Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk semua macam bahan zat padat, atom-atom di dalamnya tidaklah diam,
melainkan bergerak terhadap kedudukan seimbangnya. Penyerapan energi panas oleh zat
padat menimbulkan terjadinya getaran atom. Energi total dalam zat padat terdiri atas dua
bagian,yaitu energi panas dan bentuk lain yang dapat muncul pada temperatur rendah.
Kedua macam energi tersebut dinamakan sebagai energi dalam ( internal energi ) U, dan
energi inilah yang menentukan sifat termal suatu zat padat.

Pada kajian ini, bahan zat padat yang di perhatikan berupa kristal. Di dalam kristal
letak susunan atom-atomnya beraturan secara 3 dimensi. Dalam hal demikian itu, atom-
atom kristal yang bergerak terhadap kedudukan seimbangnya tidaklah sukar untuk disebut
sebagai getaran kisi-kisi yang berperan dalam membentuk energi dalam pada kristal.
Ragam (modus) getarannya akan sangat menentukan sifat termal zat padat. Sedangkan pada
logam, adanya konduksi elektron memberikan peran tambahan kepada kapasitas termalnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang itu getaran kisi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu getaran kisi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Getaran Kisi
a. Kristal satu dimensi dengan syarat biasa
Getaran kisi (lattice vibration) yang disebut juga gelombang kisi merupakan dasar dari
adanya konsep fonon. Gejala ini merupakan getaran kolektif dalam suatu bahan, yang
digambarkan secara sederhana dalam kristal satu dimensi. Kristal yang terdiri dari (N+1)
atom sama, berbentuk rantai lurus monoatomik, dimana kedua ujungnya tetap dikatakan
sebagai kristal dengan syarat batas biasa.
Perhatikan Gambar dibawah ini

Dimana:
L = Panjang rantai (N a)
a = Jarak antara dua atom, disebut vektor translasi
m = massa atom

Gaya antar atom bertetangga dekat, menghasilkan persamaan gerak dalam arah rantai
(dalam hal ini sumbu x ). Dan us adalah pergeseran posisi atom ke-s.

Dari persamaan HK Newton, diperolah:


Sehingga terbentuk persamaan berikut

Ini merupakan bentuk persamaan gerak untuk semua atom, hanya harga s yang berbeda.
Dengan syarat batas, pada kedua ujung tetap u0 = 0 dan uN = 0, maka persamaannya
adalah:\

Posisi atom x dalam keadaan ( s+1) dan ( s-1 ) adalah xs+1 = (s+1)a dan xs-1 = (s-1)a dan
bila dimasukkan ke persamaan (2) akan menghasilkan:
us+1 = A exp i [k (s+1)a -ωt]
us-1 = A exp i [ k (s-1)a – ωt ]........................................................................(3)

Kemudian dengan memasukkan hasil persamaan (2) dan (3) ke dalam persamaan (1),
maka akan diperoleh:

Bentuk rumusan ω = ω(k) disebut sebagai frekuensi dispersi. Adapun persamaan (2)
secara kenyataan tidak mungkin diterapkan pada gelombang berjalan, melainkan pada
gelombang berdiri atau gelombang dengan bentuk persamaan berikut.
us = u(0) exp(-i ωt) sin(ksa)...........................................................................(5)

Hal-hal yang dapat dikemukakan dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut.
a. Untuk kristal tak terhingga, harga k dapat berubah secara konstan di dalam batas
daerah Brillouin: . Gambar 3 menunjukkan grafik dari persamaan (3) ω = ω(k)

dan grafik dari persamaan energi yang merupakan persamaan parabola.

b. Dengan adanya syarat batas u0 = 0 dan uN = 0, maka harga k yang diperkenankan berubah
secara diskret. Nilai-nilai k yang memenuhi, disebut nilai Eigen (kn) yang apabila
dimasukkan kedalam persamaan (5) menghasilkan getaran yang diperbolehkan atau disebut
ragam getaran kisi. Dengan menggunakan persamaan (4) akan memberikan frekuensi ωn
yang diperbolehkan (disebut frekuensi eigen ). Perhatikan syarat batas : u0 = 0 dan uN = 0,
jadi untuk s = N, maka persamaan (5) menjadi :
uN = 0 = u(0)e-ωt sin ( k N a)
berlaku bila kNa = nπ, dimana n = 0, 1, 2,....merupakan bilangan kuantum, yang
menyatakan kediskritan. Sehingga diperoleh:
Dari hubungan panjang gelombang .Akan didapat hubungan:

