Disusun oleh :
Alif Maulana Sheva Risandi 2231210034
Alvian Nur Achyar 2231210070
Hisyam Muhammad Rabbani 2231210077
Naufal Roihan Fahrudin 2231210125
Noval Ramadani 2231210056
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan praktikum ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan ……………………………………………………… 1
B. Alat dan Bahan …………………………………………….. 1
C. Landasan Teori …………………………………………….. 1
D. Langkah-langkah Perencanaan Alat ……………………….. 4
E. Prosedur Perencanaan ……………………………………… 4
BAB II HASIL
A. Data Pengamatan …………………………………………... 5
B. Pengelolaan Data dan Penghitungan ………………………. 5
C. Analisis dan Pembahasan ………………………………….. 6
D. Pertanyaan dan Jawaban Pemantapan ……………………... 8
E. Kesimpulan ………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Menyelidiki sifat sifat mekanis pada bidang miring
B. Alat dan Bahan
1. Papan kayu 1 set
2. Neraca pegas 1 buah
3. Beban 1 buah
4. Busur 1 buah
C. Landasan Teori
1. Pesawat Sederhana
Pesawat sederhan adalah segala jenis perangkat yang hanya
membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja terjadi suatu gaya diberikan
dan menyebabkan gerakan sepanjang suatu jarak tertentu. Kerja yang
timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkna untuk
mencapai sesuaitu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang
dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan
gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. Contoh pesawat
sederhana adalah katrol, bidang miring, tuas, dan pengungkit.
2. Pesawat Sederhana Bidang Miring
Pesawat sederhana bidang miring adalah permukaan rata yang
menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Contohnya
seseorang dapat menaikkan benda misal dalam truk tanpa tenaga yang
terlalu besar berkat bidang miring. Bidang miring merupakan salah satu
jenis pesawat sederhana yang terdiri dari bidang datar yang salah satu
ujungnya lebih tinggi daripada ujung lainnya. Bidang miring diposisikan
miring agar dapat memperkecil gaya yang dibutuhkan untuk
memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dibandingkan
mengangkat nya secara vertikal. Bidang miring memberikan keuntungan
yaitu memungkinkan kita memindahkan suatu benda ke tempat yang lebih
tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Meskipun demikian, bidang miring
1
juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang harus ditempuh untuk
memindahkan benda tersebut menjadi lebih panjang (jauh). Pemanfaatan
prinsip kerja bidang miring dapat kita temukan dalam sejumlah perkakas,
diantaranya kapak, pisau, skrup, baut, dan sebagainya. (Pratiwi P, R.,
dkk., 2008: 28)
Dalam bidang miring berlaku sebagai berikut:
a. Makin landai bidang miring, maka makin kecil gaya yang dibutuhkan,
akan tetapi jalan yang dilalui lebih panjang.
b. Makin curam suatu bidang miring, maka makin besar gaya yang
dibutuhkan, akan tetapi jalan yang dilalui lebih pendek. Dalam
keseharian bidang miring ini dapat dijumpai dalam hal berikut:
(1) Tangga naik suatu bangunan bertingkat-tingkat dan berkelok-kelok
untuk memperkecil gaya.
(2) Jalan di pegunungan berkelok-kelok supaya mudah dilalui.
(3) Ulir sekrup yang bentuknya menyerupai tangga melingkar.
(4) Baji (pisau, kater, kampak, dll).
(5) Dongkrak juga merupakan suatu contoh bidang miring karena
menggunakan prinsip sekrup.
(6) Untuk menaikkan drum keatas truk menggunakan papan kayu yang
dimiringkan. (Sulaiman, 2013 : 37).
2
4. Energi Mekanik pada Gerak Benda di Bidang Miring
Gerak benda pada bidang miring di bawah pengaruh medan gravitasi
dapat di kelompokan menjadi dua bagian, yaitu untk bidang miring licin
dan bidang miringkasar.
i) Bidang miring licin
Untuk bidang miring licin, benda yang bergerak dari puncak
bidang miring tanpa kecepatan awal, seluruh energi potensial benda
akan berubah menjadi energi kinetic saat benda sampai di ujung bawah
bidang miring.
ii) Bidang miring kasar
Untuk bidang miring kasar, benda akan mengalami gaya gesek.
