Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

SCIE6069037 – PHYSICS II

Oleh Kelompok 7 :

1. Arief Fadillah NIM 2602296463


2. Asep Cici Indra W NIM 2602296545
3. Berlaiana Aulia H NIM 2602308085
4. Chandra Juliantono NIM 2602283712
5. Niko Farhansyah NIM 2602296526

Kelas : ALDA

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
2023
Bab 1 – Judul : Newton’s Law
Nama Asisten : Vincent Harjadi – TK040

1. Explain the Newton’s Law and give 2 examples of its daily application for each of
the law.
Hukum Newton adalah tiga hukum gerakan yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara gaya dan gerakan benda. Berikut penjelasan dan contohnya:
i. Hukum Newton Pertama (Hukum Inersia): "Benda diam akan tetap diam dan
benda bergerak akan tetap bergerak dalam garis lurus, kecuali jika ada gaya luar
yang bekerja padanya."
Contoh:
 Saat kita berada di mobil yang tiba-tiba berhenti, tubuh kita akan terdorong
ke depan. Ini karena tubuh kita memiliki kecenderungan untuk tetap bergerak
ketika mobil berhenti.
 Saat kita memegang piring dan ada bola di atasnya, lalu kita cepat-cepat
menarik piring ke samping, bola tersebut akan jatuh ke depan. Ini karena bola
tersebut memiliki kecenderungan untuk tetap diam.
ii. Hukum Newton Kedua: "Percepatan benda adalah sebanding dengan gaya netto
yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda
tersebut. Percepatan terjadi dalam arah gaya yang bekerja pada benda tersebut."
Contoh:
 Ketika kita bersepeda, semakin keras kita mengayuh, semakin cepat kita akan
bergerak. Ini karena gaya yang kita berikan sebanding dengan percepatan.
 Saat kita mencoba mendorong mobil yang mogok, akan lebih sulit
dibandingkan mendorong sepeda. Ini karena massa mobil lebih besar, sehingga
butuh gaya yang lebih besar untuk menghasilkan percepatan yang sama.
iii. Hukum Newton Ketiga: "Untuk setiap aksi, selalu ada reaksi yang sama besar dan
berlawanan arah."
Contoh:
 Saat kita melompat dari perahu kecil, perahu tersebut akan terdorong ke
belakang. Ini karena gaya yang kita berikan kepada perahu (aksi) akan
memberikan reaksi yang sama besar dan berlawanan arah pada kita.
 Ketika kita berdiri di skateboard dan mendorong dinding, kita akan bergerak
ke belakang. Ini karena gaya yang kita berikan ke dinding akan memberikan
reaksi yang sama besar dan berlawanan arah pada kita.
2. Draw and analyze the model of the system used in the experiment and its acting forces.

Hukum newton kedua: “"Percepatan benda adalah sebanding dengan gaya netto
yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda
tersebut. Percepatan terjadi dalam arah gaya yang bekerja pada benda tersebut."
Dapat diekspresikan dalam rumus sebagai berikut:

∆(𝑚𝑉⃗)
= 𝐹⃗
∆𝑡

Secara umum, massa dapat dikatakan konstan, maka:

∆(𝑚𝑉⃗ ) 𝑚 ∆𝑉⃗
= = 𝑚. 𝑎⃗ = 𝐹⃗ ↔ 𝐹⃗ = 𝑚. 𝑎⃗
∆𝑡 ∆𝑡

Karena percepatan memiliki arah (vektor), maka:

𝑑 𝑟⃗
𝑎⃗ =
𝑑𝑡

Apabila gaya yang konstan memberikan aksi pada sebuah object, maka:

𝐹⃗
𝑉⃗ (𝑡) = .𝑡
𝑚

Jika 𝑉⃗ (0) = 0; 𝑟⃗(0) = 0


Kemudian, vektor posisi massa m adalah

1 𝐹⃗
𝑟⃗(𝑡) = . . 𝑡
2 𝑚

Untuk gerakan m1 adalah


𝐹⃗ = 𝑚1 . |𝑔⃗| = 𝑚1. 𝑔; 𝑔 = 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖

Dari gambar diatas kita bisa pecah menjadi dua sistem sebagai berikut:

 Sistem pada m1

𝑇 = 𝑚1. 𝑔

 Sistem pada m2

𝑇 = 𝑚2. 𝑎
Maka:
𝑚2. 𝑎 = 𝑚1. 𝑔 − 𝑇
𝑚1. 𝑔
𝑎=
𝑚1 + 𝑚2

Apabila total massa Glider adalah m2, maka rumus dalam sistem ini adalah
(𝑚2 + 𝑚1) . |𝑎| = 𝑚1. 𝑔

Sehingga kecepatan adalah


𝑚1. 𝑔
|𝑉(𝑡)| ≡ 𝑉 = .𝑡
𝑚1 + 𝑚2

Vektor posisi menjadi:


1 𝑚1. 𝑔
|𝑟(𝑡)| ≡ 𝑆(𝑡) = . .𝑡
2 𝑚1 + 𝑚2
Berdasarkan rumus GLBB:
1
𝑆(𝑡) = 𝑉0. 𝑡 + . 𝑎 .𝑡
2
1
𝑉0 = 0 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑆 = 𝑎. 𝑡
2
3. Explain why m2 was transferred to m1 in experiment 4 related to its total mass and
system’s acceleration.

Pada sistem tersebut, gravitasi bekerja pada benda m1 dan gaya dari benda m2 menahan
gravitasi melalui tali dan katrol. Dalam percobaan tersebut, gaya ditransfer dari m2 ke
m1 melalui tali dan katrol tanpa gesekan. Percepatan total adalah fungsi dari massa total
sistem dan gaya yang bekerja pada sistem tersebut. Gravitasi bekerja pada benda m1
yang menggantung secara vertikal, mencoba menariknya ke bawah, sementara gaya yang
ditimbulkan oleh benda m2 mencoba menahannya. Jika kita melihat sistem ini sebagai
satu kesatuan, maka percepatan total sistem adalah gaya total (yaitu, gaya gravitasi pada
benda m1 dikurangi gaya yang dihasilkan oleh benda m2) dibagi dengan massa total (m1
+ m2). Dalam konteks ini, transfer gaya dari m2 ke m1 mengacu pada bagaimana gaya
yang ditimbulkan oleh m2 digunakan untuk menahan atau menyeimbangkan gaya
gravitasi yang bekerja pada m1. Gaya yang ditimbulkan oleh m2 dikomunikasikan ke m1
melalui tali dan katrol. Dengan demikian, gaya tersebut "ditransfer" dari m2 ke m1,
mempengaruhi percepatan total sistem.

4. Analyze the experiment data result and relate it to the theory for each experiment.

Ada empat lingkup dalam percobaan terkait Hukum Newton ini, sebagaimana berikut:
i. Hubungan antara jarak dan waktu. Penentuan jarak yang ditempuh sebagai fungsi
waktu merupakan cara untuk mengukur sejauh mana suatu objek bergerak dalam
jangka waktu tertentu. Ini adalah konsep penting dalam fisika, dan sering
digunakan dalam studi gerakan (kinematika). Dalam konteks fisika, jarak yang
ditempuh sebagai fungsi waktu biasanya diwakili oleh rumus:
1
𝑆 = 𝑉 . 𝑡 + 𝑎. 𝑡
2
di mana:
s adalah jarak total yang ditempuh,
V0 adalah kecepatan awal,
t adalah waktu,
a adalah percepatan (yang bisa dianggap konstan dalam banyak kasus).

