Anda di halaman 1dari 9

[Type text]

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA


Mata Kuliah : PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

JUDUL PERCOBAAN

JEMBATAN WHEATSTONE

OLEH :

NAMA : MAHARANI A O R SIREGAR

NIM : 4183351012

Jurusan : BIOLOGI

Program : PENDIDIKAN IPA

Kelompok : VI (ENAM)

Tgl. Pelaksanaan : 21 APRIL 2020

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


[Type text]

I. JUDUL PERCOBAAN : Jembatan Wheatstone

II. TUJUAN PERCOBAAN :


1. Mengetahui prinsip kerja jembatan wheatstone
2. Mengetahui fungsi jembatan wheatstone dalam suatu rangkaian
3. Mengetahui cara mencari besarnya hambatan yang belum diketahui dengan
menggunakan jembatan wheatstone secara teori
4. Mengetahui nilai hambatan yang tidak diketahui dengan membuat variasi dari
hambatan yang diketahui

III. TINJAUAN TEORITIS :


Jembatan Wheatstone merupakan sebuha metode yang digunakan untuk
mengukur hambatan yang belum diketahui. Selain itu , Jembatan Wheatstone digunakan
untuk mengeroksi kesalahan yang dapat terjadi dalampengukuran hambatan
menggunakan hokum Ohm . Jika jarum galvometer G menunjukkan angka nol
(seimbang), berarti pada galvanometer tidak ada arus listrik yang mengalir . Akibatnya,
pada keadaan ini tegangan di R2 sama dengan di R3 sehingga jiak G = 0, berlaku :

(Giancoli, 2001)

Prinsip dari metode jembatan Wheatstone adalah sebagai berikut:


 Hubungan antara resistivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar
memiliki besar hambatan tertentu.
 Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan
arus listrik. Besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya
suatu hambatan.
 Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan
dalam keadaan seimbang karena besar arus pada kedua ujung galvanometer sama
besar sehingga saling meniadakan.
(Syech, dkk , 2016)

Untuk tujuan tersebut, kita misalkan aliran arus seperti pada GAMBAR .Kita
gunakan hokum Kirchoff I di titik B dan titik D untuk menentukan hubungan antar arus.
Di titik B berlaku dan di titik D berlaku
[Type text]

Kemudian kita gunakan hokum Kirchoff II pada loop atas dan bawah.
Pada loop atas berlaku :

Dan pada loop bawah berlaku :

Penggunaan jembatan Wheatstone biasa diatur sehingga arus yang mengalir


melalui jembatan (arus yang mengalir dari titi D ke titik B) dibuat nol. Penola arus
tersebut dilakukan dengan mengatur hambatan R2 yang biasanya merupakan
potensiometer. Hambatan R2 diperbesar atau diperkecil sehingga arus yang mengalir
pada jalur tersebut nol. Dalam kondisi setimbang tersebut maka dari hokum Kirchoff I
kita peroleh dan . Dan dari hukum Kirchoff II kita peroleh
dan ,

atau

dan
Jika dua persamaan tersebut dibagi maka diperoleh

Karena dan maka kita dapatkan :

Maknanya, adalah kita dapat menentukan nilai hambatan menggunakan


jembatan Wheastone dengan mengatur arus yang mengalir pada jalur tengah sama
dengan nol , hambatan hanya ditentukan oleh nilai hambtan , dan
(Abdullah, 2017)

Rangkaian jembatan Wheatstone merupakan salah satu rangkaian pembagi


tegangan. Salah satu kelebihan pada rangkaian ini adalah dapat memberikan tegangan
keluaran nol volt. Perubahan nilai hambatan pada salah satu hambatan akan memberikan
respon perubahan tegangan keluaran.
(Sugito, dkk , 2015)

Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai- nilai


komponen seperti resistor R, induktansi L dan Kapasitor C dan parameter lainnya yang
diturunkan secara langsung dari nilai-nilai komponen seperti frekuensi, sudut fasa dan
suhu. Karena rangkaian jembatan hanya membandingkan nilai komponen yang tidak
diketahui dengan komponen yang besarnya diketahui secara tepat, tentu saja ketelitian
hasil pengukurannya akan sangat tinggi sekali.
Pengukuran dengan rangkaian jembatan adalah dengan cara perbandingan , yaitu
yang didasarkan pada penunjukan nol dari kesetimbangan rangkaian jembatan. Oleh
karena itu ketelitian pengukuran ini adalah langsung sesuai dengan ketelitian komponen
[Type text]

yang tersedia pada rangkaian jembatan, bukan bergantung pada detektor nolnya sendiri.
Penelitian yang lebih luas tentang jembatan wheatstone, diarahkan pada pemanfaatan
metode jembatan sebagai sensor pembanding seperti pada pengukuran jarak gangguan
pada jaringan kabel tanah. Sedangkan dalam bidang instrumentasi, digunakan sebagai
thermometric titrimetric.
(Herlan, 2014)

IV. ALAT DAN BAHAN :


IV.I Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
26633.333 , 1736.17 ,
1. Potensiometer 3 buah
829.412
2. Amperemeter - 1 buah
3. Power Supply 9V 1 buah
4. Saklar - 1 buah
5. Kabel - Secukupnya

IV.II Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Resistor 1200 , 4700 , 6800 3 buah

V. PROSEDUR KERJA :
No. Prosedur Percobaan Gambar

Membuat gambar rangkaian


1. seperti pada gambar di
samping
[Type text]

Mengubah besar resistor


menjadi :
 R1 = 6800 , R2 = 4700 ,
R3 = 1200 , untuk variasi 1
 R1 = 4700 , R2 = 1200 ,
2.
R3 = 6800 , untuk variasi 2
 R1 = 1200 , R2 = 6800 ,
R3 = 4700 , untuk variasi 3
Dan mengubah nilai tegangan
sumber menjadi 9V.

Mengukur besar tegangan


pada R4 menggunakan
3.
dengan potensiometer
POTENSIOMETER
Menghitung nilai R5 pada
rangkaian dengan
menggunakan gambar di
samping , nilai nya harus
bernilai ‘0’
4.
Jangan lupa di untuk meng
on dan off rangkaian supaya
mendapatkan hasil

VI. HASIL PERCOBAAN / PEMBAHASAN :

6.1 Hasil Percobaan

R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω)


6800 4700 1200 829.412
4700 1200 6800 1736.17
1200 6800 4700 26633.333

6.2 Gambar Rangkaian

VARIASI 1
[Type text]

VARIASI 2

VARIASI 3

6.3 Kalibrasi / % Kesalahan


 Perhitungan
Rumus Jembatan Wheatstone

Pada Variasi 1 Pada Variasi 2 Pada Variasi 3


R1 = 6800 Ω R1 = 4700 Ω R1 = 1200 Ω
R2 = 4700 Ω R2 = 1200 Ω R2 = 6800 Ω
R3 = 1200 Ω R3 = 6800 Ω R3 = 4700 Ω
[Type text]

 Persen Kesalahan
% Kesalahan = | |

Pada Variasi 1
% Kesalahan =| |

Pada Variasi 2
% Kesalahan =| |

Pada Variasi 3
% Kesalahan =| |

6.4 Pembahasan Sesuai Tabel

Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3

Praktek : R4 = 829,412 Praktek : R4 = 1.736,17Ω Praktek : R4 = 26.633,3Ω

Teori : Teori : Teori :

6.5 Jawaban Pertanyaan


1. Nilai R4 dari gambar secara teori :
R4 = 829.412 Ω pada Variasi 1
R4 = 1736.17 Ω pada Variasi 2
R4 = 26633.333 Ω pada Variasi 3
[Type text]

