Anda di halaman 1dari 24

HUKUM KIRCHHOFF

LAPORAN PRAKTIKUM

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Dasar 2

dosen pengampu Endah P., S. T.

oleh

YOGIK ADI SETIAWAN

NPM 18410009

PROGRAM STUDI TEKNIK TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL

2019
HUKUM KIRCHOFF

Yogik Adi Setiawan (18410009), Teknik Tekstil, Politeknik STTT Bandung


E-Mail : yogikadi99@gmail.com
Phone: 082134847461

Abstrak

Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus


listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya. Resistor digunakan
sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik dan merupakan salah satu
komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam
kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi
seperti nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor adalah resistansi dan daya
listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik,
dan induktansi. Adapun hukum Kirchoff dan hukum ohm yang berkaitan dengan rangkaian
resistor. Telah dilakukan percobaan mengenai rangkaian arus DC dengan menggunakan
aplikasi hukum kirchoff pada resistor yang dirangkai secara seri, paralel dan campuran. Pada
percobaan ini digunakan osiloskop, multimeter dan persamaaan Hukum Kirchoff untuk
memperlihatkan bahwa teori pada hukum kirchoff ini sesuai dengan hasil eksperimen dan
hasil simulasi menggunakan Matlab. Praktikan diminta untuk merangkaikan kapasitor dalam
tiga jenis rangkaian, yaitu rangkaian resistor seri, paralel dan campuran. Tujuan dari
percobaan ini adalah praktikan mempunyai keterampilan dalam membuat berbagai macam
rangkaian arus DC dengan menggunakan Hukum Kirchoff

PENDAHULUAN Pada 1857 ia menghitung bahwa sinyal


listrik dalam resistansi kawat perjalanan
Gustav Robert Kirchoff (1824-
sepanjang kabel pada kecepatan cahaya.
1887), seorang fisikawan Jerman yang
Kirchoff mengemukakan dua
berkontribusi pada pemahaman rangkaian
hukum arus kirchoff. Hukum Kircoff
listrik, spektroskopi dan emisi radiasi
pertama menyatakan bahwa jumlah arus
benda hitam yang dihasilkan oleh benda-
yang masuk kedalam suatu sistem
benda yang dipanaskan. Pada 1845, ia
rangkaian listrik akan sama dengan jumlah
merumuskan hukum rangkaian listrik yang
arus yang keluar dari rangkaian tersebut.
sekarang digunakan pada rekayasa listrik.
Sedangkan hukum kirchoff kedua 1. Mahasiswa mampu membuat dan
menyatakan bahwa besarnya beda memahami rangkaian dengan
potensial pada rangkaian tertutup adalah menggunakan resistor
nol. 2. Mahasiswa mampu membuktikan
Selain Hukum Kirchoff, pada hukum Kirchoff secara teori dan
percobaan ini juga digunakan aplikasi eksperimen.
Hukum Ohm yang menyatakan bahwa 3. Mahasiswa mampu mengukur beda
jumlah arus yang melalui konduktor antara potensial pada rangkaian listrik.
dua titik berbanding lurus dengan beda 4. Mahasiswa mampu menerapkan
potensial, dan berbanding terbalik dengan Hukum Kirchoff pada rangkaian
hambatan di antaranya. Dalam percobaan listrik.
ini, diperlihatkan rangkaian sumber arus 5. Mahasiswa mampu menganalisa
searah (DC) dengan menggunakan hukum rangkaian seri, parallel, dan campuran.
kirchoff dan hukum ohm.
DASAR TEORI
Pengantar rangkaian elektrik
adalah salah satu bentuk aplikasi dari teori Hukum Kirchhoff merupakan salah
Listrik-Magnet. Contoh sederhana dari satu hukum dalam ilmu Elektronika yang
penggunaan teori listrik –magnet adalah berfungsi untuk menganalisis arus dan
pada saat seseorang menyalakan lampu, tegangan dalam rangkaian. Hukum
maka ia telah menghubungkan lampu Kirchoff pertama kali diperkenalkan oleh
tersebut dengan beda potensial yang seorang ahli fisika Jerman yang bernama
mengakibatkan muatan mengakhir Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887)
sehingga lampu menyala. Contoh lain pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri
adalah alat-alat elektronik menyala dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1
dikarenakan adanya arus listrik yang dan Hukum Kirchhoft 2.
disebabkan adanya beda tegangan. Pada Hukum I Kirchoff
percobaan kali ini menggunakan resistor Hukum I Kirchoff merupakan
atau komponen elektronik dua kutub yang hukum kekekalan muatan listrik yang
didesain untuk menahan arus listrik menyatakan bahwa jumlah muatan listrik
dengan meproduksi tegangan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup
diantara kedua kutubnya. adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu

TUJUAN rangkaian bercabang, jumlah kuat arus


listrik yang masuk pada suatu percabangan
sama dengan jumlah kuat arus listrik yang Hukum II Kirchoff
ke luar percabangan itu.
Hukum II Kirchoff adalah hukum
Hukum Kirchhoff 1 ini sering
kekekalan energi yang diterapkan dalam
disebut juga dengan Hukum Arus
suatu rangkaian tertutup. Hukum ini
Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current
menyatakan bahwa jumlah aljabar dari
Law (KCL). Bunyi Hukum Kirchhoff 1
GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda
adalah sebagai berikut :
potensial dalam sebuah rangkaian tertutup
“Arus Total yang masuk melalui suatu (loop) sama dengan nol. Hukum Kirchhoff
titik percabangan dalam suatu rangkaian 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang
listrik sama dengan arus total yang keluar digunakan untuk menganalisis  tegangan
dari titik percabangan tersebut.” (beda potensial) komponen-komponen
elektronika pada suatu rangkaian tertutup.
Untuk lebih jelas mengenai Bunyi
Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal
Hukum Kicrhhoff 1, silakan lihat rumus
dengan sebutan Hukum Tegangan
dan rangkaian sederhana dibawah ini :
Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage
Law (KVL).

Bunyi Hukum Kirchhoff 2 adalah


sebagai berikut :

“Total Tegangan (beda potensial) pada


suatu rangkaian tertutup adalah nol”

Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini


dirumuskan dengan persamaan :

ƩIR + ƩE =0
Di mana V adalah beda potensial
komponen komponen dalam rangkaian
(kecuali sumber GGL) dan E adalah GGL
sumber.
Resistor digunakan sebagai bagian dari
jejaring elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang
paling sering digunakan. Resistor dapat
dibuat dari bermacam-macam kompon dan
film, bahkan kawat resistansi (kawat yang
dibuat dari paduan resistivitas tinggi
Dari rangkaian sederhana di atas, maka seperti nikel-kromium).
akan berlaku persamaan berikut (anggap
Karakteristik utama dari resistor
arah loop searah arah arus)
adalah resistansinya dan daya listrik yang
I . R + I . r - E = 0..............(1) dapat dihantarkan. Karakteristik lain

E = I (R + r) termasuk koefisien suhu, desah listrik,


dan induktansi.
I = E/(R + r)
Resistor dapat diintegrasikan kedalam
Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk
sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
lain sebagai berikut :
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak
I.R=E-I.r kaki bergantung pada desain sirkuit,
kebutuhan daya resistor harus cukup dan
Di mana I.R adalah beda potensial pada
disesuaikan dengan kebutuhan arus
komponen resistor R, yang juga sering
rangkaian agar tidak terbakar.
disebut dengan tegangan jepit 
Satuan
Resistor
Ohm (simbol: Ω adalah
Resistor adalah komponen elektronik dua
satuan SI untuk resistansi listrik, diambil
kutub yang didesain untuk menahan arus
dari nama Georg Ohm).
listrik dengan memproduksi tegangan
listrik diantara kedua kutubnya, nilai Satuan yang digunakan prefix :
tegangan terhadap resistansi berbanding
Ohm = Ω
dengan arus yang mengalir,
berdasarkan hukum Ohm: Kilo Ohm = KΩ

