Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


HUKUM KIRCHOFF

Nama : Reynaldi Ega H


NPM : 21420065
Grup : 1K4
Dosen Pengampu : Brilyan M. R. R., STT.

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG


2021
ABSTRAK

Pada eksperimen ini akan diberikan salah satu metode untuk memverifikasi teori Hukum
Kirchhoff dengan validasi secara teori dan matlab. Terdapat dua buah Hukum Kirchhoff yang akan
diverifikasi, yaitu Hukum Kirchhoff I yang dikenal juga sebagai Hukum Arus Kirchhoff (HAK) dan
Hukum Kirchhoff II yang dikenal juga sebagai Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK). Untuk
memverifikasi teori Hukum Kirchhoff ini digunakan 3 rangkaian listrik, yaitu seri, paralel, dan
gabungan. Pada rangkaian seri, paralel, dan gabungan hasil validasi Hukum Kirchhoff sesuai
dengan literatur jika dibuktikan melalui aplikasi matlab, sedangkan bila dibuktikan melalui teori
hasilnya tidak sesuai, namun mendekati literatur.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita harus memasang lampu-lampu secara seri, namun
dalam keadaan lain kita harus memasang lampu secara paralel. Komponen yang tersusun seri akan
terhubung melalui satu jalur, sehingga aliran arus listrik akan mengalir ke semua komponen.
Lampu-lampu di rumah kita pada umumnya terpasang secara paralel. Pada kenyataannya rangkaian
listrik biasanya terdiri banyak hubungan sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik
simpul. Titik simpul adalah titik pertemuan dua cabang atau lebih. Penyelesaian dalam masalah
rangkaian listrik yang terdapat banyak cabang atau simpul itu digunakan Hukum I dan II Kirchhoff.
Hukum Kirchhoff adalah suatu peraturan atau hukum yang mengatur tentang jalanya arus dan
jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang mempunyai lebih dari satu sumber gaya
gerak listrik yang berbeda kekuatannya. jadi intinya hukum kirchhoff ini mengatur jumlah arus dan
tegangan yang masuk dan yang keluar.
Hukum kirchhoff dapat digunakan untuk menganalisis suatu rangkaian yang kompleks. Hukum
ini merupakan salah satu teori elektronika. Untuk menganalisis lebih lanjut tentang rangkaian
elektronika digunakan hukum kirchhoff. Loop merupakan suatu rangkaian atau jalan konduksi yang
tertutup. Titik cabang-cabang dalam jaringan (rangkaian) merupakan tempat bertemunya beberapa
konduktor.
Arus listrik akan mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah atau arus listrik merupakan
aliran arus dari potensial tinggi disebut kutub positif. Melalui kabel (rangkaian luar) menuju
potensial rendah disebut kutub negatif. Arus adalah banyak muatan listrik yang mengalir pada tiap
satuan waktu. Tegangan atau volt adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik.
Arus listrik yang mengalir juga akan mengalami cabang-cabang. Ketika melalui percabangan,
arus listrik akan berbagi pada percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada
cabang tersebut. Jika hambatan pada cabang tersebut besar, maka arus listrik yang melalui cabang
tersebut mengecil.
Pada rangkaian listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang bercabang-cabang. Untuk
menghitung besaran arus listrik yang mengalir pada setiap cabang. Hukum kirchhoff pertama
disebut hukum titik cabang dan hukum kirchhoff kedua disebut hukum loop, sebuah loop adalah
jalan konduksi yang tertutup.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Hukum Ohm


Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbadnding
lurus dengan beda potensial/ tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik
dengan hambatannya (R)”.
Dirumuskan:
V=IxR
Dimana :
V = beda potensial atau teganan (Volt)
I = arus listrik (Ampere)
R = hambatan (Ohm)
Dalam aplikasinya, digunakan untuk mempekecil arus listrik, memperkecil tegangan dan untuk
memperoleh nilah hambatan (resistansi).

2.2 Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi penuru tegangan diantaranya kedua salurannya sesuai dengan arus yang
mengalirnya berdasarkan hukum Ohm. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik
dan sirkui elektronik dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan resistansi/kawat
yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromiun.karakteristik utama dari resistor
adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien
suhu, desah listrik, dan indukstansi.
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi.
Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai,
biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan
biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti
merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi
seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah
titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik"
memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%.
Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya.

