Anda di halaman 1dari 21

Bab 3

Dinamika Gelombang
Penyusun: Andhy Setiawan
Pendahuluan
Melalui bab ini Anda akan mempelajari mengenai aspek dinamika gelombang yang
menelaah proses perambatan dikaitkan dengan sumber penyebabnya. Ditinjau dari aspek
dinamikanya gelombang dikategorikan menjadi dua yaitu gelombang mekanik dan
gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik muncul dan merambat dalam medium
elastis sedangkan gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium material untuk
merambatkannya. Gelombang mekanik dapat dibahas secara lengkap dengan menggunakan
persamaan gerak Newton sedangkan gelombang elektromagnetik dapat dibahas secara
lengkap dengan menggunakan persamaan-persamaan Maxwell. Bab ini membahas mengenai
aspek dinamika pada gelombang mekanik. Aspek dinamika gelombang elektromagnetik
dibahas dalam bab khusus mengenai gelombang elektromagnetik.
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Menurunkan persamaan gelombang dan cepat rambat gelombang pada pegas, dan
awai/tali.
2. Menurunkan persamaan gelombang dan cepat rambat gelombang pada kolom berupa
batang logam, dan zat cair.
3. Menurunkan persamaan gelombang dan cepat rambat gelombang di udara (gelombang
bunyi).
4. Menentukan pengaruh temperatur terhadap kecepatan gelombang bunyi di udara dengan
menerapkan hukum Gay-Lussac
5. Menyimpulkan bentuk umum kecepatan gelombang sebagai fungsi dari modulus
elastisitas dan rapat massa mediumnya.
6. Menjelaskan sifat-sifat air ideal beserta konsekuensinya secara matematis.
7. Menerapkan syarat batas untuk menentukan fungsi gelombang permukaan air.
8. Menurunkan persamaan gerak elemen air.
9. Menentukan hubungan dispersi untuk gelombang permukaan air.
10. Menentukan kecepatan gelombang gravitasi dan gelombang riak.
11. Menentukan dispersivitas gelombang gravitasi dan gelombang riak.

3.1
3.2
B A B 3 Dinamika Gelombang

Kemampuan yang Anda peroleh setelah mempelajari bab ini diharapkan dapat
memperkaya wawasan dan memperdalam pemahaman mengenai konsep-konsep gelombang
yang secara umum mungkin pernah diperoleh sebelumnya pada pembahasan fisika di level
yang lebih bawah. Kemampuan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi penguatan terhadap
pemahaman konsep-konsep gelombang yang pernah diperoleh sebelumnya.
Dalam mempelajari bab ini, sebaiknya Anda terlebih dahulu telah mempersiapkan
pengetahuan matematika. Pengetahuan yang diperlukan antara lain tentang persamaan
differensial, ekspansi fungsi kedalam bentuk deret pangkat, integral kontur, permukaan dan
volume beserta keterkaitannya melalui teorema divergensi (teorema Gauss) dan teorema curl
(teorema Stokes).
Untuk membantu Anda dalam menguasai hal di atas, dalam bab ini akan disajikan
uraian materi beserta tes formatif yang terbagi dalam dua kegiatan belajar sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 1: Gelombang pada Pegas, Dawai dan Kolom.
a. Gelombang pada Pegas
b. Gelombang pada Dawai
c. Gelombang pada Kolom (Padat, Cair, Gas)
Kegiatan Belajar 2: Gelombang Permukaan Air
a. Fungsi Gelombang Permukaan Air.
b. Dispersivitas Gelombang Permukaan Air
Agar Anda lebih mudah dalam mempelajari materi tersebut, ikuti petunjuk berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan ini sampai Anda mengetahui betul
kemampuan apa yang harus tercapai setelah mempelajari bab ini.
2. Baca sepintas secara keseluruan dan carilah konsep-konsep yang bersifat prinsip. Pahami
terlebih dahulu setiap kasus atau sistem yang ditinjau dalam pembahasan. Pelajari
pengertian demi pengertian melalui pemahaman sendiri atau bertukar pikiran dengan
teman.
3. Ulangi dan lakukan sendiri setiap langkah dalam penurunan persamaan dan analisis yang
bersifat matematis. Pahami terlebih dahulu apa yang akan ditentukan melalui pembahasan
secara matematis tersebut.
4. Terapkan prinsip-prinsip yang telah Anda peroleh dalam situasi yang mungkin Anda
temukan dalam kejadian sehari-hari.
5. Mantapkan pemahaman dan kemampuan Anda melalui diskusi dalam kelompok atau
dengan teman.
3.3
B A B 3 Dinamika Gelombang

