Anda di halaman 1dari 23

Khairul Basar

Catatan Kuliah
FI2101 Fisika Matematik IA

ca

ku
l fi

21
01

se
m

20
15

kh
ba
s

ar

Semester I 2015-2016

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Teknologi Bandung

ku
l fi

ca
21
01
1

se
m
20
15
ar

kh
ba
s

Bab 2

Bilangan Kompleks

21
01

2.1 Bidang Kompleks

se
m

20
15

kh
ba
s

ar

Pada BAB ini dibahas mengenai konsep-konsep bilangan dan variabel kompleks serta penggunaannya dalam penyelesaian persoalan fisika.
Bilangan kompleks terdiri dari dua bagian yaitu bagian real dan bagian
imajiner. Misalnya bilangan kompleks yang dinyatakan dengan z = 5 + 3i
maka angka 5 merupakan bagian real dari z atau dituliskan sebagai <(z)
sedangkan angka 3 disebut bagian imajiner dari z dan dituliskan sebagai
=(z) dari bilangan kompleks tersebut. Dalam penulisan bilangan kompleks
i = 1 atau i2 = 1. Perlu diperhatikan bahwa bagian imajiner suatu
bilangan kompleks bukanlah imajiner.
Bilangan kompleks dapat dinyatakan sebagai pasangan antara bagian real
dan bagian imajinernya. Jadi misalnya 5 + 3i dapat dituliskan sebagai (5, 3)
serta 4 5i dapat dituliskan menjadi (4, 5).

ca

ku
l fi

Karena bilangan kompleks biasa dituliskan dalam bentuk pasangan bilangan sebagaimana pasangan titik dalam sistem koordinat xy artinya sebuah
bilangan kompleks dapat juga digambarkan sebagai titik dalam bidang kompleks. Bidang kompleks sering disebut diagram Argand. Sumbu mendatar
(sumbu x) menggambarkan bagian real sedangkan sumbu tegak (sumbu y)
menggambarkan bagian imajiner sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar
2.1. Ini mirip dengan representasi titik dalam sistem koordinat kartesian.
Sebagaimana diketahui bahwa suatu titik dalam bidang xy juga dapat
dinyatakan dalam ungkapan polar, maka bilangan kompleks juga dapat direpresentasikan dalam bentuk polar yaitu (r, ). Hubungan antara x dan y
dengan r dan adalah
x = r cos
y = r sin

23

24

Bilangan Kompleks

Jadi suatu bilangan kompleks z dapat dinyatakan dalam representasi


z = x + iy = r(cos + i sin ) = rei

(2.1)

r dinamakan modulus atau nilai mutlak dari z dan (dalam radian) disebut
sudut dari z. Perhatikan gambar 2.2.
y
=(z)
(5, 3)
z = 5 + 3i

x
<(z)

ar

(4, 5)

kh
ba
s

z = 4 5i

20
15

Gambar 2.1 Bidang kompleks.

se
m

21
01

=(z)

ca

ku
l fi

(5, 3)
z = 5 + 3i

x
<(z)

Gambar 2.2 Representasi polar dalam bidang kompleks

c
khbasar2015

2.2 Aljabar Kompleks

25

2.2 Aljabar Kompleks


Menjadikan bentuk x + iy
Setiap bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk x + iy. Dengan
bentuk ini, dapat mudah diidentifikasi bagian real dan bagian imajiner dari
suatu bilangan kompleks.
Contoh 1
Tentukan bagian real dan bagian imajiner bilangan kompleks (1 + i)2
(1 + i)2 = (1 + i)(1 + i) = 1 + 2i + i2 = 1 + 2i 1 = 2i
Dengan demikian bagian realnya adalah 0 dan bagian imajinernya
adalah 2. Bilangan kompleks tersebut dapat dituliskan dalam bentuk
(1 + i)2 = 2i

kh
ba
s

2+i
menjadi bentuk x + iy
3i

20
15

Ubahlah bentuk

ar

Contoh 2

se
m

2+i3+i
6 + 5i + i2
1 1
2+i
5 + 5i
=
=
= + i
=
2
3i
3i3+i
9i
10
2 2

1
dalam bentuk x + iy.
2(cos 30 + i sin 30 )

ku
l fi

Nyatakan z =

21
01

Contoh 3

ca

Karena 30 = /6 rad jadi akan diperoleh


z=

1
1
1
1
 = i/6 = ei/6
=
2(cos 30 + i sin 30 )
2
2e
2 cos 6 + i sin 6
!