Rumus ini menggambarkan bahwa jarak yang ditempuh oleh suatu objek bukan
hanya merupakan produk dari kecepatan dan waktu, tetapi juga dipengaruhi oleh
percepatan.
Dari tabel tersebut, kita dapat melihat bahwa jarak yang ditempuh (s) bertambah
seiring dengan bertambahnya waktu (t). Selain itu, kita juga melihat nilai
percepatan praktis (a practical) yang semakin mendekati nilai percepatan teoretis
(a theory) seiring dengan bertambahnya jarak dan waktu. Percepatan gravitasi
praktis (g practical) juga terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan percepatan
gravitasi teoretis (g theory) yang bernilai konstan 9,8 m/s^2. Namun, seiring dengan
bertambahnya jarak dan waktu, nilai g praktis semakin mendekati nilai g teoretis.
Analisa ini menunjukkan bahwa dalam percobaan ini, semakin lama waktu berlalu,
semakin dekat hasil praktis dengan teori. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-
faktor awal percobaan yang membuat hasil praktis sedikit berbeda dari teori
(seperti gesekan atau resistansi udara), namun seiring berjalannya waktu, efek
faktor-faktor ini menjadi semakin kecil.

ii. Penentuan kecepatan sebagai fungsi waktu merupakan cara untuk mengukur
perubahan kecepatan suatu objek dalam jangka waktu tertentu. Ini adalah konsep
yang sangat penting dalam fisika, khususnya dalam studi kinematika. Dalam
konteks fisika, kecepatan sebagai fungsi waktu biasanya diwakili oleh rumus:

𝑉 = 𝑉 + 𝑎. 𝑡
di mana:
V adalah kecepatan pada waktu t,
V0 adalah kecepatan awal,
a adalah percepatan (biasanya dianggap konstan),
t adalah waktu.
Rumus ini menggambarkan bahwa kecepatan suatu objek pada waktu tertentu
bukan hanya dipengaruhi oleh kecepatan awalnya, tetapi juga oleh percepatan
dan berapa lama objek tersebut telah bergerak.

Dari tabel tersebut, kita dapat melihat bahwa kecepatan praktis (vprac) yang
dihitung berdasarkan perubahan jarak (Δs) dibagi dengan perubahan waktu (Δt)
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan teoritis (vtheory) untuk
setiap jarak (s) yang ditentukan. Selisih antara kecepatan praktis dan teoritis
ditunjukkan dalam kolom δv (%), yang menunjukkan persentase perbedaan antara
keduanya. Dari data tersebut, kita dapat melihat bahwa perbedaan ini semakin
mengecil seiring bertambahnya jarak. Analisis ini menunjukkan bahwa dalam
percobaan ini, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan praktis
sedikit lebih rendah dari nilai teoritis. Faktor-faktor ini mungkin mencakup gesekan,
resistansi udara, atau kesalahan pengukuran. Meskipun demikian, perbedaan
antara kecepatan praktis dan teoritis semakin mengecil seiring bertambahnya
jarak, yang menunjukkan bahwa efek dari faktor-faktor tersebut menjadi semakin
kecil.

iii. Penentuan percepatan sebagai fungsi dari massa yang dipercepat merupakan cara
untuk mengukur seberapa cepat kecepatan suatu objek berubah berdasarkan
massa objek tersebut. Ini adalah konsep yang sangat penting dalam fisika,
khususnya dalam konteks Hukum Kedua Newton. Dalam konteks fisika, percepatan
sebagai fungsi dari massa yang dipercepat biasanya diwakili oleh rumus:
𝐹
𝑎=
𝑚
di mana:
a adalah percepatan,
F adalah gaya total yang bekerja pada objek,
m adalah massa objek tersebut.
Rumus ini menggambarkan bahwa percepatan suatu objek berbanding terbalik
dengan massa objek tersebut, asalkan gaya total yang bekerja pada objek tetap
konstan. Ini berarti bahwa jika massa objek meningkat, percepatannya akan
menurun, dan sebaliknya.

Dari tabel tersebut, kita dapat melihat bahwa percepatan praktis (aprac) yang
dihitung berdasarkan pengukuran cenderung sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan percepatan teoretis (atheory) untuk setiap peningkatan massa tambahan
pada m2. Selain itu, gaya teoretis (Ttheory) dan gaya praktis (Tprac) yang dihitung
juga menunjukkan perbedaan, dengan gaya praktis umumnya sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan gaya teoretis. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor-
faktor eksternal seperti gesekan atau resistansi udara, atau bisa juga disebabkan
oleh kesalahan pengukuran atau ketidakpresisian dalam pengaturan percobaan.
Namun, walaupun terdapat perbedaan antara nilai-nilai praktis dan teoretis,
perbedaan ini tidak begitu besar dan tidak secara signifikan mengubah pola umum
yang diharapkan berdasarkan Hukum Kedua Newton, yaitu bahwa percepatan
berbanding terbalik dengan massa.

iv. Sama seperti pada poin sebelumnya bahwa Penentuan percepatan sebagai fungsi
dari gaya merupakan cara untuk mengukur seberapa cepat kecepatan suatu objek
berubah berdasarkan gaya yang diterapkan pada objek tersebut. Ini adalah konsep
yang sangat penting dalam fisika, dan merupakan inti dari Hukum Kedua Newton.
Dalam konteks fisika, percepatan sebagai fungsi dari gaya biasanya diwakili oleh
rumus:
𝐹
𝑎=
𝑚
di mana:
a adalah percepatan,
F adalah gaya total yang bekerja pada objek,
m adalah massa objek tersebut.
Rumus ini menggambarkan bahwa percepatan suatu objek berbanding lurus
dengan gaya yang diterapkan padanya, asalkan massa objek tersebut tetap
konstan. Ini berarti bahwa jika gaya yang diterapkan pada objek meningkat, maka
percepatannya juga akan meningkat, dan sebaliknya.

Dari tabel tersebut, kita dapat melihat bahwa percepatan praktis (aprac) dan gaya
praktis (Tprac) yang dihitung berdasarkan pengukuran cenderung sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan percepatan teoretis (atheory) dan gaya teoretis
(Ttheory) untuk setiap peningkatan massa yang dipindahkan dari Kereta Cerdas ke
gantungan massa. Selisih antara nilai-nilai praktis dan teoretis ditunjukkan dalam
kolom δT(%) dan δa(%), yang menunjukkan persentase perbedaan antara
keduanya. Dari data tersebut, kita dapat melihat bahwa perbedaan ini cukup kecil
dan tidak terlalu besar. Analisis ini menunjukkan bahwa dalam percobaan ini,
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan percepatan dan gaya praktis sedikit
lebih rendah dari nilai teoretis. Faktor-faktor ini mungkin mencakup gesekan,
resistansi udara, atau kesalahan pengukuran. Meskipun demikian, perbedaan
antara nilai-nilai praktis dan teoretis tidak signifikan dan konsisten dengan pola
umum yang diharapkan berdasarkan Hukum Kedua Newton, yaitu bahwa
percepatan berbanding lurus dengan gaya.