Gambar 2.1 Resistor


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Resistor

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari
empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi
dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan
setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang

terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem
lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang


lebih mudah adalah pita pertama berwarna hijau yang mempunyai harga 5, dan pita kedua berwarna
biru yang mempunyai harga 6, sehingga keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga brwarna kuning
yang mempunyai harga 104 yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat
berwarna merah yang merupakan kode untuk toleransi ± 2% memberikan nilai 560.000Ω pada
keakuratan ± 2%.

2.3 Hukum Kirchhoff


• Hukum Kirchhoff I
Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum kirchhoff yang berkaitan dengan arah arus dalam
menghadapi titik percabangan. Pada dasarnya, bunyi hukum kirchhoff 1 adalah :
“Arus total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan
arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”
• Hukum Kirchhoff II
Hukum Kirchhoff II merupakan hukum kirchhoff yang digunakan untuk menganalisis
tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu rangkaian tertutup. Bunyi
hukum kirchhoff II adalah :
“Total Tegangan (Beda Potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol.”

2.4 Rangkaian Listrik


Rangkaian listrik terdiri atas dua jenis yaitu seri dan paralel. Selain itu ada juga gabungan
dari dua jenis rangkaian listrik, yang disebut rangkaian campuran. Sehingga, terdapat tiga bentuk
rangkaian listrik yaitu rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran.
Perbedaan jenis rangkaian listrik ini terletak pada cara merangkainya. Rangkaian listrik seri disusun
secara sejajar, sedangkan rangkaian listrik paralel disusun secara bersusun atau bercabang.
Sedangkan rangkaian campuran merupakan kombinasi dari rangkaian seri dan paralel.
• Rangkaian Listrik Seri
Pembahasan pertama mengenai rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran yang akan
dibahas adalah rangkaian seri. Bentuk rangkaian seri dapat dibilang sangat sederhana karena
rangkaiannya disusun secara lurus dan tidak mimiliki cabang.
Karakteristik Rangkaian Listrik Seri:
a. Cara menyusun rangkaian cenderung praktis dan sederhana.
b. Semua komponen listrik disusun secara sejajar (berderet atau berurutan).
c. Kabel penghubung pada seluruh komponen tidak memiliki percabangan sepanjang rangkaian.
d. Hanya ada satu jalan yang dapat dilalui oleh arus, jadi jika ada satu jalur yang terputus maka
rangkaian tidak dapat berfungsi dengan benar.
e. Arus listrik yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian sama besarnya
f. Setiap komponen yang terpasang akan mendapat arus yang sama.
g. Beda potensial/tegangan pada setiap komponen yang terpasang memiliki nilai yang berbeda.
Gambar 2.2 Rangkaian Seri

Rumus rangkaian seri


I = I1 = I2 = I3
V = V1 + V2 + V3
R = R1 + R2 + R3

• Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel memliki ciri yang dapat dikenali, yaitu susunan rangkaiannya memiliki
cabang. Instalasi listrik di suatu rumah biasanya menggunakan susunan rangkaian pararlel.
Meskipun sedikit lebih rumit dari
rangkaian seri, rangkaian paralel memiliki banyak keuntungan.

Gambar 2.3 Rangkaian Paralel

Karakteristik Rangkaian Listrik Paralel


a. Cara menyusun rangkaian cenderung lebih rumit.
b. Semua komponen listrik terpasang secara bersusun atau sejajar.
c. Kabel penghubung pada sebuah rangkaian memiliki percabangan.
d. Terdapat beberapa jalan yang dapat dilalui oleh arus.
e. Arus yang mengalir pada setiap cabang memiliki besar nilai yang berbeda.
f. Setiap komponen yang terpasang mendapat besar arus yang berbeda.
g. Semua komponen mendapat tegangan yang sama besar.
h. Hambatan totalnya lebih kecil dari hambatan pada tiap-tiap komponen penyusunnya.
Rumus rangkaian paralel
I = I1 + I2 + I3
V = V1 = V2 = V3
1/R = 1/R1+ 1/R2 +1/R3
I1 : I2 : I3 = 1/I1 : 1/I2 : 1/I3

• Rangkaian Campuran
Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel. Secara umum,
karakteristik dan hukum yang berlaku pada rangkaian campuran juga mengikuti keduanya.