Mega Ohm = MΩ

KΩ = 1 000Ω

MΩ = 1 000 000Ω


Hukum Ohm dikemukakan oleh
George Simon Ohm, fisikawan dari
Jerman pada tahun 1825. Hukum Ohm
kemudian dipublikasikan pada tahun 1827
melalui sebuah paper yang berjudul “The
Galvanic Circuit Investigated
Mathematically”.
Penandaan resistor
Hukum Ohm adalah suatu
pernyataan bahwa besar arus listrik yang Resistor aksial biasanya
mengalir melalui sebuah bidang selalu menggunakan pola pita warna untuk
berbanding lurus dengan tegangan dan menunjukkan resistansi. Resistor pasang-
berbanding terbalik dengan hambatan. permukaan ditandai secara numerik jika
Maksudnya bahwa untuk sebuah hambatan cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya
yang tetap, semakin besar tegangan maka resistor ukuran kecil yang sekarang
arus akan semakin besar, dan semakin digunakan terlalu kecil untuk dapat
besar hambatan untuk tegangan yang ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda,
sama, maka arus akan semakin kecil. cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu
warna lain juga mungkin, seperti merah
“Besarnya kuat arus (I) yang melalui
tua atau abu-abu.
konduktor antara dua titik berbanding
lurus dengan beda potensial atau Resistor awal abad ke-20 biasanya
tegangan(V) di dua titik tersebut, dan tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
berbanding terbalik dengan hambatan menutupi seluruh badan untuk pengkodean
atau resistansi(R) di antara mereka” warna. Warna kedua diberikan pada salah
satu ujung, dan sebuah titik (atau pita)
Secara matematis hukum Ohm
warna di tengah memberikan digit ketiga.
dapat dirumuskan :
Aturannya adalah "badan, ujung, titik"
V = I.R memberikan urutan dua digit resistansi dan

Dimana : pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah


±20%. Resistor dengan toleransi yang
V = Tegangan listrik (Volt)
lebih rapat menggunakan warna perak
I = Arus listrik yang mengalir (A) (±10%) atau emas (±5%) pada ujung
lainnya.
R = Nilai hambatan listrik (resistansi)
Identifikasi lima pita digunakan
pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%,
Identifikasi empat pita
0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga
Identifikasi empat pita adalah resistansi ketiga. Tiga pita pertama
skema kode warna yang paling sering menunjukkan harga resistansi, pita
digunakan. Ini terdiri dari empat pita keempat adalah pengali, dan yang kelima
warna yang dicetak mengelilingi badan adalah toleransi. Resistor lima pita dengan
resistor. Dua pita pertama merupakan pita keempat berwarna emas atau perak
informasi dua digit harga resistansi, pita kadang-kadang diabaikan, biasanya pada
ketiga merupakan faktor pengali (jumlah resistor lawas atau penggunaan khusus.
nol yang ditambahkan setelah dua digit Pita keempat adalah toleransi dan yang
resistansi) dan pita keempat merupakan kelima adalah koefisien suhu.
toleransi harga resistansi. Kadang-kadang
Resistor pasang-permukaan
terdapat pita kelima yang menunjukkan
koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan
dengan sistem lima warna sejati yang
menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-


merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%.
Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita
pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan
pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan
keduanya dihitung sebagai 56. Pita
ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang
menambahkan empat nol di belakang 56,
sedangkan pita keempat, merah,
merupakan kode untuk toleransi ± 2%,
memberikan nilai 560.000Ω pada
keakuratan ± 2%.

Identifikasi lima pita


Gambar ini menunjukan empat resistor
pasang permukaan (komponen pada kiri "0R22" = 0.22 ohm
atas adalah kondensator) termasuk dua "0R01" = 0.01 ohm
resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering
Resistor presisi ditandai dengan kode
digunakan daripada lompatan kawat
empat digit. Dimana tiga digit pertama
sehingga dapat dipasang dengan mesin
menunjukkan harga resistansi dan digit
pemasang resistor.
keempat adalah pengali. Contoh:
Resistor pasang-permukaan dicetak
"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm
dengan harga numerik dengan kode yang
"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
mirip dengan kondensator kecil. Resistor
"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm
toleransi standar ditandai dengan kode tiga
digit, dua pertama menunjukkan dua angka "000" dan "0000" kadang-kadang muncul

pertama resistansi dan angka ketiga bebagai harga untuk resistor nol ohm

menunjukkan pengali (jumlah nol). Resistor pasang-permukaan saat ini


Contoh: biasanya terlalu kecil untuk ditandai.