Kegiatan Belajar 1
Gelombang pada Pegas, Dawai dan Kolom

Pada kegiatan belajar ini akan dibahas mengenai dinamika gelombang yang mana
pembahasan difokuskan pada aspek umum gelombang mekanik. Gelombang mekanik muncul
dan merambat dalam medium elastis seperti gelombang pada pegas, gelombang pada dawai
elastis, dan gelombang bunyi dalam zat padat, cair dan gas. Oleh karena itu salah satu yang
diperlukan untuk dapat menampung gelombang mekanik adalah bahwa medium harus
bersifat elastis.
Medium elastis merupakan medium yang ketika dipengaruhi gaya luar, mampu
meregang (mengembang) atau memampatkan diri, dan saat pengaruh gaya luar tersebut
dihilangkan, medium mampu memulihkan keadaannya kembali seperti semula. Gelombang
transversal dapat muncul pada dawai yang tegang, dan tidak mungkin dapat dimunculkan
pada dawai yang kendur. Hal ini karena dawai yang tegang mampu memulihkan dawai pada
keadaan semula saat pengaruh gaya luar dihilangkan. Pada kegiatan belajar ini ditinjau
medium elastis berupa pegas, dawai atau tali dan kolom berupa zat padat, cair dan gas.

A. Gelombang pada Pegas


Perambatan satu dimensi gelombang melalui medium dapat ditelaah dengan meninjau
dinamika osilasi gandeng. Dalam penurunan persamaan gelombang melalui pegas homogen,
dapat dilakukan diskretisasi pegas menjadi sistem pegas-massa-pegas-massa dengan panjang
masing-masing x0 dan masing-masing pegas memiliki konstanta k serta masing-masing massa
bermassa m. Diskretisasi seperti ini dapat diilustrasikan pada gambar 3.1.

x  x0 x x + x0
keadaan
setimbang

keadaan
sembarang

(x  x0) (x) (x + x0)

Gambar 3.1 Diskretisasi medium (pegas) yang dirambati gelombang


3.4
B A B 3 Dinamika Gelombang

Tinjau elemen massa m yang berada pada posisi x yang terdapat pada gambar 3.1.
persamaan gerak elemen massa tersebut dapat dinyatakan menggunakan Hukum II Newton,
yaitu
d 2 x 
m  k  x    x  x0   k  x    x  x0 
dt 2
d 2 x 
m  2k x   k   x  x0     x  x0  (3.1)
dt 2
Dengan mengekspansi fungsi yang ada pada suku kedua ruas kanan persamaan (3.1) ke
dalam bentuk deret, yaitu
d ( x) 1 2 d 2 ( x)
 ( x  x0 )   ( x)  x0  x0  (3.2a)
dx 2 dx 2
d ( x) 1 2 d 2 ( x)
 ( x  x0 )   ( x)  x0  x0  (3.2b)
dx 2 dx 2
dan mensubstitusikannaya pada persamaan (3.1) dengan mengabaikan suku berpangkat lebih
tinggi, maka diperoleh
d 2 ( x) 2 d  ( x)
2
m d 2 ( x) d 2 ( x)
m  kx0   kx0 (3.3)
dt 2 dx 2 x0 dt 2 dx 2
Berdasarkan definisi rapat massa persatuan luas , dan modulus elastisitas K yang
m
dapat dinyatakan berturut-turut sebagai   dan K  kx0 , maka dengan
x0

mensubstitusikan kedua besaran tersebut pada persamaan (3.3) diperoleh


d 2 ( x)  d 2 ( x) d 2 ( x) K d 2 ( x)
 0 atau   0. (3.4)
dx 2 K dt 2 dt 2  dx 2
Dengan membandingkan persamaan (3.4) ini dengan persamaan umum differensial
gelombang yang terdapat pada persamaan (2.7) maka dapat ditentukan cepat rambat
gelombang yang merambat pada pegas adalah

K
v . (3.5)

Pada persamaan (3.5) nampak bahwa cepat rambat gelombang pada pegas hanya bergantung
pada karakteristik pegas itu sendiri yang diwakili oleh modulus elastisitas dan rapat massa
persatuan panjang pegas. Hal ini menunjukkan bahwa cepat rambat gelombang yang melalui
pegas tidak bergantung pada sumber gangguan. Frekuensi sumber gangguan yang berbeda
tidak akan menyebabkan perbedaan cepat rambat gelombang pada pegas yang sama.
3.5
B A B 3 Dinamika Gelombang

B. Gelombang pada Dawai


Pada bagian ini ditinjau perambatan gelombang transversal pada dawai yang memiliki
rapat massa persatuan panjang  yang konstan dan teregang dengan tegangan T0 dalam arah
mendatar (sumbu x). Dalam pembahasan ini dawai dianggap bersifat lentur yaitu hanya dapat
menimbulkan gaya tegangan tangensial dan tidak memiliki kekakuan untuk melawan gaya
transversal. Gaya berat dawai dianggap dapat diabaikan karena cukup ringan. Dawai
dianggap cukup panjang sehingga efek ujung dapat diabaikan. Selain itu panjang dawai
dianggap tidak banyak berubah dan arahnya tak pernah menyimpang jauh dari arah horizontal
selama proses gerak gelombang.