Gambar 2.4 Rangkaian Campuran

Rumus rangkaian campuran


I = I1 + I2 ...(9)
1/Rp = 1/R2 + 1/R3 ...(10)
Rtotal = R1 + 1/Rp ...(11)
BAB III
METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


• Project board
• Resistor
• Jumper Wires

3.2 Langkah Kerja


• Rangkaian Seri
1. Dihitung 3 resistor yang akan digunakan
2. Dirangkai resistor menjadi rangkaian seri pada project board
3. Rangkaian diberi tegangan melalui power supply DC 9volt
4. Diukur secara eksperimen rangkaian seri dari ketiga resistor dengan menggunakan Multimeter
5. Dihitung secara teori dan bandingkan dengan hasi pengukuran secara eksperimen
• Rangkaian Paralel
1. Dihitung 3 resistor yang akan digunakan
2. Dirangkai resistor menjadi rangkaian paralel pada project board
3. Rangkaian diberi tegangan melalui power supply DC 9volt
4. Diukur secara eksperimen rangkaian Paralel dari ketiga resistor dengan menggunakan
Multimeter
5. Hitung secara teori dan bandingkan dengan hasi pengukuran secara eksperimen
• Rangkaian Gabungan
1. Dihitung 3 resistor yang akan digunakan
2. Dirangkai resistor menjadi rangkaian gabungan (seri-pararel) pada project board
3. Rangkaian diberi tegangan melalui power supply DC 9volt
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Diketahui nilai dari resistor sebagai berikut:
Resistor Cincin 1 Cincin 2 Cincin 3 Cincin 4
1 Merah Hijau Jingga Emas
2 Abu Abu Orange Kuning Emas
3 Biru Hijau Orange Emas
Dengan diberikan tegangan sebesar 9 volt, maka hitung R total, I total, I pada
setiap hambatan, beda potensial pada setiap hambatan tersebut secara seri,
parallel, dan gabungan?

4.2 Pembahasan
1) Menghitung nilai resistor
1. Resistor 1
Resistor Cincin 1 Cincin 2 Cincin 3 Cincin 4
1. Merah Hijau Jingga Emas
Nilai 2 5 𝑥 103 ± 5%
(25.000 ± 1.250 )Ω
2. Resistor 2
Resistor Cincin 1 Cincin 2 Cincin 3 Cincin 4
2. Abu Abu Orange Kuning Emas
Nilai 8 3 𝑥 104 ± 5%
(830.000 ± 41.500)Ω
3. Resistor 3
Resistor Cincin 1 Cincin 2 Cincin 3 Cincin 4
3 Biru Hijau Orange Emas
Nilai 6 5 𝑥 103 ± 5%
(65.000 ± 3.250)

2) Rangkaian Seri
1. R Total
R Total = R1+R2+R3
=25.000 + 830.000 + 65.000
=920.000 Ω
2. I Total
I Total = 𝑣
𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
9𝑣
I Total =
920.000 Ω
I Total = 9,78 . 10−6 A
3. I pada setiap hambatan (I1, I2, I3)
I1 = I2 = I3 = Itotal = 9,78 . 10−6 A

4. Beda potensial pada setiap hambatan


Vn = I . Rn
V1 = I . R1
= 9,78 . 10−6 A x 25.000 = 0,24456 V
V2 = I . R2
= 9,78 . 10−6 A x 830.000 = 8,119 V
V3 = I . R3
= 9,78 . 10−6 A x 65.000 = 0,63586 V
Vtotal = V1 + V2 + V3
= 0,24456 + 8,119 + 0,63586
= 8,99942 V
3) Rangkaian Paralel
1. R Total
1 1 1 1
= + +
𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙1 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1
= + +
𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 25.000 830.000 65.000
1 1 1 1
= + +
𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 25.000 830.000 65.000

1 5.395.000 + 1.625.000 + 2.075.000 9.095.000


= =
𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 1.348.750.000.00 1.348.750.000.00
= 0,006743281
1
R total = = 14,82 Ω
0,006743281

