Anda di halaman 1dari 7

[FE.

07] PENENTUAN RASIO h/e (FUNGSI KERJA PADA EFEK FOTOLISTRIK)

Aqmarina Putri Syam (K1C021004)


Asisten: Ranti Dwi Selvia
Tanggal Percobaan: 15/3/2023
PAF15314 - Praktikum Fisika Eksperimen II
Laboratorium Fisika Inti dan Material – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak Rayleigh-Jeans menuntut Planck berfikir untuk


mendapatkan hukum radiasi yang benar dalam
Pada praktikum penentuan rasio h/e (fungsi kerja rangka kerja fisika klasik. Planck mengasumsikan
pada efek fotolistrik) bertujuan agar mahasiswa bahwa dinding pada rongga terdiri dari osilator
dapat menjelaskan pengaruh warna pada pancaran mikroskopik. Dalam kesetimbangan termal,
energi lampu merkuri dan dapat menentukan nilai absorpsi dan emisi dari radasi berdasarkan osilator
perbandingan h/e. Praktikum dilakukan dengan tersebut mempunyai nilai yang sama. Energi
menggunakan prinsip dasar efek fotolistrik dengan radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-
menggunakan alat dan bahan seperti sumber molekul benda bersifat diskrit, maka energinya
cahaya mercury, multimeter digital, filter warna dapat dirumuskan :
kuning dan hijau, serta perangkat h/e. Karakteristik
𝐸𝑛 = 𝑛ℎ𝑣 (FE.07–1)
pancaran energi dari lampu mercury dilakukan
dengan mencari nilai potensial berbagai persen dengan n adalah bilangan bulat, h merupakan
transmisi cahaya dari beberapa filter warna dan konstanta Planck, dan v adalah bilangin kuantum.
penentuan nilai perbandingan h/e dilakukan dengan Menurut Planck, emisi dan absorpsi dari radiasi
mencari nilai potensial untuk spektrum cahaya oleh osilator berupa paket energi diskrit yang
yang keluar dari alat. dikenal sebagai foton, yang energinya proporsional
dengan frekuensi radiasinya.
Kata kunci: efek fotolistrik, rasi h/e, cahaya
mercury 𝐸 = ℎ𝑣 (FE.07–2)
Ketika molekul-molekul menyerap atau
1. PENDAHULUAN memancarkan satu foton, maka tingkat energinya
Cahaya mempunyai dua sifat, yaitu bersifat bertambah atau berkurang sebesar ℎ𝑣. Efek
sebagai gelombang dan sebagai partikel. Cahaya fotolistrik merupakan fenomena Ketika permukaan
disebut sebagai gelombang apabila cahaya tersebut logam disinari oleh cahaya, elektron dapat
melalui sebuah celah dan memeperlihatkan dipancarkan dari permukaan logamnya. Fenomena
gejalagejala difraksi, interferensi dan polarisasi. ini merupakan salah satu contoh dari eksperimen
Cahaya disebut sebagai partikel karena cahaya yang tidak dapat dijelaskan oleh teori cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik yang sebagai gelombang. Cahaya yang menyinari
terpancar berupa paket-paket energi yang disebut permukaan logam dapat melepaskan elektron yang
foton [4]. menjalar ke kolektor. Besaran yang dapat terukur
adalah laju dari emisi elektron dan energi kinetik
Efek fotolistrik merupakan fenomena fisis maksimum dari fotolistrik.
yang menunjukkan sebuah partikel bersifat
gelombang. Efek fotolistrik adalah peristiwa ℎ𝑣 = 𝐾𝑚𝑎𝑥 + ℎ𝑣0
jatuhnya gelombang elektromagnetik dengan ℎ𝑣0 = 𝑊0
energi tertentu pada permukaan logam sehingga ℎ𝑣 = 𝐾𝑚𝑎𝑥 + 𝑊0 (FE.07–3)
sejumlah elektronnya terpancar[1]. dengan ℎ𝑣 merupakan energi kuantum cahaya,
𝐾𝑚𝑎𝑥 adalah energi kinetik maksimum elektron,
dan 𝑊0 adalah fungsi kerja energi minimun untuk
melepas sebuah elektron yang disinari[4].
Berdasarkan fisika klasik, gelombang
elektromagnetik membawa energi kemudian
sebagian energi ditransfer ke dalam logam dan
Gambar FE.07-1 Efek Fotolistrik terkonsentrasi pada elektron tertentu. Energi ini
Wilhem Wien (1896) dan Lord Rayleigh (1900) diubah menjadi energi kinetik elektron pada saat
mencoba menjelaskan radiasi benda hitam yang munculnya fotoelektron dan nilainya bergantung
kemudian diperkuat oleh Jeans sehingga dikenal dari intensitas cahaya yang datang. Hubungan
dengan Teori Rayleigh-Jeans. Kegagalan dari teori
1
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
antara energi kinetik elektorn dengan potensial
elektron adalah :
𝐸𝑘𝑚𝑎𝑥 = 𝑒. 𝑉 (FE.07–4)
Sehingga berdasarkan persamaan (FE.07–3), maka
dapat disubstitusikan :
ℎ𝑣 = 𝐸𝑘 + 𝑊0
ℎ𝑣 = 𝑒.𝑉 + 𝑊0
h W0
𝑉= 𝑣−
e e Menghidupkan sumber cahaya Mercury
(FE.07–5) (Hg).
Berdasarkan persamaan diatas, dapat dinyatakan
sebagai persamaan garis lurus, sehingga apabila V
diplot sebagai ordinat dan v sebagai absis, maka Mengecek potensial baterai pada
akan diperoleh : perangkat h/e.