T(x+x)
y Ty(x+x)

Tx(x+x)
Tx(x) (x+x)
x (x)

T(x) Ty(x)

x

Gambar 3.2 Elemen dawai dalam proses perambatan gelombang

Persamaan gerak elemen massa dawai sepanjang x seperti terlihat pada gambar 3.2
dapat diturunkan berdasarkan Hukum II Newton. Untuk gerak elemen massa dalam arah
vertikal diperoleh
d 2 x 
x  Ty ( x  x)  Ty ( x) (3.6)
dt 2
Tegangan dawai dalam arah mendatar adalah konstan sehingga berlaku
Tx  x   Tx  x  x   T0 (3.7a)
Dengan memperhatikan gambar 3.2 dan menggunakan persamaan (3.7a), maka dapat
diperoleh pernyataan untuk tegangan dawai dalam arah vertikal sebagai berikut
d x  x  Ty x  x  Ty x  x  d x  x 
   Ty x  x   T0 (3.7b)
dx Tx x  x  T0 dx

d x  Ty x  Ty x  d x 
   Ty x   T0 . (3.7c)
dx Tx x  T0 dx
Substitusi persamaan (3.7b dan 3.7c) pada persamaan (3.6) maka diperoleh
d 2 x 
x 2
 T0
d
 x  x    x  (3.8)
dt dx
3.6
B A B 3 Dinamika Gelombang

Selanjutnya dengan mengekspansi bentuk  x  x  ke dalam bentuk deret seperti pada


persamaan (3.2a) dan mensubstitusikannya pada persamaan (3.8) maka diperoleh persamaan
d 2 x  d 2 x 
  T0
dt 2 dx 2
atau dapat ditulis sebagai
d 2 x   d 2 x  d 2 x  T0 d 2 x 
 0 atau  0 (3.9)
dx 2 T0 dt 2 dt 2  dx 2
Persamaan (3.9) merupakan persamaan differensial gelombang pada dawai yang
memiliki bentuk sama dengan persamaan umum differensial gelombang yang terdapat pada
persamaan (2.7). Dengan membandingkan kedua persamaan tersebut dapat ditentukan cepat
rambat gelombang yang merambat pada dawai adalah
T0
v . (3.10)

Seperti halnya pada pegas, nampak pada persamaan (3.10) bahwa cepat rambat gelombang
pada dawai juga hanya bergantung pada karakteristik dawai teregang yang diwakili oleh
tegangan dawai dan rapat massa persatuan panjang dawai.

C. Gelombang pada Kolom


Pada bagian ini dibahas perambatan gelombang longitudinal pada medium elastis
dengan meninjau medium tersebut dalam bentuk kolom baik berupa zat padat, cair maupun
gas. Penurunan persamaan gelombang dapat dilakukan melalui penurunan persamaan gerak
berdasarkan Hukum II Newton dan penggunaan hukum elastisitas Hooke. Gelombang bunyi
merupakan gelombang longitudinal. Pembahasan perambatan gelombang longitudianal pada
medium elastis ini dapat mewakili pembahsan gelombang bunyi yang merambat dalam zat
padat misalnya batang logam, zat cair dan dan gas.

C.1 Kolom Zat Padat


Ditinjau perambatan gelombang pada kolom zat padat yang luas penampangnya A,
misalnya batang logam dengan rapat massa persatuan volume , dan modulus Young Y.
Sistem yang ditinjau dapat dilihat pada gambar 3.3a. Pada saat gelombang merambat di
dalam batang logam, setiap elemen batang x akan mengalami deformasi. Perubahan posisi
pada sisi kiri dan kanan elemen batang logam ini dapat dinyatakan masing-masing oleh (x)
dan (x+x), seperti ditunjukkan pada gambar 3.3b.
3.7
B A B 3 Dinamika Gelombang

x

(a)

x
x+x

F(x) F(x+x)
(b)

x+(x)
x+x+(x+x)

Gambar 3.3 Elemen massa dalam proses perambatan gelombang


pada logam. (a) keadaan setimbang, (b) keadaan sembarang

Persamaan gerak elemen batang logam dapat dinyatakan sebagai


 2
 x A  F ( x  x)  F ( x) (3.11)
t 2
Suku pertama pada ruas kanan persamaan (3.11) diekspansikan ke dalam bentuk deret seperti
pada persamaan (3.2a) sehingga diperoleh
 2 F
 x A 2  x (3.12)
t x

Berdasarkan Hukum Hooke yang menghubungkan antara tegangan dan regangan (tentang
modulus elastisitas) diperoleh persamaan
F V F Ax   ( x  x)   ( x)  Ax
Y  Y . (3.13a)
A V A Ax
Dengan mengekspansikan bentuk  ( x  x) menjadi bentuk deret seperti pada persamaan
(3.2a) maka diperoleh
F 
Y (3.13b)
A x
Derivasi persamaan (3.13b) terhadap x maka diperoleh
F  2
 AY 2 (3.13c)
x x
3.8
B A B 3 Dinamika Gelombang

Persamaan (3.13c) ini disubstitusikan pada pesamaan (3.12) menghasilkan


 2   2  2 Y  2
 0 atau  0 (3.14)
x 2 Y t 2 t 2  x 2
yang merupakan persamaan gelombang pada batang logam atau zat padat berbentuk kolom.
Dengan membandingkan persamaan (3.14) dengan persamaan umum differensial gelombang
persamaan (2.7), maka dapat ditentukan ungkapan cepat rambat gelombang longitudinal yang
merambat pada batang logam adalah

Y
v (3.15)

Seperti halnya pada pegas, dan dawai nampak pada persamaan (3.15) bahwa cepat rambat
gelombang pada batang logam juga hanya bergantung pada karakteristik batang logam itu
sendiri yang diwakili oleh modulus Young dan rapat massanya.

