1,2Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo
3Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Prof. Dr. Bacharuddin Jusuf Habibie, Bone Bolango, 96119, Gorontalo-Indonesia
e-mail: 1astinlukum@ung.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi siswa pada materi pereaksi pembatas kelas
XI IPA MAN 1 Kota Gorontalo. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif.
Instrumen yang digunakan adalah tes Three Tier Multiple Choice. Tes instrumen yang digunakan telah
diuji menggunakan uji validitas konstruk dan uji reliabel. Subjek penelitian yang digunakan adalah
kelas XI IPA MAN 1 Kota Gorontalo dengan jumlah sampel 178 siswa yang diambil dari 5 kelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi diseluruh
indikator dengan kategori miskonsepsi 1 (MK1) memiliki persentase sebesar 12,2%, miskonsepsi 2
(MK2) memiliki persentase sebesar 9,4%, dan miskonsepsi 3 (MK3) memiliki persentase sebesar
34,6%.
©2022 by Jambura Journal of Educational Chemistry Volume 4, Nomor 1, Februari 2022 (PP. 51-56)
Department of Chemistry, Universitas Negeri Gorontalo - Indonesian
52 Jambura Journal of Educational Chemistry, Vol. 4, No. 1, Februari 2022
Dengan kata lain, miskonsepsi yaitu adalah konsep yang mungkin sulit dipelajari
kesalahpahaman konsep pola pikir dengan oleh siswa. Konsep ini penting karena semua
pemahaman ilmiah. Miskonsepsi disebabkan reaksi kimia memiliki pereaksi pembatas
oleh beberapa faktor seperti kesulitan untuk (Richter, 1985). Seperti yang diungkapkan oleh
menyesuaikan cara berpikir baru, sulit Sudarmo (2013) (dalam Valentie, 2019)
menerima sudut pandang lain serta pereaksi pembatas merupakan campuran antara
mempertahankan pemahaman mereka. Selain zat-zat pereaksi yang salah satu diantara zat-zat
itu faktor lain seperti kemampuan guru dalam pereaksi tersebut merupakan zat pereaksi yang
mengajar, kemampuan siswa dalam habis bereaksi terlebih dahulu yang membatasi
memahami, buku teks dan beberapa hal yang hasil reaksi. Seringkali dalam pencampuran
berasal dari kehidupan siswa. Munculnya zat-zat pereaksi, terjadi ketidaksamaan
miskonsepsi ini dimulai dari konsep awal siswa perbandingan jumlah mol dengan perbandingan
sebelum memulai pembelajaran, yang disebut koefisien reaksinya. Oleh karena itu, salah satu
dengan prakonsepsi. Prakonsepsi berasal dari zat pereaksinya akan habis terlebih dahulu,
pemahaman konsep awal siswa yang terbatas sedangkan zat pereaksi yang lainnya akan
untuk mencari informasi yang diberikan oleh tersisa.
guru atau buku teks (Medina, 2017). Adanya Selama ini miskonsepsi siswa
prakonsepsi yang salah pada pembelajaran tentang pereaksi terbatas tergolong kurang
kimia dapat berpotensi dalam berkembangnya baik, yaitu siswa telah mampu menghitung
miskonsepsi. Oleh karena itu, mengetahui jumlah mol zat pereaksi, tetapi tidak dapat
miskonsepsi yang dimiliki siswa menjadi menentukan zat mana yang merupakan zat
sangat penting agar nantinya bisa diupayakan pereaksi pembatas dan pereaksi sisa dalam
model pembelajaran yang sesuai untuk suatu reaksi. Bentuk miskonsepsi ini didukung
mencegah dan mengurangi miskonsepsi oleh penelitian Aini et al., (2016) menunjukkan
(Pikoli, 2020). bahwa salah satu paham miskonsepsi yang
Miskonsepsi pada ilmu kimia bisa ditemukan dalam penelitiannya yaitu siswa
menyebabkan kurang berhasilnya siswa dalam menganggap pereaksi pembatas merupakan
menerapkan konsep tersebut karena pada suatu zat pereaksi yang ditandai dengan massa
akhirnya siswa akan gagal dalam mempelajari terkecil.
konsep-konsep kimia. oleh karena itu perlu Berdasarkan dari hasil penjelasan
dilakukan upaya untuk mencegah, diatas, maka peneliti tertarik melakukan
menghilangkan atau mereduksi miskonsepsi penelitian mengenai analisis miskonsepsi siswa
(Pikoli & Sihaloho, 2014) pada materi Pereaksi Pembatas pada siswa.
