Anda di halaman 1dari 7

Eksperimen Fisika 2

Praktikum : 8 Oktober 2019; Laporan : 15 Oktober 2019


Asisten praktikum : Ahmad Farid Rezeki Mahdali

Pengukuran dengan Jembatan Wheatstone

Ria Agustiana Putri1)*, Amrullah2), Bahriani3), Dana Zana4),


Kariena Vivianty Setiani5), Yusuf Alfian Nugraha6)

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,


Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Indonesia

Email : riaagustiana1408@gmail.com

ABSTRACT− Jembatan wheatstone adalah susunan rangkaian listrik berbentuk belah ketupat yang
digunakan untuk mengukur resistansi suatu bahan yang belum diketahui nilainya. Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui prinsip dasar rangkaian jembatan wheatstone, menjelaskan kondisi null balance,
menerapkan metode untuk menghitung resistansi resistor yang tidak diketahui dari nilai jembatan
wheatstone pada kondisi seimbang dan metode null untuk mengukur tegangan serta mengukur resistansi
resistor dan tegangan menggunakan metode jembatan wheatstone. Hasil yang didapat pada praktikum ini
menunjukan bahwa detektor null berperan dalam penentuan keberadaan kondisi seimbang yang juga
berfungsi sebagai kondisi awal dari rangkaian jembatan wheatstone atau rangkaian yang lain dan
pengukuran resistansi resistor hitung mundur didapatkan data pengukuran R3 berkisar dari 5,00 hingga 0,82
dalam kΩ, sedangkan R1 berkisar dari 5,00 hingga 9,18 dalam kΩ dan data R4 berkisar dari 12,00 hingga 1,07
dalam kΩ. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar hambatan maka semakin besar nilai resistivitasnya
sedangkan semakin kecil hambatannya maka nilai resistivitasnya juga semakin kecil.
KEYWORD : jembatan wheatstone, detektor null, resistansi resistor.

dua resistor tetap serta sebuah resistor variabel


I. PENDAHULUAN
Pada umumnya konsep alat ukur dapat yang digunakan sebagai pembanding hasil
digambarkan dalam dua kategori, yaitu untuk melihat tingkat keakuratan hasil
operasi & daya guna dilihat dari unsur-unsur pengukuran hambatan R secara teori.
fungsional sistem alat ukur, dan dilihat dari Prinsip dari jembatan wheatstone adalah
karakteristik statis dan dinamisnya. Secara sebagai berikut.
umum, sistem pengukuran meliputi unsur  Hubungan antara resistivitas dan
penginderaan primer, unsur pengkonversi hambatan dinyatakan dalam tiap
peubah (variabel), unsur pengubah penghantar memiliki besar hambatan
(manipulator) peubah unsur pengiriman data tertentu.
dan unsur penyaji data dalam bentuk yang  Hukum Ohm yang menjelaskan tentang
dapat ditangkap oleh indra manusia hubungan antara hambatan, tegangan
(Srivastava, 1987). dan arus listrik. Besar arus yang
Beberapa penelitian (Juwariyah & Djaya mengalir pada galvanometer disebabkan
2016, Raharjo & Toifur 2014, Rizeki dkk 2015) oleh adanya sebuah hambatan.
menyatakan bahwa jembatan wheatstone  Hukum Kirchoff 1 dan 2 yang sesuai
adalah susunan rangkaian listrik berbentuk dengan keadaan seimbang jembatan
belah ketupat yang digunakan untuk wheatstone karena besar arus pada
mengukur resistansi suatu bahan yang belum kedua ujung galvanometer sama besar
diketahui nilainya dengan menghubungkan sehingga saling meniadakan.
kawat penghantar pada sumber tegangan dan Persamaan umum dalam kesetimbangan