= 33 × 10.000 ohm = 330


"334"
KOhm
METODE EKSPERIMEN
"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 Kohm
Alat dan Bahan
"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 Kohm
"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 Mohm 1. Baseboard
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 2. Resistor
100, 220, 470. Contoh: 3. Kabel
4. Multimeter
"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm
5. Sumber Tegangan
"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm
6. Osiloskop
Kadang-kadang harga-harga tersebut
ditulis "10" atau "22" untuk mencegah
kebingungan. SKEMA PERCOBAAN
Resistansi kurang dari 10 ohm
Rangkaian Seri
menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak
1. Hitung 3 resistor yang akan
titik desimal. Contoh:
digunakan.
"4R7" = 4.7 ohm
2. Rangkailah resistor menjadi rangkaian 3. Ukurlah secara eksperimen rangkaian
seri pada baseboard. Seri Paralel dari keempat resistor
3. Ukurlah secara eksperimen rangkaian dengan menggunakan Multimeter.
seri dari ketiga resistor dengan 4. Saat sudah teragkai hitung tegangan
menggunakan Multimeter. masing masing resistor menggunakan
4. Saat sudah teragkai hitung tegangan osiloskop.
masing masing resistor menggunakan 5. Hitung secara teori dan bandingkan
osiloskop. dengan hasi pengukuran secara
5. Hitung secara teori dan bandingkan eksperimen.
dengan hasil pengukuran secara
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
eksperimen.
RESISTOR 1
Rangkaian Paralel Coklat :1
Merah :2
1. Hitung 3 resistor yang akan
Jingga : ×103
digunakan.
Emas :5%
2. Rangkailah resistor menjadi rangkaian
paralel pada baseboard.
Toleransi = 12000 × 5% = 600Ω
3. Ukurlah secara eksperimen rangkaian
RMax : 12000 + 600 = 10600 Ω
Paralel dari keempat resistor dengan
RMin : 12000 – 600 = 9400 Ω
menggunakan Multimeter.
RESISTOR 2
4. Saat sudah teragkai hitung tegangan
Merah :2
masing masing resistor menggunakan
Hitam :0
osiloskop.
Coklat : ×101
5. Hitung secara teori dan bandingkan
Emas : 5%
dengan hasi pengukuran secara
eksperimen.
Toleransi = 200× 5% = 10 Ω
Rangkaian Seri – Paralel RMax : 200 + 10= 210 Ω
RMin : 200 – 10 = 190 Ω
1. Hitung 3 resistor yang akan
digunakan. RESISTOR 3

2. Rangkailah resistor menjadi rangkaian Coklat :1


Hitam :0
seri paralel pada baseboard.
Jingga : ×103
Emas :5%
Toleransi = 10000 × 5% = 500 Ω
RMax : 10000 + 500 = 10500 Ω
RMin : 10000 – 500 = 9500 Ω

1. RANGKAIAN SERI

1.1. HASIL TEORI

Rs = R1 + R2 + R3
 R2
=12000 Ω+ 200 Ω + 10000 Ω
= 22200 Ω

∑V=0
IR = 0

Karena Seri maka I1-I3 sama,maka :


9
I seri = = 0,0004054054054 A
22200
 R3

V1= I R1
= 0,0004054054054 x 12000 Ω
= 4,864864865 V

V2 = I R2
= 0,0004054054054 x 200Ω
= 0,08108108108 V R1 = 4,92 V

R2 = 0,08 V
V3 = I R3
= 0,0004054054054 x 10000 Ω R3 = 4,22 V
= 4,054054054 V
V = V R 1+V R 2 + V R 3

V= I R = 4,92 + 0,08 + 4,22


= 0,0004054054054 x 22200 = 9,22 V
=9V
9,22
I=
22200
1.2. HASIL EKSPERIMEN
 R1 = 0,000415315315 A
¿ 0,00075 .12000
¿9 V
2. RANGKAIAN PARALEL
V 2=I 2 . R2
2.1.HASIL TEORI
1 1 1 1 ¿ 0,045 . 200
= + +
Rp R 1 R 2 R 4
¿9 V
1 1 1
= + +
12000 Ω 200 Ω 10000 Ω V 3=I 3 . R3

1+ 60+1,2 ¿ 0,0009 .10000


¿
12000
¿9 V
62,2
= Vp = IRp
12000
= 0,04665x 192,926045
R p= 192,926045 Ω = 8,999999999 V