Me-reset potensial pada perangkat


h/e untuk menghilangkan memori.
Gambar FE.07-2 Penentuan rasio h/e dari plotting
nilai potensial (V) dan frekuensi gelombang (υ)[4].
Memasang filter transmisi cahaya
2. METODOLOGI pada layar perangkat h/e.

2.1 ALAT DAN BAHAN


Mencatat nilai potensial yang Mengulang un
TABEL 2-1 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN ditunjukkan pada alat multimeter
NO ALAT DAN BAHAN digital untuk setiap presentase
transmisi (20%, 40%, 60%, 80%, dan
1. Sumber cahaya mercury 100%).

2. Multimeter digital

3. Filter warna kuning dan hijau mV

4. Perangkat h/e
Mematikan sumber cahaya Merkuri.
2.2 PROSEDUR KERJA
A. Karakteristik Pancaran Energi Lampu
Mercury (Hg) Selesai

Alat dan Bahan


Mulai B. Penentuan Nilai Perbandingan h/e
1. Sumber cahaya mercury.
2. Multimeter digital. Alat dan Bahan
3. Filter warna kuning dan Mulai
1. Sumber cahaya mercury.
hijau. 2. Multimeter digital.
4. Perangkat h/e. 3. Filter warna kuning dan
hijau.
4. Perangkat h/e.

Menyusun peralatan percobaan h/e


Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
2
3. HASIL DAN ANALISIS

3.1 DATA PRAKTIKUM


TABEL 3-1 PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Lokasi Laboratorium Fisika Inti dan


Material

Menyusun peralatan percobaan h/e hari/tgl: Rabu jam: 15.30-17.00


WIB
15 Maret 2023

TABEL 3-2 DATA HASIL PRAKTIKUM


Menghidupkan sumber cahaya
Mercury (Hg). TABEL 3-2-1 KARAKTERISTIK PANCARAN ENERGI
DARI LAMPU MERCURY (HG)

Warna % Beda
Mengecek potensial baterai pada Filter Transmisi Potensial (mV)
perangkat h/e. 100 1156
80 1156

