Indikator :
1. Menganalisis persamaan gerak kisi-kisi
2. Merumuskan Persamaan Gerak Kisi atomik
3. Menganalisis adanya ciri-ciri dengan berbagai ragam kisi
4. Mengindetifikasi adanya frekuensi absorpsi suatu Kristal pada daerah frekuensi
infra merah
5. Menjelaskan kapaitas panas zat padat menurut model klasik
6. Menjelaskan Kapasitas panas Model Einstein dan Debye
7. Menjelaskan kelebihan/kelemahan Kapasitas Model Einstein dan Debye
8. Menjelaskan perbaikan model Einstein dan Debye
55
Dinamika adalah kajian yang membahas gerak benda beserta penyebanya. Dalam
dinamika kisi kristal juga terjadi pergerakan yang disebabkan (1) adanya rambatan energi
dalam bentuk gelombang dalam suatu bahan padat; (2) terjadinya pergerakan
atom/bergetarnya atom pada posisi keseimbangan akibat adanya transfer energi dari
gelombang yang diberikan pada bahan padat ke atom-atom penyusun bahan padat: (3)
gelombang yang merambat pada kristal akan menyebabkan atom-atom bergetar. Pada
dasarnya getaran dan gelombang adalah satu kesatuan, jika memandang gelombang, maka
pada gelombang terdapat getaran yang merambat, dan sebaliknya. Dari ketiga penyebab
yang telah disebutkan di atas, kita dapat mendefinisikan bahwa Dinamika Kisi kristal
merupakan peristiwa bergeraknya atom/bergetarnya atom pada posisi keseimbangannya
akibat adanya transfer energi yang dibawa dalam bentuk gelombang pada suatu bahan
padat.
Getaran atom dapat pula disebabkan oleh gelombang yang merambat pada kristal.
Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan jarak antar
atom dalam kristal, dapat dibedakan pendekatan gelombang pendek dan pedekatan
gelombang panjang. Disebut pendekatan gelombang pendek apabila gelombang yang
digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada jarak antar atom.
Dalam keadaan ini, gelombang akan “melihat” kristal sebagai tersusun oleh atom-atom
yang diskrit; sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan kisi diskrit. Sebaliknya,
bila dipakai gelombang yang panjang gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi
akan “nampak” malar (kontinyu) sebagai suatu media perambatan gelombang. Oleh karena
itu, pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan kisi malar.
56
pertambahan panjang inilah yang mendasari prinsip tegangan dan regangan dalam suatu
bahan yang akan digunakan untuk menurunkan persamaan gelombang elastik.
Dikatakan pembahasan gelombang elastik akan lebih mudah menggunakan
pendekatan gelombang panjang, yang artinya dianggap bahwa atom-atom pada bahan
tersusun secara kontinyu sebagai media rambatan gelombang. Dalam bahan
padatan/sebuah batang yang didalamnya dirambati gelombang seperti pada Gambar 3.1,
akan terjadi tegangan dan regangan seperti yang telah dibahas sebelumnya, dimana :
x
F
Tegangan : (3.1)
A
du
Regangan : (3.2)
dx
Dimana F adalah gaya yang terjadi akibat energi yang dibawa gelombang, A adalah
luas bidang sentuh gaya , du adalah perubahan panjang, dan dx dianggap sebagai panjang
mula-mula.
57
Persamaan di atas dapat lebih disederhanakan lagi dengan merubah (x) menjadi :
( x) dx
x
E dx
x
(3.5)
u
E dx
x x
2u
E 2 dx
x
u ( x) u0 e (iqxit ) (3.9)
Dengan U(x) adalah simpangan pada posisi x, dan u0 adalah amplitudo/ simpangan
maksimum. Jika mengabaikan faktor waktu (t), maka persamaan di atas menjadi :
u ( x) u0 eiqx (3.10)
58
Berdasarkan syarat periodik, nilai untuk setiap x adalah sama dengan amplitudonya :
u0 u0 e iqx , dengan x L
e iqL 1
maka diperoleh : (3.11)
2
q n , dengan n 0,1,2,...
L
Dengan q adalah bilangan gelombang. Persamaan di atas menyatakan bahwa, gelombang
dapat merambat dalam batang yang panjangnya L bilamana bilangan gelombang adalah
2
kelipatan bulat (0,1,2,...) dari . Hal ini juga menyatakan bahwa bilangan gelombang q
L
adalah bilangan diskrit, yang artinya juga harga q adalah posisi atom agar gelombang dapat
merambat dengan menganggap atom sebagai media rambatannya.
Dengan
Jumlah ragam gelombang seperti pada persamaan (2.2) untuk setiap satuan volume disebut
rapat keadaan atau ditulis g(q) dq. Rapat keadaan dapat juga diungkapkan sebagai
frekuensi sudut ω, yaitu g(ω) dω; yang menyatakan jumlah ragam gelombang elastik
persatuan volume dengan frekuensi antara ω dan ω+dω (dalam interval dω). Di pihak lain,
59
q dan ω berhubungan satu sama lain melalui hubungan dispersi, lihat gambar 2, yaitu
bahwa ω berbanding lurus terhadap q untuk kisi malar:
(2.(3. 13)
Sifat dan karakteristik gelombang dapat ditentukan dengan meninjau rapat keadaan
gelombang yang dipengaruhi oleh jumlah ragam gelombang sebagai akibat harga q yang
tergantung dari n. Rapat keadaan didefinisikan sebagai jumlah ragam gelombang untuk
setiap satuan volume. Rapat keadaan biasanya diungkapkan dalam bilangan gelombang
( g(q) dq ) dan frekuensi sudut ( g ( ) d . Pada keadaan satu-dimensi jumlah ragam
gelombang setiap satuan volume jika diungkapkan dalam bilangan gelombang
didefinisikan sebagai:
dq
g (q)dq (3.14)
q
Jika diungkapkan dalam frekuensi sudut, terdapat hubungan :
g ( ) d 2 g (q)dq
dq 2
g ( ) d 2 , dengan q
q L
L
g ( ) d dq (3.15)
2
L dq dq 1
g ( ) d , dengan
2 d d v s
L
g ( ) d
2v s
Persamaan di atas adalah persamaan rapat keadaan dalam satu-dimensi.