2. I Total
𝑣
𝐼 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
9𝑣
𝐼 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = = 0,60728745 𝐴
14,82 Ω

3. I pada setiap hambatan (I1, I2, I3)


𝑣 9
𝐼1 = = = 0,00036 𝐴
𝑅1 25.000
𝑣 9
𝐼2 = = = 0,00001084337 𝐴
𝑅2 830.000
𝑣 9
𝐼3 = = = 0,0001384615 𝐴
𝑅3 65.000

4. Beda potensial pada setiap hambatan (V1 , V2 , V3)


V1 = I.R1
= 0,00036 𝑥 25.000 = 9 𝑉
V2 = I.R2
= 0,00001084337 𝑥 830.000 = 8,9999971 𝑉
V3 = I.R3
= 0,0001384615 𝑥 65.000 = 8,9999975 𝑉
4) Rangkaian Gabungan
1. R Total
R Total = R Seri + R Paralel
R Seri = R1 = 25.000 Ω
1 1 1
R Paralel = = +
𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅2 𝑅3
1 1 1
= +
𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙1 830.000 65.000
𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 1
=
830.000
+
65.000
= 60.279 Ω

𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 60.279 Ω
R Total = 25.000 Ω + 60.279 Ω = 85.279 Ω
2. I Total
𝑣
𝐼 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
9𝑣
𝐼 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = = 0,00001055359 𝐴
85.279 Ω
3. I pada setiap hambatan (I1, I2, I3)
𝐼1 = 𝐼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,00001055359 𝐴
𝑅2 830.000
𝐼2 = 𝑥 𝐼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑥 0,00001055359 𝐴
𝑅2 + 𝑅3 830.000 + 65.000
= 0,00001138008
𝑅3 65.000
𝐼3 = 𝑅3+𝑅2
𝑥 𝐼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 65.000+830.000
𝑥 0,00001055359 𝐴 = 0,0001453148
4. Beda potensial pada setiap hambatan (V1 , V2 , V3)
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑟𝑒𝑙
𝑣 𝑠𝑒𝑟𝑖 = 𝑥 𝑣𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 + 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑟𝑒𝑙

𝑣 𝑠𝑒𝑟𝑖 = 60.279 𝑥 9 = 6,36160133𝑉


25.000 + 60.279
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖
𝑣 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑟𝑒𝑙 = 𝑥 𝑣𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑟𝑒𝑙 + 𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖
25.000
𝑣 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑟𝑒𝑙 = 𝑥 9 = 2,63839866 𝑉
60.279 + 25.000
BAB V

KESIMPULAN

1. Nilai resistor yang digunakan dalam praktikum ini yaitu


Resistor Resistor Resistor
1 2 3
25.103Ω 83.104Ω 65.103Ω

2. Nilai kuat arus dan voltase pada tiap resistor pada rangkaian seri

Voltase Kuat arus


(V) (A)
V1 0,24456 I1 9,78 . 10-6
V2 8,119 I2 9,78 . 10-6
V3 0,63586 I3 9,78 . 10-6
8,99942 9,78 . 10-6
Vtotal Itotal

3. Nilai kuat arus dan dan voltase tiap resistor pada rangkaian paralel

Voltase Kuat arus


(V) (A)
V1 9 I1 0,00036
V2 8,9999971 I2 0,00001084337
V3 8,9999975 I3 0,0001384615
9 0,60728745
Vtotal Itotal
4. Nilai kuat arus dan voltase pada rangkaian gabungan
Voltase Kuat arus (A)
(V)
Vseri 6,36160133 I1 0,00001055359

2,63839866 I2 0,00001138008
Vparalel
I3 0,0001453148
9 0,00001055359
Vtotal Itotal
Daftar Pustaka

https://en.wikipedia.org/wiki/Resistor
https://idschool.net/smp/rangkaian-listrik-seri-paralel-dan-campuran/
Demareanti, Cyanisa Novi. Hukum Kirchhoff: Politeknik STTT Bandung
Wijaya, Adi Arif. Hukum Kirchhoff. Bandung: Politeknik STTT Bandung
Prastida, Icho. Hukum Kirchhoff. Bandung: Politeknik STTT Bandung

Anda mungkin juga menyukai