Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan ke tiga

Konsep Ansambel
Probabilitas digunakan untuk menggambarkan sistem termal dan pendekatan ini seperti
mengulangi percobaan untuk mengukur sifat suatu sistem berulang kali karena kita tidak
dapat mengontrol sifat mikroskopis (seperti yang dijelaskan oleh keadaan mikro sistem).
Dalam upaya untuk memformalisasi ini, Josiah Willard Gibbs pada tahun 1878
memperkenalkan konsep yang dikenal sebagai ansambel.

Ansambel adalah kumpulan dari konfigurasi yang mungkin (keadaan mikro) dari suatu
sistem. Ada tiga ansambel utama yang cenderung digunakan dalam fisika termal:
1. Ansambel mikrokanonikal: ansambel sistem yang masing-masing memiliki energi
tetap yang sama
2. Ansambel kanonik: ansambel sistem, yang masing-masing dapat bertukar energinya
dengan reservoir panas yang besar. Seperti yang akan kita lihat, ini memperbaiki
(dan mendefinisikan) suhu system
3. Ansambel kanonik besar: ansambel sistem, yang masing-masingnya dapat bertukar
energi dan partikel dengan ruang penyimpanan yang besar. (Ini memperbaiki suhu
sistem dan kuantitas yang dikenal sebagai potensi kimia sistem. Kami tidak akan
mempertimbangkan ini lagi sampai Bab 22 dan dapat diabaikan untuk saat ini.)

Konsep Ansembel Kanonik

Gambar 7. Sistematik system dengan ansambel kanonik


Kami sekarang mempertimbangkan dua sistem digabungkan seperti sebelumnya sedemikian
rupa sehingga mereka dapat bertukar energi (Gbr. 7). Kali ini, kita akan membuat salah satu
dari mereka sangat besar, dan menyebutnya reservoir (juga dikenal sebagai sumber panas).
Itu sangat besar sehingga Anda dapat mengambil cukup banyak energi darinya, namun pada
dasarnya ia dapat tetap pada suhu yang sama. Dengan cara yang sama, jika Anda berdiri di
tepi pantai dan mengambil setetes air keluar dari lautan, Anda tidak melihat tingkat lautan
turun (meskipun sebenarnya turun, tetapi dalam jumlah yang tak terukur kecil). Karenanya,
jumlah keadaan mikro dari reservoir akan kolosal. Sedankan sistem memiliki jumlah
keadaan mikro yang sangat kecil.

Asusmsikan jumlah keadaan mikro dari sistem adalah satu. Suhu dari reservoir tetap.
Asumsi ketiga adalah total energi dari reservoir dan system adalah tetap E. Energi reservoir
adalah E-epsilon sedangkan energi system adalah epsilon. Antara reservoir dan system
terjadi kontak termal.

Mekanika statistik membicarakan probabilitas: probabilitas sistem memiliki energi epsilon


adalah
𝑃(𝜖) ∝ Ω(𝐸 − 𝜖) × 1
𝑑𝑙𝑛Ω(𝐸)
𝑙𝑛Ω(𝐸 − 𝜖) = 𝑙𝑛Ω(𝐸) − 𝜖+⋯
𝑑𝐸
𝜖
𝑙𝑛Ω(𝐸 − 𝜖) = 𝑙𝑛Ω(𝐸) − +⋯
𝑘𝐵 𝑇
Dengan T adalaah suhu reservoir. Jika kita mengabaikan suku ketiga dst maka didapatkan
𝜖
−𝑘 𝑇
Ω (𝐸 − 𝜖 ) = Ω (𝐸 )𝑒 𝐵

Sehingga distribusi propabilitas sistem memiliki energi epsilon adalah


𝜖
−𝑘 𝑇
𝑃(𝜖) ∝ 𝑒 𝐵

Karena sistem dalam kesetimbangan dengan reservoir, ia juga harus memiliki suhu yang
sama dengan reservoir. Tetapi perhatikan bahwa meskipun sistem karena itu memiliki suhu
T tetap, energinya ε tidak konstan tetapi diatur oleh distribusi probabilitas dan diplot pada
Gambar 8. Ini dikenal sebagai distribusi Boltzmann dan juga sebagai distribusi kanonik.
Istilah e − ε / kBT dikenal sebagai faktor Boltzmann.
Gambar 8. Plot distribusi probabilitas system memiliki energi epsilon. Garis putus-putus
menunjukkan untuk system dengan suhu lebih tinggi dari yang garis solid.

