Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MESIN ATWOOD

Disusun Oleh :

QowimAhyati
19/439127/PA/18950

LABORATORIUM FISIKA DASAR


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
MESIN ATWOOD
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Yunani, sejak zaman dahulu telah yakin bahwa tarikan
atau dorongan yang disebut gaya adalah yang menyebabkan sebuah
benda bergerak dan tanpa adanya gaya benda akan segera berhenti.
Sebuah benda yang diam, yang berarti tidak ada gaya yang bekerja
maka akan terus menerus diam. Secara implisit anggapan ini seolah
benar, namun sebenarnya tidak tepat.
Menurut prinsip inersia yang diusulkan oleh Galileo, sebuah
benda yang sedang bergerak pada permukaan licin sempurna akan terus
bergerak dengan kelajuannya. Pada tahun 1678 Issac Newton
menayatakan hukum pertamanya tentang gerak yang sekarang dikenal
dengan hukum I Newton yang kemudian ia mengemukakan hukum II
dan hukum III Newton. Sebuah benda yang mula-mula diam akan dapat
bergerak dengan adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut
(Halliday,1996)
Pada praktikum ini akan digunakan sebuah katrol yang bisa
disebut dengan mesin atwood. Pada praktikum mesin atwood ini kita
dapat memahami aplikasi dari mesin atwood, dapat menentukan nilai
gravitasi, dam dapat membandingkan letak akurasi dan kepresisian
dengan kedua metode yaitu metode grafik dan metode perbandingan.

1.2 Tujuan
Pada praktikum mesin atwood ini, tujuannya yaitu
1. Dapat menentukan besar nilai gaya gravitasi (g)
2. Dapat menentukan besar nilai gaya gesek katrol (Fges)
BAB II DASAR TEORI
2.1 Gerak
Benda dikatakan bergerak ketika ada gaya yang di berikan
sehingga gaya dapat dikatakan sesuatu yang menyebabkan sebuah
benda bergerak lebih cepat. Gerak dibagi atas 2 yaitu gerak linaer dan
gerak rotasi, gerak adalah gerak yang dilakukan secara lurus atau
perpindahan lurus, sedangkan gerak rotasi adalah gerak yang bergerak
secara mengelending.
2.2 Hukum I Newton
Hukum I newton menyatakan "sebuah benda akan berada dalam
keadaaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya
yang berada pada benda sama dengan nol."
∑𝑭 = 𝟎 ... (2.1)
Keterangan : ƩF = Jumlah Gaya yang Bekerja (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Hukum ini menyatakan bahwa jika suatu benda sedang bergerak
maka benda sesamanya akan ikut bergerak, kecuali bila ada gaya yang
menghentikannya. Sifat ini disebut "Hukum Kelembaman"
(Kanginan,1995).
2.3 Hukum II Newton
Hukum II newton menyatakan bahwa pergerakan suatu benda
berbanding lurus dengan gaya yang bekerja. Secara matematis dapat
ditulis,
∑𝑭 = 𝒎 . 𝒂 ... (2.2)
Keterangan : ƩF = Jumlah Gaya yang Bekerja (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
2.2 Hukum III Newton
Setiap Gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan
gaya lain yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan
arahnya. Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang
menyebabkan gaya. Hukum ini dikenal dengan Hukum Aksi Reaksi.
Hukum ini dirumuskan sebagai berikut.
𝑭𝒂𝒌𝒔𝒊 = − 𝑭𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 ... (2.3)
Keterangan: Faksi = gaya yang diberikan pada suatu benda (N)
-Freaksi = gaya yang diberikan benda (N)
2.4 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu
benda dimana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya
percepatan yang tetap. Pada umunya GLBB didasari oleh hukum II
Newton (Serway,2014)
𝑽𝒕 = 𝑽𝟎 + 𝒂𝒕 ...(2.4)
𝑽𝟐𝒕 = 𝑽𝟐𝒐 + 𝟐 𝒂𝒔 ...(2.5)
𝟏
𝒔 = 𝑽𝟎𝒕 + 𝟐 𝒕𝟐 ...(2.6)

Keterangan : Vo = kecepatan awal (m/s)


Vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (t)
s = jarak yang ditempuh (m)
2.5 Momen Inersia
Momen inersia (I) adalah ketika sebuah benda dapat bergerak
melingkar melalui porosnya, harganya sebanding dengan massa benda
terhadap porosnya, dimana herga tersebut adalah harga yang tetap
(Ganijanti,2014).
2.6 Mesin Atwood
Mesin Atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan tegangan tali, hukum newton, serta GLBB. Alat ini berupa
sistem katrol dengan massa yang sama untuk kemudian salah satu
massa akan diberi massa tambahan sehingga sistem bergerak karena
adanya gaya gravitasi (Sutrisono,1977)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
1. Sistem mesin atwood
a. Katrol
b. Tali penghubung
c. Statif
d. 2 beban (M1 dan M2) dengan masing-masing bermassa 200 gram
2. Beban tambahan (m) dengan variasi beban dari 5 gram sampai 50
gram dengan tiap variasi beban seberat 5 gram
3. Mistar
4. Stopwatch