60
3.1.2. Gelombang dalam bahan kasus tiga dimensi
Sama halnya dalam kasus satu-dimensi, untuk ruang tiga-dimensi ragam keadaan
pada sumbu x, y, dan z. Dimana harga qx, qy dan qz adalah kelipatan bilangan bulat.
2 2 2
q x l , q y m , q z n , dengan l , m, n 0,1,2,... (3.16)
L L L
Dengan cara yang sama rapat keadaan untuk tiga-dimensi.
Gambar 3.3 Ruang - q tiga dimensi : a. ruang - q dalam kuadran I (qx, qy, qz > 0); b.
proyeksi ruang - q pada bidang qy - qz; c. volume yang ditempati oleh
satu titik dalam ruang - q
Dalam ruang tiga-dimensi, fungsi gelombang dengan mengabaikan faktor waktu ditulis:
(3.17)
61
(3.19)
Rapat keadaan g(ω) dalam ruang tiga-dimensi dari rambatan gelombang dapat ditentukan
berdasarkan gambar di atas. Jumlah ragam gelombang (dalam bola berjejari q) adalah
perbandingan antara volume bola dan volume yang ditempati oleh satu titik dalam ruang -
q, jadi:
(3.20)
Dengan menggunakan
Diperoleh
(3.21)
62
3
Dimana V = L , yaitu volume medium apabila berbentuk kubus.
Dalam kasus gelombang merambat kea rah x, maka ungkapan rapat keadaan dapat
dituliskan kembali berbentuk:
(3.22)
Gelombang elastik pada zat padat disebabkan oleh gelombang mekanik (bunyi/ultrasonik)
atau pun oleh gelombang termal (infra merah). Paket-paket energi getaran kisi ini disebut
fonon.
Telah dibahas tentang gelombang elastik pada bahan padat yang disebabkan oleh
gelombang mekanik (bunyi/ultrasonik) maupun oleh gelombang termal (inframerah).
Kedua gelombang tersebut dapat menyebabkan getaran kisi. Untuk selanjutnya, paket-
paket energi getaran kisi disebut fonon. Fonon dapat dipandang sebagai “kuasi partikel”
seperti halnya foton pada gelombang cahaya/elektromagnet. Melalui konsep yang mirip
“dualisme partikel-gelombang” ini, rambatan getaran kisi dalam zat padat dapat dianggap
sebagai aliran fonon.
Adapun beberapa eksitasi elementer pada zat padat dapat dilihat pada Tabel 3.1
a. Foton merupakan partikel dengan massa diam nol yang merupakan kuantum radiasi
elektromagnetik.
b. Fonon merupakan kuantum energi vibrasional kisi kristal yang memiliki nilai hf.
c. Plasmon merupakan eksitasi bersama untuk osilasi elektron terkuantisasi di dalam
logam.
d. Magnon merupakan eksitasi bersama yang berhubungan dengan sistem magnetik.
e. Polaron merupakan sistem elektron-ion bergandengan yang timbul bila sebuah
elektron dimasukkan ke dalam pita konduksi sebuah kristal ionik sempurna dan
menghasilkan polarisasi kisi di sekitarnya.
f. Eksiton merupakan pasangan elektron-lubang di dalam sebuah kristal yang terikat
dengan cara yang mirip dengan terikatnya elektron dan proton.
63
Tabel 3.1 Beberapa eksitasi elementer pada zat padat
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika suatu kisi dirambati sebuah
gelombang, maka kisi tersebut akan mengalami getaran (vibrasi). Terdapat dua bentuk
vibrasi kisi atom dalam kristal: (1) Vibarasi longitudinal merupakan bentuk vibrasi yang
arah vibrasinya searah dengan arah rambatannya; (2) Vibrasi transversal yaitu bentuk
vibrasi yang arah vibrasinya tegak lurus dengan arah rambatannya. Pada pembahasan
vibrasi kisi ini akan dibahas tentang kisi eka-atom satu dimensi, kecepatan gelombang dan
kisi dwi-atom satu dimensi.
64
dengan arah rambatannya; (2) Pada gelombang transversal, arah getarannya tegak lurus
dengan arah rambatan.
65
Dengan adanya penyimpangan atom-atom tersebut, maka untuk membahas
pergerakan atom ke-n, yang mengalami interaksi dengan tetangga terdekatnya u n 1
total gaya yang dilakukan, dapat digunakan perumusan hukum kedua Newton:
Fs C u n1 u n u n1 un
d 2un
m C un1 un1 2un (3.23)
dt 2
Analogi dari persamaan (2.16) di atas dapat kita lihat pada perumusan hukum Hooke
pada pegas:
F kx
ma kx
Sehingga, pada persamaan (3.23) diperoleh m sebagai massa atom, un adalah
penyimpangan atom ke-n, t adalah waktu dan C adalah tetapan elastik ikatan antar atom
serta (un+1+un-1+2un) merupakan total penyimpangan atom.
Terhadap persamaan (3.23) didapatkan bentuk penyelesaiannya adalah:
Dengan A adalah amplitude dan xn adalah posisi atom ke-n terhadap pusat-pusat koordinat
sembarang dan dapat dituliskan:
xn na (3.25)
n adalah bilangan bulat dan a adalah tetapan kisi. Kemudian solusi (3.24) dimasukkan ke
dalam persamaan gerak (3.23), dan dengan menggunakan hubungan Euler:
2 cos y eiy e iy
Diperoleh solusi :
qa
m sin (3.26)
2
Dengan:
1/ 2
c
m 2
m
Hasil (3.26) menyatakan hubungan antara dan q. Jadi jelas persamaan tersebut
menyatakan hubungan dispersi yang dalam kasus ini berbentuk/bersifat sinusoida. Hasil
tersebut dikatakan bersifat sinusoida dan secara implisit menyatakan bahwa pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan gelombang pendek karena pada persamaan (3.26)
66
fungsi yang digunakan adalah fungsi sinus. Sebagai bukti yaitu misalnya (dari Gambar 3.6)
kita memasukkan nilai q akan mengahasilkan nilai maksimum dan saat nilai q = 0
a
maka nilai = 0, akan memberikan hasil yang bersifat sinusoida (seperti pada Gambar
3.6). Selain itu, seperti yang kita ketahui bahwa merupakan frekuensi sudut dan besar
frekuensi sudut berbanding terbalik dengan panjang gelombang ( ), maka dapat dikatakan
bahwa pendekatan persamaan (3.26) menggunakan pendekatan gelombang pendek.
Dengan demikian, frekuensi sudut hanya akan terlihat pada titik-titik tertentu, sehingga
medium “tampak” sebagai deretan atom-atom diskrit, dengan hubungan dispersinya
merupakan sinusoida (tidak linier).
Untuk gelombang “murni”, yaitu gelombang yang hanya memiliki satu nilai q dan
satu nilai , gelombang menjalar dengan satu nlai v. pada Gambar 3.7 ditunjukkan
gelombang murni dan gelombang paket. Gelombang paket merupakan perpaduan
(superposisi) dari sejumlah masing-masing nilai q1, q2, ….., qn dan 1, 2,…., n.
Perhatikan gelombang paket gambar 3.7.c, gelombang tersebut mempunyai dua komponen
yaitu: gelombang “isi” dan gelombang “sampul” dengan gelombang isi memiliki frekuensi
yang besar karena (dari gambar) terlihat bahwa gelombang isi mempunyai panjang
gelombang () yang kecil sehingga frekuensinya besar sebab frekuensi dan panjang
gelombang berbanding terbalik. Sedangkan pada gelombang sampul, sebaliknya, memiliki
frekuensi yang kecil, sebab (dari gambar) terlihat panjang gelombangnya besar.
67
Gambar. 3.7. (a) Gelombang “murni” merambat dengan satu nilai kecepatan
(b) Superposisi gelombang dengan nilai q dan berbeda-beda
sehingga menghasilkan gelombang seperti pada gambar c.
(c) Gelombang paket dengan dua komponen, masing-masing
merambant dengan kecepatan vf dan vg.
Kedua komponen gelombang merambat dengan kecepatan yang berbeda secara
umum. Gelombang “isi” merambat dengan kecepatan fase (vf), sedangkan gelombang
“sampul” merambat dengan kecepatan kelompok/grup (vg). Perumusan untuk kedua
kecepatan tersebut dapat diperoleh dari perumusan superposisi gelombang (lihat Gambar
(3.7).
68
Gambar.3.8: Superposisi gelombang dari dua gelombang
Untuk menghitung kecepatan fase dan kecepatan grup, kita menganggap bahwa grup
gelombang timbul dari kombinasi dua gelombang yang beramplitudo sama A, tapi
frekuensi sudutnya berbeda d dan bilangan gelombangnya berbeda dq. Dari Gambar 3.8
(a) dan (b) rumus gelombangnya dapat dinyatakan:
u1 A cos t q x
u2 A cos d t q dq x
Pergeseran resultan u pada saat t dan pada kedudukan x adalah jumlah dari u1 dan u2.
Dengan menggunakan bantuan identitas:
Diperoleh:
69
u u1 u 2
2 A cos
1
2 d t 2q dq xcos 1 d t dq x
2 2
Karena d dan dq kecil dibandingkan dengan dan q berurutan, maka
2 d 2
2q dq 2q
Dan
d dq
u 2 A cos t q x cos t x (3.27)
2 2
Persamaan (2.20) menyatakan gelombang yang berfrekuensi sudut dan bilangan
1
gelombang q yang termodulasi dengan frekuensi sudut d dan bilangan gelombang
2
1
dq . Efek modulasi ini menghasilkan grup gelombang yang berbaris sepanjang Gambar
2
3.7. Sehingga didapatkan kecepatan fase (vf) dan kecepatan grup (vg):
d
vf dan vg (3.28)
q dq
Selanjutnya akan ditentukan kisi kontinyu dan kisi diskrit. Untuk kisi kontinyu,
panjang gelombang () sangat besar, sehingga:
2 menghasilkan q0
q
Dari hubungan dispersi umum, persamaan :
qa
m sin
2
Oleh karena q0, maka:
qa qa
sin
2 2
Ini berarti:
a
m q v s q (3.29)
2
Dengan:
70
m a
vs
2
Tampak bahwa untuk kisi kontinyu, kecepatan rambat gelombang baik kecepatan
fase maupun kecepatan grup sama dengan kecepatan rambat v s. Kisi kontinyu, sebagai
medium perambatan gelombang yang bersifat demikian (hubungan dispersi linier, v f = vg =
vs) disebut medium dispersif.
Di pihak lain, untuk kisi diskrit, karena hubungan dispersinya sinusoida maka
kecepatan rambat gelombang yang bersangkutan adalah:
m sin
qa
2
vf
q q
qa
d m sin
d 2
vg
dq dq
qa (3.30)
d sin
2
m
dq
qa a
m cos
2 2
qa
vg vs cos
2
Terlihat bahwa:
vf ≠ vg ≠ vs
Medium yang bersifat sebagai kisi diskrit adalah medium tak dispersif. Perhatikan
ungkapan untuk kecepatan grup, bahwa nilai q = ± ( / 2 ) menghasilkan kecepatan grup
vg = 0. Bila hal ini terjadi akan dapat terlihat bahwa gelombang “isi” tetap merambat
sedangkan gelombang “sampul” diam (menghasilkan gelombang berdiri).
71
3.2.2. Vibrasi Kisi Dwi-Atomik Satu Dimensi
Kisi dwi atom 1 dimensi merupakan kisi yang tersusun oleh dua atom dengan
massa berbeda yang diperlihatkan dalam satu dimensi. Massa M 1 bisa dianggap berada
pada titik kisi sedangkan massa 2 atau M2 berada pada titik tengah suatu sel satuan.
Sehingga simpangan akibat adanya getaran yang menyebabkan atom-atom ini bergerak
dapat terukur dalam jangka waktu tertentu. Pergerakan atom dalam kisi dapat dilihat pada
gambar 3.9.
Gambar 3.9 posisi atom pada sel primitive yang tersusun atas 2 atom,
(a) posisi atom setimbang, (b) perpindahan kontinyu
Gambar di atas menunjukkan apabila kisi dirambati gelombang maka atom-atom akan
menyimpang sejauh … dan seterusnya. Kita dapat menganggap atom-
atom yang berdekatan atau tetangga terdekat akan dipengaruhi oleh potensial
tetangganya masing- masing sehingga Energi potensial yang dialami oleh atom-atom
dapat digambarkan secara matematis,yaitu:
(3.31)
Untuk mempermudah perhitungan kita dapat menganggap atom dengan massa lebih
kecil(m) bernomor ganjil sedangkan atom bermassa lebih besar (M) bernomor genap
maka
72
Sesuai dengan hokum II Newton
Namun, karena massa dan pergerakan kedua atom ini berbeda sehingga kita harus
menuliskannya secara terpisah.
Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih besar (M) atau atom bernomor ganjil.
(3.32)
Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih kecil (m) atau atom bernomor genap
(3.33)
Dengan adanya persamaan posisi ini maka kita harus mampumenyatakan persamaan
tersebut dalam bentuk persamaan gelombang yang mengandung q sebagai bilangan
gelombang dan sebagai frekuensi sudut gelombang.
Sehingga fungsi gelombangnya,
(3.34)
(3.35)
Masuukkan ke persamaan posisi
(3.36)
Persamaan ini akan bernilai tidaknol jika determinan matriks di atas sama dengan nol.
Jadi,
( ( )=0
4 4
73
Sehingga nilai frekuensi menjadi
(3.37)
(3.38)
Persamaan ini disebut persamaan frekuensi cabang optic karena apabila dihitung, frekuensi
ini berada dibawah frekuensi gelombang inframerah atau optic.
(3.39)
Persamaan kedua ini disebut persamaan gelombang frekuensi cabang akustik karena
karakteristiknya mirip seperti gelombang bunyi yang mana apabila meningkat maka q
juga meningkat begitu pula sebaliknya. Berikut pola gerakan atom akibat getaran yang
terjadi (lihat Gambar 3.11) di lihat dari amplitudo baik itu amplitudo atom bernomor ganjil
maupun genap.yang didapat dari persamaan berikut
74
.
Gambar 3.12. Daerah frekuensi dan dispersi
Jika kita lihat dari Gambar 3.12 bahwa daerah antara dan disebut celah
frekuensi yaitu daerah dengan interval – karena pada interval ini tidak ada
gelombang maka kisi dwi atomik tidak merambatkan gelombang tetapi meredamnya.
Hal ini memungkinkan kisi menjadi tapis lolos yakni mampu meredam maupun
merambatkan frekuensi tertentu.
Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan massa per derajat K,
dinyatakan sebagai kapasitas panas per mol per derajat K. Untuk membedakan dengan
75
kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan Cp), maka panas spesifik
dituliskan dengan huruf kecil (cv dan cp).
Konsep mengenai kapasitas panas dinyatakan dengan dua cara, yaitu
a. Kapasitas panas pada volume konstan, Cv , dengan hubungan:
dimana E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam padatan baik
dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas.
b. Kapasitas panas pada tekanan konstan, Cp, dengan hubungan:
76
Kapasitas panas zat bergantung pada suhu, perhatikan Gambar 3.13. Kapasitas
panas zat pada suhu tinggi mendekati nilai 3R. Dimana R menyatakan tetapan gas umum.
Misalkan R ≅ 2 kalori/K-mol, maka pada suhu tinggi kapasitas panas zat padat yakni C v
≅ 6 kalori/K-mol. Nilai di atas berlaku dalam selang suhu termasuk suhu ruang.
Kenyataannya Cv memiliki nilai 3R pada suhu tinggi untuk semua zat, yang dikenal
sebagai Hukum Dulong-Petit.
Pada suhu rendah, Cv menyimpang dari hukum Dulong-Petit. Nilai Cv menurun
seiring dengan berkurangnya suhu T dan Cv menuju nol untuk T = 0. Di sekitar T = 0 nilai
Cv sebanding dengan T3. Untuk menjelaskan kebergantungan Cv terhadap T akan dibahas
tiga jenis model, yakni model klasik, model Einstein dan model Debye.
dengan v laju getaran osilator, x simpangan osilator dan ω frekuensi sudut getaran osilator .
Dengan ε merupakan energi yang dimiliki oleh sebuah osilator harmonik, dan karena setiap
osilator dalam gerak harmoniknya mempunyai energi yang berbeda-beda, maka dapat
ditentukan energi rata-rata osilator harmonik:
exp –
exp –
77
dengan k merupakan tetapan Boltzmann dan T suhu osilator. Faktor exp (-ε/kT) disebut
bobot Boltzman atau lengkapnya fungsi distribusi Maxwell - Boltzmann.
Energi rata-rata osilator seperti pada persamaan diatas dapat juga ditentukan melalui
prinsip ekuipartisi energi. Menurut prinsip ini, setiap sistem yang mempunyai satu derajad
bebas yang berbentuk kuadrat dari besaran gerak (v2, x2, ω2 ....) mempunyai energi rata-
rata yang setara dengan 12 kT.
Jadi untuk osilator harmonik satu dimensi yang mempunyai dua derajad bebas mempunyai
energi rata-rata :
Selanjutnya, karena atom-atom dalam kristal membentuk susunan tiga dimensi, maka
untuk satu mol osilator harmonik tiga-dimensi, energi dalamnya :
( 3.41)
Dari hasil ini terlihat bahwa menurut model fisika klasik, kapasitas panas zat padat tidak
bergantung suhu dan berharga 3R. Hal ini sesuai dengan hukum Dulong-Petit yang hanya
berlaku untuk suhu tinggi. Sedangkan untuk suhu rendah jelas teori ini tidak berlaku.
Dapat ditarik suatu generalisasi menurut hukum Dulong-Petit panas spesifik
padatan unsur adalah hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mol oK.
Boltzman, setengah abad kemudian, menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh
Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan
dalam atom-atomnya yang bervibrasi.
Energi atom-atom ini juga dapat diturunkan dari teori kinetik gas. Molekul gas
ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan
adalah sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi adalah . Energi
Dengan N= bilangan Avogadro dan yang merupakan energi internal gas ideal.
Dalam padatan, atom-atom saling terikat sehingga selain energi kinetik terdapat pulaenergi
potensial sehingga energi rata-rata per derajat kebebasan bukan melainkan kBT .
78
Energi per mole padatan menjadi:
Jadi kapasitas panas phonon untuk temperatur tinggi menurut model Einstein adalah
Cv 3Nkb 3R
Model Einstein untuk kapasitas panas pada temperatur rendah:
Untuk T<< maka 1
k bT
79
3N
U
e kbT 1
U d 3N
Cv
T dT e kbT 1
1 kbT
3N 2
e
e
kbT 2
1 b k T
3N 2 2 e kbT
.
k bT 2 e kbT 1
2
3N 2 2 e kbT
k bT 2
. 2 kbT
e
2e kbT 2
3N 2 2 1
k bT
. kbT
e 1
Sehingga Cv untuk suhu rendah ( T<< , 1 ) adalah :
k bT
3N 2 2 e kbT
Cv
.
k bT 2 e kbT 1
2
1 e kbT
3Nkb 2 .
k b T e kbT 1
2
e kbT
3Nkb E .
T
e kbT 1
2
e kbT
3R E .
T e kbT 1
2
Cv E e kbT
.
Sehingga,
3R T e kbT 1 2
80
Gambar 3.14. Panas Spesifik Model Einstein
Cv
T , maka 1
3R
Cv
T 0, maka 0
3R
Saat mendekati nol mutlak, penurunan CV model Einstein yang secara eksponensial di
atas, ternyata, jauh lebih cepat daripada yang terjadi secara eksperimen, yakni CV ∼ T3
Kesimpulan yang dapat ditarik dari model Einstein adalah sebagai berikut.
a. Pada suhu tinggi, osilator tereksitasi sempurna, yang memerlukan energi rata-rata
sebesar koT, sehingga CV ≅ 3 R.
b. Pada suhu rendah, osilator membeku (tidak berosilasi) dalam tingkat energi dasar
sehingga CV=0.
81
kontinu. Oleh karena itu, jumlah frekuensi yang dimiliki dalam rentang antara V sampai V
+ dV bisa didapat seperti halnya radiasi elektromagnetik dalam rongga.
Kristal zat padat ditampilkan sebagai atom-atom yang yang tersusun pada jarak
yang teratur dalam kisi-kisi 3 dimensi. jika sebuah atom tergeser dari posisi
kesetimbangannya, maka atom tersebut mengalami gapulih (restore) dari atom-atom
sekitarnya. Atom-atom tersebut bertindak sebagai kopel osilator. Setiap gangguan akan
ditransmisikan ke atom-atom di sekitarnya dan akan menghasilkan rambatan gelombang
pada zat padat. Ditemukan bahwa jumlah energi yang ditransfer dari satu atom ke atom
tetangganya terkuantisasi sebesar hv, dengan v adalah frekuensi klasik pada suatu atom
tersebut bervibrasi disekitar posisi kesetimbangannya. Setiap hv kuantum pada energi
akustik disebut fonon,yang analog dengan foton pada radiasi elektromagnetik.
Perambatan gelombang pada kisi kristal dapat berlangsung secara transversal
maupun longitudinal dengan kecepatan masing-masing vt dan vl. Gelombang transversal
memiliki 2 derajat kebebasan vibrasi sedangkan gelombang longitudinal hanya memilik
satu derajat kebebasan.setipa derajat kebebasan vibrasi (mode vibrasi) kristal
berkorespondensi dengan keadaan sistem tersebut, Dan fonon-fonon terdistribusi diantara
keadaan-keadaan ini mengikuti distribusi Bose-Einstein.
Didalam kristal ditemukan sejumlah frekuensi maksimum vibrasi, yang disebut
frekuensi debye vd. Frekuensi maksimum tersebut hadir karena sistem yang terdiri dari N
molekul hanya memiliki 3N mode vibrasi (setiap molekul memiliki 3 derajat kebebasan
vibrasi independen). Kalor jenis kristal zat padat didapatkan dari penentuan frekuensi
Debye pertama dan kerapatan keadaan tersebut sehingga dapat dicari energi kinetik vibrasi
dan kalor jenis molar.
Model Debye untuk Rapat Keadaan ( Density of State) D(w) didefinisikan : jumlah
keadaan (dN) tiap rentang energi (dW)
Energi total
U k kp kp
p
e k bT 1
U k kp kp .D( w)d ( w)
p
e k bT 1
82
Rapat keadaan dalam 3 dimensi:
4 3
4 3 k
Vbola k N 3 3
3 2
L
2
3
dN Vk 2
D(k )
dk 2 2
dN dN dk Vk 2 dk
D(w) .
dw dk dw 2 dw
x4
Untuk daerah integrasi 0 ≤ x ≤ xD dengan xD <<1 x2
x2
2.
2!
T3
3
Cv 9.N .kb . x 2 dx
D
T3 1 3
Cv 9.N .kb . . x
D 3
2
T 3 x3
Cv 9.N.kb . .
x 3 .T 3 3
Jadi, model Debye pada suhu tinggi Cv 3.Nkb 3.R
83
3x
T D
e x .x 4
Cv 9.N .k B .
D
0 e x 1 dx
Misalkan U x 4 dU 4 x 3 dx
ex 1
dV dx V x
e 1
x
e 1
3
Maka C v 9.N .k B . T x.x 4x.x dx
4 3
D e 1 e 0 1
3
T .x 4
. x
4
4.x 3 x3
dx 43! (4)
. x
Dimana x x dx dan 4 x
e 1 e 1 0 e 1
0 e 1
1 1 1 4
Dengan fungsi Zeta-Reaman (4) ....
14 2 4 3 4 90
3
T
C v 9.Nkb 43! (4)
T 4
3
C v 9.Nkb 4.6.
90
3
12 4 T
Cv NK B
5
NK B 3 3
CV 234 T ......................... Hukum T Debye
3
3
CV 4 4 T
3R 5 D
CV
T , maka 1
3R
CV
T 0, maka 0
3R
Kebergantungan CV terhadap T3 ini sesuai dengan hasil pengamatan. Dalam keadaan
demikian, hanya sedikit moda tereksitasi, yakni moda yang memiliki energi kuantum ћω,
yang lebih kecil daripada kT.
84
Grafik 3.15. Panas Spesifik Model Debye
3.3.5. Kelebihan Dan Kelemahan Masing-Masing Model Panas Jenis Zat Padat
a. Model Klasik
Kelebihan:
Bisa memenuhi hukum Dulong- Petit untuk suhu tinggi dimana Cv = 3R
Kelemahan:
Model klasik tidak akurat pada temperatur yang rendah. Hal ini disebabkan oleh efek-
efek kuantum. Selain itu, hukum ini juga tidak konsisten dengan hukum ketiga
termodinamika, yang menurutnya kapasitas kalor molar zat apapun haruslah menuju
nilai nol seiring dengan temperatur sistem menuju nol mutlak , Teori yang lebih akurat
kemudian dikembangkan oleh Albert Einstein (1907) dan Peter Debye (1911) dengan
memasukkan pertimbangan efek-efek kuantum.
Tidak dapat menjelaskan mengapa beberapa unsur memiliki panas spesifik pada
temperatur kamar, yang lebih rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya Be ([He] 2s2),
B ([He] 2s2 2p1), C ([He] 2s2 2p2), Si ([Ne] 3s2 3p2). Selain itu Tidak dapat
menjelaskan mengapa pada unsur-unsur yang sangat elektropositif seperti Na ([Ne]
3s1), kapasitas panas pada temperatur tinggi melebihi prediksi Dulong-Petit.
85
Hanya berlaku pada suhu tinggi sesuai dengan hukum Dulong-Petit, Sedangkan
untuk suhu rendah jelas teori ini tidak berlaku.
b. Model Einstein
Kelebihan :
Berhasil menerapkan teori kuantum untuk menjelaskan mengapa unsur memiliki panas
spesifik pada temperatur kamar dengan melakukan perhitungan panas spesifik dengan
menerapkan teori kuantum. Ia menganggap padatan terdiri dari : atom, yang masing-
masing bervibrasi (osilator) secara bebas pada arah tiga dimensi, dengan frekuensi f E.
Bisa memenuhi hukum dulong- petit untuk suhu tinggi dimana Cv = 3R
Kelemahan:
Tidak mungkin atom-atom tidak mempengaruhi atom-atom lain, karena dalam Kristal
atom-atom punyusunnya saling berhubungan satu sama lain.
Harga Frekuensi fE, yang disebut frekuensi Einstein harus ditentukan dengan cara
mencocokkan kurva dengan data-data eksperimental. Dan tidak dapat ditentukan secara
langsung
Tidak dapat menejelaskan mengapa pada temperatur rendah kurva Einstein menuju
nol jauh lebih cepat dari data eksperimen.
Model ini pun gagal menjelaskan Cv pada suhu rendah dimana Pada suhu rendah
(T<<) nilai (θE/T) besar. Hal ini berdampak pada penyebut persamaan yaitu :
≅
Jadi, pada suhu rendah Cv sebanding dengan e dan jelas ini tidak cocok dengan
hasil eksperimen, dimana Cv sebanding dengan T3.
b. Model Debye
Kelebihan:
Bisa memenuhi hukum dulong- petit untuk suhu tinggi dimana Cv = 3R
Dapat menjelaskan kesalahan Einstein dimana debye menyebutkan bahwa
Penyimpangan perhitungan Einstein disebabkan oleh asumsi yang diambil Einstein
bahwa atom-atom bervibrasi secara bebas dengan frekuensi sama, fE. Namun yang
seharusnya dianalisis adalah menentukan spektrum frekuensi g(f) dimana g(f)df
86
didefinisikan sebagai jumlah frekuensi yang diizinkan yang terletak antara f dan (f + df)
(yang berarti jumlah osilator yang memiliki frekuensi antara f dan f + df ).
Debye melakukan penyederhanaan perhitungan dengan menganggap padatan sebagai
medium merata yang bervibrasi dan mengambil pendekatan pada vibrasi atom sebagai
spectrum-gelombang-berdiri sepanjang kristal.
87
Berikut ini adalah ilustrasi getaran atom pada cabang optic, yakni longitudinal optic
dan transversal optic
3) Bagaimanakah hubungan antara dan pada dinamika kisi berbasis satu atom
(monoatomic) dan gambarkan grafiknya!
Jawab:
Hubungan antara dan diperlihatkan pada persamaan di bawah ini
dengan
Sehingga hubungan dispersi antara ω dan q pada kristal berbasis satu atom
(monoatomik) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar grafik di atas menyatakan hubungan antara dan . Dari gelombang yan
terbentuk terlihat jelas bahwa hubungan antara dan menyatakan hubungan disperse
yang bersifat sinusoidal.
4) Apakah yang Anda ketahui tentang foton dan fonon?
Jawab:
88
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Foton memiliki dua
sifat yang kita kenal sebagai dualism gelombang, yakni:
a. Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan
fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif
ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
b. Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan
memindahkan energi
Sedangkan fonon adalah paket-paket energy getaran kisi yang dapat dipandang sebagai
kuasi partikel seperti halnya foton. Getaran yang dimaksud adalah getaran kisi yang
akibatkan oleh gelombang mekanik (bunyi/audiosonik) maupun gelombang termal
(inframerah).
5) Turunkanlah rumus untuk mencari besar frekuensi getaran pada kisi dwiatomik!
Jawab:
Dari gambar diatas terlihat bahwa atom-atom baik itu atom bermassa kecil maupun
lebih besar akan memiliki perpindahan sebagai berikut:
Sesuai dengan hokum II Newton
Namun, karena massa dan pergerakan kedua atom ini berbeda sehingga kita harus
menuliskannya secara terpisah, yakni:
Untuk kisi dengan atom yang lebih kecil
89
Dan untuk atom yang lebih besar
Dengan adanya persamaan posisi ini maka kita harus mampu menyatakan persamaan
tersebut dalam bentuk persamaan gelombang yang mengandung q sebagai bilangan
gelombang dan sebagai frekuensi sudut gelombang.
Jika
Masukkan persamaan 2.31 ke persamaan 2.29 dan 2.30. sehingga kita dapatkan:
Untuk atom kecil
90
Sehingga kita dapatkan
Persamaan ini akan bernilai tidak nol jika determinan matriks di atas sama dengan nol.
Jadi,
Karena maka
Penyelesaian persamaan di atas dapat menggunakan rumus abc yang telah kita kenal
dalam matematika
Ingat bahwa
91
Dimana persamaan ini menghasilkan dua penyelesaian yaitu:
6) Hitunglah kalor jenis molar listrik untuk perak pada temperatur ruang (T = 300K).
Perak memiliki energi fermi .
Peneyelsaian :
Nilai ini adalah per mol atom. namun, karena perak memiliki valensi 1, satu mol atom
berkorespondensi dengan satu mol elektron. Perhatikan bahwa pada T = 300 K, teori
Debye memperkirakan bahwa kalor jenis yang diakibatkan oleh vibrasi-vibrasi kisi
kristal adalah sekitar 3R = 25 J/mol.K (limit Dulong-Petit), sehingga pada temperatur
ini kalor jenis listriknya dapat diabaikan.
7) Mengacu pada soal no 4. Untuk perak, tentukanlah temperatur pada saat kalor jenis
molar listrik dan kalor jenis molar kisi-kisi bernilai sama. Temperatur Debye
untuk perak adalah 210 K. Kesetaraan akan terjadi pada temperatur rendah, sehingga
hasil teori Debye dapat ditentukan sebagai:
Penyelesaian :
Dengan menyamakan dan
92
Hasil ini menunjukkan bahwa hasil konduksi panas dapat dicatat pada temperatur yang
sangat rendah.
