Disusun Oleh :
2017
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Momentum
p = m. v
Besar resultan :
𝑝𝑦
𝑇𝑎𝑛 𝛼 =
𝑝𝑥
Contoh Soal:
Pembahasan :
p = m . v = 1000 x 10 = 10.000kg.m/s.
I=p2–p1=∆p
I=m.v2–m.v1
I=m(v2–v1)
I = m. ∆v
Contoh Soal:
1. Sebuah bola biliard dipukul dengan gaya 20 N dalam selang waktu 0,5
sekon. Tentukan Impuls yang bekerja pada bola biliard tersebut!
Diketahui:
F = 20 N
∆𝑡 = 0,5 sekon
Ditanyakan: I = ……?
Jawab:
I = F. ∆𝑡= 20 N × 0,5 s = 10 Ns
Jadi besarnya impuls yang bekerja pada bola biliard tersebut adalah
10Ns.
2. Perhatikan gambar berikut !
Tentukanlah besar impulsnya!
Penyelesaian:
Impuls = 20 Ns.
=F. ∆𝑡
= (10 N) × (2 s) = 20 Ns.
I =F. ∆𝑡
𝐼 −6
𝐹= = = −0,75. 104 = −7500 𝑁
∆𝑡 8. 10−4
Gaya rata − rata kayu pemukul pada bola adalah 7500N
c) Percepata rata-ratanya:
𝐹 = 𝑚 .𝛼
𝐹 −7500
𝛼= = = −50.000 𝑚⁄𝑠 2
𝑚 0,15
Tanda negatif menyatakan bahwa arah percepatan adalah mendatar ke kiri.
2. Dua benda masing-masing bermassa m, bergerak berlawanan arah dengan
kecepatan masing-masing 20 m/s dan 15 m/s. Setelah tumbukan, kedua benda
tersebut bersatu. Tentukanlah kecepatan kedua benda dan arah geraknya setelah
tumbukan.
Diketahui: m1 = m2 = m, v1 = 20 m/s, dan v2 = 15 m/s.
v2 bertanda negatif karena geraknya berlawanan arah dengan arah gerak benda
pertama. Oleh karena setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak
bersamaan maka kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah v1' = v2' = v'
Ditanyakan: v'=....?
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v'
m(20 m/s) + m(–15 m/s) = (m + m)v'
Jadi, kecepatan kedua benda 2,5 m/s, searah dengan arah gerak benda pertama
(positif).
Ʃ𝐹 = 𝑚. 𝑎
Persamaan ini menjelaskan hubungan antara resultan gaya atau gaya total
dengan massa dan percepatan. Adanya resultan gaya yang bekerja pada sebuah
benda bermassa menyebabkan benda bermassa tersebut mengalami percepatan.
∆𝑝
Ʃ𝐹 = (1.1)
∆𝑡
m. 𝑣𝑡 – m. v0 𝑚(𝑣𝑡 – v0 )
Ʃ𝐹 = =
∆𝑡 ∆𝑡
Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling
mendekati. Bola pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1.
Sedangkan bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua
bola berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola
akan bertabrakan.
Faksi = – Freaksi
F1 = – F2
Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 .Δt = -F2. Δt . Kita
ketahui bahwa I = F .Δt = Δp , maka persamaannya menjadi seperti berikut:
Δp1 = –Δp2
m1v1 – m1v’1 = -(m2v2 – m2v’2)
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
p1 + p2 = p’1 + p’2
Jumlah momentum awal = Jumlah momentum akhir
Keterangan:
p1 + p2 = p’1 + p’2
m1.v1+ m2 .v2= m1.v’1+ m2 .v’2
0,045
𝑣′2 = = 1,5 𝑚⁄𝑠
0,03
Dari Hukum III Newton, bahwa ketika suatu benda mengerjakan gaya
pada benda lain, maka benda yang dikerjakan gaya akan mengerjakan gaya
pada benda yang mengerjakan gaya padanya, gaya ini disebut gaya aksi-
reaksi yang besarnya sama, namun arahnya berkebalikan, dan juga impuls
dan momentum, dikatakan bahwa gaya eksternal yang bekerja pada suatu
benda atau sistem akan mengakibatkan laju perubahan momentum benda
tersebut. Dari hal tersebut kita akan menurunkan persamaan untuk gaya
dorong yang mengakibatkan roket dapat melawan gravitasi.