5. Write your conclusions for each experiment (at least 5).

Berikut adalah kesimpulan untuk setiap percobaan:


1. Hubungan antara Jarak dan Waktu: Dari data yang dihasilkan, terbukti bahwa jarak
yang ditempuh berbanding lurus dengan waktu. Ini adalah prinsip dasar dalam fisika,
di mana kecepatan rata-rata dihitung dengan membagi jarak tempuh dengan waktu
tempuh. Perbedaan antara nilai praktis dan teori mungkin disebabkan oleh faktor
eksternal seperti gesekan atau ketidakakuratan dalam pengukuran. Percobaan
tentang Hubungan antara Jarak dan Waktu menunjukkan bahwa kedua variabel
tersebut memiliki korelasi positif, yang berarti bahwa dengan bertambahnya waktu,
jarak yang ditempuh juga semakin jauh. Ini adalah fenomena yang umum terjadi
pada gerakan dengan percepatan konstan atau gerakan lurus berubah beraturan
(GLBB).
2. Hubungan antara Kecepatan dan Waktu: Data dari percobaan ini menunjukkan
bahwa kecepatan objek cenderung meningkat seiring dengan waktu, yang konsisten
dengan konsep fisika tentang percepatan. Selisih antara nilai praktis dan teori dapat
disebabkan oleh faktor-faktor seperti gesekan dan resistansi udara. Percobaan
tentang Hubungan antara Kecepatan dan Waktu juga menghasilkan hubungan yang
positif. Dengan peningkatan waktu, kecepatan objek juga meningkat. Ini juga sesuai
dengan prinsip GLBB, di mana kecepatan adalah hasil dari jarak yang ditempuh dibagi
dengan waktu.
3. Hubungan antara Percepatan dan Massa: Percobaan ini menunjukkan bahwa
percepatan objek berbanding terbalik dengan massanya. Hal ini sesuai dengan
Hukum Kedua Newton. Meski ada beberapa perbedaan antara hasil praktis dan teori,
perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor eksternal atau kesalahan
pengukuran. Dalam percobaan Hubungan antara Percepatan dan Massa, hasil
menunjukkan bahwa massa dan percepatan adalah variabel yang berbanding
terbalik. Ini berarti bahwa ketika massa objek meningkat, percepatan objek tersebut
cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan Hukum Kedua Newton yang menyatakan
bahwa percepatan suatu benda adalah sebanding dengan gaya netto yang bekerja
pada benda dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut.
4. Hubungan antara Percepatan dan Gaya: Percobaan ini mengkonfirmasi bahwa
percepatan suatu objek berbanding lurus dengan gaya yang diterapkan padanya,
sesuai dengan Hukum Kedua Newton. Walaupun ada perbedaan antara nilai-nilai
praktis dan teoretis, perbedaan ini relatif kecil dan mungkin disebabkan oleh faktor-
faktor seperti gesekan atau resistansi udara. Percobaan tentang Hubungan antara
Percepatan dan Gaya menghasilkan hasil bahwa keduanya adalah variabel yang
berbanding lurus. Jadi, ketika gaya pada suatu objek meningkat, maka
percepatannya juga akan meningkat. Hal ini juga sejalan dengan Hukum Kedua
Newton.

Secara keseluruhan, hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa Hukum Gerakan
Newton memiliki penerapan yang akurat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
pengetahuan ini, kita dapat memprediksi bagaimana suatu objek akan bergerak dalam
berbagai situasi, dan ini memiliki banyak aplikasi dalam bidang seperti teknik, fisika, dan
lainnya. Meskipun ada beberapa fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh Hukum
Newton (seperti gerakan pada skala sangat kecil atau sangat besar), namun dalam banyak
kasus, Hukum Newton masih merupakan alat yang berguna dan akurat untuk
mendeskripsikan gerakan.
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum : Physics II NIM: (2602296463), Paraf


Practicum Student ID
(2602296545), Asisten*
Percobaan :1 (2602308085),
Experiment Assistant
(2602283712), Sign
Topik : Newton’s Law
Topic (2602296526)

Asisten : Vincent Harjadi Nama: Arief Fadillah,


Assistant Student Name
TK040 Asep Cici indra Wahyudi,
Berliana Aulia H,
Chandra Juliantono,
Niko Farhansyah
Tanggal: 14 Juni 2023
Date

Kelas: ALDA
Class

*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 1.1 Relation between Distance and Time


s (m) t (s) aprac atheory gprac gtheory δa(%) δg(%)
(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)

0,4 1.42 0.39675 0.36981 10.5137 9.8 -7.28% -7.28%


13208 8695

0,5 1.61 0.38578 0..36981 10.2233 9.8 -432% -4.32%


13208 7101

0,6 1.78 0.37874 0.36981 10.0366 9.8 -2.41% -2.41%


13208 1154

0,7 1.93 0.37584 0.36981 9.95999 9.8 -1.63% -1.63%


13208 8926

0,8 2.08 0.36982 0.36981 9.80029 9.8 0.00% 0.00%


13208 5858
Table 1.2 Relation Between Velocity and Time.
s (m) t2 t1 Δt Δs vprac vtheory (m/sec) δv(%)
(second) (second) (second) (m) (m/sec)

0,4 1.46 1.45 0.01 0.005 0.500 0.5439200829 8.07%

0,5 1.65 1.64 0.01 0.0056 0.560 0.6081211399 7.91%

0,6 1.82 1.81 0.01 0.0062 0.620 0.666163332 6.93%

0,7 1.98 1.97 0.01 0.0067 0.670 0.7195386363 6.88%

0,8 2.13 2.12 0.01 0.0069 0.690 0.7692191581 10.3%

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 1.3 Relation between Acceleration and Mass, s = 0,8 m


Additional t (s) aprac (m/s) atheory (m/s) Ttheory (N) Tprac (N)
Mass
on m2 (g)

20 g 2.23 0.3217438 0.34385964 0.094561403 0.08847955921


517 91 51

40 g 2.26 0.3132586 0.32131147 0.094786885 0.09241130864


733 54 25

60 g 2.41 0.2754773 0.30153846 0.094984615 0.08677536544


506 15 38

80 g 2.48 0.2601456 0.28405797 0.095159420 0.08714880333


816 1 29

Table 1.4 Relation between Acceleration and Force, s = 0,8 m


Mass that Tprac Ttheory t (s) aprac atheory δT(%) δa(%)
Transferr (N) (N) (m/sec2) (m/sec2)
ed from
Smart
Cart to
mass
hanger

2g 0.10620 0.11231 1.96 0.41649 0.440449 5.44% 5.44%


57476 46067 31279 4382

4g 0.12877 0.13005 1.78 0.50498 0.510037 0.99% 0.99%


16197 94796 67441 1

6g 0.14285 0.14754 1.69 0.56020 0.578597 3.18% 3.18%


2141 24354 44746 786

8g 0.16343 0.16476 1.58 0.64092 0.646153 0.81% 0.81%


53469 92308 2929 8462

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
Bab 2 – Judul : Introduction to Electrical Instrument and Concept
Nama Asisten : Vincent Harjadi – TK040

1. Resistance of a resistor, Capacitance of a capacitor, and Inductance of an inductor?


a. Resistance of resistor
Resistansi merupakan kemampuan suatu benda untuk mencegah dan menghambat
aliran arus listrik. Resistansi resistor disini memiliki arti yaitu komponen resistor yang
dapat menghambat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Resistansi memilik formula yaitu
(R) =
Keterangan :
R = Resistansi
V = Tegangan
I = Arus
b. Capacitance of capacitor
Kapasitansi kapasitor merupakan kemampuan komponen kapasitor untuk melakukan
penyimpanan muatan listrik. Suatu kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat
diastikan sebagai perbandingan tetap antara muatan Q yang biasanya disimpan dalam
kapasitor dengan beda potensial antara kedua konduktornya.
Kapasitansi (C) diukur dengan rumus:
C=Q/V
Keterangan :
C = kapasitansi dalam farad (F),
Q = muatan listrik dalam coulomb (C),
V = tegangan yang diterapkan pada kapasitor dalam volt (V).

c. Induktance of an Inductor
Induktansi inductor merupakan kemampuan inductor untuk dapat menyimpan energi
dalam bentuk medan magnet Ketika arus listrik mengalir melaluinya. Untuk
induktansi inductor sendiri iukur dalam satuan Henry (H) dan merupakan salah satu
parameter dasar dari sebuah inductor.
Induktansi inductor dipengaruhi oleh beberapa factor diantanya yaitu jumlah lilitan
pada kumparan inductor, luas penampang kumparan, material inti inductor (jika ada)
serta geometri dari inductor tersebut. Hubungan antara mereka dijelaskan dijelaskan
dalam persamaan :