3.2 Skema Percobaan


3.3 Tata Laksana Percobaan
1. Alat dan bahan disiapkan kemudian dirangkai sesuai dengan skema
percobaan.
2. Jarak AB (lAB) diukur dengan mistar yaitu hingga berjarak 2 meter.
3. Posisikan M1 pada titik A dan M2 pada titik C.
4. Berikan beban tambahan pada M1 yaitu dengan massa 5 gram.
5. Beban M2 dilepas hingga beban M1 yang semula pada titik A
bergerak menuju titik B.
6. Waktu untuk M1 bergerak dari titik A ke titik B dicatat pada tabel
pengamatan.
7. Percobaan pada langkah kedua hingga langkah keenam dilakukan
lagi sebanyak 9 kali hingga beban tambahan yang ditambahkan
sampai 50 gram dengan varisasi beban 5 gram dan catat waktu
bergerak M1 dari titik A ke titik B.

3.4 Analisa Data


𝑴𝟏 −𝑴𝟐
𝒂𝑨𝑩 = 𝒈 ...(3.1)
𝑴𝟏 +𝑴𝟐

Jika keberadaaan katrol (massa Mk) diperhitungkan, maka katrol


berupa plat bundar homogen berjari-jari R tersebut terhadap sumbu
1
memberikan momen inersia 𝐼 = 2 𝑀𝑘 𝑅2 dan terdapat beban tambahan

pas M1, maka persamaan dapat ditulis dengan


𝑴𝟏 +𝒎−𝑴𝟐 𝑴𝟏 +𝒎−𝑴𝟐
𝒂𝑨𝑩 = 𝑰 𝒈= 𝟏 𝒈 ...(3.2)
𝑴𝟏 +𝒎+𝑴𝟐 + 𝟐 𝑴𝟏 +𝒎+𝑴𝟐 + 𝑴𝒌
𝑹 𝟐

Karena terdapat pengaruuh gaya gesek, maka persamaan menjadi


(𝑴𝟏 +𝒎−𝑴𝟐 )𝒈−𝑭𝒈𝒆𝒔
𝒂𝑨𝑩 = 𝟏 ...(3.3)
𝑴𝟏 +𝒎+𝑴𝟐 +𝟐𝑴𝒌

M1 = M2 = M dan m ≪ M , maka
𝒎𝒈−𝑭𝒈𝒆𝒔
𝒂𝑨𝑩 ≈ 𝟏 ...(3.4)
𝟐𝑴+𝟐𝑴𝒌
Jarak dari A ke B adalah gerak dipercepat dengan persamaan
𝟏 𝟏
𝒍𝑨𝑩 = 𝑽𝒐 𝒕𝑨𝑩 + 𝒂𝑨𝑩𝒕𝟐𝑨𝑩 = 𝒂𝑨𝑩 𝒕𝟐𝑨𝑩
𝟐 𝟐
𝟏
𝒍𝑨𝑩 = 𝒂𝑨𝑩𝒕𝟐𝑨𝑩
𝟐
𝟐𝒍𝑨𝑩
𝒂𝑨𝑩 = ...(3.5)
𝒕𝟐𝑨𝑩

Subtitusi persamaan 3.5 ke persamaan 3.2


𝒎𝒈−𝑭𝒈𝒆𝒔
𝒂𝑨𝑩 ≈ 𝟏
𝟐𝑴+ 𝑴𝒌
𝟐

𝟐𝒍𝑨𝑩 𝒎𝒈−𝑭𝒈𝒆𝒔
≈ 𝟏 ...(3.6)
𝒕𝟐𝑨𝑩 𝟐𝑴+ 𝑴𝒌
𝟐

𝟏 𝒎𝒈−𝑭𝒈𝒆𝒔
= 𝟏
𝒕𝟐𝑨𝑩 𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴+𝟐𝑴𝒌 )

𝟏 𝒈 𝑭𝒈𝒆𝒔
= 𝟏 𝒎− 𝟏 ...(3.7)
𝒕𝟐𝑨𝑩 𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴+ 𝑴𝒌 ) 𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴+ 𝑴𝒌 )
𝟐 𝟐