Gesek dengan arah berlawanan gerak benda. Energi potensial yang
dimiliki benda ketika berada di puncak bidang miring akan berkurang
setelah menuruni bidang miring. Sebagian energy potensial benda
menjadi energi kinetik dan sebagian lagi terserap oleh bidang miring
untuk melawan usaha yang ditimbulkan oleh gaya gesek.
(kamajaya, 2008:133)
(Untoro, 2006:113)
𝑠 𝑊
𝐾𝑀 = =
ℎ 𝐹
(Wasis, 2008 ;154)
3
D. Langkah-langkah Perencanaan Alat
Adapun langkah-langkah perancangan alat dalam pembuatan model
hidram sebagai berikut :
a. Siapkan papan kayu dengan ukuran panjang 0,515 m.
b. Siapkan busur, neraca pegas dan tali (secukupnya).
c. Siapkan benda uji dengan massa 0,16 kg.
d. Siapkan penampang alas dengan panjang 25 cm untuk sudut 30, 36 cm
untuk sudut 45 dan 44 cm untuk sudut 60
e. Alat siap digunakan untuk praktikum pesawat sederhana “bidang miring”
E. Prosedur Percobaan
Lakukan percobaan berdasarkan prosedur berikut :
1. Amatilah alat dan bahan yang sudah disiapkan untuk percobaan kali ini.
2. Apakah ada perbedaan antara besar gaya yang diberikan untuk
memindahkan benda tanpa dan dengan menggunakan pesawat sederhana
bidang miring?
3. Apakah besar sudut mempengaruhi besar gaya yang diberikan pada saat
memindahkan benda dengan menggunakan bidang miring? Ataukan tidak?
4. Apakah besar sudut mempengaruhi keuntungan mekanis yang diberikan
pesawat sederhana bidang miring? Ataukah tidak?
4
BAB II
HASIL
A. Data Pengamatan
Percoobaan Beban
()
ke- W (N) F (N) KM (W/F)
1 1,5696 0,7848 2
2 30 1,5696 0,7848 2
3 1,5696 0,7848 2
1 1,5696 1,10987 1,41421968
2 45 1,5696 1,10987 1,41421968
3 1,5696 1,10987 1,41421968
1 1,5696 1,35931 1,15470349
2 60 1,5696 1,35931 1,15470349
3 1,5696 1,35931 1,15470349
Keterangan :
W = Berat benda (N)
F = Gaya Bidang Miring (N)
KM = Keuntungan Mekanis Bidang Miring
5
2. Sudut 45
ℎ
𝐹 = 𝑊.
𝑠
0,36415999
= 1,5696.
0,515
= 1,10987 𝑁
3. Sudut 60
ℎ
𝐹 = 𝑊.
𝑠
0,44600308
= 1,5696.
0,515
= 1,35931 𝑁
6
dengan perubahan sudut dan perubahan beban. Kemudian setelah
melakukan pengolahan data dan perhitungan diperoleh sebagai berikut :
Percobaan Beban
()
ke- W(N) F(N) KM(W/F)
1 30 1,5696 0,7848 2
2 45 1,5696 1,10987 1,41421968
3 60 1,5696 1,35931 1,15470349
7
D. Pertanyaan dan Jawaban Pemantapan
1. Apakah gaya beban sama dengan gaya kuasa pada bidang miring?
Jawab : Beda. Gaya beban diperoleh Ketika beban murni tanpa
pesawat menggunakan alat timbang yaitu neraca sedangkan gaya kuasa
adalah gaya ketika menggunakan bidang miring.
8
E. Kesimpulan
Bidang miring seperti pesawat sederhana lainnya memberikan
keuntungan mekanis, keuntungan mekanis ini dapat diketahui dengan
mengukur gaya beban dan gaya kuasa. Pada percobaan ini, pesawat
sederhana bidang miring memberikan keuntungan mekanis berbeda-beda
karena percobaannya melakukan perubahan sudut sehingga diperoleh
semakin kecil sudut kemiringan maka semakin besar keuntungan
mekanisnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bidang_miring
https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/23/083000469/mengenal-bidang-
miring-dan-contoh-contohnya?page=all
https://ipa.pelajaran.co.id/bidang-miring/
10