2. Resistor, Capasitor, dan Inductor


a. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik pasif yang memiliki sifat resistivitas atau
yang disebut dengan perlawanan. Resistansi berfungsi untuk menahan aliran arus
dalam suatu rangkaian. Untuk rangkaian arus yang terdapat didalamnya tergantung
pada jumlah resistansi dalam rangkaiannya. Hubungan untuk arus dan resistansi di
jelaskan dalam persamaan :

Resistor memiliki berbagai nilai resistansi, yang diukur dalam satuan ohm. Nilai
resistansi ini menentukan seberapa besar hambatan yang diberikan oleh resistor
terhadap arus listrik. Terdapat beberapa jenis resistor diantaranya resistor kawat,
resistor karbon, resistor film logam, dan resistor variable.
Resistor digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik seperti dalam sirkuit listrik,
rangkaian daya, rangkaian sinyal, perangkat elektronik dan berbagai peralatan
elektronik lainnya. Untuk fungsi utama dari resistor ini yaitu untuk mengatur aliran
arus listrik dalam rangkaian dan melindungi komponen lain dari arus berlebih atau
tegangan yang tidak diinginkan.

b. Capasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronik pasif yang memiliki property kapasitas
yang disebut dengan kapasitansi. Kapasitor sendiri menyimpan muatan listrik dalam
satuan Farad (F). Kapasitor umumnya digunakan dalam rangkaian seperti catu daya,
radio dan RAM dalam memori computer dikarenakan karekteristiknya.
Kapasitor dibangun oleh dua pelat konduktif yang dipisahkan oleh bahan isolasi.
Ketika tegangan diterapkan pada kapasitor, muatan listrik akan menyimpan diantara
kedua konduktor melalui medan listrik yang dihasilkan oleh tegangan tersebut. Jumlah
muatan yang disimpan dikapasitor bergantung pada nilai kapasitansi dari kapasitor
tersebut yang diukur dalam satuan farad (F).
Kapasitor memiliki berbagai nilai kapasitansi, mulai dari satuan picofarad (pF) hingga
(F) atau lebih. Kapasitor dengan kapasitansi besar dapat menyimpan lebih muatan
daripada kapasitor dengan kapasitansi kecil.

c. Inductor
Induktor merupakan komponen listrik yang bersifat pasif yang memiliki induktivitas,
atau yang disebut dengan induktansi. Inductor menyimpan medan magnet dalam
satuan Henry (H). Induktor dibentuk oleh kawat inti. Energi yang tersimpan dalam
inductor dijelaskan dalam persamaan :

Ketika terdapat arus yang mengalir melalui inductor, medan elektromagnetik akan
terbentuk mengelilingi inductor kesegala arah. Jika saat ini berubah, medan
elektromagnetik juga akan berubah. Medan elektromagnetik akan mengembang jika
aliran arus meningkat dan berkurang jika arus berkurang.
3. AC and DC Voltage and its sources
a. Tegangan AC
Tegangan AC (Alternatif Current) merupakan arus listrik bolak-balik atau dapat
diartikan dengan arus yang listrik yang nilainya berubah-ubah terhadap satuan
waktu. Sumber arus AC yang paling umum adalah berasal dari induktsi
elektromagnetik yaitu generator AC yang secara ekslusif dioperasikan oleh
perusahaan PLN ataupun dari generator portable (Genset AC). Penggunaan arus AC
yang paling umum yaitu pada rumah tangga dimana arus AC dimanfaatkan untuk
sumber energi untuk dapat menyalakan perangkat-perangkat elektronik seperti
(televisi, AC, lampu rumah dan lain sebagainya)
Tegangan AC dinyatakan dalam satuan volt (V) dan biasanya memiliki bentuk
gelombang sinusoidal. Dibanyak negara, tegangan AC pada sumber utama atau
gardu induk umumnya beroperasi pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, yang memiliki
arti arusnya berubah sebanyak 50 atau 60 kali dalam satu detik tergantung pada
standar negara.
Karakteristik dari Arus AC :
1. Nilai arus listriknya berubah-ubah atau tidak konstan terhadap waktu
2. Polaritasnya selalu berubah-ubah pada masing-masing terminalnya
3. Bentuk gelombang baik arus dan waktu maupun tegangan dan dan waktu
berbentuk sinusoidal dimana nilai tegangan dan arus selalu berubah-ubah
terhadap perubahan waktu.

b. Tegangan DC
Tegangan DC (Direct Current) merupakan arus listrik yang searah. Sumber arus
listrik Dc yang sering digunakan yaitu dalam proses kimiawi hasil induksi
elektromagnetik dan bahkan berasal dari sumber energi alam yang terbarukan.
Sumber arus DC yang berasal dari hasil induksi elektromagnetik antara lain dynamo
(generator/motor DC). Sumber arus DC yang berasal dari sumber energi alam yang
terbarukan adalah sel/panel surya yang memanfaatkan sinar matahari dalam
penggunaannya. Penggunaan arus DC yang paling sering dijumpai adalah aki
mobil, yang menjadi sumber energi listrik bagi perangkat elektronik didalam mobil
seperti lampu mobil , tape, pemantik rokok dan lain sebagainya.
Secara teori sendiri arus DC merupakan aliran electron dari suatu titik dengan
energi potensial listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan energi potensial lebih
rendah.

Karakteristik arus DC :
1. Nilai arus listriknya selalu tetap atau konstan terhadap perubahan waktu
2. Polaritasnya selalu tetap pada masing-masing terminalnya
3. Bentuk gelombang baik : arus dan waktu maupun tegangan dan waktu dimana
nilai tegangan ataupun arus selalu tetap terhadap perubahan waktu.
Arus DC dan AC
Arus DC dan AC dapat diubah menjadi arus AC maupun sebaliknya. Arus DC
dapat diubah menjadi arus AC dengan menggunakan inverter, sedangkan untuk arus
AC dapat diubah menggunakan arus DC menggunakan Dioda.

4. Active and Passive component


a. Passive Components
Komponen pasif merupakan komponen elektronik yang tidak dapat mengatur arus
listrik atau menghasilkan penguat sinyal, mereka biasaynya tidak memerlukan daya
eksternal dan berfungsi untuk membatasi, menyimpan atau mengubah karakteristik
sinyal. Contoh komponen pasif meliputi :
1. Resistor yang meiliki fungsi untuk membatasi aliran arus listrik dalam rangkain
dengan nilai resistansi yang ditentukan
2. Kapasitor untuk menyimpan dan melepaskan muatan listrik.
3. Inductor yang berfungsi untuk menyimpan energi dalam bentuk medan magnet.
4. Transformator, jenis inductor yang khusus mengubah tegangan AC dari satu
tingkat ke tingkat lainnya dalam sirkuit.
5. Resonator yang memiliki fungsi dalam osilator dan filter untuk merespon sinyal
dalam frekuensi tertentu.

b. Active Component
Komponen aktif merupakan komponen elektronik yang dapat mengatur nilai arus
listrik atau menghasilkan penguatan sinyal. Komponen aktif membutuhkan daya
eksternal untuk dapat beroperasi. Contoh komponen yang aktif meliputi :
1. Transistor yang memiliki fungsi sebagai saklar elektronik atau penguat sinyal.
2. Diode
3. Triac /SCR yang berfungsi untuk pengatur daya AC dan aplkasi pengendalian
daya lainnya.
4. Amplifier operasional (OP-AMP) yang berfungsi sebagai penguat sinyal dan
untuk berbagai fungsi matematika dalam rangkaian elektronik.