1
3
1
= (cos /6 i sin /6) =
i
2
4
4

c
khbasar2015

26

Bilangan Kompleks

Konjugat kompleks (Complex conjugate)


Konjugat dari suatu bilangan kompleks z = x + iy dinyatakan dengan z =
x iy. Konjugat dari suatu bilangan kompleks diperoleh dengan mengalikan
bagian imajinernya dengan 1.
Contoh
Tentukan konjugat kompleks dari z =

z=

2 3i
i+4

2 3i
i+4
z =

2 + 3i
i + 4

Nilai mutlak

20
15

kh
ba
s

ar

Nilai mutlak (modulus) dari suatu bilangan kompleks z = x + iy menggambarkan jarak titik yang direpresentasikan dengan (x, y) dengan pusat
koordinat di bidang kompleks. Dengan demikian dinyatakan dalam bentuk
p

|z| = r = x2 + y 2 = z z
(2.2)

se
m

Persamaan Kompleks

ca

Contoh

ku
l fi

21
01

Dua buah bilangan kompleks dikatakan sama jika bagian real bilangan kompleks pertama sama dengan bagian real bilangan kompleks kedua dan bagian
imajiner bilangan kompleks pertama sama dengan bagian imajiner bilangan
kompleks kedua. Misalnya jika x + iy = 2 + 3i maka berarti x = 2 dan y = 3.

Tentukan x dan y jika (x + iy)2 = 2i


(x + iy)2 = x2 + i2xy y 2 = 2i
Dengan demikian diperoleh hubungan
x2 y 2 = 0
2xy = 2

c
khbasar2015

y = x

2.3 Deret Kompleks

27

Selanjutnya diperoleh
2x2 = 2

2x2 = 2

atau

Karena x harus real maka x2 tidak mungkin negatif, dengan demikian


didapat x2 = 1 dan y = x. Sehingga solusi persamaan tersebut adalah
x = y = 1 atau x = y = 1.

2.3 Deret Kompleks

Contoh

X
1 + i (1 + i)2
(1 + i)3
(1 + i)n
+
+
+ ... =
2
4
8
2n
n=0

se
m

1+

20
15

Ujilah konvergensi deret kompleks berikut

kh
ba
s

ar

Yang dimaksud deret kompleks dalam hal ini adalah deret yang suku-sukunya
adalah bilangan kompleks. Jumlah bagian (partial sum) suatu deret kompleks
secara umum tentu saja berupa bilangan kompleks (artinya dapat dinyatakan Sn = X + iY ). Konvergensi pada deret kompleks didefinisikan dengan
pengertian yang sama seperti pada deret real. Suatu deret kompleks dikatakan konvergen jika bagian real dan bagian imajinernya masing-masing adalah
deret yang konvergen. Uji konvergensi pada deret real yang telah dipelajari
dapat digunakan juga pada deret kompleks.

ca

ku
l fi

21
01

Dapat digunakan uji perbandingan (rasio)




(1 + i)n+1
(1 + i)n

= lim

n
2n+1
2n



1 + i 1 + i
=
= 2 <1
= lim
n
2 2
2
yang berarti deret tersebut adalah deret konvergen.
Pada bagian terdahulu telah dibahas tentang deret pangkat dan interval
konvergensi untuk variabel real. Pengertian yang serupa juga dijumpai dalam
deret pangkat dengan variabel berupa bilangan kompleks, yang dinyatakan
sebagai berikut

X
an z n
n=0

c
khbasar2015

28

Bilangan Kompleks

dengan z = x + iy dan an adalah bilangan kompleks.


Jika pada deret pangkat real himpunan nilai yang membuat deret tersebut
konvergen dinamakan interval konvergensi (interval of convergence), pada deret kompleks himpunan nilai z yang membuat suatu deret kompleks bersifat
konvergen membentuk suatu daerah dalam bidang kompleks yang dinamakan
cakram konvergensi (disk of convergence).
Contoh 1
Tentukan daerah cakram konvergensi deret kompleks berikut
1z+

z2
z3
z4

+
+ ...
2
3
4

X
(z)n
Dengan menggun
n=0
nakan uji perbandingan (rasio), maka dapat ditentukan syarat konvergensi deret kompleks tersebut


(z)n+1
(z)n

= lim
n
n+1
n




zn


= |z| lim n
= lim


n n + 1
n n + 1

kh
ba
s

ar

Deret tersebut dapat dinyatakan sebagai

20
15

= |z|

ku
l fi
ca

Contoh 2

21
01

se
m

Jadi agar deret tersebut konvergen maka |z| < 1. p


Karena |z| =
p
2
2
x + y , maka artinya deret tersebut konvergen jika x2 + y 2 < 1.
Dalam bidang kompleks, kondisi ini menggambarkan daerah di dalam
lingkaran pada bidang kompleks dengan pusat di titik pusat koordinat
dan berjejari 1.

Tentukanlah daerah cakram konvergensi dari deret kompleks

zn

n=0

Dengan menggunakan uji rasio, maka konvergensi deret tersebut diperoleh jika
n+1
z

= lim n < 1
n
z
yang memberikan kondisi |z| < 1.

c
khbasar2015

2.4 Rumus Euler

29

Jadi cakram konvergensinya adalah daerah di dalam lingkaran pada


bidang kompleks dengan pusat di titik pusat koordinat dan berjejari
1.

2.4 Rumus Euler


Karena z = x + iy berarti fungsi eksponensial dari suatu bilangan kompleks
dapat dituliskan dalam bentuk berikut
ez = ex+iy = ex eiy = ex (cos y + i sin y)

(2.3)

Selanjutnya bila menggunakan uraian deret Maclaurin, fungsi eksponensial


x3
x2
ex dapat dinyatakan ex = 1 + x +
+
+ . . .. Dengan demikian dapat
2!
3!
diperoleh bahwa

kh
ba
s

ar

(i)3
(i)4
(i)2
+
+
+ ...
ei = 1 + (i) +
2!
3!  4!



2
4
3
5
= 1
+
... + i
+
...
2!
4!
3!
5!

20
15

= cos + i sin

21
01

se
m

Maka akan diperoleh bentuk yang mengaitkan representasi eksponensial untuk bilangan kompleks dengan bentuk trigonometri yang disebut sebagai rumus Euler, yaitu
ei = cos + i sin
(2.4)

ku
l fi

Dengan menggunakan rumus Euler tersebut dapat juga diperoleh bentuk


ei , yaitu
ei = cos i sin
(2.5)

ca

Bila persamaan 2.4 dan persamaan 2.5 dijumlahkan maka akan diperoleh
ungkapan untuk cos , sedangkan bila persamaan 2.4 dikurangi dengan persamaan 2.5 maka akan dapat diperoleh ungkapan untuk sin sebagai berikut
ei ei
2i
ei + ei
cos =
2
sin =

(2.6)

Persamaan tersebut menunjukkan kaitan antara fungsi trigonometri sinus dan


cosinus dengan bentuk bilangan kompleks (dalam representasi eksponensial).

c
khbasar2015

30

Bilangan Kompleks
Contoh 1
Tentukanlah nilai bilangan kompleks 2ei/6 .
Jika bentuk tersebut dibandingkan dengan bentuk polar bilangan
kompleks yaitu rei , maka berarti diperoleh bahwa r = 2 dan = /6.
Selanjutnya dengan menggunakan hubungan representasi polar dengan bentuk x + iy, maka akan diperoleh

= 3
6

y = r sin = 2 sin = 1
6

x = r cos = 2 cos

Dengan demikian maka dapat dinyatakan

2ei/6 = 3 + i
Contoh 2

kh
ba
s

(1 + i)2
(1 i)

ar

Hitunglah

21
01

se
m

20
15

Operasi perkalian atau pembagian bilangan kompleks umumnya akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan bentuk eksponensial.
Bila menggunakan bentuk eksponensial, maka

(1 + i)2 = ( 2ei/4 )2 = 2ei/2

(1 i) = 2ei/4

ku
l fi

Maka

ca

2ei/2
(1 + i)2
=
= 2ei(/2+/4) = 2ei3/4
i/4
(1 i)
2e
Dan bila ingin dinyatakan dalam bentuk x + iy diperoleh
x=

y=
Sehingga

c
khbasar2015

2 cos

3
= 1
4

2 sin

3
=1
4

2.4 Rumus Euler

31

(1 + i)2
= 2ei3/4 = 1 + i
(1 i)

Tinjau kembali representasi eksponensial dari suatu bilangan kompleks


yang dinyatakan dengan rumus Euler, untuk bentuk ein dapat dinyatakan
sebagai berikut
n

ein = (ei )n = (cos + i sin ) = cos n + i sin n

(2.7)

Persamaan 2.6 dapat digunakan untuk menghitung pangkat suatu bilangan


kompleks.
Contoh 1
Hitunglah (1 + i)3 .
Bila dinyatakan dalam bentuk eksponensial, maka (1 + i) =
Dengan demikian maka

2ei/4 .

!
i/4 3 i3/4
3
3
) = 8e
= 8
+i
(1 + i) = ( 2e
2
2

kh
ba
s

ar

8i

Hitunglah

20
15

Contoh 2

21
01

se
m

Bila bilangan kompleks tersebut dinyatakan dalam bentuk eksponensial, maka


8i = 8ei

ca

ku
l fi

Namun perlu diingat bahwa bila sudut ditambah dengan 2n, maka
untuk lebih lengkapnya dapat dinyatakan
8i = 8ei(+2n)

Selanjutnya


1/3
8i = 8ei(+2n)





2n
2n
= 81/3 ei(+2n)/3 = 2 cos
+
+ i sin
+
3
3
3
3

dengan nilai n = 0, 1, 2, 3, . . . maka akan diperoleh

c
khbasar2015

32

Bilangan Kompleks

(
8i =

!
!)
i 3
i 3
1+
, (1) , 1
2
2

Dengan mengambil bagian real atau bagian imajiner dari ein , maka persamaan tersebut dapat di atas digunakan untuk memperoleh ungkapan sin 2,
cos 2, sin 3, cos 3 dan sebagainya. Misalnya, untuk n = 3 maka diperoleh
ei3 = (cos + i sin )

cos 3 + i sin 3 = cos3 + 3i sin cos2 3 sin2 cos i sin3


= cos3 3 sin2 cos + i 3 sin cos2 sin3

yang berarti

sin 3 = = ei3 = 3 sin cos2 sin3

cos 3 = < ei3 = cos3 3 sin2 cos

kh
ba
s

ar

2.5 Fungsi Hiperbolik

20
15

Dengan menggunakan rumusan Euler, maka dapat pula diperoleh ungkapan


yang lebih umum untuk bilangan kompleks z, yaitu
eiz eiz
2i
eiz + eiz
cos z =
2

(2.8)

21
01

se
m

sin z =

ku
l fi

Tinjau suatu bilangan kompleks yang murni imajiner z = iy, maka dapat
dinyatakan
ei(iy) ei(iy)
ey ey
ey ey
=
=i
2i
2i
2
i(iy)
i(iy)
y
y
y
e
+e
e +e
e + ey
cos z = cos iy =
=
=
2
2
2

ca

sin z = sin iy =

(2.9)

Terlihat bahwa nilai sinus dari suatu bilangan kompleks iy sama dengan i diey ey
sedangkan nilai cosinus dari suatu bilangan
kalikan suatu fungsi real
2
ey + ey
kompleks iy sama dengan suatu fungsi real
. Fungsi real tersebut
2
akan sering dijumpai dan diberi notasi khusus. Persamaan 2.8 memberikan
definisi tentang fungsi sinus hiperbolik (sinh) dan cosinus hiperbolik (cosh),
yang secara umum dituliskan dalam bentuk

c
khbasar2015

2.5 Fungsi Hiperbolik

33
ez ez
2
ez + ez
cosh z =
2
sinh z =

(2.10)

Beberapa fungsi hiperbolik lainnya dapat diperoleh sebagaimana fungsi trigonometri biasa, yaitu
sinh z
,
cosh z
1
sech z =
,
cosh z

1
tanh z
1
csch z =
sinh z

tanh z =

coth z =

(2.11)

Dari persamaan 2.8 dapat juga dituliskan bahwa


sin iy = i sinh y

(2.12)

cos iy = cosh y
Contoh 1

ez + ez
maka
2

kh
ba
s

Karena cosh z =

ar

Tentukanlah bagian real dan imajiner dari cosh(ix)

20
15

eix + eix
1
= (cos(x) + i sin(x) + cos(x) i sin(x))
2
2
= cos(x)

se
m

cosh(ix) =

Dengan demikian

21
01

<(cosh(ix)) = cos x

ku
l fi

=(cosh(ix)) = 0

ca

Contoh 2

Nyatakanlah tanh(1 i) dalam bentuk x + iy


Karena tanh z =

sinh z
, maka
cosh z

e1i e1+i
e(cos i sin ) e1 (cos + i sin )
=
e1i + e1+i
e(cos i sin ) + e1 (cos + i sin )
1
e(1) e (1)
e2 + 1
=
=
e(1) + e1 (1)
e2 1

tanh(1 i) =

c
khbasar2015

34

Bilangan Kompleks

2.6 Pangkat dan Akar Bilangan Kompleks


Pada bagian terdahulu telah dijelaskan tentang pangkat dan akar dari bilangan kompleks, yang maksudnya adalah pangkat atau akar real dari suatu
bilangan kompleks. Bagaimana halnya dengan pangkat atau akar kompleks
dari suatu bilangan kompleks? Pada prinsipnya hal ini sama saja dengan yang
dilakukan pada bilangan real. Dengan mengingat hubungan ln ab = b ln a dan
ab = eb ln a , maka persoalan ini dapat diselesaikan dengan mudah.
Terlebih dahulu, tinjau logaritma dari bilangan kompleks. Misalkan suatu
bilangan kompleks z dan w yang hubungannya dinyatakan dengan z = ew
yang berarti w = ln z. Kemudian jika z = rei , maka diperoleh
w = ln z = ln(rei ) = ln r + ln ei = ln r + i

(2.13)

Persamaan tersebut memberikan hubungan antara suatu bilangan kompleks


dengan bentuk logaritma.
Contoh 1
Hitunglah nilai ln(2i)

Maka

kh
ba
s

2i = 2ei(/2+2n)

ar

Karena

se
m

20
15

ln(2i) = ln(2ei(/2+2n) ) = ln(2) + ln(ei(/2+2n) ) = ln 2 + i( + 2n)


2

ku
l fi

Hitunglah (2i)1+i

21
01

Contoh 2

ca

Karena ab = eb ln a , maka dapat dinyatakan bahwa (2i)1+i =


e(1+i) ln(2i) . Sedangkan telah diperoleh sebelumnya bahwa ln(2i) =
ln(2) + i( 2 + 2n). Sehingga
e(1+i) ln(2i) =e(1+i)(ln(2)+i(/2+2n)) = e(ln 2/2)+i(ln 2+(/2+2n))
=e(ln 2(/2+2n)) [cos(ln 2 + (/2 + 2n))
+i sin(ln 2 + (/2 + 2n))]

c
khbasar2015

2.7 Beberapa Penggunaan Bilangan Kompleks

35

Contoh 3
Hitunglah nilai cos( + i ln 2)
Dapat dituliskan bahwa
cos( + i ln 2) = cos cos(i ln 2) sin() sin(i ln 2)
Sedangkan cos(iy) =

ey + ey
ey ey
dan sin(iy) = i
, maka
2
2

cos(i ln 2) =

2+
eln 2 + e ln 2
=
2
2

1
2

sin(i ln 2) = i

2
eln 2 e ln 2
=i
2
2

1
2

5
4

=i

3
4

Dengan demikian

kh
ba
s

ar

5
5
cos( + i ln 2) = 0 =
4
4

20
15

2.7 Beberapa Penggunaan Bilangan Kompleks

21
01

se
m

Berikut ini diberikan beberapa contoh penggunaan bilangan kompleks dalam


persoalan fisika.

Kinematika

ca

ku
l fi

Sebagaimana sistem koordinat kartesian dua dimensi, bidang kompleks dapat digunakan untuk mendeskripsikan gerak suatu benda. Jika z menyatakan
posisi suatu benda, maka jika posisinya berubah tiap saat akan dapat dinyatakan bahwa z(t).
Misalkan posisi benda tiap saat dinyatakan dengan z = 5eit dengan
suatu konstanta. Tentukan laju, besar percepatan dan deskripsi gerak benda
tersebut.
Laju gerak benda adalah
v=

dz
d
= 5eit = 5ieit = iz
dt
dt

Percepatan gerak benda adalah

c
khbasar2015

36

Bilangan Kompleks
a=

dv
d
= (5ieit ) = 5 2 eit = 2 z
dt
dt

Terlihat dari percepatan gerak benda, bahwa percepatan gerak benda sama
dengan suatu konstanta dikalikan dengan posisi benda dan hal ini menyatakan suatu gerak harmonik.

Analisa Rangkaian AC

VR

R
V

VL

kh
ba
s

ar

VC

20
15

Gambar 2.3 Rangkaian RLC seri.

VR = IR

(2.14)

ca

ku
l fi

21
01

se
m

Dalam rangkaian arus bolak-balik dengan komponen R (resistor), L (induktor) dan C (kapasitor), sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2.3, misalnya arus total yang mengalir pada rangkaian dinyatakan dengan bentuk
fungsi harmonik I = I0 sin t. Jika VR adalah beda tegangan pada kaki-kaki
resistor R dan I adalah kuat arus yang mengalir pada hambatan tersebut,
maka berdasarkan hukum Ohm dapat dinyatakan

sedangkan hubungan antara tegangan pada induktor L dengan kuat arus


dinyatakan dengan
dI
VL = L
(2.15)
dt
dan tegangan pada kapasitor dinyatakan dengan
Z
dVC
I
1
=
= VC =
I dt
(2.16)
dt
C
C
Bentuk arus setiap saat tersebut bila dinyatakan dengan bilangan kompleks
adalah I = I0 sin t = I0 eit , maka

c
khbasar2015

2.7 Beberapa Penggunaan Bilangan Kompleks

37

VR = RI = RI0 eit = RI
d(I0 eit )
dI
=L
= iLI0 eit = iLI
VL = L
dt Z
dt
1
1
1
I0 eit dt =
VC =
I0 eit =
I
C
iC
iC

(2.17)
(2.18)
(2.19)

Tegangan total jika ketiga komponen tersusun seri adalah


1
V = VR + VL + VC = RI + iLI +
I
iC



1
I
= R + i L
C

(2.20)

= ZI

1
dengan Z = R + i L
dinamakan sebagai impedansi (kompleks)
C
pada rangkaian RLC seri.
Hambatan efektif pada komponen induktor dinamakan reaktansi induktif
XL yaitu
VL
= iL
(2.21)
XL =
I
sedangkan hambatan efektif pada komponen kapasitor dinamakan reaktansi
kapasitif XC yaitu
VC
1
i
XC =
=
=
(2.22)
I
iC
C
Pada rangkaian RLC seri, impedansi (kompleks) dapat diperoleh dengan konsep yang sama dengan susunan seri tiga hambatan (resistor) yang masingmasing dinyatakan dengan R1 = R, R2 = XL = iL dan R3 = XC =
i/(C) sehingga hambatan total (yaitu impedansi total) diperoleh sebagaimana telah diungkapkan di atas yaitu

21
01

se
m

20
15

kh
ba
s

ar

ku
l fi

Z = R1 + R2 + R3

ca

1
= R + XL + XC = R + iL i
C


1
= R + i L
C

Selanjutnya dapat diperoleh besar impedansi sebagaimana nilai absolut dari


Z, yaitu
s

2
p
1
2

|Z|seri = Z Z = R + L
(2.23)
C
Suatu kondisi dengan Z sepenuhnya real (berarti bagian imajinernya sama
dengan nol) dinamakan kondisi resonansi.

c
khbasar2015

38

Bilangan Kompleks

Demikian pula halnya jika ketiga komponen (resistor, induktor dan kapasitor) disusun paralel, maka impedansi totalnya dapat diperoleh sebagaimana
susunan paralel tiga buah hambatan yaitu R1 = R, R2 = XL = iL dan
R3 = XC = i/(C). Hambatan (impedansi) kompleks total pada susunan
paralel adalah
1
1
1
1
=
+
+
Z
R1
R2
R3
1
1
1
1
1
1
=
+
+
=
+
+
R XL
XC
R iL i/(C)


1
1
1
1
=
i
+ iC =
+i
+ C
R
L
R
L
1


Z=
1
1
+i
+ C
R
L
Sehingga diperoleh
v
u
1

ZZ = u
2
u  2 
t 1
1
+
+ C
R
L

(2.24)

kh
ba
s

ar

|Z|paralel =

20
15

Contoh

ca

ku
l fi

21
01

se
m

Pada rangkaian yang terdiri dari hambatan R yang tersusun seri dengan induktor L kemudian keduanya diparalel dengan kapasitor C
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut, tentukanlah impedansi rangkaian tersebut.

Impedansi total rangkaian tersebut adalah


1
Ztotal

1
1
Z1 + Z2
+
=
Z1
Z2
Z1 Z2

dengan Z1 = R + iL dan Z2 =

c
khbasar2015

Ztotal =

Z1 Z2
Z1 + Z2

i
. Dengan demikian
C

2.7 Beberapa Penggunaan Bilangan Kompleks





i
(R + iL) C


=

1
R + i L
C


iR
L
R

i
L

C
C




=
1
R + i L
R i L
C




R2
2 L
L
R
+
i

+
2 C 2
C
C
C 2
=

2
1
R2 + L
C

Ztotal

39


1
C

1
C

Optik/ Gelombang

ca

ku
l fi

21
01

se
m

20
15

kh
ba
s

ar

Dalam persoalan optika seringkali gelombang cahaya direpresentasikan dalam


bentuk fungsi sinus (atau cosinus) dan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi sinus dapat dituliskan dalam bentuk fungsi eksponensial
kompleks. Misalnya suatu berkas cahaya dinyatakan dengan fungsi sin t dan
berkas yang lain memiliki beda fasa sebesar dibandingkan berkas sebelumnya. Dengan kata lain berkas-berkas tersebut dapat dinyatakan sebagai fungsi
sin t, sin(t+), sin(t+2), sin(t+3), . . . dan seterusnya. Misalkan ingin diperoleh superposisi dari seluruh fungsi gelombang tersebut, maka hal ini akan
mudah dilakukan dengan menggunakan representasi eksponensial kompleks
sebagai berikut.
Karena fungsi gelombang tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi sinus,
dan fungsi sinus adalah bagian imajiner dari fungsi eksponensial kompleks
eit , maka artinya superposisi fungsi sinus tersebut dapat diperoleh dengan
mengambil bagian imajiner dari deret berikut
eit + ei(t+) + ei(t+2) + ei(t+3) + . . .

Deret tersebut dapat dituliskan dalam bentuk


eit + eit ei + eit e2i + eit e3i + . . . = eit 1 + ei + e2i + e3i + . . .

yang berarti deret tersebut adalah berupa deret geometri dengan suku awal
eit dan perbandingan antara suku yang berurutan (disebut sebagai rasio) sama dengan ei . Telah diketahui sebelumnya (lihat kembali pembahasan pada
BAB terdahulu) bahwa deret geometri yang suku awalnya a dan rasionya

c
khbasar2015

40

Bilangan Kompleks

a(1 rN )
.
(1 r)
Dengan demikian jika terdapat n berkas gelombang maka jumlah bagiannya
adalah
eit (1 ein )
Sn =
1 ei
Selanjutnya dapat digunakan penyederhanaan berikut




n
in/2
in/2
in/2
in
in/2
= e
2i sin
e
e
1e =e
2





1 ei = ei/2 ei/2 ei/2 = ei/2 2i sin


2
r mempunya jumlah bagian SN yang dinyatakan dengan SN =

Jadi diperoleh
Sn = e

it e

in/2

ei/2


sin n
eit ein/2 sin(n/2)
2

=
ei/2 sin(/2)
sin 2

= ei(t+(n1)/2)

sin(n/2)
sin(/2)

se
m

20
15

kh
ba
s

ar

dan selanjutnya bila diambil bagian imajinernya maka akan diperoleh hasil
superposisi dari fungsi sinus tersebut di atas, yaitu
 
n
 sin

n1
2
 

sin t +

2
sin
2

ca

ku
l fi

21
01

Dari ketiga contoh penggunaan bilangan kompleks tersebut di atas (yaitu


persoalan mekanika, listrik dan optik/gelombang) terlihat bahwa representasi
bilangan kompleks dari fungsi harmonik (sinus atau cosinus) akan sangat
membantu menyederhanakan berbagai kesulitan matematik dalam operasi
aljabar fungsi harmonik.

c
khbasar2015

Paket Soal Bab 2

kh
ba
s

ar

1. Nyatakanlah bilangan kompleks berikut dalam bentuk x + iy dan juga


bentuk polar rei .

3+i
a.
b. (1 i 2)2
c. i4
2+i
2. Tentukanlah konjugat kompleks dan nilai mutlak masing-masing bilangan
kompleks berikut

5
z
2i 1
1+i
c. , dengan z = x + iy
a.
b.
z
i2
1i

20
15

3. Selesaikanlah persamaan kompleks berikut untuk mendapatkan semua nilai yang mungkin dari variabel x dan y
x + iy
b.
= i
c. |1 (x + iy)| = x + iy
a. (x + iy)3 = 1
x iy

21
01

se
m

4. Tentukanlah cakram konvergensi deret pangkat kompleks berikut


 n
X
z
z2
z3
z
b.
a. e = 1 + z +
+
+ ...
2
2!
3!
n=0

ca

ku
l fi

5. Hitunglah semua akar bilangan berikut ini

3
b. q
1
a. 5 32

8 1i 3
5
d. i
e.
2

c.
f.

2i 2

1 i

6. Hitunglah nilai bilangan kompleks berikut (nyatakan dalam bentuk x+iy)


a. ln(e)
c. (1)sin i
b. i2/3
i
d. cos(2i ln i)
e. 1 2i
f. iln i
7. Buktikanlah identitas fungsi hiperbolik berikut
a. sinh 2x = 2 sinh x cosh x

b. tanh z =

tanh x + i tan y
1 + i tanh x tan y

8. Tentukan impedansi total dari rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari
susunan seri antara resistor R dan kapasitor C yang kemudian diparalel
dengan induktor L.

41

42

Paket Soal Bab 2

ca

ku
l fi

21
01

se
m

20
15

kh
ba
s

ar

9. Tentukan impedansi total dari rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari
susunan paralel resistor R, kapasitor C, dan induktor L (rangkaian RLC
paralel).
10. . . .

c
khbasar2015

ku
l fi

ca
21
01
1

se
m
20
15
ar

kh
ba
s

Anda mungkin juga menyukai