1
Ria Agustiana Putri, 1711014220019 2

jembatan wheatstone dituliskan dalam  1 buah DYNA-1750 Transducer and


persamaan (1), Instrumentation Trainer yang berfungsi
R1 R4 = R2 R3 (1) untuk memasang rangkaian jembatan
Jika tiga dari hambatan tersebut diketahui wheatstone.
nilainya, maka hambatan R yang tidak
 Kabel penghubung yang berfungsi
diketahui (misalnya tahanan R4) dapat
untuk menghubungkan rangkaian.
dinyatakan dalam hambatan-hambatan
 Multimeter yang berfungsi untuk
lainnya dengan persamaan (2),
R2 mengukur besar tegangan pada
R4 = R3 (2)
R1 rangkaian.
(Syech, dkk, 2016).
Prosedur Praktikum
Menurut Margunadi (1990), resistor
Prosedur praktikum ini adalah sebagai
dikenal juga sebagai tahanan, hambatan,
penghantar atau resistansi yang berfungsi berikut.
sebagai penghambat arus, pembagi arus dan a. Detektor Null
pembagi tegangan. Sesuai dengan namanya,  Mengkonfigurasi amplifier dan meter
resistor bersifat resistif. Satuan dari resistansi yang membentuk galvanometer
sebuah resistor disebut Ohm yang sensitive sehingga harus mengatur
dilambangkan dengan Ω (Mismail, 1995). masukan nol yang menghasilkan
Hambatan suatu penghantar dapat dihitung tegangan nol ketika gain penguat
dengan mengukur perbedaan potensial antara maksimal. Merangkai rangkaian seperti
ujung-ujung penghantar dan mengukur kuat
gambar berikut.
arus yang melalui penghantar tersebut
(Juwariyah & Djaya, 2016).
Melalui praktikum ini, praktikan
diharapkan mampu mencapai tujuan untuk
mengetahui prinsip dasar rangkaian jembatan
wheatstone, menjelaskan kondisi null balance,
menerapkan metode untuk menghitung Gambar 2.1 Rangkaian detektor null.
resistansi resistor yang tidak diketahui dari  Menyambung amplifier dan meter
nilai jembatan wheatstone pada kondisi seperti gambar 6 dengan masukan + & -
seimbang dan metode null untuk mengukur penguat diferensial sehingga masukan
tegangan serta mengukur resistansi resistor adalah nol. Mengatur kontrol amplifier
dan tegangan menggunakan metode jembatan
#2 Gain Coarse untuk 10 dan Gain Fine
wheatstone.
sampai 1.0.
II. METODE PRAKTIKUM  Menyalakan catudaya dan
Waktu dan Tempat menyesuaikan kontrol Offset sehingga
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Moving Coil Meter menujukan nilai
Selasa, 8 Oktober 2019 pukul 13.30-16.00 WITA
sekitar nol. Mengatur kontrol Gain Coarse
bertempat di Laboratorium Optik & Fisika
100 dan menyesuaikan kembali kontrol
Modern, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Offset untuk keluaran tepat nol.
Mangkurat, Banjarbaru. b. Pengukuran Resistansi Resistor
Alat dan Bahan dengan Jembatan Wheatstone
Alat dan bahan yang digunakan dalam  Mengatur saklar pada rangkaian
praktikum ini adalah sebagai berikut. jembatan wheatstone ke In, mengatur
3 Eksperimen Fisika 2, Instrumentasi, 2019

amplifier #2 kontrol Gain Coarse 10 dan 1


menghubungkan rangkaian seperti pada  Melakukan proses Offset dari amplifier
gambar berikut. #2 menggunakan prosedur a.
 Membuat rangkaian seperti gambar di
bawah dan mengatur saklar pada
rangkaian jembatan wheatstone ke Out
untuk melepas lengan rasio resistor 12
kΩ dan resistor Rx dengan nilai yang
Gambar 2.2 Pengukuran resistansi resistor.
tidak diketahui, kemudian mengambil
 Menyesuaikan kontrol 10 dengan
gambar dari rangkaian yang telah
memutar resistor variabel pada
dibuat.
jembatan wheatstone sehingga
pembacaan Moving Coil Meter adalah
sekitar nol, kemudian mengatur kontrol
Gain Coarse 100.
 Mencatat nilai dial resistor yang
merupakan resistansi R3.
Melalukan pengukuran tentang Gambar 2.3 Pengukuran tegangan dengan
resistansi lebih lanjut 10 kΩ resistor menggunakan metode 1.

geser variabel sebagai berikut.  Mengatur amplifier #2 Gain Co dengan

 Mengatur saklar jembatan wheatstone Arse pada 10 dan mengatur luaran

ke Out untuk menghilangkan resistor Rx tegangan dari wirewound resistor 10 kΩ


yang resistensinya belum diketahui. ke 4 V seperti yang ditunjukkan oleh
Menghubungkan 10 kΩ resistor geser Moving Coil Meter dimana tegangan

variabel pada terminal A & B dengan mempresentasikan Vu tegangan yang

koneksi rangkaian jembatan wheatstone tidak diketahui.

C & 0 V.  Menyesuaikan resistor 10-turn untuk


 Memeriksa Offset dari penguat, memperkirakan kondisi seimbang dan
kemudian mengontrol Gain Coarse 10 dengan amplifier #2 Gain Coarse diatur

dengan amplifier #2 dan menyesuaikan ke 100.