5. Polar and Non-Polar Component


a. Polar Component
Komponen polar merupakan komponen yang memiliki orientasi tertentu yaitu
memiliki kutub (positif dan negative) atau memiliki polaritas yang harus diperhatikan
saat memasang dalam sirkuit.
Berikut ini merupakan contoh komponen polar :
1. Baterai
2. Diode
3. Elko (elektrolitik capacitor)
4. LED

b. Non-polar Components
Komponen non polar merupakan komponen yang tidak memiliki orientasi atau
polaritas tertentu sehingga dapat dipasang dalam sirkuit dalam arah apapun.
Berikut ini merupakancontoh komponen non polar :
1. Resistor
2. Kapasitor tanpa polaritas
3. Inductor
4. Resonator

6. Open and Closed Circuit


a. Buka sirkuit (Open Circuit)
Buka sirkuit terjadi ketika aliran arus terputus dalam suatu rangkaian listrik. Buka
sirkuit dapat terjadi karena kalbel yang terputus, saklar yang mati atau komponen yang
rusak. Misalnya pada saat memutuskan kabel listrik yang menghubungkan sumber
daya (baterai) ke beban (lampu), maka sirkuit akan menjadi terbuka dan lampu tidak
akan menyala karena arus tidak dapat mengalir ke lampu.

b. Tutup sirkuit (closed sirkuit)


Tutup sirkuit dapat terjadi Ketika arus dapat mengalir secara bebas dalam suatu
rangkaian listrik karena tidak ada putus atau hambatan yang menghalangi jalur arus.
Dalam kondisis tutup sirkuit rangkaian membentuk jalan tertutup dan memungkinkan
arus listrik untuk mengalir tanpa hambatan, jika sirkuit dalam keadaan tertutup arus
akan mengalir dari sumber daya melalui seluruh rangkaian hingga mencapai beban.
Misalnya Ketika menghubungkan dua ujung kabel listrik ke lampu dan baterai
sehingga arus dapat mengalir ddengan bebas dan lampu akan menyala.

7. Fuction of Multimeter
Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur beberapa parameter
listrik dan elektronik dalam suatu rangkaian. Multimeter memiliki beberapa fungsi
diantaranya :
1. Pengukuran tegangan (voltmeter)
Multimeter berfungsi sebagai voltmeter yang dapat mengukur tegangan listrik dalam
suatu rangkaian. Dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC maupun AC.
2. Pengkuran arus
Multimeter dapat digunakan untuk mengukur arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian.
3. Pengukuran hambatan
Multimeter berfungsi sebagai ohmmeter yang dapat mengukur hambatan dalam
komponen elektronik, seperti resistor atau kawat. Ini memungkinkan pengguna untuk
mengetahui seberapa besar hambatan suatu komponen, diukur dalam satuan Ohm (Ω).
4. Pengujian diode
Multimeter dapat digunakan untuk menguji dioda dan mengetahui apakah dioda
berfungsi dengan baik atau rusak. Dengan menggunakan mode pengujian dioda,
multimeter dapat menunjukkan apakah dioda melewatkan arus dalam satu arah atau
tidak.
5. Kontinuitas
Multimeter memiliki fungsi kontinuitas untuk menguji koneksi dan mengidentifikasi
apakah dua titik dalam rangkaian terhubung secara kontinu atau terputus. Jika ada
kontinuitas (sambungan), multimeter akan memberikan suara bip atau menunjukkan
sinyal visual yang menandakan adanya koneksi.
Multimeter biasanya memiliki beberapa fungsi lain seperti pengukuran kapasitansi,
frekuensi, dan temperatur, tergantung pada model dan tipe yang digunakan. Fungsi
serbaguna dari multimeter membuatnya menjadi alat yang penting dan berguna dalam
banyak aplikasi elektronik, pemeliharaan peralatan, serta dalam pemecahan masalah
dalam rangkaian listrik dan elektronik.

8. Konsep pengukuran multimeter


Konsep pengukuran multimeter melibatkan prinsip-prinsip dasar dalam mengoperasikan
alat ini untuk melakukan pengukuran yang akurat dalam berbagai parameter listrik.
Berikut adalah beberapa konsep pengukuran multimeter:
1. Mode Pengukuran: Multimeter memiliki berbagai mode pengukuran tergantung pada
parameter yang ingin diukur, seperti tegangan DC, tegangan AC, arus DC, arus AC,
hambatan, dioda, dan lain sebagainya. Pastikan Anda memilih mode pengukuran yang
sesuai dengan parameter yang akan diukur sebelum melakukan pengukuran.
2. Range Pengukuran: Setiap mode pengukuran pada multimeter memiliki beberapa
kisaran pengukuran yang dapat dipilih. Pastikan Anda memilih kisaran yang tepat agar
hasil pengukuran berada dalam batas yang dapat diukur oleh multimeter. Jika Anda
memilih kisaran yang terlalu kecil, Anda mungkin akan mendapatkan pembacaan
"OL" (Overload) karena nilai yang diukur melebihi batas pengukuran alat.
3. Pengaturan Resolusi: Resolusi mengacu pada jumlah angka desimal yang ditampilkan
pada hasil pengukuran. Pengaturan resolusi pada multimeter memungkinkan Anda
memilih tingkat akurasi yang diinginkan dalam hasil pengukuran.
4. Terminal Pengukuran: Pastikan Anda memasukkan kabel probe multimeter ke
terminal yang benar saat melakukan pengukuran. Misalnya, untuk mengukur tegangan
atau resistansi, probe merah biasanya terhubung ke terminal "VΩmA" (Volt-Ohm-
Milliampere) sementara probe hitam terhubung ke terminal "COM" (Common).
5. Polaritas: Ketika Anda mengukur tegangan atau arus, pastikan untuk memperhatikan
polaritasnya. Menyambung probe ke terminal yang salah dapat mengakibatkan hasil
pengukuran yang salah dan bahkan merusak multimeter.
6. Tunggu Stabil: Beberapa pengukuran, seperti pengukuran kapasitansi atau hambatan,
memerlukan waktu agar multimeter mencapai stabilitas. Setelah Anda
menyambungkan probe ke komponen atau rangkaian, tunggu beberapa saat hingga
nilai pengukuran stabil sebelum mencatat hasilnya.
7. Zero Adjustment (Nol Adjustment): Sebelum melakukan pengukuran hambatan,
beberapa multimeter memerlukan nol adjustment untuk menghilangkan resistansi
internal probe dan kabel. Pastikan untuk melakukan nol adjustment jika diperlukan
agar pengukuran hambatan lebih akurat.
Conclusion (Kesimpulan) yang dapat diambil dari praktikum ke-2 mengenai Introduction
to Electrical Instrument and Concept yaitu :
Hubungan antara arus (I), tegangan (V), dan resistansi (R) dapat dijelaskan dengan hukum
dasar dalam elektronika, yaitu hukum ohm yang menyatakan bahwa arus dalam suatu
rangkaian sebanding dengan tegangan yang diterapkan dan sebanding terbalik dengan
resistansi dalam rangkaian tersebut, dimana jika nilai resistor lebih besar maka nilai arus
akan lebih kecil dikarenakan resistor berfungsi sebagai penghambat aliran.
a. Tegangan AC (Alternatif Current) merupakan arus listrik bolak-balik atau dapat
diartikan dengan arus yang listrik yang nilainya berubah-ubah terhadap satuan waktu.
b. Semakin besar frekuensi yang diberikan, semakin cepat pula gelombang sinusoidal
berulang-ulang dalam satu periode
c. Dalam rangkaian parallel tegangan pada setiap hambatan parallel adalah sama, tetapi
dalam rangkaian seri tegangan pada hambatan berbeda tergantung dengan nilai
hambatannya.
d. Nilai arus yang mengalir dalam rangkaian parallel berbeda pada setiap hambatan,
sedangkan dalam rangkaian seri arus yang mengalir sama pada setiap titiknya
e. Nilai hambatan dipengaruhi oleh panjang media, semakin Panjang media, semaakin
besar nilai hambatannya (misalnya saja percobaan dengan garis pensil).
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum NIM Paraf


Practicum : Physics II Student ID : 1. 2602296463 Asisten*
Assistant
2. 2602296545 Sign

3. 2602308085

4. 2602283712

5. 2602296526
Percobaan Nama :
Experiment :2 Student Name 1. Arief Fadillah,
2. Asep Cici indra Wahyudi,
3. Berliana Aulia H,
4. Chandra Juliantono,
5. Niko Farhansyah

Topik
Topic : Introduction to Electrical
Tanggal
Instrument and Concept Date : 21 Juni 2023
Asisten Kelas
Assistant : Vincent Harjadi (TK040) Class : ALDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Practicum Schematic Figure


200 Hz 1000 Hz (1Khz)

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 2.1
Frequency Period
200 Hz 4.838 ms

1 KHz 996 μs

To draw a signal shown by the oscilloscope, give the information


for x axis and y axis (volt/div and time/div)

Note :
x axis : to show the information about time (frekuensi dan periode)
y axis : to show the information about volt (v)

Table 2.2 Measurement Mode


V Mode AC V Mode DC
3.052 32.5 mV

Table 2.3 Pencil 2B Resistance

Distance (cm) R
0 0
1 324 kΩ
2 1.2 MΩ
3 3.9 MΩ
4 6.5 MΩ
5 13 MΩ

Table 2.4 Voltage Measurement

VR1 VR2 VR3 VR4 VLED


4.84 V 0.5 V 0.5 V 380 mV 1.982 V

Table 2.5 Current Measurement

IAB ICD IEF IGH


12.18 mA 6.11 mA 6.16 mA 12.27 mA

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
Bab 3 – Judul : Series, Parallel Circuit And Ohm’s Law
Nama Asisten : Vincent Harjadi – TK040

1. Ohm’s Law

Dikutip dari buku berjudul Rangkaian Listrik oleh William dan kawan-kawan, hukum Ohm
pertama kali dicetuskan pada tahun 1827 oleh seorang ilmuwan Jerman bernama George
Simon Ohm. Ia menerbitkan sebuah pamflet yang berisi hasil-hasil temuannya dalam
mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Pada
dasarnya, hukum Ohm menyatakan bahwa arus listrik (I) yang mengalir pada suatu
penghantar akan sebanding dengan tegangan (V) yang didapatkannya, tetapi berbanding
terbalik dengan hambatan (R). sehingga persamaannya menjadi 𝑉 = 𝐼 × 𝑅.

2. The relation between Voltage (V), Current (I), and Resistance (R)
Tegangan (V) berbanding lurus dengan arus (I) dan hambatan (R), sehingga arus (I) dengan
hambatan (R) berbanding terbalik.

3. Describe the characteristic of Serial Circuit


Rangkaian seri adalah rangkaian yang hanya ada satu jalur tempat arus listrik mengalir dari
sumber arus listrik. Pada rangkaian seri, semua lampu bersusun berurutan. Pada rangkaian
seri, bila satu lampu dimatikan maka aliran listrik akan terhenti dan semua lampu juga akan
mati. Hal ini karena rangkaian menjadi tidak tertutup. Keuntungan dari rangkaian seri adalah
besar kuat arus listrik yang tidak dibagi, sehingga lampu dalam rangkaian seri lebih terang.
Namun karena lebih terang dan menggunakan arus listrik lebih besar, maka energi listrik
yang digunakan juga lebih besar atau boros. Pada lampu yang diberi tenaga dari baterai, ini
menyebabkan baterai lebih cepat habis.

4. Describe the characteristic of Parallel Circuit


Rangkaian paralel adalah rangkaian yang memiliki lebih dari satu jalur tempat arus listrik
mengalir dari sumber arus listrik. Akibatnya, karena arus listrik memiliki lebih dari satu
jalur yang diambil, rangkaian masih dapat berfungsi jika satu jalur terputus atau dimatikan.
Rangkaian paralel memiliki tegangan yang sama antar cabangnya. Namun kuat arusnya
berbeda beda, sehingga lampu di rangkaian paralel lebih redup

5. The application of serial and parallel circuit


Rangkaian seri biasanya sering digunakan pada radio, TV dan komputer. Sedangkan
rangkaian paralel biasanya digunakan pada lampu di rumah, di kantor, dan lampu lalu lintas.
6. Compare the result that you get from the practicum with the simulation and
the theory

1. Tabel 3.1
Hambatan (Ohm) Tegangan (V) Arus (mA) (Percobaan) Arus (mA) (Teori s)
1000 1 0,92 1
1000 2 1,94 2
1000 3 3,07 3
1000 4 3,85 4
1000 5 5,11 5
1000 6 5,85 6
1000 7 7,04 7
1000 8 8,12 8
1000 9 9,29 9
1000 10 10,13 10

Tabel 3.2
Hambatan (Ohm) Tegangan (V) Arus (mA) (Percobaan) Arus (mA) (Teori s)
100 10 101,2 100
220 10 44,6 45,45455
470 10 21,63 21,2766
560 10 17,98 17,85714
680 10 14,8 14,70588
1000 10 10,04 10
1200 10 8,3 8,333333
2000 10 5 5
3000 10 3,35 3,333333
4700 10 2,15 2,12766

Tabel 3.3
 Percobaan

 Teoritis
Tabel 3.4
 Percobaan

 Teoritis

∴Data dari hasil percobaan dan perhitungan secara teoritis hasilnya tidak terpaut jauh,
hanya pada Tabel 3.3 pada kolom B nilai arus pada percobaan adalah 2 dan 1 mA,
sedangkan secara teoritisnya arus yang dihasilkan pada rangkaian seri bernilai sama
yaitu 2 mA.

Simpulan:

 Semakin besar hambatan maka arus semakin kecil.


 Semakin besar tegangan maka arus semakin besar.
 Pada rangkaian seri memiliki tegangan yang terbagi-bagi dan arus yang sama.
 Pada rangkaian parallel memiliki tegangan yang sama dan arus yang terbagi-bagi.
 Lampu di rumah paling cocok menggunakan rangkaian parallel karena ketika salah
satu lampu ada yang dimatikan/padam tidak mempengaruhi lampu yang lainnya
karena pada rangkaian parallel memiliki arus yang terbagi-bagi pada tiap
hambatannya.
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory Experiment Sheet

Praktikum Nama-NIM Arief Fadillah-2602296463 Paraf


Practicum : Physics II Student Name-ID Asep Cici I.W-2602296545 Asisten*
Berliana Aulia H-2602308085 Assistant
Percobaan Chandra Juliantono-2602283712 Sign
Experiment : 3 Niko Farhansyah-2602296526

Topik
Topic : Series, Parallel Circuit
Tanggal
And Ohm’s Law Date : 03 JULI 2023
Asisten Kelas
Assistant : TK040 Class : ALDA

*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS) Final
Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 3.1 The Relation between V and I with R constant


V I (mA)
1 0.92
2 1.94
3 3.07
4 3.85
5 5.11
6 5.85
7 7.04
8 8.12
9 9.29
10 10.13
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 3.2 The Relation Between I and R with V constant


R VR I (mA)
100 10 101.2
220 10 44.6
470 10 21.63
560 10 17.98
680 10 14.8
1000 10 10.04
1200 10 8.3
2000 10 5
3000 10 3.35
4700 10 2.15

Table 3.3
Voltage (V) Current (mA)
Circuit
VR1 VR2 VR3 IAB ICD IEF
A 5.89 - - 6 - -
B 1.97 3.95 - 2 1 -
C 0.978 1.931 3 0.98 0.98 0.98

Table 3.4
Voltage (V) Current (mA)
Circuit
VR1 VR2 VR3 IAB ICD IEF
A 5.92 - - 6 - -
B 5.92 5.92 - 6 3 -
C 6.06 6.05 6.05 6.1 3.04 1.98
Bab 4 – Judul : Kirchoff’s Voltage – Current Law & Potentiometer
Nama Asisten : Vincent Harjadi – TK040

1. Kirchoff Voltage Law and Kirchoff Current Law


- Kirchoff Current Law : dari percobaan yang dilakukan kita membuktikan bahwa
sesuai dengan Hukum KCL bahwa arus total yang masuk melalui suatu titik
percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari
titik percabangan tersebut. Atau dalam artian lain arus masuk =arus keluar.
Pada percobaan pembuktian KCL ini dibuktikan bahwa pengkuruan arus masuk dari
titik A-B akan sama dengan arus keluaran pada titik X-Y yaitu 20 Ampere, atau setara
pada arus yang telah dibagi di titik CD + EF + GH kurang lebih 20 A.

- Kirchoff Voltage Law: sedangkan pada percobaan KVL berkaitan dengan hukum
kekelan energy. Dalam praktikum ini kita akan membuktikan bahwa jumlah
tegangan di sekitar suatu loop atau sirkuit tertutup adalah nol. Dengan kata lain,
total penurunan tegangan (voltase) di suatu loop harus sama dengan total kenaikan
tegangan di loop tersebut. Hukum ini berlaku untuk rangkaian seri dan paralel.

ΣV = 0

Dalam praktikum ini dibuktkan bahwa teganagn sumber nilai nya akan sama dengan
nol jika di kurangi nilai tengan yang ada di R1, R2, R3 dan R4.
2. The difference between potentiometer and resistor
Dalam praktikum di jelaskan bahwa potentiometer adalah hambatan atau resistor yang
nilai nya bisa di adjust atau rubah-rubah. Sedangkan resistor nilai nya pasif atau tetap.

3. Potentiometer and how it works


Potentiometer terbagi menjadi 3 bagian yaitu VCC, Output dan Ground. Nilai tegangan
yang di hasilkan tergantung pada resistor yang digunakan, semakian kecil nilai resistor
maka nilai tegangan yang dihasilkan semakin besar.

Praktikum di lakukan pada pengujian lampu LED dengan sumber tegangan 10 volt

Lampu saat pertama kali sangat terang, kemudian potentiometer di putar ke arah kanan
maka lampu semakin redup dan mati.
- Pada percobaan di titik CCW pada kaki AB : mendekati 0, BC = 10 Volt, AC = 10 Volt
- Pada percobaan di titik Middle pada kaki AB : mendekati 7.7, BC = 2.1 Volt, AC = 10
Volt
- Pada percobaan di titik CW pada kaki AB : mendekati 10, BC = 0 Volt, AC = 10 Volt

4. Analyze every circuit


- Setiap tegangan yang di hasilkan dipengaruhi oleh besar nya hambatan atau resistan
dalam suatu rangkaian.
- Kedua hukum ini adalah prinsip dasar yang digunakan dalam analisis dan perancangan
rangkaian listrik. Dengan menerapkan Hukum Kirchoff Arus dan Hukum Kirchoff
Tegangan, kita dapat menghitung dan memahami arus dan tegangan di berbagai bagian
rangkaian listrik, baik dalam rangkaian seri maupun paralel. Penggunaan kedua hukum
ini sangat penting untuk menganalisis dan memahami berbagai perangkat dan sistem
elektronik dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari perangkat elektronik sederhana
hingga sistem kelistrikan yang kompleks.
- Rangkain Hukum Kirchof Arus : membuktikan menyatakan bahwa jumlah total arus
yang mengalir ke dalam sebuah simpul atau persimpangan dalam suatu rangkaian listrik
adalah sama dengan jumlah total arus yang keluar dari simpul atau persimpangan
tersebut. Dengan kata lain, arus masuk ke simpul harus sama dengan arus keluar dari
simpul tersebut.
- Rangakaian Hukum Kirchof Tegangan : membuktikan jumlah total tegangan yang
mengelilingi suatu loop atau sirkuit tertutup adalah nol. Artinya, total penurunan
tegangan (voltase) di suatu loop harus sama dengan total kenaikan tegangan di loop
tersebut..

5. Compare the result that you get from the practicum with the theory
- Dari hasil praktikum dibuktikan bahwa hukum tersebut terbukti meskipun ada sedikit
selisih nilai, missal 10 Volt di teori bisa kita hitung menggunakan rumus atau formula
tapi di praktikum nilai nya 9,7 (mendekati 10 volt) dengan ditunjukan oleh Voltmeter.

6. Write the conclusion for this experiment (at least 3)


- Perbedaan fisik antara potentiometer dan resistor : Potensio (Potensiometer): Potensio
biasanya memiliki konstruksi berbentuk seperti lingkaran dengan tiga terminal. Salah
satu terminal adalah terminal tengah (slider) yang terhubung ke titik tengah resistor
variabel, sedangkan dua terminal lainnya terhubung ke ujung-ujung resistor.
Potentiometer nilai hambatannya bisa di atus dengan cara memutar tombol.
- Resistor: Resistor datang dalam berbagai bentuk, seperti berupa komponen berongga
dengan dua terminal atau komponen berwarna dengan kode warna yang menandakan
nilai hambatan. Resistor memiliki nilai hambatan tetap atau pasif.
- KCL = Arus masuk sama dengan arus total keluaran
- KCV = tengan sumber akan bernilai nol jika di kurangi tegangan di masing-masing
hambatan. Hukum ini erat kaitannya dengan hukum kekelan energy, berarti bahwa
total energi yang ada dalam suatu loop atau rangkaian tertutup harus tetap konstan.
Dengan kata lain, energi yang diberikan oleh sumber tegangan harus sama dengan
energi yang dikonsumsi oleh elemen-elemen lain dalam loop tersebut.
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering
Laboratory Experiment Sheet

Praktikum NIM Paraf


Practicum : Physics II Student ID : 2602296463
Asisten
Arief Fadillah *
Assistan
2602296545 t Sign

Asep C Indra W

2602308085

Berliana Aulia H

2602283712

Chandra Juliantono

2602296526

Niko Farhan-
syah

Percobaan
Experiment :4
Topik
Topic : Kirchhoff’s
Voltage-Current Law Tanggal
and Potentiometer Date : 12 Juli 2023
Asisten Kelas
Assistant : TK040 (Vincent H) Class : ALDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet
Table 4.1

VPS (V) IAB ICD IEF IGH IXY


5V 20.60 mA 5.22 mA 2.77 mA 13.32 mA 20.62 mA
10V 42.754 mA 11.009 mA 5.724 mA 26.021 mA 42.754 mA

Table 4.2
VPS I VR1 VR2 VR3 VR4
5V 0.6 mA 0.287 V 0.623 V 1.233 V 2.935 V
10 V 1.224 mA 0.575 V 1.224 V 2.448 V 5.752 V

Table 4.3
Potentiometer I VAB VBC VAC
CCW 9.2872 mA 8.8 mV 9.8 V 9.8 V
Middle 1.2398 mA 7.71 V 2.11 V 9.95 V
CW 1.3866 x
9.95 V 0.004 mV 9.95 V
10-18 A

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
Bab 5 – Judul : Load Effect, Maximum Power Transfer and Superposition
Nama Asisten : Vincent Harjadi – TK040

1. The internal resistance of a supply and its effect


Efek dari Resistansi Internal membuat suhu power supply meningkat dan dapat
merusak power supply itu sendiri Efek pembebanan merupakan spesifikasi power
supply yang menjelaskan seberapa baik power supply dapat mempertahankan
pengaturan output dalam kondisi stabil saat beban berubah. Kabel yang membawa arus
selalu memiliki hambatan yang melekat atau impedansi, terhadap aliran arus.

