Fazliana Samaun*)
Abstrak
Telah dilakukan praktikum roller coaster. Adapun tujuan dilaksanakan praktikum roller coaster untuk
mengetahui pengaruh ketinggian lintasan terhadap kecepatan mobil dan mengetahui hubungan antara
waktu rata - rata dan kecepatan rata – rata mobil pada roller coaster. Praktikum ini menggunakan tiga
lintasan dimana lintasannya divariasikan ketinggiannnya. Kemudian jarak antara kedua photogate atau
jarak horizontal diatur pada jarak 0,35, 0,45 dan 0,55 cm untuk semua lintasan. Alat dan bahan yang
digunakan system roller coaster, miniatur lengkap dengan mobil-mobilan, photogate head, smart timer,
penggaris dan benang. Berdasarkan praktikum yang dilakukan,pengaruh ketinggian lintasan terhadap
kecepatan mobil yaitu semakin tinggi lintasan yang akan dilintasi mobil maka kecepatan mobil akan
semakin besar. Untuk hubungan kecepatan rata – rata mobil terhadap waktu rata - rata mobil adalah
berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai dari kecepatan mobil maka waktu yang diperlukan akan
semakin kecil.
Abstract
A practicum roller coaster has been done. The purpose implemented this practicum is to know the
effect of altitude path to the speed of the car and to know the relation between the average time and the
average speed of the car on the roller coaster. This practice uses three paths where the path is varied in
altitude. Then the distance between the two photogates or the horizontal distance is set at a distance of
0.35, 0.45 and 0.55 cm for all trajectories. Tools and materials used are roller coaster system, miniature
complete with toy cars, photogate head, smart timer, ruler and yarn. Based on the practicum conducted
the influence of the height of the track to the speed of the car is the higher the path that will be crossed
the car the car speed will be greater. For the relation of the average speed of the car to the average time
the car is inversely proportional, where the greater the value of the speed of the car the time it takes will
be smaller.
vavg(m/s)
3.05
3.04
t4(s) t5(s) tavg(s) vavg(m/s)
0,1177 0,1158 0,1141 3,0674 3.03
0,1455 0,1496 0,1482 3,0364 3.02
0,1824 0,1823 0,1817 3,0269 0 0.05 0.1 0.15 0.2
tavg(s)
Tabel 2. Hasil Pengukuran untuk lintasan 2 Gambar 2. Hubungan antara vavg dengan tavg
Jarak Jarak pada lintasan 1
Horizontal Lintasan t1(s) t2(s) t3(s)
2.45
(m) (m)
0,35 1,475 0,1469 0,1418 0,1423 2.43
0,45 1,575 0,1924 0,1927 0,1925 2.41
vavg(m/s)
0,55 1,675 0,2345 0,2361 0,2371 2.39
2.37
t4(s) t5(s) tavg(s) vavg(m/s) 2.35
2.04
t4(s) t5(s) tavg(s) vavg(m/s)
2.02
0,1671 0,1678 0,1681 2,0821
0,2216 0,2229 0,2222 2,0270 2
0,2714 0,2736 0,2733 2,0124 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
tavg(s)
Gambar 4. Hubungan antara vavg dengan tavg
Berdasarkan tabel hasil pengamatan dapat
pada lintasan 3
dilihat bahwa lintasan 1 memiliki kecepatan
paling besar dan energi potensil yang besar.
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat
Untuk nilai vavg dari mobil di dapat bahwa hubungan antara waktu dan kecepatan
menggunakan rumus : berbanding terbalik, semakin sedikit waktu yang
diperlukan maka kecepatannya semakin besar.
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 𝐷 Begitupun sebaliknya
𝑣𝑎𝑣𝑔 = =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑎𝑣𝑔
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang DAFTAR PUSTAKA
didapatkan dapat dilihat bahwa setiap kali kita
mengubah model lintasan dari roller coaster, [1] Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi
maka kecepatan yang akan kita peroleh selalu Keliama Jilid 1. Jakarta: Erlangga (hal 25)
mengikuti model lintasan dan jarak dari
[2] Halliday, Resnick, Walker. 2010. Fisika
photogate itu sendiri.
Dasar Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga (hal
Puncak dari posisi awal sengaja dirancang 18 -19)
lebih tinggi posisinya dari posisi akhir, ini
memungkinkan energi potensial mobil lebih
besar dan kendaraaan dapat melaju dengan
maksimal ke posisi akhir dari lintasan.
4. Kesimpulan