Dengan demikian konstanta-konstanta pada persamaan 3.7 menjadi


𝒈
𝑪= 𝟏 ...(3.8)
𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴+ 𝑴𝒌 )
𝟐

𝑭𝒈𝒆𝒔
𝑫= − 𝟏 ...(3.9)
𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴+ 𝑴𝒌 )
𝟐

Persamaan 3.7 juga dapat ditulis dengan


𝟏
= 𝑪𝒎 − 𝑫 ...(3.10)
𝒕𝟐𝑨𝑩

Dengan mengubah-uabh m dan mengukur waktu t AB, kemudian grafik


dibuat antara m versus 1/t 2AB akan diperroleh garis lurus dengan
gradien,
𝒈 𝑭𝒈𝒆𝒔
𝒈𝒓𝒂𝒅𝒊𝒆𝒏 = 𝟏 dan tipot 𝑫 = − 𝟏
𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴+ 𝑴𝒌 ) 𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴+ 𝑴𝒌 )
𝟐 𝟐

𝟏 𝒈 𝑭𝒈𝒆𝒔
= 𝒎−
𝒕𝟐𝑨𝑩 𝟏 𝟏
𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴 + 𝟐 𝑴𝒌 ) 𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴 + 𝟐 𝑴𝒌 )

𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝑪
𝒈
𝒎=
𝟏
𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴 + 𝟐 𝑴𝒌 )
𝟏 𝝏𝒈
𝒈 = 𝟐𝒍𝑨𝑩 𝒎 (𝟐𝑴 + 𝑴𝒌 ) ∆𝒈 = ∆𝒎
𝟐 𝝏𝒎
𝟏
𝝏 (𝟐𝒍𝑨𝑩 𝒎 (𝟐𝑴 + 𝟐 𝑴𝒌 ))
∆𝒈 = || | ∆𝒎
|
𝝏𝒎

𝟏
∆𝒈 = |𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴 + 𝑴𝒌 )| ∆𝒎
𝟐
𝒈 ± ∆𝒈 = (… ±. . ) m/s2
𝑭𝒈𝒆𝒔
𝑪=𝑫= −
𝟏
𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴 + 𝟐 𝑴𝒌 )
𝟏 𝝏𝑭𝒈𝒆𝒔
𝑭𝒈𝒆𝒔 = −𝟐𝒍𝑨𝑩 𝑪 (𝟐𝑴 + 𝑴𝒌 ) ∆𝑭𝒈𝒆𝒔 = ∆𝑪
𝟐 𝝏𝑪
𝟏
𝝏 (−𝟐𝒍𝑨𝑩 𝑪 (𝟐𝑴 + 𝟐 𝑴𝒌 ))
∆𝑭𝒈𝒆𝒔 = || | ∆𝑪
|
𝝏𝑪

𝟏
∆𝑭𝒈𝒆𝒔 = |−𝟐𝒍𝑨𝑩 (𝟐𝑴 + 𝑴𝒌 )| ∆𝑪
𝟐

∆ = (𝐍)(∑𝐱 𝟐 ) − (∑𝐱)𝟐

𝟏 𝟐
(∑𝐱 𝟐 )(∑𝐲)𝟐 − 𝟐(∑𝐱)(∑𝐲)(∑𝐱𝐲) + (𝐍)(∑𝐱𝐲)𝟐
𝐒𝐲 = √ [∑𝐲 − ]
𝐍−𝟐 ∆
(𝑵)(Ʃ𝒙𝒚) − (Ʃ𝒙)(Ʃ𝒚)
𝒎= 𝑵
∆ ∆𝒎 = 𝑺𝒚 √

(Ʃ𝒙𝟐 )(Ʃ𝒚) − (Ʃ𝒙)(Ʃ𝒙𝒚)


𝒎= Ʃ𝒙𝟐
∆ ∆𝒎 = 𝑺𝒚 √

Fges ± ∆Fges = (… ±. . ) N
BAB IV HASIL DAN PEMBASAN
4.1 Data
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Percobaan Mesin Atwood
No. m (gram) tAB (s) t2AB (s2) 1/t2AB (s-2)
1 5 6.40 40.96 0.024414063
2 10 4.65 21.6225 0.046248121
3 15 3.85 14.8225 0.067465003
4 20 3.40 11.56 0.08650519
5 25 3.05 9.3025 0.107497984
6 30 2.80 7.84 0.12755102
7 35 2.60 6.76 0.147928994
8 40 2.45 6.0025 0.166597251
9 45 2.35 5.5225 0.181077411
10 50 2.25 5.0625 0.197530864
Dimana : M1 = 200 gram
M2 = 200 gram
lAB = 2 meter