Me-reset potensial pada perangkat Kuning 60 1155


h/e untuk menghilangkan memori. 40 1157
20 1156
Warna % Beda
Memasang filter warna kuning pada Filter Transmisi Potensial (mV)
perangkat h/e.
100 1153
Mengulang untuk semua filter cahaya 80 1153
Hijau 60 1153
Mencatat nilai potensial yang
ditunjukkan pada layar multimeter 40 1154
digital untuk setiap warna dan 20 1155
untuk memperoleh cahaya dengan Warna % Beda
berbagai warna. Filter Transmisi Potensial (mV)
100 1154
80 1153
mV Tanpa
60 1152
Filter
40 1151
20 1152
Mematikan sumber cahaya Merkuri.
Warna % Beda
Filter Transmisi Potensial (mV)
100 1150
Selesai
80 1150
2 Tanpa
60 1151
Filter
2.1 40 1153
2.2 20 1154
2.2.1
TABEL 3-2-2 PENENTUAN NILAI PERBANDINGAN H/E
2.2.2
Beda
Warna Spektrum Frekuensi
Potensial
Filter Cahaya (Hz)
(mV)

3
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
Merah 4,11 x 1014 1145 3.2 PEMBAHASAN
Grafik 3.2.1 Nilai Potensial Berbagai Persen Filter Kuning
Jingga 4,81 x 1014 1143
Kuning 5,19 x 10 14
1140 Nilai Potensial Persentase Filter Kuning
1158

Beda Potensial (mV)


Kuning Hijau 5,50 x 1014 1141
1157
Biru 6,88 x 10 14
1141 1156

Nila 7,14 x 10 14
1146 1155
1154
Ungu 8,20 x 1014 1144 100 80 60 40 20

Beda Persentasi (%)


Warna Spektrum Frekuensi
Potensial
Filter Cahaya (Hz)
(mV)
Pada percobaan mencari nilai potensial berbagai
Merah 4,11 x 1014 1145 persen transmisi cahaya dari filter kuning, di dapat
Jingga 4,81 x 1014 1144 pada transmisi 100% beda potensial sebesar 1156
mV, transmisi 80% beda potensial sebesar 1156 mV,
Kuning 5,19 x 10 14
1146 transmisi 60% beda potensial sebesar 1155 mV,
Hijau Hijau 5,50 x 1014 1145 transmisi 40% beda potensial sebesar 1157 mV, dan
transmisi 20% beda potensial sebesar 1156 mV.
Biru 6,88 x 1014 1145
Grafik 3.2.2 Nilai Potensial Berbagai Persen Filter Hijau
Nila 7,14 x 10 14
1146
Ungu 8,20 x 1014 1144 Nilai Potensial Persentase Filter Hijau
Beda 1156
Warna Spektrum Frekuensi Beda Potensial (mV)
Potensial 1155
Filter Cahaya (Hz)
(mV) 1154
Merah 4,11 x 1014 1147 1153

Jingga 4,81 x 10 14
1148 1152
100 80 60 40 20
Kuning 5,19 x 1014 1146 Persentasi (%)
Tanpa
Hijau 5,50 x 1014 1148
Filter
Biru 6,88 x 1014 1146 Pada percobaan mencari nilai potensial berbagai
persen transmisi cahaya dari filter hijau, di dapat
Nila 7,14 x 1014 1148
pada transmisi 100% beda potensial sebesar 1153
Ungu 8,20 x 10 14
1145 mV, transmisi 80% beda potensial sebesar 1153 mV,
Beda transmisi 60% beda potensial sebesar 1153 mV,
Warna Spektrum Frekuensi transmisi 40% beda potensial sebesar 1154 mV, dan
Potensial
Filter Cahaya (Hz) transmisi 20% beda potensial sebesar 1155 mV.
(mV)
Merah 4,11 x 1014 1146 Grafik 3.2.3 Nilai Potensial Berbagai Persen Tanpa Filter 1
Jingga 4,81 x 10 14
1146
Nilai Potensial Persentase Tanpa Filter 1
Kuning 5,19 x 10 14
1145 1155
Tanpa
Beda Potensial (mV)