10-turn resistor untuk perkiraan  Mencatat pembacaan dial pada kondisi


mendapatkan keseimbangan. seimbang kemudian mencatat pada tabel

 Mengulang prosedur untuk mengukur 2 dan menghitung nilai tegangan yang

resistansi resistor 10 kΩ untuk semua tidak diketahui dengan:


1000
pengaturan dari 9 sampai 1, kemudian Vu = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑙Vst (3)
mencatat pembacaan dial pada konidisi  Mengulangi prosedur input tegangan
seimbang. yang tidak diketahui ke masing-maisng
 Menghitung resistansi yang sesuai pada nilai yang ditunjukan pada tabel 2.
masing-masing pembacaan, kemudian  Mengatur tegangan yang tidak diketahui
mencatat hasil pada tabel 1. pada 2 V dan mengatur kondisi
 Mematikan catudaya unit D1750. keseimbangan.
c. Penentuan Tegangan dengan Metode  Melepas koneksi dari soket B ke
jembatan wheatstone dan

3
Ria Agustiana Putri, 1711014220019 4

memperhatikan nilai revisi tegangan tegangan Vu tidak diketahui yang


yang tidak diketahui seperti yang diberikan pada tabel 3.
ditunjukkan oleh voltmeter digital.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Penentuan Tegangan dengan Metode Hasil
2 a. Tabel 1. Hasil pengukuran resistansi resistor
 Melakukan proses Offset dari amplifier Setting Pembacaan dial R3(Ω) R1(kΩ) R4
Resistor pada posisi 10 x 10 kΩ - (k Ω)
#2 menggunakan prosedur a, kemudian
(kΩ) seimbang dial R3
menghubungkan rangkaian seperti 10 500 5000 5 12
gambar di bawah, dengan 9 482 4820 5,18 11,17
8 458 4580 5,42 10,14
menggunakan 100 kΩ variable resistor
7 428 4280 5,72 8,98
sebagai Rs dalam rangkaian pasokan 6 394 3940 6,06 7,80
tambahan sumber DC. 5 348 3480 6,52 6,40
4 302 3020 6,98 5,19
3 232 2320 7,68 3,63
2 166 1660 8,34 2,39
1 82 820 9,18 1,07
b. Tabel 2. Hasil pengukuran tegangan metode 1
Vu Pembacaan Perhitungan Pengukuran
(V) dial posisi tegangan tegangan
seimbang (V) langsung (V)
Gambar 2.4 Pengukuran tegangan di bawah 10 222 2,22 4,56
standar dengan menggunakan metode 2. 9 252 2,268 4
 Mengatur resistor 10-turn ke nilai 8 308 2,464 3,294
7 382 2,674 2,67
maksimum (1000) dan menyesuaikan
6 480 2,88 2,114
pengukuran resistor 100 kΩ untuk 5 612 3,06 1,653
kondisi seimbang. Kemudian mengatur 4 776 3,104 1,302

amplifier #2 Gain Coarse pada 10 awalnya c. Tabel 3. Penyesuaian resistor 10-turn a


Vu (V) Pembacaan dial Pengukuran
dan 100 akhirnya selama kondisi posisi seimbang langsung
seimbang tersebut. 0,25 235 250
0,35 330 343
 Mengganti sumber tegangan referensi
0,45 432 435
1.0 V dengan sumber tegangan yang 0,55 507 550
tidak diketahui dari resistor variabel 10 0,65 612 642
0,75 710 742
kΩ wirewound, dengan memindahkan 0,85 828 803
load yang terhubung ke soket A 0,95 928 941

ampilifier diferensial dari soket B pada Pembahasan


rangkaian jembatan wheatstone ke soket Percobaan ini berjudul pengukuran
dengan jembatan wheatstone, yang bertujuan
B dari resistor 10 kΩ wirewound.
untuk mengetahui prinsip dasar rangkaian
 Mengatur tegangan Vu yang tidak
jembatan wheatstone, menjelaskan kondisi
diketahui 0.25 V seperti yang ditunjukan
null balance, menerapkan metode untuk
pada multimeter digital. menghitung resistansi resistor yang tidak
 Menyesuaikan kontrol resistor 10-turn diketahui dari nilai jembatan wheatstone pada
untuk mencapai kondisi seimbang kondisi seimbang dan metode null untuk
dengan memperhatikan pembacaan dial mengukur tegangan serta mengukur resistansi
untuk kondisi ini. resistor dan tegangan menggunakan metode
 Mengulangi prosedur untuk input lain jembatan wheatstone. Prinsip jembatan
5 Eksperimen Fisika 2, Instrumentasi, 2019

wheatstone ini memanfaatkan Hukum untuk data pengukuran resistansi resistor


Kirchoff 1 dan 2 yang sesuai dengan keadaan hitung mundur ditunjukan pada tabel 1, yaitu
seimbang jembatan wheatstone karena besar pengukuran R3 berurutan adalah 5,00; 4,82;
arus pada kedua ujung galvanometer sama 4,58; 4,28; 3,94; 3,48; 3,02; 2,32; 1,66 dan 0,82
besar sehingga saling meniadakan. dalam kΩ. sedangkan R1 berurutan adalah
Ada 4 metode percobaan yang 5,00; 5,18; 5,42; 5,72; 6,06; 6,52; 6,98; 7,68; 8,34
digunakan dalam percobaan ini. Pertama dan 9,18 dalam kΩ dan R4 berurutan adalah
adalah detektor null, metode ini berperan 12,00; 11.17; 10,14; 8,98; 7,80; 6,40; 5,19; 3,63;
dalam penentuan keberadaan kondisi nol atau 2,39 dan 1,07 dalam kΩ. Terdapat sedikit
kondisi seimbang yang juga berperan sebagai perbedaan dari kedua pengukuran di atas, hal
kondisi awal dari rangkaian jembatan ini disebabkan oleh kesalahan paralaks ketika
wheatstone atau rangkaian yang lain. Metode menyeimbangkan moving coil meter. Walaupun
kedua setelah dilakukan penentuan kondisi terdapat sedikit perbedaan, pengukuran ini
seimbang adalah pengukuran resistansi sesuai dengan penelitian Syech, dkk (2016)
resistor dengan jembatan wheatstone. yang menyatakan bahwa semakin besar
Rangkaian dari metode ini dapat dilihat dalam hambatan maka semakin besar nilai
gambar berikut. resistivitasnya sedangkan semakin kecil
hambatannya makan nilai resistivitasnya juga
semakin kecil.
Metode ketiga dari percobaan ini adalah
pengukuran tegangan dengan metode 1.
Rangkaian dari metode ini dapat dilihat dalam
gambar berikut.

Gambar 3.1 Rangkaian pengukuran resistansi resistor


yang melibatkan jembatan wheatstone, 10 kΩ resistor
geser variabel.
Pada percobaan ini, amplifier yang digunakan
adalah amplifier 2 karena amplifier 1 tidak
dapat digunakan. Setelah rangkaian selesai
dirangkai, pengukuran dilakukan dengan
pengambilan data pengukuran resistansi Gambar 3.2 Rangkaian penentuan tegangan dengan
metode 1 yang melibatkan jembatan wheatstone,
resistor hitung maju terlebih dahulu yang
wirewound track.
dijadikan sebagai data pembanding dengan
Setelah rangkaian selesai dirangkai,
data pengukuran resistansi resistor hitung
pengukuran dilakukan dengan pengambilan
mundur. Data pengukuran R3 berurutan dari
data tegangan langsung hitung maju terlebih
setting resistor hitung maju didapatkan 0,8;
dahulu yang dijadikan sebagai data
1,58; 2,30; 2,96; 3,46; 3,90; 4,26; 4,54; 4,08 dan
pembanding dengan data pengukuran
5,00 dalam kΩ, sedangkan R1 berurutan adalah
tegangan langsung hitung mundur. Tegangan
9,20; 8,42; 7,70; 7,04; 6,54; 6,10; 5,74; 5,46; 5,18
pada wirewound track yang digunakan pada
dan 5,00 dalam kΩ dan R4 berurutan adalah
percobaan ini dimulai dari 4 hingga 10 V
1,043; 2,251; 3,584; 5,045; 6,348; 7,672; 8,905;
karena 1 hingga 3 V tidak dapat digunakan.
9,978; 11,11 dan 12,00 dalam kΩ. Sedangkan

5
Ria Agustiana Putri, 1711014220019 6

Berdasarkan pengukuran, didapatkan data sebagai kondisi awal dari rangkaian


tegangan langsung dengan hitung maju secara jembatan wheatstone atau rangkaian
berurutan adalah 1,301; 1,634; 2,063; 2,526; yang lain.
3,098; 3,745 dan 4,56 dalam volt. Sedangkan  pengukuran resistansi resistor
data pengukuran tegangan langsung hitung didapatkan yaitu R3 berurutan adalah
mundur secara berurutan adalah 4,56; 4,00; 5,00; 4,82; 4,58; 4,28; 3,94; 3,48; 3,02; 2,32;
3,294; 2,67; 2,114; 1,653 dan 1,302 dalam volt. 1,66 dan 0,82 dalam kΩ. sedangkan R1
Sama seperti metode sebelumnya, terdapat berurutan adalah 5,00; 5,18; 5,42; 5,72;
6,06; 6,52; 6,98; 7,68; 8,34 dan 9,18 dalam
sedikit perbedaan dari kedua pengukuran di
kΩ dan R4 berurutan adalah 12,00; 11.17;
atas, hal ini kemungkinan besar disebabkan
10,14; 8,98; 7,80; 6,40; 5,19; 3,63; 2,39 dan
oleh kesalahan paralaks ketika
1,07 dalam kΩ.
menyeimbangkan moving coil meter dan
 Data pengukuran tegangan langsung
pembacaan nilai tegangan pada multimeter.
secara berurutan adalah 4,56; 4,00; 3,294;
Dari data tegangan langsung hitung mundur, 2,67; 2,114; 1,653 dan 1,302 dalam volt
didapatkan data perhitungan tegangan secara dan didapatkan data perhitungan
berurutan adalah 2,22; 2,268; 2,464; 2,674; 2,88; tegangan secara berurutan adalah 2,22;
3,06 dan 3,104 dalam volt. Untuk metode ke 4 2,268; 2,464; 2,674; 2,88; 3,06 dan 3,104
tidak dapat dilakukan dalam praktikum ini. dalam volt.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena
V. DAFTAR PUSTAKA
terdapat kabel penghubung yang tidak
Juwariyah, Tatik & Djaya, Y. (2016). Analisa
berfungsi dengan baik sehingga rangkaian
Resistivitas Kawat Penghantar Ditinjau
tidak dapat digunakan. Oleh karena itu, data dari Metode Jembatan Wheatstone dan
pada tabel 3 untuk metode ke 4 ini didapatkan Metode Hukum Ohm pada Modul
dari data praktikum tahun sebelumnya. Dari Praktikum Fisika. Bina Teknika, 12(2), 239–
data tersebut, hasil pengukuran langsung 244.
hitung mundur secara berurutan adalah 941; Margunadi. (1990). Teori Rangkaian. Jakarta:
803; 742; 642; 550; 435; 343 dan 250 dalam mV. Erlangga.
Praktikum ini tidak terpisahkan dari Mismail, B. (1995). Rangkaian Listrik. Bandung:
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, Penerbit ITB.
seperti diantaranya adalah ketidaktelitian Raharjo, P.W. & Toifur, M. (2014). Kawat
dalam mengamati moving coil meter, Solenoida sebagai Sensor Suhu Berbasis
pembacaan dial dan multimeter serta Resistor Temperature Detector Coils
kerusakan alat-alat yang digunakan sehingga (RTD-C). Prosiding Pertemuan Ilmiah
rangkaian pada jembatan wheatstone menjadi XXVIII HFI Jateng & DIY, 166–169.
kurang tepat. Rizeki, R., Setiyono, B. & Riyadi, M.A. (2015).
Perancangan Sistem Kontrol Motor
IV. KESIMPULAN Berbasis Kontrol PID dengan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah: Menggunakan Mikrokontroler
 Prinsip jembatan wheatstone ini ATMEGA8535 pada Sizing Process
memanfaatkan Hukum Kirchoff 1 dan 2 Sistem Weaving I Greige Di Pt . Apac Inti
yang sesuai dengan keadaan seimbang Corpora. Transient, 4(3), 771-779.
jembatan wheatstone karena besar arus Srivastava, A. C. (1987). Teknik Instrumentasi.
pada kedua ujung galvanometer sama Jakarta: UI-Press.
besar sehingga saling meniadakan. Syech, R., Abdi, R. & Tambunan, W. (2016).
 Kondisi null balance berperan dalam Penentuan Konduktivitas Listrik Air
penentuan keberadaan kondisi nol atau Sungai Batang Lubuh Dengan
kondisi seimbang yang juga berperan Menggunakan Metode Jembatan
7 Eksperimen Fisika 2, Instrumentasi, 2019

Wheatstone. Jurnal Fakultas Teknik Vu(6) = 6 V Dial(6) = 480


Universtitas Pasir Pengaraian, 92–101. Vu(5) = 5 V Dial(5) = 612
LAMPIRAN Vu(4) = 4 V Dial(4) = 776
a. Perhitungan resistansi resistor Ditanyakan: Vst
Diketahui: Penyelesaian:
𝑉𝑢(𝑖)
R3(10) = 5 kΩ R1(10) = 5 kΩ 𝑉𝑠𝑡(𝑖) = 𝑥 𝐷𝑖𝑎𝑙(𝑖)
1000
R3(9) = 4,82 kΩ R1(9) = 5,18 kΩ 10
𝑉𝑠𝑡(10) = 1000 𝑥 222 = 2,22 V
R3(8) = 4,58 kΩ R1(8) = 5,42 kΩ 9
R3(7) = 4,28 kΩ R1(7) = 5,72 kΩ 𝑉𝑠𝑡(9) = 𝑥 252 = 2,268 V
1000
8
R3(6) = 3,94 kΩ R1(6) = 6,06 kΩ 𝑉𝑠𝑡(8) = 𝑥 308 = 2,464 V
1000
R3(5) = 3,48 kΩ R1(5) = 6,52 kΩ 7
𝑉𝑠𝑡(7) = 𝑥 382 = 2,674 V
1000
R3(4) = 3,02 kΩ R1(4) = 6,98 kΩ 6
𝑉𝑠𝑡(6) = 𝑥 480 = 2,88 V
R3(3) = 2,32 kΩ R1(3) = 7,68 kΩ 1000
5
R3(2) = 1,66 kΩ R1(2) = 8,34 kΩ 𝑉𝑠𝑡(5) = 𝑥 612 = 3,06 V
1000
4
R3(1) = 0,82 kΩ R1(1) = 9,18 kΩ 𝑉𝑠𝑡(4) = 𝑥 776 = 3,104 V
1000
R3(9) = 4,82 kΩ c. Perhitungan penyesuaian resistor 10-
Ditanyakan: R4 turn a
Penyelesaian: Diketahui:
𝑅2 Vu(8) = 0,95 V Vu(4) = 0,55 V
𝑅4 = 𝑥 𝑅3
𝑅1 Vu(7) = 0,85 V Vu(3) = 0,45 V
12 Vu(6) = 0,75 V Vu(2) = 0,35 V
𝑅4(10) = 𝑥 5 = 12,00 kΩ
5 Vu(5) = 0.65 V Vu(1) = 0,25 V
12
𝑅4(9) = 𝑥 4,82 = 11,17 kΩ Ditanyakan: Vst
5,18 Penyelesaian:
12 𝑉𝑢(𝑖)
𝑅4(8) = 𝑥 4,58 = 10,14 kΩ 𝑉𝑠𝑡(𝑖) = 𝑥 𝐷𝑖𝑎𝑙(𝑖)
5,42 1000
12 0,95
𝑅4(7) = 𝑥 4,28 = 8,98 kΩ 𝑉𝑠𝑡(8) = 1000 𝑥 928 = 0,882 V
5,72 0,85
12 𝑉𝑠𝑡(7) = 𝑥 828 = 0,704 V
1000
𝑅4(6) = 𝑥 3,94 = 7,80 kΩ 6
6,06 𝑉𝑠𝑡(6) = 𝑥 710 = 0,533 V
12 1000
5
𝑅4(5) = 𝑥 3,48 = 6,40 kΩ 𝑉𝑠𝑡(5) = 𝑥 612 = 0,398 V
6,52 1000
12 4
𝑅4(4) = 𝑥 3,02 = 5,19 kΩ 𝑉𝑠𝑡(4) = 𝑥 507 = 0,279 V
1000
6,98 6
12 𝑉𝑠𝑡(6) = 𝑥 432 = 0,194 V
1000
𝑅4(3) = 𝑥 2,32 = 3,63 kΩ 5
7,68 𝑉𝑠𝑡(5) = 𝑥 330 = 0,116 V
1000
12 4
𝑅4(2) = 𝑥 1,66 = 2,39 kΩ 𝑉𝑠𝑡(4) = 𝑥 235 = 0,059 V
8,34 1000
12
𝑅4(1) = 𝑥 0,82 = 1,07 kΩ
9,18
b. Perhitungan tegangan metode 1
Diketahui:
Vu(10) = 10 V Dial(10) = 222
Vu(9) = 9 V Dial(9) = 252
Vu(8) = 8 V Dial(8) = 308
Vu7) = 7 V Dial(7) = 382

Anda mungkin juga menyukai