukum ini diperlukan untuk rangkaian yang multisimpal yang
mengandung titik-titik percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada
keadaan tunak, tidak ada akumulasi muatan listrik pada setiap titik
dalam rangkaian. Dengan demikian, jumlah muatan yang masuk di
dalam setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah
yang sama.

Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa:

“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam


suatu rangkaian listrik sama dengan jumlah arus yang keluar
melalui titik percabangan tersebut”
Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kicrhhoff 1, silakan lihat
rumus dan rangkaian sederhana dibawah ini :Hukum Kirchhoff 1.

Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :

∑ 𝐼 (𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘) = ∑ 𝐼 (𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟)

II.3.1.2 Hukum Kirchoff II

Bunyi hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:

“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus


sama dengan nol”

Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop


rule), karena pada kenyataannya beda potensial diantara dua titik
percabangan dalam satu rangkaian pada keadaan tunak adalah
konstan. Hukum ini merupakan bukti dari adanya hukum konservasi
energi. Jika kita memiliki suatu muatan Q pada sembarang titik
dengan potensial V, dengan demikian energi yang dimiliki oleh
muatan tersebut adalah QV. Selanjutnya, jika muatan mulai
bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan yang kita miliki
akan mendapatkan tambahan energi atau kehilangan sebagian
energinya saat melalu resistor baterai atau elemen lainnya. Namun
saat kebali ke titik awalnya, energinya akan kembali menjadi QV.

Secara umum Hukum Kirchoff II dapat dinyatakan sebagai berikut :


II.4. Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik. Dalam pelajaran
kelistrikan, rangkaian seri adalah suatu rangkaian yang semua bagian-
bagiannya dihubungkan berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus
listrik yang sama. Rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian tunggal,
membiarkan listrik mengalir keluar dari sumber tegangan, melalui setiap
bagian, dan kembali lagi ke sumber tegangan. Kuat arus yang mengalir selalu
sama di setiap titik sepanjang rangkaian. Hambatan yang dirangkai secara seri
akan semakin besar nilai hambatannya. Sedangkan, lampu yang dirangkai
secara seri nyalanya menjadi semakin redup. Apabila satu lampu mati, maka
lampu yang lain juga akan mati.

Kelebihan Rangkaian Seri

1. Rangkaian lebih mudah dibuat


2. Biaya pembuatan rangkaian lebih murah
3. Analisa Kerusakan Lebih cepat
4. Lebih Efesian dalam menghantarkan arus listrik
5. Arus yang mengalir melalui masing- masing komponen besarnya sama.
6. Dengan rangkaian seri pada sumber listrik kita dapat menaikkan
tegangan,karena jika 2 buah baterai masing-masing-masing memiliki
tegangan 12 Volt, maka jika kedua baterai tersebut di rangkai secara
seri akan mampu mengeluarkan tegangan sebesar 2 x 12 Volt = 24 Volt
7. Jika kita merangkai sumber listrik Dengan rangkaian seri maka besar
arus adalah tetap dan besar tegangannya merupakan penjumlahan dari
maisng-masing tegangan yang ada.

Kekurangan Rangkaian Seri

1. Jika salah satu mati, maka beban yang lain juga ikut mati
2. Pembagian arus listrik yang tidak merata
3. Nyala lampu lebih redup.
II.5. Rangkaian Paralel

Rangkaian Paralel adalah jenis rangkaian listrik yang memiliki cara


pemasangan antar komponen secara berderet. Berbeda dengan rangkaian seri
yang disusun secara sejajar, rangkaian paralel memiliki rancangan yang lebih
kompleks dan komponen yang lebih banyak. Suatu Rangkaian Paralel sederhana
minimal membutuhkan switch, hub atau node penghubung, indicator, dan
sumber tegangan. Ciri khas rangkaian ini adalah adanya percabangan pada suatu
titik yang terhubung dengan salah satu komponen inidikator. Rangkaian jenis ini
sering diaplikasikan pada rumah-rumah warga. Penerapan hukum ohm juga
lebih sulit karena rumitnya cara pencarian hambatan.

V=I.R ; Rtotal=1/R1+1/R2+1/R3+…1/RN.

Rangkaian paralel juga memiliki kelebihan seperti memiliki lintasan aliran


arus yang teratur karena susunan dari rangkaian tersebut yang paralel.
Selanjutnya Jika terjadi kerusakan pada suatu komponen maka ini tidak akan
berdampak atau berpengaruh terhadap komponen lain. Selain itu penerapan
rangkaian pararalel cocok diaplikasikan pada konsep dan cara pedistribusian
listrik dari perusahaan penyedia singtkatnya sangat tepat unutuk kepentingan
distribusi listrik ke rumah-rumah konsumen. Pengukuran terhadapbesranya
nilai-nilai arus yang mengalir pada sebuah medium pun akan memliki tingkat
akurasi yang tinggi.
Rangkaian paralel ini juga memiliki beberapa kekurangan karena beberapa
hal. Seperti : rancangan yang kompleks atau rumit menjadi beban untuk seorang
instalator dalam membuat skema. Komponen yang diperlukan pun cukup banyak
apalagi kita harus meyertakan node penghubung di setiam titik percabangan.
Biaya yang dikeluarkan pun pastinya lebih mahal melihat beberapa kelemahan
yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh sebab itu sebelum anda memasang atau
menginstalasi seperangkat rangkaian listrik factor ekstern juga perlu
diperhatikan mulai dari untuk apa fungsi rajngkaian tersebut dan lain
sebagainya. Demikian sekilas tentang rangkaian paralel yang initinya adalah
rangkaian parallel lebih cocok digunakan untuk kepentingan distribusi listrik
dari perusahaan penyedia kepada konsumen. Semua itu dipakai sesuai
kepentingan dan kebutuhan masing-masing.
Kelebihan Rangkaian Paralel
1. Karena masing-masing komponen terhubung dengan sumber listrik,maka
jika ada salah satu beban yang mati, beban yang lain tidak ikut mati.
2. Lebih efesian menghantarkan tegangan, karena pada semua beban pada
rangkaian seri mendapatkan besar tengangan yang sama besar.
3. Dengan rangkaian Paralel pada sumber listrik kita dapat menaikkan arus,
karena jika 2 buah baterai masing-masing-masing memiliki tegangan 12 Volt
dengan arus 5 Ampere, maka jika kedua baterai tersebut di rangkai secara
Paralel akan mampu mengeluarkan arus sebesar 2 x 5 Ampere = 10 Ampere.
4. Jika kita merangkai sumber listrik Dengan rangkaian paralel maka besar
tegangan adalah tetap dan besar arusnya merupakan penjumlahan dari
masing-masing arus yang ada.

Kekurangan Rangkaian Paralel


1. Rangkaian lebih Sulit dibuat
2. Biaya pembuatan rangkaian lebih mahal
3. Analisa Kerusakan Lebih sukar
4. Kurang Efesian dalam menghantarkan arus listrik,karena pada semua beban
pada rangkaian paralel mendapatkan arus dengan besar yang berbeda
tergantung dengan tahanannya.
5. Arus yang mengalir melalui masing- masing komponen besarnya tidak sama
tergantung dengan besar tahanan rangkaiannya.
BAB III
ALAT PERCOBAAN DAN GAMBAR RANGKAIAN

III.1 Alat Percobaan

1. Laptop/PC
2. Software LiveWire
3. Multimeter
4. Battery
5. Resistor 15Ω, 100Ω, 220Ω, 470Ω, dan 560Ω

III.2 Gambar Rangkaian

III.2.1 Percobaan Rangkaian Tunggal

15 Ω
III.2.2 Percobaan Rangkaian Seri

470 Ω

100 Ω

220 Ω

III.2.3 Percobaan Rangkaian Paralel

100 Ω 220 Ω 470 Ω


BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Siapkan PC/Laptop
2. Buka Software LiveWire
3. Rangkai dan siapkan peralatan sesuai gambar
4. Set baterai menjadi 12 V.
5. Asisten memeriksa rangkaian.
6. Klik ‘Run’ pada aplikasi dipandu asisten.
7. Lalu ukur arus (i) dan tegangan (v).
8. Lakukan pengukuran yang sama untuk percobaan yang berbeda
9. Masukkan semua data pengukuran ke dalam table data.
10. Klik ‘Stop’ pada aplikasi.
BAB V
DATA HASIL PENGAMATAN DAN EVALUASI

V.1. Analisa Data

V.2. Evaluasi
BAB VI
TUGAS

1. Buatlah rangkaian Seri-Paralel sesuai gambar berikut:

470 Ω

220 Ω 560 Ω

2. Catat hasil pengukuran lalu bandingkan dengan perhitungan


3. Buatlah rangkaian ekivalen dari rangkaian tersebut lalu lampirkan
4. Catat hasil pengukuran dan buatlah perhitungannya lalu bandingkan
rangkaian ekivalen dengan rangkaian sebelumnya.
5. Buatlah kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1 Kesimpulan

VII.2 Saran
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai