Catatan Kuliah
FI2101 Fisika Matematik IA
ca
ku
l fi
21
01
se
m
20
15
kh
ba
s
ar
Semester I 2015-2016
ku
l fi
ca
21
01
1
se
m
20
15
ar
kh
ba
s
Bab 2
Bilangan Kompleks
21
01
se
m
20
15
kh
ba
s
ar
Pada BAB ini dibahas mengenai konsep-konsep bilangan dan variabel kompleks serta penggunaannya dalam penyelesaian persoalan fisika.
Bilangan kompleks terdiri dari dua bagian yaitu bagian real dan bagian
imajiner. Misalnya bilangan kompleks yang dinyatakan dengan z = 5 + 3i
maka angka 5 merupakan bagian real dari z atau dituliskan sebagai <(z)
sedangkan angka 3 disebut bagian imajiner dari z dan dituliskan sebagai
=(z) dari bilangan kompleks tersebut. Dalam penulisan bilangan kompleks
i = 1 atau i2 = 1. Perlu diperhatikan bahwa bagian imajiner suatu
bilangan kompleks bukanlah imajiner.
Bilangan kompleks dapat dinyatakan sebagai pasangan antara bagian real
dan bagian imajinernya. Jadi misalnya 5 + 3i dapat dituliskan sebagai (5, 3)
serta 4 5i dapat dituliskan menjadi (4, 5).
ca
ku
l fi
Karena bilangan kompleks biasa dituliskan dalam bentuk pasangan bilangan sebagaimana pasangan titik dalam sistem koordinat xy artinya sebuah
bilangan kompleks dapat juga digambarkan sebagai titik dalam bidang kompleks. Bidang kompleks sering disebut diagram Argand. Sumbu mendatar
(sumbu x) menggambarkan bagian real sedangkan sumbu tegak (sumbu y)
menggambarkan bagian imajiner sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar
2.1. Ini mirip dengan representasi titik dalam sistem koordinat kartesian.
Sebagaimana diketahui bahwa suatu titik dalam bidang xy juga dapat
dinyatakan dalam ungkapan polar, maka bilangan kompleks juga dapat direpresentasikan dalam bentuk polar yaitu (r, ). Hubungan antara x dan y
dengan r dan adalah
x = r cos
y = r sin
23
24
Bilangan Kompleks
(2.1)
r dinamakan modulus atau nilai mutlak dari z dan (dalam radian) disebut
sudut dari z. Perhatikan gambar 2.2.
y
=(z)
(5, 3)
z = 5 + 3i
x
<(z)
ar
(4, 5)
kh
ba
s
z = 4 5i
20
15
se
m
21
01
=(z)
ca
ku
l fi
(5, 3)
z = 5 + 3i
x
<(z)
c
khbasar2015
25
kh
ba
s
2+i
menjadi bentuk x + iy
3i
20
15
Ubahlah bentuk
ar
Contoh 2
se
m
2+i3+i
6 + 5i + i2
1 1
2+i
5 + 5i
=
=
= + i
=
2
3i
3i3+i
9i
10
2 2
1
dalam bentuk x + iy.
2(cos 30 + i sin 30 )
ku
l fi
Nyatakan z =
21
01
Contoh 3
ca
1
1
1
1
= i/6 = ei/6
=
2(cos 30 + i sin 30 )
2
2e
2 cos 6 + i sin 6
!
1
3
1
= (cos /6 i sin /6) =
i
2
4
4
c
khbasar2015
26
Bilangan Kompleks
z=
2 3i
i+4
2 3i
i+4
z =
2 + 3i
i + 4
Nilai mutlak
20
15
kh
ba
s
ar
Nilai mutlak (modulus) dari suatu bilangan kompleks z = x + iy menggambarkan jarak titik yang direpresentasikan dengan (x, y) dengan pusat
koordinat di bidang kompleks. Dengan demikian dinyatakan dalam bentuk
p
|z| = r = x2 + y 2 = z z
(2.2)
se
m
Persamaan Kompleks
ca
Contoh
ku
l fi
21
01
Dua buah bilangan kompleks dikatakan sama jika bagian real bilangan kompleks pertama sama dengan bagian real bilangan kompleks kedua dan bagian
imajiner bilangan kompleks pertama sama dengan bagian imajiner bilangan
kompleks kedua. Misalnya jika x + iy = 2 + 3i maka berarti x = 2 dan y = 3.