2. The relation between the resistance of the load and the voltage of the load
Dalam versi pertama rumus, I = V/R, pada Hukum Ohm memberi tahu bahwa arus
listrik dalam suatu rangkaian dapat dihitung dengan membagi tegangan dengan
resistansi. Dengan kata lain arus berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding
terbalik dengan hambatan.
Jika supply diberikan beban, maka tegangan pada beban bergantung pada nilai beban.

𝑉 𝑉
=
𝑅 𝑅
𝑅 = 𝑅 + 𝑅
𝑅
𝑉 = 𝑥𝑉
𝑅 + 𝑅

3. The relation between the load and the power


Dalam listrik, beban dan daya adalah konsep yang terkait. Beban mengacu pada jumlah
daya yang dikonsumsi oleh sirkuit atau perangkat listrik, sedangkan daya mengacu pada
laju penggunaan atau produksi energi. Dengan kata lain, beban adalah jumlah daya
yang ditarik dari suatu sumber, sedangkan daya adalah jumlah energi yang dipindahkan
per satuan waktu. Hubungan antara beban dan daya dapat dinyatakan secara matematis
dengan menggunakan rumus P = VI, dimana P adalah daya (Watt) , V adalah tegangan
(Volt), dan I adalah arus (A) dan R adalah tahanan / Resistansi (Ohm). Saat beban pada
rangkaian meningkat, jumlah daya yang dikonsumsi juga meningkat, dan sebaliknya.
𝑃 = 𝑉𝑥𝑖
𝑃 = (𝐼𝑥𝑅)𝑥𝐼
𝑃 = 𝐼 𝑥𝑅

4. Power and the maximum power


Pada teori transfer daya maksimum atau teorema thevenin menyatakan: untuk sebuah
sumber voltase, daya maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke sebuah muatan di
saat resistansi muatan sama dengan resistansi daya internal. Ekuivalen Thevenin
berguna untuk menemukan daya maksimum sebuah rangkaian linear yang dapat
dialirkan ke beban. Kita asumsikan bahwa kita dapat mengatur resistansi beban RL.
Daya maksimum terjadi ketika RL setara dengan RTh (R L = RTh)

p = i2RL = 𝑅

5. The concept of superposition and the usage.


Teori superposisi digunakan untuk memudahkan menentukan arus pada suatu cabang
dengan menganggap sumber bekerja satu per satu. Arus total pada cabang tersebut
merupakan jumlah aljabar dari arus tiap-tiap sumber dengan memperhatikan arah arus.
Apabila mengerjakan satu sumber, maka sumber yang lain dihubung singkat (untuk
sumber tegangan) dan dihubung terbuka untuk sumber arus. Langkah-langkah dalam
menerapkan metode superposisi:
 Tinggalkan satu sumber voltase (atau arus) dalam rangkaian dan ganti tiap sumber
voltase (atau arus) lainnya dengan resistansi internal masing-masing. Untuk
sumber ideal sebuah rangkaian pendek melambangkan resistansi internal nol dan
sebuah rangkaian terbuka melambangkan resistansi internal tak hingga.
 Tentukan arus (atau voltase) tertentu yang diinginkan seakan hanya ada satu
sumber dalam rangkaian.
 Ambillah sumber berikutnya dalam rangkaian dan ulangi langkah satu dan dua,
lakukan langkah ini untuk setiap sumber.
 Untuk mencari arus yang sesungguhnya dalam sebuah cabang, secara aljabar
jumlahkan arus yang dihasilkan masing-masing sumber. (Jika arus berada pada
arah yang sama, maka dijumlahkan. Jika arus berada pada arah yang berlawanan,
maka dikurangi dengan arah arus yang dihasilkan sama dengan yang lebih besar
dari jumlah aslinya.) Setelah menentukan arus, tegangan dapat ditentukan
menggunakan hukum Ohm.

6. The limit of the using of superposition


Prinsip superposisi menyatakan bahwa voltase atau arus yang dihasilkan pada setiap
titik di rangkaian linier yang memiliki lebih dari satu sumber voltase atau sunber arus,
adalah tanggapan total yang dihasilkan oleh tiap sumber yang bekerja dengan
sendirinya.

7. The calculation of super position experiment

I1 = arus yang dihasilkan oleh sumber V1 dengan pemisalan V2 = 0


I2 = arus yang dihasilkan oleh sumber V2 dengan pemisalan V1 = 0
I = arus yang dihasilkan oleh sumber V1 dan V2
8. Compare the result that you get from the practicum with the theory
Dalam pratikum bisa kita lihat bahwa pada percobaan load effect, jika tegangan supply
yang diberikan besar maka beban hambatan juga akan besar, pada percobaan power
transfer didapatkan semakin besar tegangan sumber semakin besar pula nilai atau daya
listrik yang dihasilkan. Pada percobaan maximum power transfer, didapatkan bahwa daya
maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke sebuah muatan di saat resistansi muatan
sama dengan resistansi daya internal.

9. Write the conclusion for this experiment (at least 3)


 Efek pembebanan didefinisikan sebagai spesifikasi power supply yang menjelaskan
seberapa baik power supply dapat mempertahankan pengaturan output dalam
kondisi stabil saat beban berubah
 Jika supply diberikan beban, maka tegangan pada beban bergantung pada nilai
beban.
 Daya listrik adalah banyaknya energi yang dihasilkan maupun digunakan dalam suatu
rangkaian listrik yang dipengaruhi oleh oleh nilai resistansi (hambatan) dan arus
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum NIM Arief Fadillah - 2602296463 Paraf


Practicum : Physics II Student ID Asep C Indra W - 2602296545 Asisten*
Percobaan Nama Berliana Aulia H - 2602308085 Assistant
Experiment : 5 Student Name Sign
Topik Chandra Juliantono - 2602283712
Topic : Load Effect, Maximum Niko Farhansyah - 2602296526
Power Transfer and Tanggal
Superposition Date : 21 Juli 2023
Asisten Kelas
Assistant : TK040 (Vincent H) Class : ALDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 5.1 Load Effect


Load I VR1 VRL
With RL = 560 17.8 mA 6.45 V 3.52 V
With RL = 1K2 8.3 mA 4.56 V 5.43 V
With RL = 2K 5 mA 3.354 V 6.65 V
With RL = 10K 1 mA 0.894 V 9.08 V

Table 5.2 Power on Resistor


Power Load
Vps I
(V. I)
2V 1.98 V 3.96 mW
4V 3.95 V 15.8 mW
6V 5.94 V 35.64 mW
8V 7.94 V 63.53 mW
10V 10.05 V 100.5 mW

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 5.3 Maximum Power from Supply


RL 100 220 300 470 560 1K
VRL 1.275 V 2.155 V 2.526 V 3.088 V 3.306 V 3.91 V
IXY 12.83 mA 9.83 mA 8.59 mA 6.62 mA 5.95 mA 3.89 mA
PRL 16.36 mW 21.18 mW 21.7 mW 20.44 mW 19.67 mW 15.21 mW

Table 5.4 Series Power


I V P
R1 4 mA 4V 16 mW
R2 4 mA 4V 16 mW

Table 5.5 Parallel Power

I V P
R1 8 mA 8V 64 mW
R2 8 mA 8V 64 mW

Table 5.6 Superposition


VPS1 VPS2 I
9V 4.5 V 3.33 mA
9V - 2.78 mA
- 4.5 V 0.55 mA

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai