Anda di halaman 1dari 5

INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893

Vol. 9, No. 1, 2020 (hal 63-67) E-ISSN: 2615-7489


https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i1.41407

ANALISIS RESPON BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN


TAKSONOMI SOLO MATERI SUHU DAN KALOR

Nidya Desyana1
1UniversitasNegeri Malang. Malang, 65145, Indonesia
nidya.desyana.1803218@students.um.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon belajar siswa berdasarkan taksonomi SOLO
pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 3 Samarinda. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu kelas X
MIA-1 yang berjumlah 32 siswa. Respon belajar siswa dianalisis menggunakan taksonomi SOLO
(Structure Of Observed Learning Outcomes) yang terbagi menjadi 5 bagian, yaitu prastruktural,
unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak diperluas. Hasil penelitian menunjukkan
respon belajar siswa pada level unistruktural sebesar 87,35% dengan kategori baik sekali, level
multistruktural sebesar 88% dengan kategori baik sekali, level relasional sebesar 64,10% dengan
kategori cukup, dan level abstrak diperluas sebesar 73,4% dengan kategori baik.

Kata Kunci: Taksonomi SOLO, Respon Belajar Siswa, suhu dan kalor.

Pendahuluan pemahaman yang dimilikinya


(Siswaningsih, Dwiyanti, & Gumilar,
Pendidikan abad ke-21 sebaiknya 2013). Asesmen yang dilakukan selama
disesuaikan dengan kebutuhan dan pembelajaran juga berpengaruh pada
tuntutan standar kompetensi terkini. perilaku siswa (Watling & Ginsburg,
Menurut Framework for 21st Century 2019).
Learning, siswa harus mempelajari Asesmen dalam ranah kognitif
kemampuan yang sesuai dengan umumnya dibuat dalam bentuk tes
kebutuhan saat ini seperti (a) menggunakan taksonomi bloom.
kemampuan berpikir kritis dan Dimensi struktur proses kognitif
pemecahan masalah, (b) kemampuan menurut taksonomi bloom yang telah
berkomunikasi, (c) kemampuan direvisi terdiri dari ingatan, pemahaman,
mencipta dan memperbarui, (d) penerapan, analisis, evaluasi, mencipta
kemampuan bekerja sama, (e) (Krathwohl, 2002). Taksonomi bloom
kemampuan belajar kontekstual, dan (f) dimanfaatkan guru dalam membuat tes
kemampuan literasi informasi dan media penguasaan konsep siswa.
(Dede, 2009). Kemampuan tersebut Respon siswa dalam menjawan
dapat dipenuhi jika siswa memiliki tes dapat dianalisis menggunakan
penguasaan konsep yang baik. taksonomi SOLO (Structure Of
Penguasaan konsep siswa dapat Observed Learning Outcomes).
diketahui dari respon (jawaban) yang Kerangka kerja dalam taksonomi SOLO
diberikan siswa dalam menyelesaikan dapat menggambarkan kompleksitas
soal-soal fisika. Untuk mengukur respon yang diberikan siswa (Biggs &
penguasaan konsep siswa diperlukan Collis, 1989). Taksonomi ini bermanfaat
suatu asesmen. Asesmen bermanfaat menentukan level respon yang diberikan
bagi guru untuk memberikan gambaran siswa terhadap suatu pertanyaan.
pengetahuan yang dimiliki siswa. Taksonomi SOLO dapat dijadikan
Sedangkan bagi siswa, asesmen sebagai alternative bagi guru untuk
bermanfaat sebagai feedback atas

63
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 1, 2020 (hal 63-67) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i1.41407

melakukan analisis respon belajar Samarinda. Materi suhu dan kalor


siswa. dipilih karena mempunyai karakteristik
Bigg dan Collis secara khusus konseptual analisis yang memungkinkan
mengembangkan taksonomi SOLO siswa untuk mengaitkan konsep fisika
untuk mengukur level respon belajar dengan gejala yang dialaminya melalui
siswa ke dalam lima tahap/level, yakni kemampuan berpikirnya guna
level pra-struktural, uni-struktural, menguasai konsep fisika.
multi-struktural, relasional, dan level
abstrak diperluas (Biggs & Collis,
1989). Tingkatan respon berpikir siswa Metode Penelitian
diibaratkan seperti anak tangga yang
Jenis penelitian yang dilakukan
harus dipanjat siswa selama
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan ialah penelitian deskriptif. Subjek
teori belajar konstruktivisme dimana penelitian ditentukan dengan teknik
siswa harus membangun sendiri purposive sampling yaitu kelas X MIA-
pengetahuan dibenaknya dan guru dapat 1 yang berjumlah 32 siswa. Penelitian
memberikan kemudahan untuk proses dilaksanakan di SMA Negeri 3
ini, dengan memberikan siswa Samarinda pada tahun ajaran 2015/2016.
kesempatan untuk menemukan dan
Tes terbagi menjadi empat konsep
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan
membelajarkan siswa dengan secara
sadar menggunakan strategi mereka Tabel 1. Level Soal pada Setiap Pokok Bahasan
sendiri untuk belajar. Guru dapat Level SOLO
Pokok Bahasan
memberi siswa anak tangga yang U M R E
membawa siswa ke pemahaman lebih a. Suhu dan pemuaian 1 1 - -
b.Hubungan kalor, suhu benda
tinggi, dengan catatan siswa sendiri - - 1 -
dan wujudnya
yang harus memanjatnya. c. Azas black - 1 1 -
Penelitian pembelajaran yang d.Perpindahan kalor 1 - - 2
menggunakan taksonomi SOLO telah Jumlah Soal
dilakukan pada bidang keilmuan sains bagian: suhu dan pemuaian; hubungan
(Fägerstam & Blom, 2013), matematika kalor, suhu benda dan wujudnya; Azas
(Fernández, Nieto, & Mendoza, 2019), Black; dan perpindahan kalor. Distribusi
dan teknologi (Higgins, McAvinia,
soal disajikan pada Tabel 1.
O’Leary, & Ryan, 2019). Namun,
penggunakan taksonomi SOLO dalam
pembelajaran fisika masih jarang Respon belajar siswa diperoleh
dilakukan khususnya pada materi suhu dari post-test siswa. Tes yang digunakan
dan kalor. Padahal, penerapan berbentuk essay berjumlah 8 butir soal.
taksonomi ini membantu guru untuk Persentase respon belajar siswa pada
mengetahui level kognitif masing- setiap pokok bahasan dianalisis
masing siswa secara objektif dan
berdasarkan level respon pada
terhadap siswa sendiri menbantu mereka
untuk menganalisis hasil pekerjaan taksonomi SOLO. Frekuensi pilihan
mereka dan cara memperbaikinya. jawaban siswa dihitung berdasarkan
Tujuan dari penelitian ini adalah persentase banyaknya jawaban siswa
menganalisis respon belajar siswa yang sesuai dengan level respon yang
berdasarkan Taksonomi SOLO ditentukan pada setiap nomor soal
(Structure of Observed Learning dengan menggunakan persamaan berikut
Outcomes) pada pembelajaran fisika
materi suhu dan kalor di SMA Negeri 3 ini.

64
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 1, 2020 (hal 63-67) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i1.41407

No
1 2 3 4 5 6 7 8
Soal
Level
Keterangan: U U M M R R E E
SOLO
Persen-
A = Persentase respon siswa. tase
X = Jumlah siswa yang mencapai level setiap
level
reson yang ditentukan. Ketera Baik
Baik Sekali Cukup Baik
n = Jumlah siswa yang mengikuti tes. ngan Sekali
Persentase respon siswa dikategorikan
Rerata persentase level SOLO
pada Tabel 2 berikut ini. yang telah dicapai siswa menunjukkan
Tabel 2 . Kategori Respon Siswa.
bahwa pencapaian tertinggi berada pada
Nilai Predikat
level unistruktural dan multi struktural.
80 ke atas Baik Sekali
66 – 79 Baik
56 – 65 Cukup
Pembahasan
46 – 55 Kurang
Respon belajar siswa pada pokok
45 ke bawah Sangat Kurang
bahasan suhu dan kalor selanjutnya
(Sudijono, 2006)
dianalisis untuk setiap level taksonomi
SOLO pada setiap pertemuan. Berikut
merupakan data respon belajar siswa
Hasil Penelitian dan Pembahasan pada setiap pertemuan:
Level Unistruktural
Hasil Penelitian Soal dengan level unistruktural
Repon belajar siswa tiap post-test adalah kriteria soal dengan
dikumpulkan dan disusun ke dalam peta menggunakan sebuah informasi yang
respon, data tersebut kemudian jelas dan lansung dari teks soal. Menurut
dianalisis dengan analisis deskriptif Gilbert (2004), pada level ini beberapa
persentase dengan cara mencocokkan informasi yang diberikan relevan tetapi
hasil peta respon dengan kriteria level hanya berisi satu informasi. Level ini
SOLO yang diinginkan pada tiap soal meminta siswa agar dapat
post-test. Adapun level taksonomi mengidentifikasikan, mengingat dan
SOLO disingkat sebagai berikut U melakukan percobaan sederhana. Level
(Unistruktural), M (Multistruktural), R ini terdapat pada soal no 1 dan 2. Pada
(Relasional), dan E (Abstrak Diperluas). soal nomor 1 siswa diminta menghitung
Setelah dicocokkan dan dijumlah, data konversi skala termometer. Berdasarkan
tersebut diubah ke dalam bentuk Tabel 3, hanya 1 siswa yang tidak dapat
persentase. Dengan menghitung rata-rata mengkonversi suhu dari skala celcius ke
persentase level SOLO yang dicapai reamur. Sedangkan pada soal nomor 2,
siswa selama proses penelitian, maka terdapat 7 siswa yang tidak dapat
tampak hasilnya pada Tabel 3. menentukan arah angin ddi daratan dan
lautan menggunakan konsep konveksi.
Tabel 3. Rerata Persentase Pencapaian Siswa Per Secara keseluruhan lembar post-
Level test siswa menunjukkan siswa telah
No
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 memahami makna suhu walaupun masih
Level
U U M M R R E E
dalam level dasar, mengkonversi suhu,
SOLO menentukan jumlah kalor yang terdapat
Jumlah
Siswa
31 25 24 32 22 19 26 21 pada suatu zat, namun masih terdapat
Persen-
96 78,
75 100
68, 59,
81,2 65,6
beberapa siswa hanya menghapal makna
,6 1 8 4 dari konveksi sehingga mengalami
tase % % 5% 2%
% % % %
Rata- 87,35% 88% 64,10% 73,44% kendala ketika soal tersebut dibuat
rata dengan versi yang berbeda. Jika dirata-

65
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 1, 2020 (hal 63-67) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i1.41407

ratakan maka level unistruktural yang Siswa mampu memadukan beberapa


telah dicapai siswa adalah 87,35% dan informasi terpisah dan menghasilkan
masuk dalam kategori baik sekali. penyelesaian.
Level Multistruktural Pada level ini, siswa diminta
Soal dengan level multistruktural menghitung suhu campuran
menggunakan 2 informasi atau lebih dan menggunakan persamaan Azas Black.
terpisah yang termuat dalam teks soal. Jika dirata-ratakan maka persentase
Menurut Gilbert (2004), pada level ini siswa yang mencapai level relasional
respon yang diberikan lebih dari satu adalah 64,1% dan masuk dalam
infomasi yang relevan, tetapi tidak kategori cukup.
berhubungan satu sama lain. Semua Level Abstrak Diperluas
informasi atau data yang diperlukan Soal dengan level abstrak diperluas
dapat segera digunakan untuk berisikan pertanyaan dengan kriteria
mendapatkan penyelesaian. Ciri-ciri soal menggunakan prinsip umum yang
ini ialah membilang, megurutkan, abstrak atau hipotesis yang diturunkan
menjelaskan dan menggabungkan. dari informasi dalam teks soal. Semua
Siswa diharapkan dapat menggunakan informasi atau data diberikan, tetapi
beberapa penggal informasi walaupun belum bisa segera digunakan untuk
belum membentuk pemahaman yang mendapatkan penyelesaian akhir. Dari
komprehensif. data atau informasi yang diberikan itu
Soal di level ini meminta siswa masih diperlukan prinsip umum yang
untuk menjelaskan fungsi celah yang lebih abstrak atau menggunakan
terdapat pada sambungan rel kereta api. hipotesis untuk mengaitkannya sehingga
Persentase rata-rata level multistruktural mendapatkan informasi atau data baru.
yang dicapai siswa adalah 88% dan Dari data baru ini kemudian diperoleh
masuk dalam kategori baik sekali. Hal penyelesaian akhir. Ciri-ciri dari level
ini mengartikan bahwa siswa telah ini ialah membuat suatu teori, membuat
mampu untuk menjelaskan konsep, hipotesis, membuat generalisasi,
mengerti mengerti maksud dari konsep membuat refleksi, serta membangun
tersebut dan menerjemahkan dengan suatu konsep. Level ini menuntut siswa
bahasanya sendiri mengenai konsep melakukan koneksi tidak hanya sebatas
yang diajarkan. pada konsep-konsep yang sudah
diberikan saja melainkan dengan
Level Relasional konsep-konsep di luar itu. Dapat
Soal dengan level relasional membuat generalisasi serta dapat
merupakan kategori soal yang melakukan sebuah perumpamaan-
menggunakan suatu pemahaman dari perumpamaan pada situasi-situasi
dua atau lebih informasi pada teks dan spesifik. Siswa tersebut dapat
mengaitnya dengan kesatuan yang padu. menghasilkan prinsip umum dari data
Respon yang diberikan lebih dari satu terpadu yang dapat diterapkan untuk
informasi dan berhubungan dengan situasi baru (mempelajari konsep tingkat
menggunakan gagasan atau hipotesis tinggi). Soal dengan level ini diberikan
yang sama tetapi kurang kritis (Gilbert, terdapat pada nomor 7 dan 8.
2004). Ciri dari level ini ialah Rata-rata respon belajar siswa
membandingkan, membedakan, pada level abstrak diperluas adalah
menganalisis, mengaplikiasi dan 73,4% dan masuk dalam kategori baik.
menghubungkan. Jika siswa telah Sebagian kecil siswa yang belum
mencapai level relasional maka siswa mencapai level ini dikarenakan siswa
dapat menghubungkan antar fakta belum maksimal dalam memahami
dengan teori serta tindakan dan tujuan. materi yang dijelaskan sehingga ada

66
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 1, 2020 (hal 63-67) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i1.41407

beberapa poin penting yang tidak Adventure Education and Outdoor


disampaikan dalam jawaban membuat Learning, 13(1), 56–75.
skor atau nilai siswa menjadi kurang https://doi.org/10.1080/14729679.201
maksimal. Selain itu, waktu pengerjaan 1.647432
Fernández, E., Nieto, Z., & Mendoza, L.
soal yang terbatas tidak digunakan
(2019). Styles of reasoning according
secara efektif oleh siswa. Siswa hanya to the taxonomy structure of observed
terfokus pada soal tertentu sehingga learning outcome of John Biggs in
terdapat beberapa siswa yang the students of geometry of the
mengosongkan jawabannya. specialty of mathematics. Journal of
Physics: Conference Series, 1329,
012005.
Kesimpulan dan Rekomendasi https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1329/1/012005
Berdasarkan hasil penelitian, Gilbert, R. (2004). Studying Society and
analisa data, dan pembahasan yang telah Environment: A Guide for Teachers.
dilakukan mengenai analisis respon Higgins, C., McAvinia, C., O’Leary, C., &
belajar siswa berdasarkan taksonomi Ryan, B. J. (2019). A Study Of First
SOLO Negeri 3 Samarinda kelas X- Year Undergraduate Computing
MIA 1, maka dapat disimpulkan bahwa: Students’ Experience Of Learning
respon siswa pada level unistruktural Software Development In The
sebesar 87,35% dengan kategori baik Absence Of A Software
Development Process. Conference
sekali, level multistruktural sebesar 88%
Papers. Retrieved from
dengan kategori baik sekali, level https://arrow.dit.ie/schfsehcon/27
relasional sebesar 64,10% dengan Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of
kategori cukup, dan level abstrak Bloom’s Taxonomy: An Overview.
diperluas sebesar 73,4% dengan kategori Theory Into Practice, 41(4), 212–
baik. 218.
Berdasarkan refleksi terhadap https://doi.org/10.1207/s15430421tip
penelitian yang telah dilakukan 4104_2
penggunaan taksonomi SOLO dalam Siswaningsih, W., Dwiyanti, G., & Gumilar,
menganalisis level respon siswa dapat C. (2013). Penerapan Peer
Assessment dan Self Assessment
dikreasikan dengan penggunan
pada Tes Formatif Hidrokarbon
instrumen tes yang berbeda, contohnya untuk Feedback Siswa SMA Kelas X.
pilihan ganda beralasan, penggunaan Jurnal Pengajaran MIPA, 18(1),
soal isomorpik, dan soal three tier. 107–115.
https://doi.org/10.18269/jpmipa.v18i
1.263
Daftar Pustaka Sudijono, A. (2006). Pengantar Evaluasi
Biggs, J., & Collis, K. (1989). Towards a Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Model of School-based Curriculum Grafindo Persada.
Development and Assessment Using Watling, C. J., & Ginsburg, S. (2019).
the SOLO Taxonomy. Australian Assessment, feedback and the
Journal of Education, 33(2), 151– alchemy of learning. Medical
163. Education, 53(1), 76–85.
https://doi.org/10.1177/16878140890 https://doi.org/10.1111/medu.13645
3300205
Dede, C. (2009). Comparing Frameworks
for “21st Century Skills.” 16.
Fägerstam, E., & Blom, J. (2013). Learning
biology and mathematics outdoors:
Effects and attitudes in a Swedish
high school context. Journal of

67

Anda mungkin juga menyukai