Beberapa kemungkinan nilai eigen dan panjang gelombang yang diperbolehkan


digambarkan sebagai berikut:

λN = 2a merupakan panjang gelombang terpendek yang dapat terjadi.pada ragam ini,


semua atom selalu dalam keadaan diam, hingga tak dapat disebut terjadi gelombang. Sebagai
contoh yaitu penerapannya secara khusus bila k<<0 atau k  0 , maka pada persamaan (4)

sehingga:

Karena pada lalu lihat pada gambar maka:


2π ω
Dari hubungan ω = 2πf dan k= maka kecepatan gelombang v adalah: 2 πf = dimana f
λ k
adalah frekuensi getaran. Dalam keadaan k→ 0 dianggap sebagai daerah frekuensi kontinu,
maka kecepatan rambat gelombang adalah:

ω c
v=
k
= a
M √
= tan θ...........................................................................................(7)

untuk kristal a=3 A=3 x 10−10 m, c=30N/m, dan massa atom (M)= 3 x 10−26 gram untuk berat
atom sekitar 20, maka v ≈ 104 . Ini merupakan kecepatan yang sama dengan kecepatan bunyi yang
umumnya merambat dalam kristal.

c ωm
Mengingat ω m = 2
√ M
≈ 6 x 10 13= s−1 dan frekuensi getarnya f m=

≈ 5 x 1012Hz dan panjang

c
gelombangnya λ= = 60μm. Ini menunjukkan harga panjang gelombang yang sesuai dengan
fm
infra merah yang diserap kristal untuk getaran atom-atomnya.

b.Kristal 1 Dimensi dengan Syarat Batas Periodik

Keadaan ini biarpun berbeda dengan bahasan pada syarat batas biasa, ternyata memberi hasil
yang sama. Hal ini dikarenakan kristal adalah suatu susunan yang teratur dan periodik, maka
dalam Fisika Zat Padat selalu di gunakan cara syarat batas yang periodik. Kristal sejarak L
disambung hingga tersusun tak terhingga, dan diperoleh kristal ideal (lihat gambar 6).

Untuk keadaan ini, persamaan geraknya serupa bentuknya dengan kristal yaitu :
Yang menghasilkan persamaan us = u(0) exp i ( ksa – ωt ) dengan syarat u(sa+L) = usa......... (8)
Seperti halnya dengan keadaan pada kristal 1 dimensi dengan syarat batas biasa, maka

akan diperoleh rumus frekuensi seperti terdahulu:

Dan dengan memakai syarat batas pada persamaan (8), dan nilai eigen k ditentukan dari

hubungan exp ikL = 1 atau kL = n(2π), dimana n = 0, ±1, ±2, ±3,.....

Maka

Disini dengan tanda (-) diikut sertakan, karena ini menggambarkan gelombang berjalan

dalam arah yang berlawanan. Disini arti fisisnya berbeda dengan keadaan syarat batas

biasa. Mengingat adanya batas daerah Brillouin: sedangkan L= Na sehingga

2π N
didapat n max = ± =± . Jadi nilai N ini ditentukan sebagai berikut
L 2

n = 0, ±1, ±2, ±3,..., ±N/2.......................................................... (10)

N −N
Pada keadaan sekarang : n= dan n= akan memberikan panjang gelombang λ=2 a
2 2
menggambarkan gelombang stationer. Sedangkan n=0, λ 0 = tetap tak ada getaran
seperti gambar. Jadi jumlah nilai eigenk n yang menggambarkan ragam getaran
gelombangstationer menjadi:

Fonon yang dinyatakan sebagai gelombang kisi dan mempunyai ragam getaran sesuai

dengan k n disebut gelombang kisi yang terkuantisasi.

h 4c
Energi fonon En = nħωkn, dimana ℏ=

(h=konstanta planck) dan ω km=
M√ = sin ¿a/2).