ΣV =0 2.2. HASIL EKSPERIMEN


IR = 0
 R1
9
I pararel =
192,926045

= 0,04665 A

V 9
I 1= =
R 12000 Ω
¿0,00075 𝐴

V 9  R2
I 2= =
R 200 Ω
¿0,045 𝐴

V 9
I 3= =
R 10000 Ω
¿ 0,0009 A

V 1=I 1 . R1

 R3
Rtotal =R seri + R paralel

= 12000+ 196,0784314

= 12196,07843 Ω

9
Itotal =
12196 , 078 4 3

= 0,000737942122 A

Seri Vs= I Rs
R1 = 8,79 V
R2 = 8,79 V = 0,000737942122 x 12000

R3 = 8,79 V = 8,855305464 V

Jadi, V = 8,79 V Pararel: Vp = I Rp

8,79 =0,000737942122 x
I=
192,926045
196,0784314
= 0,0455615 A = 0,144694534 V

3) RANGKAIAN SERI PARALEL


Jadi V total=V seri +V paralel
1. HASIL TEORI = 8,85530546V +

Rtotal =R seri + R paralel 0,144694534 V


=9V
R Seri=12000Ω

2. HASIL EKSPERIMEN
1 1  R1
R paralel = +
R2 R3
1 1
= +
200 Ω 10000 Ω

50+1
=
10000

51
=
10000
 R2
10000
=
51

= 196,0784314 Ω
 R2

 R3

 R3

V R 1 Seri = 8,98 V
V R 2 pararel = 0,195 V
V R 3 pararel = 0,195 V 2. Rangkaian Paralel
 R1

V 2+V 3
V paralel =
2
0,195+0,195
=
2

V paralel = 0,195 Ω

Jadi V total=V seri +V paralel  R2

= 8,98 + 0,195 = 9.175 V

9,175
I=
12196 , 078 4 3

= 0,000752290997 A

HASIL SIMULASI  R3

1. Rangkaian Seri
 R1

3. Rangkaian Seri Paralel


 R1 = 4,92 + 0,08 + 4,22
= 9,22V
9,22V
I= =0,000415315315 A
22200 Ω
2. Rangkaian Pararel
Secara teori didapat :
 R2 9
I pararel = 192,926045

= 0,04665 A
V =I × R P
V =0,04665× 192,926045
V =9V
Secara eksperimen didapat :
 R3
V 1 +V 2 +V 3
V=
3
8,79+8,79+ 8,79
V=
3
V =8,79V
8,79V
I= =0,0455615 A
192,926045 Ω

Pembahasan
3. Rangkaian Seri-Pararel
Dari praktikum ini didapatkan hasil
Secara teori didapat :
dari ketiga rangkaian yaitu rangkaian seri,
9V
pararel, dan gabungan seri pararel sebagai I= =0,000737942122 A
12196 , 078 4 3 Ω
berikut:
1. Rangkaian Seri V total=V seri +V paralel
Secara teori didapat : V total=8,85530546+ 0,144694534
9V
I= =0,0004054054054 A V total=9V
22200 Ω
V = IR
= 0,0004054054054 A × 22200 Ω Secara eksperimen didapat :
V total=V seri +V paralel
=9V
Secara Eksperimen didapat : V total=8,98+ 0,195

V = V1 + V2 + V3 V total=9,175V
9,175 V
I= =0,000 752290997 A
12196 , 078 4 3

VI. KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum
ini hasil teori dan eksperimen tidak jauh
berbeda , adapun sedikit perbedaan
dikarenakan kapasitor itu sendiri dan
penaruhan resistor pada osisolkop kurang tepat
atau hal lainya.

Saran
Pada praktikum kali ini disarankan agar lebih
teliti dalam membaca resistor dan
merangkainya dengan baik pada project board
supaya arus yang mengalir lebih akurat.

VII. DAFTAR PUSTAKA


 Lembar Kerja Praktikum Fisika Dasar
Hukum Kirchof
 http://studiobelajar.com/hukum-kirchhof/
 http://teknikelektronika.com/penjelelasan-
hukum-I-dan-II-kirchhof/
 https://www.scribd.com/document/246730
285/laporan-praktikum-len
 R3

LAMPIRAN
1. Rangkaian Seri
 R1

 R2
2. Rangkaian Paralel
 R1

 R2
 R3

3. Rangkaian Seri Paralel


 R1
 R2

 R3
LAMPIRAN
1. Rangkaian Seri
 R1

 R2
 R3

2. Rangkaian Pararel
 R1
 R2

 R3
3. Rangkaian Seri Pararel
 R1

 R2
 R3

Anda mungkin juga menyukai