Jika suatu sistem yang memiliki energi Er dalam keadaan kontak termal dengan reservoir,
maka:
𝑒 −𝐸𝑟/𝑘𝐵𝑇
𝑃(𝐸𝑟) =
∑𝑖 𝑒 −𝐸𝑖/𝑘𝐵𝑇
Ternyata distribusi boltzmannn menjadi faktor pemaksimalan keadaan mikro pada sistem
kanonik.

Teori kinetik gas


Konsep distribusi Maxwell-Boltzmann
1. Distribusi Maxwell-Boltzmann untuk system kanonik (ada pertukaran energi tetapi
suhu tetap) 𝑃(𝜀)~𝑒^(−𝜀/𝑘_𝐵 𝑇)
2. Untuk gas monoatomic energi system 1/2 𝑚𝑣^2=1/2 𝑚(𝑣_𝑥^2+𝑣_𝑦^2+𝑣_𝑧^2)
3. Ukuran molekul << jarak antar molekul
4. Gaya antar molekul diabaikan
5. Ada pertukaran energi ketika bertumbukan dengan molekul lain, tetapi tetap dalam
keadaan setimbang
6. Satu molekul system
7. Semua molekul reservoir dengan T
8. Sehingga penggambaran ini adalah penggambaran ensemble kanonik
Konsep distribusi kecepatan
Untuk mengetahui distribusi kecepatan molekul dalam gas, pertama-tama kita harus
memilih arah yang diberikan dan melihat berapa banyak molekul memiliki kecepatan ini.
Kita dapat mendefinisikan fungsi distribusi kecepatan yang menyatakan seberapa banyak
molekul yang memiliki kecepatan, katakanlah, arah-x, antara vx dan vx + dvx, sebagai g (vx)
dvx. Fungsi distribusi kecepatan sebanding dengan faktor Boltzmann, yaitu:
2
𝑔(𝑣𝑥) ∝ 𝑒 −𝑚𝑣𝑥 /2𝑘𝐵𝑇


2 𝜋 2𝜋𝑘𝐵 𝑇
∫ 𝑒 −𝑚𝑣𝑥 /2𝑘𝐵𝑇 𝑑𝑣𝑥 = √ =√
−∞ 𝑚/2𝑘𝐵 𝑇 𝑚

𝑚 2
𝑔(𝑣𝑥 ) = √ 𝑒 −𝑚𝑣𝑥 /2𝑘𝐵𝑇
2𝜋𝑘𝐵 𝑇

Gambar 1. Distribusi kecepatan arah x pada molekul dalam system kanonik



〈𝑣𝑥 〉 = ∫ 𝑣𝑥 𝑔(𝑣𝑥 )𝑑𝑣𝑥 = 0
−∞


2𝑘𝐵 𝑇
〈|𝑣𝑥 |〉 = 2 ∫ 𝑣𝑥 𝑔(𝑣𝑥 )𝑑𝑣𝑥 = √
0 𝜋𝑚

𝑘𝐵 𝑇
〈𝑣𝑥2 〉 = ∫ 𝑣𝑥2 𝑔(𝑣𝑥 )𝑑𝑣𝑥 =
−∞ 𝑚
Tentu saja, tidak masalah komponen kecepatan mana yang awalnya dipilih. Hasil identik
akan diperoleh untuk vy dan vz. Oleh karena itu fraksi molekul dengan kecepatan antara (vx,
vy, vz) dan (vx + dvx, vy + dvy, vz + dvz) diberikan oleh:
2 /2𝑘 𝑇
𝑔(𝑣𝑥 )𝑑𝑣𝑥 𝑔(𝑣𝑦 )𝑑𝑣𝑦 𝑔(𝑣𝑧 )𝑑𝑣𝑧 ∝ 𝑒 −𝑚𝑣 𝐵 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧

Konsep distribusi kelajuan molekul


Sekarang kita lihat fraksi/ seberapa banyak molekul yang memiliki kelajuan antara 𝑣 = |𝑣|
dan 𝑣 + 𝑑𝑣. Ini dapat dibayangkan seperti cangkang bola dalam “ruang kecepatan” jari-jari
v dan ketebalan dv (lihat Gambar 2).

Gambar 2. Molekul dengan kecepatan antara v dan v + dv menempati volume ruang


kecepatan di dalam cangkang bola jari-jari v dan ketebalan dv. (seperdelapan bola ini
ditunjukkan terpotong)
Volume cangkang bola pada ruang kecepatan adalah
4𝜋𝑣 2 𝑑𝑣
Sehingga fraksi/ banyaknya molekul yang memiliki kelajuan antara 𝑣 = |𝑣| dan 𝑣 + 𝑑𝑣
dapat didefinisikan sebagai
2 /2𝑘 𝑇
𝑓(𝑥) ∝ 𝑣 2 𝑑𝑣 𝑒 −𝑚𝑣 𝐵


2 /2𝑘 1 𝜋
∫ 𝑒 −𝑚𝑣 𝐵𝑇 𝑣 2 𝑑𝑣 = √
0 4 (𝑚/2𝑘𝐵 𝑇)3

4 𝑚 3/2 2 2
𝑓 (𝑣)𝑑𝑣 = ( ) 𝑣 𝑑𝑣𝑒 −𝑚𝑣 /2𝑘𝐵𝑇
√𝜋 2𝑘𝐵 𝑇
Ini adalah distribusi kelajuan Maxwell-Boltzmann

Gambar 3. Distribusi kelajuan Maxwell-Boltzmann

Konsep 〈𝒗〉 dan 〈𝒗𝟐 〉


Sangat mudah untuk menemukan kedua nilai tersebut


8𝑘𝐵 𝑇
〈𝑣〉 = ∫ 𝑣𝑓(𝑣)𝑑𝑣 = √
0 𝜋𝑚

3𝑘𝐵 𝑇
〈𝑣 2 〉 = ∫ 𝑣 2 𝑓(𝑣)𝑑𝑣 =
0 𝑚
Ini menarik karena
𝑘𝐵 𝑇 𝑘𝐵 𝑇 𝑘𝐵 𝑇 3𝑘𝐵 𝑇
〈𝑣 2 〉 = 〈𝑣𝑥2 〉 + 〈𝑣𝑦2 〉 + 〈𝑣𝑧2 〉 = + + =
𝑚 𝑚 𝑚 𝑚
Sehingga kita dapat mendefinisika kelajuan rms (root mean squared)

3𝑘𝐵 𝑇
𝑣𝑟𝑚𝑠 = √〈𝑣 2 〉 = √
𝑚

Konsep Energi kinetic rerarta


Kita dapat mendefinisikan energi kinetic rerata dari semua molekul sebagai
1 3
〈𝐸𝐾 〉 = 𝑚〈𝑣 2 〉 = 𝑘𝐵 𝑇
2 2
Menarik!!! Karena Ini menunjukkan bahwa energi rata-rata molekul dalam gas hanya
bergantung pada suhu.
Konsep Kelajuan Maksimum
Kita dapat menghitung kelajuan maksimum dengan cara
𝑑𝑓
=0
𝑑𝑣
Sehingga diperoleh

2𝑘𝐵 𝑇
𝑣𝑚𝑎𝑥 = √
𝑚

Karena

8
√2 < √ < √3
𝜋

Sehingga
𝑣𝑚𝑎𝑥 < 〈𝑣〉 < 𝑣𝑟𝑚𝑠

Hal ini dapat dilihat pada gambar 3 diaman kecepatan rata-rata distribusi Maxwell-
Boltzmann lebih tinggi dari nilai kecepatan maksimum karena bentuk f (v) sedemikian rupa
sehingga ekor ke kanan sangat panjang.

Konsep Tekanan
Salah satu variabel paling mendasar dalam studi gas adalah tekanan. Tekanan p karena gas
(atau bahkan fluida apa pun) didefinisikan sebagai rasio gaya kontak tegak lurus terhadap
bidang kontak.
Dalam gas ideal kita tahu persamaan keadaannya adalah:
𝑝 = 𝑓(𝑇, 𝑉, 𝑁) → 𝑝𝑉 = 𝑁𝑘𝐵 𝑇
Kita akan menurunkan fungsi keadaan gas ideal ini melalui teori kinetik gas

Konsep distribusi molekul


Pada bab sebelumnya kita menurunkan fungsi distribusi kecepatan Maxwell-Boltzmann f (v).
Jika jumlah total molekul per satuan volume adalah n. Jumlah molekul per unit volume yang
berjalan dengan kecepatan antara v dan v+dv dinyatakan dalam fungsi nf(v)dv. Sekarang
kita akan menentukan fungsi distribusi molekul yang bergerak ke berbagai arah.
Konsep sudut solid
Ingatlah bahwa sudut θ dalam lingkaran didefinisikan dengan membagi panjang busur s
yang membentuk oleh sudut teta dengan jari-jari r (lihat Gambar 4), sehingga:
𝑠
𝜃=
𝑟
Sudut diukur dalam radian. Sudut yang dibentuk oleh seluruh lingkaran di pusatnya adalah
2𝜋𝑟
𝜃= = 2𝜋 𝑟𝑎𝑑
𝑟

Gambar 4. Definisi sudut dalam radian


Dengan analogi yang sama tetapi dalam bola, sudut solid didefinisikan dengan membagi
area permukaan A yang membentuk oleh sudut solid omega dengan jari-jari kuadrat (lihat
gambar 5), sehingga:
𝐴
Ω=
𝑟2

Gambar 5. Definisi sudut solid dalam steradian


Sudut solid diukur dalam steradian. Sudut solid yang dibentuk oleh seluruh luasan
permuakaan bola adalah

4𝜋𝑟 2
Ω= = 4𝜋 𝑠𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑
𝑟2

Banyak molekul yang bergerak dengan kecepatan dan arah tertentu


Jika semua molekul sama-sama berpeluang bergerak ke arah mana pun, fraksi yang
lintasannya terletak pada sudut solid 𝑑Ω adalah
𝑑Ω
4𝜋
Jika kita memilih arah tertentu, maka sudut padat dΩ bersesuaian untuk molekul yang
bergerak pada sudut antara θ dan θ + dθ ke arah itu sama dengan luas wilayah annular yang
ditunjukkan dalam ruang-jari-jari pada Gambar 6 yang diberikan oleh
𝑑Ω = 2𝜋𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑑𝜃
sehingga
𝑑Ω 1
= 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑑𝜃
4𝜋 2
Sehingga molekul per unit volume
1
𝑛𝑓(𝑣)𝑑𝑣 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑𝜃
2
memiliki kecepatan antara v dan v + dv dan bergerak pada sudut antara θ dan θ + dθ ke arah
yang dipilih, di mana f (v) adalah fungsi distribusi kecepatan.

Gambar 6. Luas daerah yang diarsir pada bidang satuan jari-jari ini sama dengan keliling
lingkaran jari-jari sin teta dikalikan dengan lebar dθ yaitu 2π sin θ dθ
Banyaknya molekul yang menabrak dinding sistem
Volume yang dilalui oleh molekul yang akan menabrak dinding yang dapat dilihat pada
gambar 7 adalah
𝐴 𝑣 𝑑𝑡 𝑐𝑜𝑠𝜃
Dengan mengalikan volume ini dengan jumlah molekul yang bergerak dengan kecepatan
dan arah tertentu didapatkan jumlah molekul yang bergerak dengan kecepatan dan arah
tertentu yang menabrak dinding seluas A dalam waktu dt
1
𝐴 𝑣 𝑑𝑡 𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑛𝑓(𝑣)𝑑𝑣 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑𝜃
2

Sehingga jumlah molekul yang bergerak dengan kecepatan dan arah tertentu per satuan
luas per satuan waktu adalah
1
𝑣 𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑛𝑓(𝑣)𝑑𝑣 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑𝜃
2
Penurunan fungsi keadaan Gas Ideal
Jika kita lihat dimensi dari fungsi distribusi diatas adalah luasan-1 waktu-1. Sehingga dengan
mengalikan impuls dan mengintegrasikan pada seluruh kecepatan dan sudut akan diperoleh
tekanan.

Gambar 6. Molekul mengenai dinding (luas penampang A 1 / 2 × A1 / 2 = A) pada sudut θ.


Jumlah molekul dalam waktu dt adalah volume wilayah yang diarsir (A vdt cos θ) dikalikan
dengan nf (v) dv 1 sinθ
Impuls dari molekul dalam siste mini adalah perubahan momentum pada arah yang dipilih,
yaitu
2 𝑚𝑣 𝑐𝑜𝑠𝜃
Sehingga
∞ 𝜋/2
1
𝑝=∫ ∫ (2𝑚𝑣𝑐𝑜𝑠𝜃) ( 𝑣 𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑛𝑓(𝑣)𝑑𝑣 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑𝜃)
0 0 2
∞ 𝜋/2
2
= 𝑚𝑛 ∫ 𝑑𝑣𝑣 𝑓(𝑣) ∫ 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑𝜃
0 0

1
𝑝 = 𝑚𝑛〈𝑣 2 〉
3
3𝑘𝐵𝑇
Karena N=nV dan 〈𝑣 2 〉 = maka
𝑚

𝑝𝑉 = 𝑁𝑘𝐵 𝑇

Bentuk lain persamaan gas ideal dalam molar adalah


𝑝𝑉 = 𝑛𝑚 𝑁𝐴 𝑘𝐵 𝑇
Dengan nm, NA, dan R adalah jumlah mol, bilangan avogadro, dan tetapan gas
𝑅 = 𝑁𝐴 𝑘𝐵 = 8,31447 𝐽𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙−1

Anda mungkin juga menyukai