Anda di halaman 1dari 6

Paket Intensif

UTBK SBMPTN 2020

Fisika
Momentum dan Impuls

Buat pemahamanmu lebih mantap!

Untuk mempermudah kamu dalam menguasai materi Momentum dan Impuls, ada

baiknya kamu memantapkan diri dengan menonton video berikut.

1. Fisika – Usaha, Energi, Momentum, dan Impuls

2. Momentum dan Impuls – Momentum, Impuls, dan Hubungan Keduanya

3. Momentum dan Impuls – Bagian 1

A. Momentum
Momentum merupakan salah satu sifat yang pasti dimiliki oleh benda yang bergerak.

Momentum dapat digunakan sebagai ukuran untuk menggerakkan atau menghentikan suatu

benda, yaitu melalui besarnya gaya yang dibutuhkan. Dalam fisika, momentum didefinisikan

sebagai hasil perkalian antara massa dan kecepatan benda. Oleh karena kecepatan

merupakan besaran vektor, maka momentum juga merupakan besaran vektor. Secara

matematis, besarnya momentum dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝑝 = 𝑚. 𝑣

Keterangan:

𝑝 = momentum benda (kg m/s atau N.s);

𝑚 = massa benda (kg); dan

𝑣 = kecepatan benda (m/s2)


Momentum dan Impuls 1
Dari rumus tersebut, dapat diketahui bahwa momentum sebanding dengan kecepatan suatu

benda. Ini berarti, arah momentum juga akan sama dengan arah kecepatannya. Selain itu,

dapat diketahui pula bahwa semakin besar kecepatan suatu benda, semakin besar pula

momentumnya.

SUPER "Solusi Quipper"

Untuk mempermudah dalam mengingat rumus momentum, gunakan cara


berikut.

𝑝 =𝑚∙𝑣
𝑚∙𝑣 =𝑝

Jadilah MVP! (Most Valuable Person)

B. Impuls
Impuls merupakan gaya kontak sesaat atau gaya yang bekerja pada suatu benda dalam

waktu yang sangat singkat. Dalam fisika, impuls didefinisikan sebagai hasil perkalian antara

gaya dan selang waktu bekerjanya gaya pada benda. Secara matematis, besarnya impuls

dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝐼 = 𝐹. ∆𝑡

Keterangan:

𝐼 = impuls yang bekerja pada benda (kg m/s atau Ns);

𝐹 = gaya yang bekerja pada benda (N); dan

∆𝑡 = selang waktu bekerjanya gaya (s).

SUPER "Solusi Quipper"

Untuk mempermudah dalam mengingat rumus impuls, gunakan cara


berikut.

𝐼 = 𝐹 ∙ ∆𝑡

Ingat FisikΔ terus

Grafik hubungan gaya terhadap selang waktu (𝐹 − ∆𝑡) adalah sebagai berikut.

Momentum dan Impuls 2


Besarnya impuls juga dapat dihitung dari luas daerah di bawah grafik 𝐹 − ∆𝑡.

C. Hubungan antara Momentum dan Impuls


Impuls yang diberikan pada suatu benda akan menyebabkan terjadinya perubahan

momentum pada benda tersebut. Untuk mengetahui hubungan antara impuls dan

perubahan momentum, perhatikan penjabaran berikut.

𝐼 = 𝐹. ∆𝑡
𝐼 = (𝑚. 𝑎)∆𝑡
𝑣2 − 𝑣1
𝐼 = 𝑚( ) ∆𝑡
∆𝑡
𝐼 = 𝑚 (𝑣2 − 𝑣1 )
𝐼 = ∆𝑝

𝐼 = ∆𝑝
𝐹. ∆𝑡 = 𝑚(𝑣2 − 𝑣1 )
𝑚. ∆𝑣
𝐹=
∆𝑡

Keterangan:

𝐼 = impuls yang bekerja pada benda (kg m/s atau Ns);

𝐹 = gaya yang bekerja pada benda (N);

∆𝑡 = selang waktu bekerjanya gaya (s);

𝑚 = massa benda (kg);

𝑣1 = kecepatan benda sebelum diberi impuls (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda setelah diberi impuls (m/s);

𝑎 = percepatan benda (m/s2); dan

∆𝑝 = perubahan momentum benda (kg m/s atau Ns).