C.2. Kolom Zat Cair


Ditinjau perambatan gelombang pada kolom zat cair. Seperti halnya batang logam, zat
cair bersifat elastis sehingga hubungan antara gaya dengan perubahan volume dapat
dinyatakan melalui hukum Hooke seperti pada batang logam. Misalkan luas penampangnya
adalah A, dengan rapat massa persatuan volume , dan modulus elastisitas Bulk M. Pada saat
gelombang merambat, elemen zat cair x akan mengalami deformasi. Perubahan posisi sisi
kiri dan kanan elemen zat cair dapat dinyatakan berturut-turut oleh (x) dan (x+x).
Elemen zat cair dalam perambatan gelombang yang sedang mengalami deformasi (pada
keadaan sembarang) dapat dilihat pada gambar 3.4.

x

F(x) F(x+x)

x+(x)
x+x+(x+x)

Gambar 3.4 Elemen zat cair yang mengalami deformasi dalam


perambatan gelombang

Persamaan gerak elemen zat cair dapat dinyatakan sebagai


 2
 x A 2  F ( x)  F ( x  x) . (3.16)
t
3.9
B A B 3 Dinamika Gelombang

Suku kedua pada ruas kanan persamaan (3.16) diekspansikan ke dalam bentuk deret seperti
pada persamaan (3.2a) sehingga diperoleh
 2 F
 x A  x . (3.17)
t 2
x
Hubungan tegangan dan regangan dari elemen zat car pada kondisi seperti
ditunjukkan pada gambar 3.4 dapat dinyatakan melalui HukumHooke melalui persamaan
F V F Ax   ( x  x)   ( x)  Ax
 M   M . (3.18a)
A V A Ax
Dengan mengekspansikan bentuk  ( x  x) menjadi bentuk deret seperti pada persamaan
(3.2a) maka diperoleh
F 
 M (3.18b)
A x
Persamaan ini merupakan ungkapan untuk tekanan p. Jika suatu fungsi gelombang diketahui
maka fungsi tekanan untuk gelombang tersebut dapat ditentukan. Derivasi persamaan (3.18b)
terhadap x maka diperoleh
F  2
  AM (3.18c)
x x 2
Substitusi persamaan (3.18c) ini pada pesamaan (3.17) akan menghasilkan
 2   2  2 M  2
 0 atau  0 (3.19)
x 2 M t 2 t 2  x 2
yang merupakan persamaan gelombang longitudinal pada zat cair. Dengan membandingkan
persamaan (3.19) dengan persamaan umum differensial gelombang persamaan (2.7), maka
dapat ditentukan ungkapan cepat rambat gelombang longitudinal yang merambat pada zat
cair adalah

M
v (3.20)

Ungkapan cepat rambat ini sama dengan ungkapan cepat rambat gelombang pada batang
logam. Cepat rambat gelombang longitudinal pada zat cair juga hanya bergantung pada
karakteristik zat cair yang diwakili oleh modulus Bulk zat cair dan rapat massanya.

C.2. Kolom Gas


Perambatan gelombang bunyi di udara dapat dibahas dengan meninjau perambatan
gelombang longitudinal pada kolom udara atau gas. Ditinjau kolom gas yang memiliki luas
penampang A, dengan rapat massa persatuan volume , dan modulus elastisitas Bulk B. Pada
3.10
B A B 3 Dinamika Gelombang

saat gelombang merambat, elemen gas x akan mengalami deformasi. Perubahan posisi sisi
kiri dan kanan elemen gas dapat dinyatakan berturut-turut oleh (x) dan (x+x). Elemen
gas dalam perambatan gelombang yang sedang mengalami deformasi (pada keadaan
sembarang) dapat dilihat pada gambar 3.5.
x

p(x) p(x+x)

x+(x)
x+x+(x+x)

Gambar 3.5 Elemen gas yang mengalami deformasi dalam


perambatan gelombang

Persamaan gerak elemen gas seperti yang nampak pada gambar 3.5 dapat dinyatakan
sebagai
 2
 x A  A p( x)  p ( x  x)  . (3.21a)
t 2
Dengan mengekspansikan suku kedua pada ruas kanan persamaan (3.21a) menjadi bentuk
deret seperti pada persamaan (3.2a) maka akan diperoleh
 2 p
  . (3.21b)
t 2
x
Pada perambatan gelombang melalui gasi ini berlaku hukum kekekalan massa yang
dapat dituliskan sebagai
Ax   ( x  x)   ( x)   0 Ax  c . (3.22a)

Dengan mengekspansikan bentuk  ( x  x) pada persamaan (3.23) menjadi bentuk deret
seperti pada persamaan (3.2a) kemudian persamaan diderivasikan terhada x maka diperoleh
     2
1   2 0. (3.22b)
x  x  x

Untuk  0 , maka persamaan ini menjadi
x
  2
 2 0. (3.22c)
x x
Modulus Bulk dapat dinyatakan sebagai
dp
B  V (3.23a)
dV
3.11
B A B 3 Dinamika Gelombang

yang dapat dinyatakan sebagai


dp
B (3.23b)
d
Persamaan (3.21b) dapat dituliskan dalam bentuk
 2 p 
  (3.24)
t 2
 x
p 
Melalui substitusi bentuk dari persamaan (3.22c), dan bentuk dari persamaan (3.23b)
 x
pada persamaan (3.24) maka diperoleh
 2   2  2 B  2
 0 atau  0 (3.25)
x 2 B t 2 t 2  x 2
yang merupakan persamaan gelombang longitudinal pada gas atau udara. Dengan
membandingkan persamaan (3.25) dengan persamaan umum differensial gelombang
persamaan (2.7), maka dapat ditentukan ungkapan cepat rambat gelombang longitudinal yang
merambat pada gas adalah

B
v (3.26)

Ungkapan cepat rambat ini sama dengan ungkapan cepat rambat gelombang pada batang
logam dan zat cair. Cepat rambat gelombang longitudinal pada gas juga hanya bergantung
pada karakteristik gas yang diwakili oleh modulus Bulk gas B dan rapat massanya .
Newton mengasumsikan bahwa proses perambatan gelombang pada gas ini
berlangsung secara isotermik (temperatur T konstan selama proses berlangsung). Ternyata
nilai cepat rambat gelombang hasil perhitungan tidak sesuai dengan nilai cepat rambat hasil
pengukuran. Kemudian Laplace mengasumsikan bahwa proses perambatan gelombang yang
berlangsung cepat ini tidak akan memberikan kesempatan bagi gas untuk mempertukarkan
kalor dengan lingkungan yang diperlukan agar proses berlangsung secara isotermik. Dengan
kata lian proses ini berlangsung secara adiabatik dengan entropi system tak berubah. Dalam
cp
hal ini maka nilai p V  adalah konstan, dengan   yang merupakan tetapan
cV
perbandingan antara panas jenis gas pada tekanan tetap dan panas jenis gas pada volume tetap
(cp > cV sehingga  > 1).
Untuk proses yang berlangsung secara adiabatik dapat dituliskan p V   konstan

sehingga differensiasinya menghasilkan dp V   p V  1 dV  0 yang dapat dituliskan ulang


3.12
B A B 3 Dinamika Gelombang

dp
dalam bentuk V  γ p . Melalui substitusi persamaan ini pada persamaan (3.23a)
dV
diperoleh B   p sehingga ungkapan cepat rambat gelombang pada persamaan (3.26) dapat
dituliskan sebagai

γp
v (3.27)

yang menunjukkan pengaruh tekanan gas terhadap cepat rambat gelombang yang
melaewatinya. Karena  dan  merupakan besaran yang nilainya tetap maka persamaan (3.27)

γ
dapat dituliskan sebagai v   p dengan   .

Kebergantungan cepat rambat gelombang pada gas terhadap temperature T dapat
diperoleh dengan memanfaatkan hukum Gay-Lussac. Untuk fluida berupa gas yang
RT
renggang/encer (dilute) berlaku hukum Gay-Lussac p   dengan R adalah tetapan gas
M
semesta, T adalah suhu mutlak gas, dan M adalah berat molekul gas. Melalui substitusi
persamaan ini pada persamaan (3.27) diperoleh ungkapan cepat rambat gelombang sebagai

γ RT γR
fungsi temperatur yang dinyatakan oleh v  atau ditulis v   T dengan β  .
M M
Dari seluruh pembahasan pada kegiatan belajar ini, ungkapan cepat rambat
gelombang yang melewati suatu medium dapat dinyatakan secara umum sebagai akar dari
perbandingan modulus elastisitas terhadap rapat massa medium. Khusus untuk rambatan
gelombang pada dawai, besaran modulus elastisitas diwakili oleh tegangan dawai.

Daftar Pustaka
M. O. Tjia, 1994, Gelombang, Dabara Publishers, Solo.
Frank S. Crawford, Jr.,1978, Waves, Berkeley Physics, Vol. 3, Mc Graw Hill, New York.
Taufik Ramlan R., 2001, Diktat Gelombang Optik, Bandung : penerbit UPI
William C. Elmore and Mark A Heald, 1985, Physics of Waves, Dover Publication Inc. New
York
Zahara Muslim, 1994, Gelombang dan Optik, Depdikbud-Dikti.
3.13
B A B 3 Dinamika Gelombang

Tes Formatif Bab 3 Kegiatan Belajar 1


Jawablah soal-soal di bawah ini

1. Turunkan persamaan differensial gelombang dan tentukan cepat rambat gelombang pada
pegas (rapat massa per satuan panjang  dan modulus elastisitas K) atau pada dawai
(rapat massa per satuan panjang  dan tegangan tali T0). (pilih salah satu)
2. Tinjau seutas tali dengan rapat massa 0,1 g/m yang direntangkan sedemikian rupa
sehingga memiliki tegangan sebesar 1 N. Jika pada salah satu ujung tali digetarkan
dengan frekuensi 500 Hz, perkirakan berapakah panjang gelombang yang merambat pada
tali tersebut.
3. Turunkan persamaan differensial gelombang dan tentukan cepat rambat gelombang pada
batang logam, zat cair, dan udara (pilih salah satu) yang masing-masing memiliki
modulus elastisitas Y, M, dan B, dan rapat massa per satuan volume .
4. Jelaskan bagaimanakah pengaruh tekanan dan temperature udara terhadap cepat rambat
gelombang bunyi yang melaluinya.
5. Sebuah tabung berisi gas pada tekanan 105 N/m2. Gas tersebut memiliki nilai rasio panas
jenis 0,27 dan densitas 0,3 103 g/cm3. (a) Perkirakan berapakah cepat rambat gelombang
bunyi pada gas dalam tabung tersebut. (b) Jika gelombang bunyi berfrekuensi 1,2 kHz
merambat pada gas dalam tabung tersebut, berapakah panjang gelombangnya?
3.14
B A B 3 Dinamika Gelombang

Kegiatan Belajar 2
Gelombang Permukaan Air

Pada kegiatan belajar ini dibahas mengenai gelombang permukaan air meliputi
penurunan fungsi gelombang dan sifat dispersi gelombang riak dan gelombang gravitasi.
Dalam pembahasannya ditinjau dinamika cairan dengan asumsi bahwa viskositas yang
disebabkan oleh gesekan internal dapat diabaikan (non-viskos), gaya-gaya yang bekerja
hanyalah gaya gravitasi dan tegangan permukaan, amplitudo gelombang relatif lebih kecil
dibanding panjang gelombangnya, dan perubahan tekanan tidak menyebabkan perubahan
volume sehingga rapat massanya konstan (inkompresibel).

A. Fungsi Gelombang Permukaan Air


Pada pembahasan ini ditinjau air ideal yang memiliki sifat: massanya tetap, tidak ada
gelembung dan tidak ada pusaran. Konsekuensi dari ketiga sifat tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Massanya tetap, maka berlaku hukum kekekalan massa yang secara matematis dapat
diungkapkan oleh persamaan
 
  ( v )   (3.28a)
t
yang mengungkapkan bahwa untuk elemen cairan yang terletak di sembarang titik

dengan kecepatan local v , maka perubahan rapat massa (dalam volume terbatas)
terhadap waktu, sama dengan arus v yang mengalir dari permukaan volume tersebut.

Dengan meninjau cairan yang inkompresibel 0 diperoleh persamaan
t
kontinuitas, sebagai manifestasi hukum kekekalan massa tersebut, yang dapat
dituliskan sebagai
     
  ( v )     v  0      0. (3.28b)
t t
Dari persamaan (3.28b) diperoleh
   C , (3.28c)
dengan C merupakan besaran yang memiliki nilai konstan.
b. Tidak ada gelembung, maka secara matematis dapat dinyatakan sebagai
3.15
B A B 3 Dinamika Gelombang

  nˆ dA  0 . (3.29a)

Melalui penerapan teorema divergensi (teorema Gauss), persamaan (3.29a) dapat


ditulis sebagai

  nˆ dA     dV  0 (3.29b)

sehingga diperoleh
 x  y
   0   0 (3.29c)
x y
c. Tidak ada pusaran, maka secara matematis dapat dinyatakan sebagai
 
  d  0
v (3.30a)

Melalui penerapan teorema rotasi atau curl (teorema Stokes), persamaan (3.30a) dapat
ditulis sebagai
  
 v  d      v  nˆdA  0 . (3.30b)

Dari persamaan (3.30b) ini dapat diperoleh


    
v     0 atau     C (3.30c)
t t
dengan C merupakan suatu konstanta yang dapat dipilih sama dengan nol sehingga
dieroleh
  y  x ˆ
  k  0 (3.30d)
 x y 
Fungsi gelombang permukaan air dapat diformulasikan dengan meninjau kasus
gelombang berdiri yang secara sederhana diilustrasikan pada gambar 3.6 dan menerapkan
syarat batas.

 L/2 L/2 x

h
Gambar 3.6 Penampang gelombang berdiri pada permukaan air
3.16
B A B 3 Dinamika Gelombang

Berdasarkan gambar 3.6, komponen gelombang transversal di x = 0 adalah  y  0 .

Syarat batas ini menyebabkan fungsi  y merupakan fungsi yang mengandung bentuk sin kx

sehingga fungsi gelombangnya dapat dinyatakan sebagai


 y  f ( y ) sin (kx) cos(t ) (3.31a)

dengan f(y) menyatakan amplitude gelombang berdiri dalam arah transversal sebagai fungsi
kedalaman zat cair.
Komponen gelombang longitudinal di x =  L/2 adalah  x  0 . Syarat batas ini

menyebabkan fungsi  x merupakan fungsi yang mengandung bentuk cos kx sehingga fungsi

gelombangnya dapat dinyatakan sebagai


 x  g ( y ) cos(kx) cos(t ) (3.31b)
dengan g(y) menyatakan amplitude gelombang berdiri dalam arah longitudinal sebagai fungsi
kedalaman zat cair.
Melalui substitusi persamaan (3.31a dan 3.31b) pada persamaan (3.29c) diperoleh
f ( y )
 k g ( y)   0, (3.32a)
y
sedangkan melalui substitusi kedua persamaan tersebut pada persamaan (3.30d) dihasilkan
g(y)
k f(y)   0. (3.32b)
y
Fungsi f(y) dan g(y) ditentukan berdasarkan persamaan (3.32a dan 3.32b). Terlebih dahulu
persamaan (3.32a) diderivasikan terhadap y sehingga diperoleh
g(y)  2 f(y)
k   0, (3.32c)
y y 2
kemudian mensubstitusikan (3.32c) ini pada persamaan (3.32b) sehingga diperoleh
 2 f(y) 2
 k f(y)  0 . (3.33)
y 2
Persamaan (3.33) merupakan persamaan differensial orde dua yang homogen, solusinya dapat
dituliskan sebagai
f ( y )  Ae ky  Be  ky . (3.34a)
Fungsi g(y) dapat diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (3.34a) pada persamaan
(3.32a) sehingga diperoleh
g ( y )  Ae ky  Be  ky . (3.34b)
3.17
B A B 3 Dinamika Gelombang

Dengan menerapkan syarat batas yaitu fungsi gelombang di y =  h adalah  y  h   0 maka

f( h) = 0, sehingga dengan memasukkannya pada persamaan (3.34a) dapat dihasilkan


Ae kh  Bekh  0  B   Ae2 kh (3.34c)
Fungsi gelombang  y dan  x selanjutnya dapat dituliskan ulang, setelah mensubstitusikan

persamaan (3.34c) pada persamaan (3.34a dan 3.34b) dan memasukkan hasilnya pada
persamaan (3.31a dan 3.31b), sebagai berikut
 y  A(e ky  e k  y2h  ) sin(kx) cos(t ) (3.35a)

 x  A(e ky  e  k  y  2 h  ) cos(kx) cos(t ) (3.35b)


Selanjutnya ditinjau untuk kasus air yang dangkal dan air yang dalam. Untuk air yang
dangkal maka h <<, dengan mengekspansikan bentuk eksponensial pada persamaan (3.35a
dan 3.35b) kedalam deret pangkat, diperoleh
 y  2 Ak ( y  h) cos(t ) sin(kx) (3.36a)

 x  2 A cos(t ) cos(kx) . (3.36b)

Sedangkan untuk kasus air yang dalam maka h >>, maka diperoleh
ψ y  A eky cos(t ) sin (kx) (3.37a)

ψ x  A e ky cos( t ) cos (kx) (3.37b)

B. Dispersivitas Gelombang Permukaan Air

 y  x  x    y  x 

L
p( x) p(x+x)

x

Gambar 3.7 Elemen air dalam perambatan gelombang permukaan


3.18
B A B 3 Dinamika Gelombang

Dispersivitas gelombang permukaan air yang bermassa jenis  dapat dibahas dengan
terlebih dahulu menurunkan hubungan dispersi gelombang. Untuk itu ditinjau elemen
permukaan air bermassa m seperti tampak pada gambar 3.7. Perambatan gangguan pada
medium cairan dalam bentuk gelombang permukaan terjadi karena pengaruh gaya gravitasi
dan efek tegangan permukaan terhadap kolom-kolom vertikal cairan. Tekanan pengaruh
gravitasi pg adalah sebesar gy. Tegangan permukaan  dari cairan memberikan sumbangan
gaya pada elemen cairan yang arahnya vertikal. Tekanan akibat tegangan permukaan adalah
 2 y
p s   (Zahara Muslim, 1994: 160) atau dapat dituliskan sebagai ps   k 2 y
x 2

Persamaan gerak elemen air dapat diturunkan dari Hukum II Newton yang dapat
dituliskan sebagai
 2 x
m  Ly  p x   p x  x  (3.38)
t 2
dengan p = pg + ps. Dengan mensubstitusikan pg dan ps seperti yang dijelaskan di atas pada
persamaan (3.38) maka diperoleh
 2 x
m
t 2
 
 Ly g   k 2  y x    y x  x  . (3.39a)

Melalui ekspansi  y ( x  x) menjadi bentuk deret seperti pada persamaan (3.2a) kemudian

mensubstitusikannya pad persamaan (3.39) maka diperoleh


 2 x  y  x 
m
t 2
  L yx  g  k 2

x
(3.39b)

m
dengan   maka persamaan (3.39b) dapat ditulis ulang sebagai
L  y x

 2 x   k 2   y x 
 
 g   . (3.40a)
t 2    x
Jika efek tegangan permukaan diabaikan, maka suku kedua ruas kanan persamaan (3.40a)
lenyap, sehingga persamaan geraknya dapat dituliskan sebagai
 2 x  y x 
 g . (3.40b)
t 2
x
Hubungan dispersi diperoleh dengan cara mensubstitusikan fungsi gelombang
persamaan (3.35a dan 3.35b) pada persamaan (3.40a) atau pada persamaan (3.40b) untuk
kasus efek tegangan permukaan diabaikan. Dengan cara ini diperoleh
3.19
B A B 3 Dinamika Gelombang

  k 2  ky k( 2 h y)
 
ω 2 e ky  e k( 2 h y)   g 
 
 k e e  .  (3.41)

Pada permukaan y = 0, maka hubungan disperse persamaan (3.41) menjadi


ω  g 
2  k 2  1  e 2 kh
 k
 
   1 e
 2 kh
.
  (3.42)

Dispersivitas gelombang permukaan air dapat dibahas dengan menggunakan persamaan


dispersi yang diungkapkan oleh persamaan (3.42). berikut ini dibahas sifat dispersi
gelombang permukaan air untuk kasus air yang dangkal dan air yang dalam.
a. Kasus air yang dangkal (h <<). Bentuk eksponen pada ruas kanan persamaan (3.42)
diekspansikan kedalam bentuk deret pangkat sehingga diperoleh
  k2  2
   g 
2
k h (3.43a)
  
atau

 k2    4 

v  g  h  v   g  h (3.43b)
     2 

Jika tegangan permukaan diabaikan maka suku kedua ruas kanan persamaan dispersi
lenyap sehingga diperoleh hubungan
 2  gh k 2 (3.44a)
atau

v  gh (3.44b)

Gelombang ini disebut sebagai gelombang riak. Persamaan (3.43a dan 3.43b)
menunjukkan bahwa jika tegangan permukaan tidak diabaikan maka gelombang
permukaan air untuk kasus air yang dangkal bersifat dispersif. Tetapi untuk gelombang
riak, yaitu jika tegangan permukaan diabaikan, berdasarkan persamaan (3.44a dan 3.44b)
tampak bahwa hubungan frekuensi sudut dengan bilangan gelombang adalah linear, dan
cepat rambat gelombang tidak bergantung pada panjang gelombang , jadi gelombang
riak bersifat nondispersif.
a. Kasus air yang dalam (h >>), maka e 2 kh  0 sehingga persamaan (3.42) menjadi
 k3
ω  gk 
2
(3.45a)

atau
3.20
B A B 3 Dinamika Gelombang

g 2
v  . (3.45b)
2 
Persamaan (3.45a dan 3.45b) menunjukkan bahwa gelombang permukaan air untuk
kasus air yang dalam jika tegangan permukaan tidak diabaikan adalah bersifat dispersif.
Jika tegangan permukaan diabaikan maka kedua persamaan tersebut menjadi
ω 2  gk (3.46a)
atau

g
v . (3.46b)
2
Gelombang ini disebut dengan gelombang gravitasi. Dari persamaan (3.46a dan 3.46b)
ini tampak bahwa pada gelombang gravitasi hubungan antara frekuensi sudut dan
bilangan gelombang tidak linear dan cepat rambat bergantung pada panjang gelombang
, sehingga dapat disimpulkan bahwa gelombang gravitasi juga bersifat dispersif.

Daftar Pustaka
M. O. Tjia, 1994, Gelombang, Dabara Publishers, Solo.
Frank S. Crawford, Jr.,1978, Waves, Berkeley Physics, Vol. 3, Mc Graw Hill, New York.
Taufik Ramlan R., 2001, Diktat Gelombang Optik, Bandung : penerbit UPI
William C. Elmore and Mark A Heald, 1985, Physics of Waves, Dover Publication Inc. New
York
Zahara Muslim, 1994, Gelombang dan Optik, Depdikbud-Dikti.
3.21
B A B 3 Dinamika Gelombang

Tes Formatif Bab 3Kegiatan Belajar 2


Jawablah soal-soal di bawah ini

1. Jelaskan sifat-sifat air ideal beserta konsekuensinya secara matematis.


2. Turunkan fungsi gelombang pemukaan air berdasarkan syarat batas.
3. Buktikan bahwa persamaan gelombang permukaan air jika tegangan permukaan
diabaikan adalah  2 x  g  y  0 .
2

t x
4. Fungsi gelombang permukaan air yang dalamnya h dapat dituliskan dalam dua fungsi
sebagai berikut  x  A e k y  e  k ( y  2 h ) cos( t ) cos(kx) , dan
 y  A e k y  e k ( y2h) cos( t ) sin(kx) . Jika tegangan permukaan diabaikan (a) tentukan
hubungan dispersi gelombang tersebut, kemudian (b) tentukan cepat rambat gelombang
riak beserta sifat dispersinya, dan (c) tentukan cepat rambat dan sifat dispersi untuk
gelombang gravitasi.

Anda mungkin juga menyukai