∆(𝑚𝑣) ∆𝑚
𝐹= = 𝑣
∆𝑡 ∆𝑡
Ditanya : F … ?
Dijawab :
∆𝑝 ∆𝑣 𝑚(𝑣2 –v1 )
𝐹= = m ∆𝑡 =
∆𝑡 ∆𝑡
2.6 Tumbukan
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada
setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak
selalu berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian
energi mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi
perubahan bentuk.
Jenis-Jenis Tumbukan
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1= momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Keterangan :
½ m1v1² = EK benda 1 sebelum tumbukan
½ m2v2² = EK benda 2 sebelum tumbukan
½ m1v1'² = EK benda 1 setelah tumbukan
½ m2v2'² = EK benda 2 setelah tumbukan
v1
m1
v2
m
2
Diketahui:
Massa bola 1: m1= 4 kg
Massa bola 2 : m2 = 2 kg
Kecepatan bola 1 sebelum tumbukan : v1 = 6 ms-1
Kecepatan bola 2 sebelum tumbukan : v2 = 3 ms-1
Ditanya:
Kecepatan setelah tumbukan : v1’ dan v2’ ?
Jawab:
Dalam semua tumbukan, berlaku hukum kekekalan momentum
sehingga diperoleh
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
(4 𝑘𝑔)(6 𝑚𝑠 −1 ) + (2 𝑘𝑔)(3 𝑚𝑠 −1 ) = (4 𝑘𝑔)𝑣1′ + (2 𝑘𝑔)𝑣2 ′
(30 𝑘𝑔 𝑚𝑠 −1 ) = (4 𝑘𝑔)𝑣1′ + (2 𝑘𝑔)𝑣2 ′
30 𝑚𝑠 −1 = 4𝑣1 ′ + 2𝑣2 ′ (1)
Dalam tumbukan elastik sempurna berlaku:
𝑣1 − 𝑣2 = −(𝑣1′ − 𝑣2 ′ )A
6 𝑚𝑠 −1 − 3 𝑚𝑠 −1 = 𝑣1′ + 𝑣2 ′
𝑣2 ′ = 𝑣1′ + 3𝑚𝑠 −1 (2)
Persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (1):
30 𝑚𝑠 −1 = 4𝑣1 ′ + 2 (𝑣1 ′ + 3𝑚𝑠 −1 )
30 𝑚𝑠 −1 = 4𝑣1 ′ + 2𝑣1 ′ + 6 𝑚𝑠 −1
30 𝑚𝑠 −1 = 6𝑣1 ′ + 6 𝑚𝑠 −1
′
30 𝑚𝑠 −1 − 6 𝑚𝑠 −1
𝑣1 = = 4 𝑚𝑠 −1
6
Substitusi v1’ = 4 ms-1 ke persamaan (2) sehingga diperoleh:
𝑣2 ′ = 4 𝑚𝑠 −1 + 3𝑚𝑠 −1
𝑣2 ′ = 7 𝑚𝑠 −1
Jadi, kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan adalah v1’ = 4 ms-1 dan
v2’ = 7 ms-1.
2) Tumbukan Lenting Sebagian
Tumbukan lenting sebagian juga disebut tumbukan lenting
tak sempurna. Hal ini sebenarnya banyak dijumpai pada tumbukan
benda-benda disekitar kita. Tumbukan lenting sebagian adalah
tumbukan yang selama proses tumbukan ada sebagian energi yang
hilang. Jumlah energi kinetik kedua benda setelah tumbukan
ternyata lebih kecil daripada jumlah energi kinetik kedua benda
sebelum tumbukan. Hilangnya energi ini bisa dengan menjadi
bentuk energi lain misalnya energi panas atau energi suara. Dalam
perhitungan matematis, tumbukan lenting sebagian memiliki
koefisien restitusi < 1 (koefisien restitusi bisa dianggap sebagai
perbandingan kecepatan relatif kedua benda sesudah dan sebelum
tumbukan), tapi tidak sampai nol.