2. Hasil yang diperoleh secara teori dengan praktik :


Secara teori dan praktikum sama hasil data yang telah diperoleh dengan persen
kesalahan 0%.
Secara praktikum data yang dihasilkan
Pada Variasi 1 Pada Variasi 2 Pada Variasi 3
R1 = 6800 Ω R1 = 4700 Ω R1 = 1200 Ω
R2 = 4700 Ω R2 = 1200 Ω R2 = 6800 Ω
R3 = 1200 Ω R3 = 6800 Ω R3 = 4800 Ω
R4 = 829.412 Ω R4 = 1736.17 Ω R4 = 26633.333 Ω

Data secara praktikum dengan teori sama persisi dengan menggunakan rumus :

3. Kesimpulan percobaan Jembatan Wheatstone yang telah kami lakukan adalah


Terlebih dahulu kami mencari secara teori dengan rumus , maka dengan
hasil tersebut dapat di masukan ked alma rangkaian praktikum , hasilnya pun dapat 0.
Pada Resistor ke 5 (R5) bernilai 0 (R5 = 0), maka nilai nya dapat di abaikan . Hasil
secara praktikum ternyata sama dengan perhitungan secara teori .

VII. KESIMPULAN :
1. Prinsip kerja jembatan wheatstone:
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu
hambatan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Rangkaian ini dibentuk oleh
empat buah hambatan (R) yang merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0).
Kalau hambatan – hambatan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak
akan mengadakan suatu hubungan antara keempat hambatan tersebut. Cara kerjanya
adalah sirkuit listrik dalam empat hambatan dan sumber tegangan yang dihubungkan
melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer
ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.

2. Fungsi jembatan wheatstone dalam suatu rangkaian adalah untuk mengukur suatu yang
tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian
jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya
potensiometer

3. Cara mencari besarnya hambatan yang belum diketahui dengan menggunakan jembatan
wheatstone secara teori dengan menggunakan rumus :

Jika perkalian silang antara dan sama dengan dan maka (hambatan yang
ditengah) dapat diabaikan hanya dengan menjumlahkan seri kemudian dipararelkan.
Andai perkalian silang antar R1 dan R3 tak sama dengan perkalian antara R2 dan R4,
maka hambatan itu harus diganti dengan yang baru untuk susunan hambatannya.
[Type text]

4. Nilai hambatan yang tidak diketahui atau nilai R4 pada rangkaian dengan variasi –
variasi yang berbeda dari hambatan dapat hasilnya :
Pada Variasi 1 Pada Variasi 2 Pada Variasi 3
R1 = 6800 Ω R1 = 4700 Ω R1 = 1200 Ω
R2 = 4700 Ω R2 = 1200 Ω R2 = 6800 Ω
R3 = 1200 Ω R3 = 6800 Ω R3 = 4800 Ω
R4 = 829.412 Ω R4 = 1736.17 Ω R4 = 26633.333 Ω

VIII. DAFTAR PUSTAKA :


Abdullah, M. 2017 . Fisika Dasar II . Bandung : Institut Teknologi Bandung (ITB).
Giancoli. 2001. FISIKA / Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga

Herlean , D. 2014. Studi Pengaruh Pengaman Galvanometer Terhadap Keakuratan Hasil


Pengukuran Resistor Pada Jembatan Wheatstone Sederhana . Seminar Nasional Sains
Dan Teknologi . Hal, 1 – 6 .

Sugito , dkk . 2015 . Rancangan Bagun Sistem Pengukuran Pergeseran Tanah Menggunakan
Sensor Variabel Resistor . Jurnal Berkla Fisika . Vil, 18 , No. 1, Hal. 9 – 16 .

Syech, R, dkk . 2016. Pentuan Konduktivitas Ais Sungai Batang Lubuh Dengan Menggunakan
Metode Jembatan Wheastone . Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian . Vol.
8, No. 2, Hal. 92 – 101.

MEDAN , 28 APRIL 2020

ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKUM

SINDY PUSPITA MAHARANI A O R SIREGAR

4161121023 4183351012

Anda mungkin juga menyukai