c
khbasar2015
y = x
27
Selanjutnya diperoleh
2x2 = 2
2x2 = 2
atau
Contoh
X
1 + i (1 + i)2
(1 + i)3
(1 + i)n
+
+
+ ... =
2
4
8
2n
n=0
se
m
1+
20
15
kh
ba
s
ar
Yang dimaksud deret kompleks dalam hal ini adalah deret yang suku-sukunya
adalah bilangan kompleks. Jumlah bagian (partial sum) suatu deret kompleks
secara umum tentu saja berupa bilangan kompleks (artinya dapat dinyatakan Sn = X + iY ). Konvergensi pada deret kompleks didefinisikan dengan
pengertian yang sama seperti pada deret real. Suatu deret kompleks dikatakan konvergen jika bagian real dan bagian imajinernya masing-masing adalah
deret yang konvergen. Uji konvergensi pada deret real yang telah dipelajari
dapat digunakan juga pada deret kompleks.
ca
ku
l fi
21
01
n
2n+1
2n
1 + i 1 + i
=
= 2 <1
= lim
n
2 2
2
yang berarti deret tersebut adalah deret konvergen.
Pada bagian terdahulu telah dibahas tentang deret pangkat dan interval
konvergensi untuk variabel real. Pengertian yang serupa juga dijumpai dalam
deret pangkat dengan variabel berupa bilangan kompleks, yang dinyatakan
sebagai berikut
X
an z n
n=0
c
khbasar2015
28
Bilangan Kompleks
z2
z3
z4
+
+ ...
2
3
4
X
(z)n
Dengan menggun
n=0
nakan uji perbandingan (rasio), maka dapat ditentukan syarat konvergensi deret kompleks tersebut
(z)n+1
(z)n
= lim
n
n+1
n
zn
= |z| lim n
= lim
n n + 1
n n + 1
kh
ba
s
ar
20
15
= |z|
ku
l fi
ca
Contoh 2
21
01
se
m
zn
n=0
Dengan menggunakan uji rasio, maka konvergensi deret tersebut diperoleh jika
n+1
z
= lim n < 1
n
z
yang memberikan kondisi |z| < 1.
c
khbasar2015
29
(2.3)
kh
ba
s
ar
(i)3
(i)4
(i)2
+
+
+ ...
ei = 1 + (i) +
2!
3! 4!
2
4
3
5
= 1
+
... + i
+
...
2!
4!
3!
5!
20
15
= cos + i sin
21
01
se
m
Maka akan diperoleh bentuk yang mengaitkan representasi eksponensial untuk bilangan kompleks dengan bentuk trigonometri yang disebut sebagai rumus Euler, yaitu
ei = cos + i sin
(2.4)
ku
l fi
ca
Bila persamaan 2.4 dan persamaan 2.5 dijumlahkan maka akan diperoleh
ungkapan untuk cos , sedangkan bila persamaan 2.4 dikurangi dengan persamaan 2.5 maka akan dapat diperoleh ungkapan untuk sin sebagai berikut
ei ei
2i
ei + ei
cos =
2
sin =
(2.6)
c
khbasar2015
30
Bilangan Kompleks
Contoh 1
Tentukanlah nilai bilangan kompleks 2ei/6 .
Jika bentuk tersebut dibandingkan dengan bentuk polar bilangan
kompleks yaitu rei , maka berarti diperoleh bahwa r = 2 dan = /6.
Selanjutnya dengan menggunakan hubungan representasi polar dengan bentuk x + iy, maka akan diperoleh
= 3
6
y = r sin = 2 sin = 1
6
x = r cos = 2 cos
2ei/6 = 3 + i
Contoh 2
kh
ba
s
(1 + i)2
(1 i)
ar
Hitunglah
21
01
se
m
20
15
Operasi perkalian atau pembagian bilangan kompleks umumnya akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan bentuk eksponensial.
Bila menggunakan bentuk eksponensial, maka
(1 i) = 2ei/4
ku
l fi
Maka
ca
2ei/2
(1 + i)2
=
= 2ei(/2+/4) = 2ei3/4
i/4
(1 i)
2e
Dan bila ingin dinyatakan dalam bentuk x + iy diperoleh
x=
y=
Sehingga
c
khbasar2015
2 cos
3
= 1
4
2 sin
3
=1
4
31
(1 + i)2
= 2ei3/4 = 1 + i
(1 i)
(2.7)
2ei/4 .
!
i/4 3 i3/4
3
3
) = 8e
= 8
+i
(1 + i) = ( 2e
2
2
kh
ba
s
ar
8i
Hitunglah
20
15
Contoh 2
21
01
se
m
ca
ku
l fi
Namun perlu diingat bahwa bila sudut ditambah dengan 2n, maka
untuk lebih lengkapnya dapat dinyatakan
8i = 8ei(+2n)
Selanjutnya
1/3
8i = 8ei(+2n)
2n
2n
= 81/3 ei(+2n)/3 = 2 cos
+
+ i sin
+
3
3
3
3
c
khbasar2015
32
Bilangan Kompleks
(
8i =
!
!)
i 3
i 3
1+
, (1) , 1
2
2
Dengan mengambil bagian real atau bagian imajiner dari ein , maka persamaan tersebut dapat di atas digunakan untuk memperoleh ungkapan sin 2,
cos 2, sin 3, cos 3 dan sebagainya. Misalnya, untuk n = 3 maka diperoleh
ei3 = (cos + i sin )
yang berarti
sin 3 = = ei3 = 3 sin cos2 sin3
cos 3 = < ei3 = cos3 3 sin2 cos
kh
ba
s
ar
20
15
(2.8)
21
01
se
m
sin z =
ku
l fi
Tinjau suatu bilangan kompleks yang murni imajiner z = iy, maka dapat
dinyatakan
ei(iy) ei(iy)
ey ey
ey ey
=
=i
2i
2i
2
i(iy)
i(iy)
y
y
y
e
+e
e +e
e + ey
cos z = cos iy =
=
=
2
2
2
ca
sin z = sin iy =
(2.9)
Terlihat bahwa nilai sinus dari suatu bilangan kompleks iy sama dengan i diey ey
sedangkan nilai cosinus dari suatu bilangan
kalikan suatu fungsi real
2
ey + ey
kompleks iy sama dengan suatu fungsi real
. Fungsi real tersebut
2
akan sering dijumpai dan diberi notasi khusus. Persamaan 2.8 memberikan
definisi tentang fungsi sinus hiperbolik (sinh) dan cosinus hiperbolik (cosh),
yang secara umum dituliskan dalam bentuk
c
khbasar2015
33
ez ez
2
ez + ez
cosh z =
2
sinh z =
(2.10)
Beberapa fungsi hiperbolik lainnya dapat diperoleh sebagaimana fungsi trigonometri biasa, yaitu
sinh z
,
cosh z
1
sech z =
,
cosh z
1
tanh z
1
csch z =
sinh z
tanh z =
coth z =
(2.11)
(2.12)
cos iy = cosh y
Contoh 1
ez + ez
maka
2
kh
ba
s
Karena cosh z =
ar
20
15
eix + eix
1
= (cos(x) + i sin(x) + cos(x) i sin(x))
2
2
= cos(x)
se
m
cosh(ix) =
Dengan demikian
21
01
<(cosh(ix)) = cos x
ku
l fi
=(cosh(ix)) = 0
ca
Contoh 2
sinh z
, maka
cosh z
e1i e1+i
e(cos i sin ) e1 (cos + i sin )
=
e1i + e1+i
e(cos i sin ) + e1 (cos + i sin )
1
e(1) e (1)
e2 + 1
=
=
e(1) + e1 (1)
e2 1
tanh(1 i) =
c
khbasar2015
34
Bilangan Kompleks
(2.13)
Maka
kh
ba
s
2i = 2ei(/2+2n)
ar
Karena
se
m
20
15
ku
l fi
Hitunglah (2i)1+i
21
01
Contoh 2
ca
c
khbasar2015
35
Contoh 3
Hitunglah nilai cos( + i ln 2)
Dapat dituliskan bahwa
cos( + i ln 2) = cos cos(i ln 2) sin() sin(i ln 2)
Sedangkan cos(iy) =
ey + ey
ey ey
dan sin(iy) = i
, maka
2
2
cos(i ln 2) =
2+
eln 2 + e ln 2
=
2
2
1
2
sin(i ln 2) = i
2
eln 2 e ln 2
=i
2
2
1
2
5
4
=i
3
4
Dengan demikian
kh
ba
s
ar
5
5
cos( + i ln 2) = 0 =
4
4
20
15
21
01
se
m
Kinematika
ca
ku
l fi
Sebagaimana sistem koordinat kartesian dua dimensi, bidang kompleks dapat digunakan untuk mendeskripsikan gerak suatu benda. Jika z menyatakan
posisi suatu benda, maka jika posisinya berubah tiap saat akan dapat dinyatakan bahwa z(t).
Misalkan posisi benda tiap saat dinyatakan dengan z = 5eit dengan
suatu konstanta. Tentukan laju, besar percepatan dan deskripsi gerak benda
tersebut.
Laju gerak benda adalah
v=
dz
d
= 5eit = 5ieit = iz
dt
dt
c
khbasar2015
36
Bilangan Kompleks
a=
dv
d
= (5ieit ) = 5 2 eit = 2 z
dt
dt
Terlihat dari percepatan gerak benda, bahwa percepatan gerak benda sama
dengan suatu konstanta dikalikan dengan posisi benda dan hal ini menyatakan suatu gerak harmonik.
Analisa Rangkaian AC
VR
R
V
VL
kh
ba
s
ar
VC
20
15
VR = IR
(2.14)
ca
ku
l fi
21
01
se
m
Dalam rangkaian arus bolak-balik dengan komponen R (resistor), L (induktor) dan C (kapasitor), sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2.3, misalnya arus total yang mengalir pada rangkaian dinyatakan dengan bentuk
fungsi harmonik I = I0 sin t. Jika VR adalah beda tegangan pada kaki-kaki
resistor R dan I adalah kuat arus yang mengalir pada hambatan tersebut,
maka berdasarkan hukum Ohm dapat dinyatakan
c
khbasar2015
37
VR = RI = RI0 eit = RI
d(I0 eit )
dI
=L
= iLI0 eit = iLI
VL = L
dt Z
dt
1
1
1
I0 eit dt =
VC =
I0 eit =
I
C
iC
iC
(2.17)
(2.18)
(2.19)
(2.20)
= ZI
1
dengan Z = R + i L
dinamakan sebagai impedansi (kompleks)
C
pada rangkaian RLC seri.
Hambatan efektif pada komponen induktor dinamakan reaktansi induktif
XL yaitu
VL
= iL
(2.21)
XL =
I
sedangkan hambatan efektif pada komponen kapasitor dinamakan reaktansi
kapasitif XC yaitu
VC
1
i
XC =
=
=
(2.22)
I
iC
C
Pada rangkaian RLC seri, impedansi (kompleks) dapat diperoleh dengan konsep yang sama dengan susunan seri tiga hambatan (resistor) yang masingmasing dinyatakan dengan R1 = R, R2 = XL = iL dan R3 = XC =
i/(C) sehingga hambatan total (yaitu impedansi total) diperoleh sebagaimana telah diungkapkan di atas yaitu
21
01
se
m
20
15
kh
ba
s
ar
ku
l fi
Z = R1 + R2 + R3
ca
1
= R + XL + XC = R + iL i
C
1
= R + i L
C
|Z|seri = Z Z = R + L
(2.23)
C
Suatu kondisi dengan Z sepenuhnya real (berarti bagian imajinernya sama
dengan nol) dinamakan kondisi resonansi.
c
khbasar2015
38
Bilangan Kompleks
Demikian pula halnya jika ketiga komponen (resistor, induktor dan kapasitor) disusun paralel, maka impedansi totalnya dapat diperoleh sebagaimana
susunan paralel tiga buah hambatan yaitu R1 = R, R2 = XL = iL dan
R3 = XC = i/(C). Hambatan (impedansi) kompleks total pada susunan
paralel adalah
1
1
1
1
=
+
+
Z
R1
R2
R3
1
1
1
1
1
1
=
+
+
=
+
+
R XL
XC
R iL i/(C)
1
1
1
1
=
i
+ iC =
+i
+ C
R
L
R
L
1
Z=
1
1
+i
+ C
R
L
Sehingga diperoleh
v
u
1
ZZ = u
2
u 2
t 1
1
+
+ C
R
L
(2.24)
kh
ba
s
ar
|Z|paralel =
20
15
Contoh
ca
ku
l fi
21
01
se
m
Pada rangkaian yang terdiri dari hambatan R yang tersusun seri dengan induktor L kemudian keduanya diparalel dengan kapasitor C
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut, tentukanlah impedansi rangkaian tersebut.
1
1
Z1 + Z2
+
=
Z1
Z2
Z1 Z2
dengan Z1 = R + iL dan Z2 =
c
khbasar2015
Ztotal =
Z1 Z2
Z1 + Z2
i
. Dengan demikian
C
i
(R + iL) C
=
1
R + i L
C
iR
L
R
i
L
C
C
=
1
R + i L
R i L
C
R2
2 L
L
R
+
i
+
2 C 2
C
C
C 2
=
2
1
R2 + L
C
Ztotal
39
1
C
1
C
Optik/ Gelombang
ca
ku
l fi
21
01
se
m
20
15
kh
ba
s
ar
yang berarti deret tersebut adalah berupa deret geometri dengan suku awal
eit dan perbandingan antara suku yang berurutan (disebut sebagai rasio) sama dengan ei . Telah diketahui sebelumnya (lihat kembali pembahasan pada
BAB terdahulu) bahwa deret geometri yang suku awalnya a dan rasionya
c
khbasar2015
40
Bilangan Kompleks
a(1 rN )
.
(1 r)
Dengan demikian jika terdapat n berkas gelombang maka jumlah bagiannya
adalah
eit (1 ein )
Sn =
1 ei
Selanjutnya dapat digunakan penyederhanaan berikut
n
in/2
in/2
in/2
in
in/2
= e
2i sin
e
e
1e =e
2
Jadi diperoleh
Sn = e
it e
in/2
ei/2
sin n
eit ein/2 sin(n/2)
2
=
ei/2 sin(/2)
sin 2
= ei(t+(n1)/2)
sin(n/2)
sin(/2)
se
m
20
15
kh
ba
s
ar
dan selanjutnya bila diambil bagian imajinernya maka akan diperoleh hasil
superposisi dari fungsi sinus tersebut di atas, yaitu
n
sin
n1
2
sin t +
2
sin
2
ca
ku
l fi
21
01
c
khbasar2015
kh
ba
s
ar
3+i
a.
b. (1 i 2)2
c. i4
2+i
2. Tentukanlah konjugat kompleks dan nilai mutlak masing-masing bilangan
kompleks berikut
5
z
2i 1
1+i
c. , dengan z = x + iy
a.
b.
z
i2
1i
20
15
3. Selesaikanlah persamaan kompleks berikut untuk mendapatkan semua nilai yang mungkin dari variabel x dan y
x + iy
b.
= i
c. |1 (x + iy)| = x + iy
a. (x + iy)3 = 1
x iy
21
01
se
m
ca
ku
l fi
3
b. q
1
a. 5 32
8 1i 3
5
d. i
e.
2
c.
f.
2i 2
1 i
b. tanh z =
tanh x + i tan y
1 + i tanh x tan y
8. Tentukan impedansi total dari rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari
susunan seri antara resistor R dan kapasitor C yang kemudian diparalel
dengan induktor L.
41
42
ca
ku
l fi
21
01
se
m
20
15
kh
ba
s
ar
9. Tentukan impedansi total dari rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari
susunan paralel resistor R, kapasitor C, dan induktor L (rangkaian RLC
paralel).
10. . . .
c
khbasar2015
ku
l fi
ca
21
01
1
se
m
20
15
ar
kh
ba
s