Momentum Fonon Pn = ℏ k n dengan λ= . Fonon seperti halnya foton untuk gelombang
kn
elektromagnet dinyatakan sebagai boson yang mengikuti distribusi Bose Einstein :

kb T
Bila temperature T = 0, maka f = 0, dan bila temperaturnya tinggi, maka f → . Di

sini terlihat bahwa foton dapat timbul atau muncul bila temperaturnya dinaikkan.

c. Kritstal 1 dimensi dengan 2 macam atom(Dwi-Atom)

Susunan atom-atomnya ditunjukkan seperti pada gambar 8, masing-masing atomnya

mempunyai massa berbeda yaitu m dan M.

Jarak antar dua gugus atom yang sama adalah b, pergesaran posisi atom m dinyatakan us, dan
untuk atom M dinyatakan vs. Sedangkan c1 dan c2 adalah tetapan.
Persamaan gerak untuk setiap atom adalah:
Dengan memperhatikan persamaan (12) dan persamaan (13) dan syarat batasnya, maka akan
diperoleh hubungan dispersi: ω = ω(k) sesuai dengan hasil berikut ini:

dengan α = konstanta pegas.

Bentuk grafik ω (k) terlihat pada gambar

Dari gambar tersebut terlihat adanya dua lengkungan dispersi atau adanya dua cabang.
Lengkungan yang bawah sesuai dengan pengambilan tanda (-) dalam persamaan (14) dinamakan
cabang akustik, sedangkan lengkungan atas disebut cabang optik. Tampak bahwa bahwa
frekuensi ω untuk cabang optik, tidak berubah terlalu besar dengan perubahan k, acapkali

π 2α 2α
frekuensinya dianggap konstan. Daerah frekuensi pada k =
2b
antara
√ m
dan
√ M
disebut

“gap”, dalam keadaan demikian kisi-kisi tidak dapat meneruskan gelombang atau dikatakan
gelombang terpadamkan. Hal ini merupakan daerah frekuensi terlarang. Beda cabang akustik
dengan cabang optic dapat dilihat pada daerah k ≈ 0atau λ ≫, panjang gelombangnya sangat
besar. Disini yang diperhatikan adalah perbandingan amplitudo a/A, dimana a = amplitudo atom
dengan massa m, sedangkan A = amplitudo atom dengan massa M. Kedua kasus untuk cabang
dibahas dibawah ini .

a. Untuk cabang akustik, bila k = 0 dan ω = 0, maka diperoleh a = A. Dalam keadaan ini,
kedua atom memiliki amplitudo yang sama dan mereka bergerak (bergetar) dengan fasa
yang sama. Artinya, molekul dwi atom dan keseluruhan kisi-kisi akan bergetar sebagai
kesatuan, titik pusat massanya bergerak secara ulang-alik. Tetapi bila ω bertambah,
maka a = A tidak berlaku secara tepat lagi, dan kedua atom bergerak hampir sefasa satu
terhadap lainnya.

Dari sebutan cabang ini, maka getaran dicatat sebagai ada hubungannya dengan gelombang
bunyi (akustik).

b. Untuk cabang akustik

1 1 a

Bila rumus ω= 2 α ( + ¿ ) ¿ pada k=0, maka akan diperoleh hubungan MA + ma= n atau
m M n

M
=- ……………………………………………………………………..13
m

Hal ini berarti getarannya sedemikian rupa sehingga titik pusat massanya tetap diam, dan kedua
atom bergerak dengan beda fasa π. Tetapi bila k bertambah , frekuensi getaran dwi-atom akan
berkurang, tetapi perubahannya tidak terlalu besar, dapat dianggap getaran masing-masing atom
tetap mempunyai beda fasa mendekati π.

Pada cabang ini efek yang penting adalah sifat penyerapan infra merah.

Anda mungkin juga menyukai