Diketahui :
Massa benda 1 (m1) = 500 gram = 0,5 kg
Massa benda 2 (m2) = 200 gram = 0,2 kg
Kelajuan awal benda 1 (v1) = -10 m/s
Kelajuan awal benda 2 (v2) = 12 m/s
Kelajuan akhir benda 1 (v1’) = 6 m/s
v1 bertanda negatif dan v2 bertanda positif karena arah kedua benda
berlawanan.
Ditanya : kelajuan akhir benda 2 (v2’)
Jawab :
Pada tumbukan lenting tidak sempurna alias tumbukan lenting
sebagian, hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku dan hanya
hukum kekekalan momentum yang berlaku.
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
(0,5)(-10) + (0,2)(12) = (0,5)(6) + (0,2)(v2’)
-5 + 2,4 = 3 + 0,2 v2'
-2,6 = 3 + 0,2 v2'
-2,6 – 3 = 0,2 v2'
-5,6 = 0,2 v2'
v2' = -5,6 / 0,2
v2' = -28 m/s
Contoh Soal :
1. Sebutir peluru bermassa 30 gram bergerak dengan kecepatan sebesar 30
m/s menumbuk balok kayu bermassa 1 kg yang sedang diam. Tentukan
kelajuan balok jika peluru tertanam di dalam balok!
Diketahui :
Massa peluru (m1) = 30 gram = 0,03 kg
Massa balok (m2) = 1 kg
Kecepatan awal peluru (v1) = 30 m/s
Kecepatan awal balok (v2) = 0 (balok diam)
Ditanya : kelajuan peluru dan balok setelah tumbukan (v’)
Jawab :
Rumus hukum kekekalan momentum jika dua benda menyatu setelah
tumbukan :
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v’
(0,03)(30) + (1)(0) = (0,03 + 1) v’
0,9 + 0 = 1,03 v’
0,9 = 1,03 v’
v’ = 0,9 / 1,03
v’ = 0,87 m/s
Kelajuan peluru dan balok setelah tumbukan adalah 0,87 m/s
2. Sebuah peluru bermassa 20 gram, ditembakkan mengenai sebuah balok
pada ayunan balistik yang massanya 1 kg. Jika peluru tertancap pada balok
hingga mereka mencapai tinggi maksimal 25 cm. Berapa kecepatan peluru
mula-mula peluru tersebut?
Diket :
m = 20 g = 0,02 kg
h = 25 cm = 0,25 m
M = 1 kg
Ditanya: v=.....?
Jawab:
mv = (m+M) √2𝑔ℎ
0,02.v = (0,02+1) √2.10.0,25
0,02.v = 1,02 √5
v = (1,02+√5)/0,02
v = 162,8 m/s
3. Sebuah plastisin bermassa 0,1 kg terletak pada bidang datar licin, terkena
bola yang massanya 0,4 kg dengan kecepatan 20 m/s. Kemudian plastisin
menempel pada bola dan ikut bergerak bersama bola. Hitunglah kecepatan
kecepatan bola sekarang
v1
diam v’
m1
m2
(a) (b)
Setelah tumbukan peluru menyatu dengan balok (tumbukan tidak lenting sama
sekali), maka berlaku:
m1v1 = (m1 + m2) v’ ..............................(1)
hukum kekekalan energi mekanik:
𝐸𝑘1 + 𝐸𝑝1 = 𝐸𝑘2 + 𝐸𝑝2
1
(𝑚1 + 𝑚2 )𝑣 ′2 + 0 = 0 + (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔ℎ
2
2(𝑚1 + 𝑚2 )𝑔ℎ
𝑣 ′2 =
(𝑚1 + 𝑚2 )
𝑣 ′2 = 2𝑔ℎ
𝑣 ′ = √2𝑔ℎ.............................(2)
Subtitusi persamaan (2) ke persamaan (1) didapatkan kecepatan awal peluru:
𝑚1 + 𝑚2
𝑣= √2𝑔ℎ
𝑚1
5. 10−3 + 1
𝑣= √2.9,8.0,1
5. 10−3
𝑣 = 201.1,4 = 281,4 𝑚/𝑠