Hijau 5,50 x 1014 1145 1154


Filter 1153
Biru 6,88 x 1014 1145 1152
1151
Nila 7,14 x 10 14
1145 1150
Ungu 8,20 x 10 14
1144 1149
100 80 60 40 20
Persentasi (%)

Pada percobaan mencari nilai potensial berbagai


persen transmisi cahaya tanpa filter pertama, di
dapat pada transmisi 100% beda potensial sebesar
1154 mV, transmisi 80% beda potensial sebesar 1153
mV, transmisi 60% beda potensial sebesar 1152 mV,
transmisi 40% beda potensial sebesar 1151 mV, dan
transmisi 20% beda potensial sebesar 1152 mV.

4
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
Grafik 3.2.4 Nilai Potensial Berbagai Persen Tanpa Filter 2 Grafik 3.2.6 Nilai Potensial Untuk Spektrum Cahaya Filter
Hijau
Nilai Potensial Persentase Tanpa Filter 2
Nilai Potensial Spektrum Cahaya Filter Hijau

1154
Beda Potensial (mV)
1146

1145.6

Beda Potensial (mV)


1152
1145.2

1144.8
1150
1144.4
1148 1144
100 80 60 40 20 Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila Ungu
4,11 4,81 5,19 5,50 6,88 7,14 8,20
Persentasi (%) Spektrum Cahaya
Frekuensi ( x 10^14 Hz)

Pada percobaan mencari nilai potensial berbagai


Pada percobaan mencari nilai potensial untuk
persen transmisi cahaya tanpa filter kedua, di dapat
pada transmisi 100% beda potensial sebesar 1150 spektrum cahaya yang keluar dari alat dengan filter
hijau didapat, spektrum cahaya merah dengan
mV, transmisi 80% beda potensial sebesar 1150 mV,
transmisi 60% beda potensial sebesar 1151 mV, frekuensi 4,11 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1145
mV, spektrum cahaya jingga dengan frekuensi 4,81
transmisi 40% beda potensial sebesar 1153 mV, dan
transmisi 20% beda potensial sebesar 1154 mV. x 1014 Hz beda potensial sebesar 1144 mV, spektrum
cahaya kuning dengan frekuensi 5,19 x 10 14 Hz beda
Perbandingan nilai potensial berbagai persen potensial sebesar 1146 mV, spektrum cahaya hijau
transmisi cahaya tanpa filter pertama dan kedua dengan frekuensi 5,50 x 1014 Hz beda potensial
ialah pada tanpa filter pertama beda potensial ada sebesar 1145 mV, spektrum cahaya biru dengan
penurunan dari 100% sampai 40% dan pada tanpa frekuensi 6,88 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1145
filter kedua terjadi penaikan beda potensial dari mV, spektrum cahaya nila dengan frekuensi 7,14 x
80% sampai 20%. 1014 Hz beda potensial sebesar 1146 mV dan
Grafik 3.2.5 Nilai Potensial Untuk Spektrum Cahaya Filter spektrum cahaya ungu dengan frekuensi 8,20 x 1014
Kuning Hz beda potensial sebesar 1144 mV.
Grafik 3.2.7 Nilai Potensial Untuk Spektrum Cahaya Tanpa
Beda Potensial (mV)

Nilai Potensial Spektrum Cahaya Filter Kuning


Filter 1
1147
1146 Nilai Potensial Spektrum Cahaya Tanpa Filter 1
1145
1144 1149
Beda Potensial (mV)

1143 1148
1142 1147
1141
1146
1140
Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila Ungu 1145
4,11 4,81 5,19 5,50 6,88 7,14 8,20 1144
Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila Ungu
Spektrum Cahaya 4,11 4,81 5,19 5,50 6,88 7,14 8,20
Frekuensi ( x 10^14 Hz)
Spektrum Cahaya
Frekuensi ( x 10^14 Hz)

Pada percobaan mencari nilai potensial untuk


spektrum cahaya yang keluar dari alat dengan filter Pada percobaan mencari nilai potensial untuk
kuning didapat, spektrum cahaya merah dengan spektrum cahaya yang keluar dari alat tanpa filter
frekuensi 4,11 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1145 pertama didapat, spektrum cahaya merah dengan
mV, spektrum cahaya jingga dengan frekuensi 4,81 frekuensi 4,11 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1147
x 1014 Hz beda potensial sebesar 1143 mV, spektrum mV, spektrum cahaya jingga dengan frekuensi 4,81
cahaya kuning dengan frekuensi 5,19 x 10 14 Hz beda x 1014 Hz beda potensial sebesar 1148 mV, spektrum
potensial sebesar 1140 mV, spektrum cahaya hijau cahaya kuning dengan frekuensi 5,19 x 10 14 Hz beda
dengan frekuensi 5,50 x 1014 Hz beda potensial potensial sebesar 1146 mV, spektrum cahaya hijau
sebesar 1141 mV, spektrum cahaya biru dengan dengan frekuensi 5,50 x 1014 Hz beda potensial
frekuensi 6,88 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1141 sebesar 1148 mV, spektrum cahaya biru dengan
mV, spektrum cahaya nila dengan frekuensi 7,14 x frekuensi 6,88 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1146
1014 Hz beda potensial sebesar 1146 mV dan mV, spektrum cahaya nila dengan frekuensi 7,14 x
spektrum cahaya ungu dengan frekuensi 8,20 x 1014 1014 Hz beda potensial sebesar 1148 mV dan
Hz beda potensial sebesar 1144 mV. spektrum cahaya ungu dengan frekuensi 8,20 x 1014
Hz beda potensial sebesar 1145 mV.

5
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
Grafik 3.2.8 Nilai Potensial Untuk Spektrum Cahaya Tanpa minimum yang diperlukan agar elektron dapat
Filter 2 terus menempel pada logam. Dengan
Nilai Potensial Spektrum Cahaya Tanpa Filter 2
menggunakan foton sebagai model cahaya, efek
fotolistrik dapat dijelaskan dengan benar daripada
1146.5

1146
yang diprediksikan oleh konsep-konsep klasik,
Beda Potensial (mV)

1145.5 yaitu:
1145

1144.5
1. Besarnya energi kinetik yang dikeluarkan
1144
fotoelektron tidak bergantung pada intensitas
Merah
4,11
Jingga
4,81
Kuning
5,19
Hijau
5,50
Biru
6,88
Nila
7,14
Ungu
8,20
cahaya. Jika intensitas cahaya digandakan,
Spektrum Cahaya maka jumlah fotoelektron yang keluar juga
Frekuensi ( x 10^14 Hz)
berlipat ganda, namun besarnya energi kinetik
maksimum pada setiap fotoelektron nilainya
Pada percobaan mencari nilai potensial untuk tidak berubah.
spektrum cahaya yang keluar dari alat tanpa filter
2. Elektron terlepas dari logam dalam waktu
kedua didapat, spektrum cahaya merah dengan
yang singkat. Selang waktu antara cahaya
frekuensi 4,11 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1146
yang datang dan fotoelektron yang keluar
mV, spektrum cahaya jingga dengan frekuensi 4,81
tergantung pada besarnya paket energi yang
x 1014 Hz beda potensial sebesar 1146 mV, spektrum
dibawa foton. Jika intensitas cahaya yang
cahaya kuning dengan frekuensi 5,19 x 10 14 Hz beda
diterima rendah, hanya sedikit foton yang
potensial sebesar 1145 mV, spektrum cahaya hijau
datang per unit waktu.
dengan frekuensi 5,50 x 1014 Hz beda potensial
sebesar 1145 mV, spektrum cahaya biru dengan 3. Keluarnya elektron tidak bergantung pada
frekuensi 6,88 x 1014 Hz beda potensial sebesar 1145 frekuensi cahaya. Jika energi yang dibawa
mV, spektrum cahaya nila dengan frekuensi 7,14 x foton besarnya tidak lebih dari fungsi kerja,
1014 Hz beda potensial sebesar 1145 mV dan maka elektron tidak dapat dikeluarkan dari
spektrum cahaya ungu dengan frekuensi 8,20 x 1014 permukaan logam.
Hz beda potensial sebesar 1144 mV.
4. Besarnya energi kinetik maksimum
Perbandingan nilai potensial untuk spektrum fotoelektron bergantung pada frekuensi
cahaya yang keluar dari alat dengan tanpa filter cahaya. Sebuah foton dengan frekuensi yang
pertama dan kedua ialah pada tanpa filter pertama lebih besar membawa energi yang lebih besar
beda potensial terjadi naik turun dan pada tanpa dan akan mengeluarkan fotoelektron dengan
filter kedua nilai potensial terjadi kesamaan dan enrgi kinetik yang lebih besar dibandingkan
menurun lalu memiliki beda potensial yang sama. dengan foton berfrekuensi rendah.
Berdasarkan persamaan (FE.07-5) dapat dinyatakan Model Einstein mampu memprediksi hubungan
sebagai persamaan garis lurus, sehingga apabila V antara energi kinetik maksimum elektron dan
diplot sebagai ordinat dan v diplot sebagai absis, frekuensi cahaya.
maka akan diperoleh slope h/e dari garis tersebut.
Nilai h/e yang dicari dari fungsi kerja dari logam 4. KESIMPULAN
yang digunakan. 1. Pengaruh warna pada pancaran energi
Pada model Einstein mengenai efek fotolistrik, lampu merkuri disertai filter
sebuah foton dengan intensitas cahaya memberikan mempengaruhi beda potensial setiap
semua energinya hf  ke sebuah elektron yang persentase, transmisi dengan filter dan
terdapat di plat logam. Akan tetapi, penyerapan transmisi tanpa filter.
energi oleh elektron tidak terjadi secara terus- 2. Nilai perbandingan h/e adalah dimana h
menerus dimana energi dipindahkan ke elektron adalah konstanta Planck yang besarnya h =
dengan paket tertentu, berbeda seperti yang 6,625×10-34 Js dan e adalah frekuensi dari
dijabarkan pada teori gelombang. Pemindahan setiap spektrum cahaya yang keluar dari
energi tersebut terjadi dengan konfigurasi satu alat.
foton untuk satu elektron. Elektron keluar dari
permukaan plat logam dan tidak bertabrakan DAFTAR PUSTAKA
dengan atom lainnya sebelum mengeluarkan energi
kinetik maksimum Ekmaks. Menurut Einstein, [1] Krane, K. 2012. Modern Physics Third. New
besarnya energi kinetik maksimum untuk elektron Jersey : John Wiley & Sons. Inc.
yang terbebas tersebut dirumuskan dengan : Ek maks [2] Rosana, D. Sukardiyono & Supriyadi. 2000.
= hf - ∅ dimana h adalah konstanta Planck (Js), Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta :
f adalah frekuensi foton (Hz), da ∅  adalah fungsi Universitas Negeri Yogyakarta.
kerja (eV). Fungsi kerja menggambarkan energi
6
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
[3] Singh, R, B. 2009. Introduction to Modern
Physics. New Delhi : New Age Internatinal.
[4] Tim Dosen Fisika. 2021. Modul Praktikum
FISIKA EKSPERIMEN II. Purwokerto : Lab.
Fisika Inti dan Material Jurusan Fisika
Fakultas MIPA Unsoed.

LAMPIRAN

Gambar FE.07-3 Praktikum

Gambar FE.07-4 Praktikum

Gambar FE.07-5 Kuis Praktikum

7
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed

Anda mungkin juga menyukai