Momentum dan Impuls 3


Berdasarkan rumus tersebut, dapat diketahui bahwa gaya kontak sesaat berbanding

terbalik dengan selang waktu kontaknya. Artinya, semakin singkat waktu kontaknya,

semakin besar gaya kontak yang ditimbulkan, dan sebaliknya.

D. Hukum Kekekalan Momentum


Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa jika dua benda (𝑚1 dan 𝑚2 )

bertumbukan, besar penurunan momentum pada salah satu benda akan bernilai

sama dengan besar peningkatan momentum pada benda lainnya. Ini berarti, total

momentum sistem benda sebelum tumbukan (Ʃ𝑝𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ) selalu sama dengan total

momentum sistem benda sesudah tumbukan (Ʃ𝑝𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ ). Secara matematis, hukum

kekekalan momentum dapat dirumuskan sebagai berikut.

Ʃ𝑝𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 = Ʃ𝑝𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 . 𝑣1` + 𝑚2 . 𝑣2`

Keterangan:

𝑚1 = massa benda 1 (kg);

𝑚2 = massa benda 2 (kg);

𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣1` = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s); dan

𝑣2` = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s).

E. Jenis-Jenis Tumbukan
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna terjadi jika dua benda yang bertumbukan

terpental kembali dan saling menjauh satu sama lain. Pada tumbukan lenting

sempurna, berlaku hukum kekekalan momentum dan juga hukum kekekalan

energi mekanik.

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 . 𝑣1` + 𝑚2 . 𝑣2`

𝑣1` − 𝑣2`
1 = −( )
𝑣1 − 𝑣2

Momentum dan Impuls 4


𝑣1 + 𝑣1` = 𝑣2 + 𝑣2`

Keterangan:

𝑚1 = massa benda 1 (kg);

𝑚2 = massa benda 2 (kg);

𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣1` = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s); dan

𝑣2` = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s).

2. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi jika dua benda yang bertumbukan

menyatu dan bergerak secara bersamaan. Dengan kata lain, setelah

bertumbukan kedua benda memiliki kecepatan yang sama. Pada tumbukan

tidak lenting sama sekali, berlaku hukum kekekalan momentum, tetapi tidak

berlaku hukum kekekalan energi mekanik.

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = (𝑚1 + 𝑚2 ) 𝑣`

𝑣1` − 𝑣2`
0 = −( )
𝑣1 − 𝑣2

𝑣1` = 𝑣2` = 𝑣`

Keterangan:

𝑚1 = massa benda 1 (kg);

𝑚2 = massa benda 2 (kg);

𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s); dan

𝑣1` = 𝑣2` = 𝑣` = kecepatan benda 1 dan 2 setelah tumbukan (m/s).

3. Tumbukan Lenting Sebagian

Tumbukan lenting sebagian terjadi jika dua benda yang bertumbukan tidak

menyatu dan tidak lenting sempurna. Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku

hukum kekekalan momentum, tetapi tidak berlaku hukum kekekalan energi

mekanik.
Momentum dan Impuls 5
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 . 𝑣1` + 𝑚2 . 𝑣2`

Keterangan:

𝑚1 = massa benda 1 (kg);

𝑚2 = massa benda 2 (kg);

𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣1` = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s); dan

𝑣2` = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s)

Tingkat kelentingan suatu tumbukan dapat dinyatakan melalui sebuah nilai yang

disebut koefisien restitusi (𝒆). Koefisien restitusi dapat didefinisikan sebagai

harga negatif dari perbandingan antara besarnya kecepatan relatif antara kedua

benda setelah dan sebelum tumbukan. Secara matematis, dapat dirumuskan

sebagai berikut.

𝑣1` − 𝑣2`
𝑒 = −( )
𝑣1 − 𝑣2

Keterangan:

e = koefisien restitusi;
𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan 1 (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣1` = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s); dan

𝑣2` = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s).

Koefisien restitusi dari tumbukan lenting sempurna adalah 𝑒 = 1, sedangkan

koefisien restitusi dari tumbukan tidak lenting sama sekali adalah 𝑒 = 0.

Sementara itu, koefisien restitusi dari tumbukan lenting sebagian adalah antara

0 dan 1 (0 < 𝑒 < 1).

Momentum dan Impuls 6

Anda mungkin juga menyukai