4.2 Grafik
4.3 Pembahasan
Pada praktikum dengan judul mesin atwood ini memiliki dua
tujuan yaituyang pertama menentukan besar nilai gaya gravitasi dan
tujuan kedua yaitu menentukan besar nilai dari gaya gesek yang ada
pada katrol.
Pada praktikum ini, untuk besar beban M1 dan besar M2 yaitu
bermassa 200 gram. Untuk massa katrol sendiri yaitu 395 gram. Pada
praktikum ini dilakukan penambahan beban mulai dari 5 gram sampai
50 gram dengan variasi beban yaitu 5 gram dimana panjang jarak A ke
B setiap penambahan beban tetap yaitu 2 meter. Untuk praktikum ini
dilakukan sebanyak 10 kali dengan melakukan pencatatan waktu setiap
penambahan beban (m) dan pergerakan M1+ m dari titik A ke titik B.
Dari praktikum mesin atwood yang dilakukan, diperoleh data
pengamatan sebagain berikut
No. m (gram) tAB (s)
1 5 6.40
2 10 4.65
3 15 3.85
4 20 3.40
5 25 3.05
6 30 2.80
7 35 2.60
8 40 2.45
9 45 2.35
10 50 2.25
Dapat dilihat dari tabel hasil praktikum bahwa semakin berat
beban tambahan yang diberikan, maka waktu bergerak dari titik A ke
titik B semakin kecil. Ini depangurihi oleh besar jarak ke titik A dan B
yang tetap serta beban tambahan yang diberikan. Karena semakin berat
beban tambahan yang diberikan, maka akan semakin cepat pula beban
itu bergarak. Karena dapet dilihat dari waktu yang ada pada tabel.
Semakin berat, semakin cepat pula pergerakan perpindahan dari titik A
ke titik B.
Dari hasil praktikum, didapati hasil untuk besar dari gaya
gravitasi yaitu sebesar (9,3 ± 0,2) m/s2. Untuk besar gaya gravitasi
bumi yaitu sebesar 9,807 m/s2. Pada praktikum mesin atwood ini
memperoleh hasil (9,3 ± 0,2) m/s2. Didapat ketidak sesuaian dalam
besar gravitasi yang diperoleh dalam praktikum itu bisa terjadi karena
beberapa kesalaha. Kurang teliti dalam pencatatan waktu dan dalam
mesin/alat atwood nya yang kurang akurat. Sehingga, bisa memperoleh
hasil yang kurang sesuai.
Untuk besar dari gaya gesek katrol yaitu adalah sebesar
(−2,0 ± 0,5) × 10−2 N. Hasil dari gaya gesek negatif, karena arah
pergerakan benda berlawanan arah. Arah pergerakan benda.beban
menuju kebawah dan untuk gaya gesek pada katrolnya mengarah ke
atas.
BAB V PENTUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum mesin atwood ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa
1. Besar nilai gaya gravitasi yaitu sebesar g ± ∆g = (9,3 ± 0,2) m/s2
2. Besar gaya gesek pada katrol yaitu sebesar Fges ± ∆Fges =
(−2,0 ± 0,5) × 10−2 N

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, hendaklah cermat dalam
menghitung waktu agar tidak mengalami kesalahan data yang besar
serta melakukan perhitungan dengan cermat dan tepat. Alat yang
ukurannya kurang sesuai, dapat mempengaruhi pengambilan data
yaituakan menyebabkan kesalahan dalam perhitungan waktu perubahan
pergerakan M1+ m dari titik A ke titik B.

DAFTAR PUSTAKA
Ganijanti, Aby. 2014. Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba Teknika
Halliday, dkk. 1996. Foundamental Of Physics. Jakarta : Erlangga
Kanginan, Marthen. 1995. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga
Serway, Roymand A. 2014. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba
Teknika
Sutrisno. 1997. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN PERHITUNGAN

No. x = m (gram) y = 1/t2AB (s-2) x2 y2 xy


1 5 0.024414063 25 0.00059605 0.12207031
2 10 0.046248121 100 0.00213889 0.46248121
3 15 0.067465003 225 0.00455153 1.01197504
4 20 0.08650519 400 0.00748315 1.73010381
5 25 0.107497984 625 0.01155582 2.68744961
6 30 0.12755102 900 0.01626926 3.82653061
7 35 0.147928994 1225 0.02188299 5.17751479
8 40 0.166597251 1600 0.02775464 6.66389005
9 45 0.181077411 2025 0.03278903 8.14848348
10 50 0.197530864 2500 0.03901844 9.87654321
∑ ... 275 1.152815901 9625 0.16403979 39.7070421
(∑ ...)2 75625 1.328984502 92640625 0.02690905 1576.64919

Anda mungkin juga menyukai