8) Tinjaulah suatu gas yang tersusun dari sejumlah N tertentu boson di dalam wadah
bervolume V. Tunjukkanlah bahwa adalah fungsi temperatur T yang mengalami
kenaikan secara tajam.
Penyelesaian :
Kondisi normalisasinya adalah
9) Asumsikan bahwa energi akustik ditransfer melalui kisi-kisi kristal dalam jumlah
terkuantisasi sebesar oleh quasi partikel yang disebut fonon, yang merupakan boson-
boson dengan total jumlah (seperti halnya foton-foton) yang tidak tetap. Tentukanlah
pernyataan untuk total energi kinetik (energi vibrasi) kristal zat padat tersebut.
Peneyelesaian :
Jumlah fonon :
Total energi zat padat tersebut akan berupa jumlah aljabar dari seluruh energi fonon
93
10) Dari hasil soal no 7, tentukanlah pernyataan untuk kalor jenis molar pada
volume konstan dalam limit .
Penyelesaian :
Dari soal no 9), total energinya adalah
RANGKUMAN
01. Padatan terdiri dari atom diskrit yang berosilasi di sekitar titik setimbangnya sebagai
akibat adanya energi termal. Jika gelombang yang merambat mempunyai panjang
gelombang yang jauh lebih besar daripada jarak antaratom, maka sifat atomik dapat
diabaikan dan padatan dapat dianggap sebagai medium kontinu (lingkup makro).
Gelombang yang demikian disebut gelombang elastik. Bahasan ini menghasilkan
hubungan dispersi linier ω = vs k, dimana vs = (Y/ρ)1/2 adalah kecepatan fasa
gelombang. Bila dikenai syarat batas periodik, maka diperoleh rapat keadaan
itu kisi ini dapat berperan sebagai filter mekanik lolos rendah. Pada nilai k kecil terjadi
hubungan dispersi linier, yang mengakibatkan panjang gelombang jauh lebih besar
daripada jarak antaratom (sistem makro) atau atom bergerak dalam fasa yang sama satu
sama lain. Pada nilai k=±π/a, berarti λ=2a, menyebabkan atom yang bertetangga
bergetar dengan fasa berlawanan (terjadi gelombang berdiri), sehingga gaya pulih dan
frekuensi menjadi maksimum. Sedangkan pada nilai k=0, berarti λ=∞, menyebabkan
keseluruhan bagian kristal bertranslasi, sehingga gaya pulih menjadi nol. Hal ini berarti
ω = 0 untuk k = 0.
03. Getaran kisi diatomik satu dimensi menghasilkan dua hubungan dispersi, yakni cabang
94
terdapat daerah tanpa getaran, yang disebut celah frekuensi. Oleh karena itu, kisi
diatomik berperan sebagai filter mekanik lolos pita. Pada nilai k=0, untuk cabang
akustik didapatkan bahwa A1=A2, yang artinya dua atom dalam sel, atau molekul,
mempunyai amplitudo dan fasa yang sama. Keseluruhan kisi bergetar seperti benda
tegar, dengan pusat massa bergerak bolak-balik. Sedangkan untuk cabang optik
menghasilkan M A1 + m A2 = 0, yang artinya bahwa cabang optik berosilasi dengan
pusat massa atom tidak berubah. Dua atom dalam sel bergetar dalam fasa berlawanan.
04. Menurut teori klasik setiap atom dalam kristal, disamping memiliki 3 derajat kebebasan
untuk geraknya di sekitar kedudukan setimbangnya (energi kinetik), juga memiliki
energi potensial atom dalam gerak harmoniknya; sehingga energi total sistem atom
dalam kristal menurut hukum ekipartisi U = 3 RT . Dengan demikian kapasitas panas
kristal pada volume konstan adalah CV =3R, yang sesuai dengan penemuan empirik
Dulong-Petit (1819), yang berlaku untuk hampir semua zat padat pada suhu ruang atau
yang lebih tinggi. Tetapi, hal ini tidak sesuai dengan hasil eksperimen.
05. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai CV berharga 3R pada suhu tinggi,
menurun apabila T menurun, dan mendekati nol apabila T menuju 0 K. Disamping itu,
terdapat indikasi yang sangat kuat bahwa pada suhu yang sangat rendah mendekati nol
mutlak CV ∼ T3
06. Model Einstein tentang CV zat padat mengandaikan bahwa atom kristal merupakan
osilator independen, yang masing-masing memiliki frekuensi sama dan energi diskrit
εn = n ћ ω , n = 0, 1, 2, …, dan sebaran energi osilator pada harga energi yang
diperbolehkan mengikuti distribusi Boltzmann. Berdasarkan andaian ini diperoleh
Cv E e kbT
.
kapasitas panas
3R T e kbT 1 2 yang hanya cocok untuk suhu tinggi
dan mendekati 0 K
07. Model Debye tentang CV zat padat mengandaikan bahwa atom kristal merupakan
osilator yang berkait erat satu sama lain, dengan daerah frekuensi ω=0 sampai suatu
frekuensi maksimum ωD yang ditentukan oleh jumlah moda getar yang diperkenankan.
3
CV 4 4 T
Dari andaian ini diperoleh kapasitas panas yang sesuai hasil
3R 5 D
eksperimen.
95
LATIHAN SOAL BAB III
96