Materi pereaksi pembatas terdapat
dalam bagian materi Stoikiometri yang METODE PENELITIAN
dipelajari pada subbab terakhir. Kurangnya Jenis Penelitian
pemahaman tentang sejumlah konsep yang Jenis penelitian yang digunakan pada
terkait dalam stoikiometri, maka materi ini penelitian ini adalah deskriptif. Pendekatan
kuantitatif deskriptif adalah salah satu jenis
dianggap sulit bagi siswa sehingga berpengaruh
penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara
terhadap kemampuan dalam memecahkan
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan
masalah yang terkait dalam stoikiometri sifat populasi tertentu, atau mencoba
(Shadreck & Enunuwe, 2018). Dalam menggambarkan fenomena secara detail (Yusuf,
pembelajaran kimia, konsep pereaksi pembatas 2016)
53 Jambura Journal of Educational Chemistry, Vol. 4, No. 1, Februari 2022
P = 𝐽𝑆 x 100% (1)
34.3
29.8
Keterangan :
27.5
24.7
18.5
18.0
14.6
14.6
14.0
(%)
10.9
10.7
5.1
4.7
4.0
dilihat dari reaktan. Konsep yang benar untuk menjawab bahwa rumus untuk mencari mol
menentukan pereaksi pembatas yaitu dilihat dari zat pereaksi pembentuk yaitu
pereaksi yang habis bereaksi terlebih dahulu dan mol yang ditanya
pereaksi pembentuk (H2O) = ×
koefisien pereaksi pembatas
menjadi pembatas dari reaksi tersebut. Sedangkan
mol yang diketahui
pereaksi berlebih yaitu zat pereaksi yang tidak habis
Pola jawaban siswa yang lain adalah siswa
bereaksi atau bersisa.
menjawab bahwa rumus mol pereaksi pembentuk
e. Analisis Miskonsepsi Pada Indikator
adalah
Menghitung Mol Zat Pereaksi Berlebih mol yang ditanya
Pada indikator ini rata-rata siswa yang Mol pereaksi pembentuk (H2O) = ×
mol yang diketahui
mengalami miskonsepsi 1 (MK 1) sebesar 5,1%, koefisien pereaksi pembatas.
siswa yang mengalami miskonsepsi 2 (MK 2) Konsep rumus yang benar yaitu
sebesar 8,4% dan siswa yang mengalami Mol reaksi pembentuk (H2O) =
miskonsepsi 3 (MK 3) sebesar 47,8%. Pada konsep koefisien yang ditanya
× mol yang diketahui
ini sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi 3 koefisien pereaksi pembatas
(MK3). Miskonsepsi pada indikator ini adalah siswa Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa
cenderung salah terhadap rumus serta perhitungan yang mengalami miskonsepsi pada indikator ini.
pada mol zat pereaksi berlebih dimana setelah Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal
ditelusuri kebanyakan dari hasil tes siswa menjawab perhitungan bukan berarti mereka semua
mol pereaksi sisa miskonsepsi akan tetapi mereka kurang paham. Jika
bahwa mol pereaksi tersisa = .
mol pereaksi pembatas mereka memiliki bekal konsep yang baik, maka
Pola jawaban siswa lainnya menganggap bahwa mereka bisa menjawab soal perhitungan dengan
rumus mol pereaksi tersisa yaitu mol pereaksi sisa baik dan benar.
dikali mol pereaksi pembatas. Padahal rumus yang
benar yaitu mol pereaksi tersisa yaitu mol pereaksi KESIMPULAN
sisa dikurangi dengan mol pereaksi pembatas. Hal Rata-rata siswa kelas XI IPA MAN 1 Kota
ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang Gorontalo mengalami miskonsepsi. Hal ini dapat
mengalami miskonsepsi pada indikator ini. dilihat pada analisis data rata-rata siswa yang
Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal mengalami miskonsepsi diseluruh indikator untuk
perhitungan bukan berarti mereka semua kategori Miskonsepsi 1 (MK1) sebesar 12,2%,
miskonsepsi akan tetapi mereka kurang paham. Jika untuk kategori miskonsepsi 2 (MK2) sebesar 9,4%
mereka memiliki bekal konsep yang baik, maka dan untuk miskonsepsi 3 (MK3) sebesar 34,6%.
mereka bisa menjawab soal perhitungan dengan
baik dan benar. UCAPAN TERIMA KASIH
f. Analisis Miskonsepsi Pada Indikator Terima kasih kepada semua pihak yang
Menghitung Jumlah Mol Dari Reaksi telah membantu dalam penulisan artikel ini
Pembentuk sehingga artikel ini dapat tersusun dengan baik.
Pada indikator ini rata-rata siswa
mengalami miskonsepsi 1 (MK 1) sebesar 18,5%, DAFTAR PUSTAKA
siswa yang mengalami miskonsepsi 2 (MK 2) Aini, R. G., Ibnu, S., & Budiasih, E. (2016).
sebesar 14,6% dan siswa yang mengalami Identifikasi Miskonsepsi Dalam Materi
Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Di Sman 1
miskonsepsi 3 (MK 3) sebesar 24,7%. Pada konsep
Malang Melalui Soal Diagnostik Three-Tier.
ini sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi 3 Jurnal Pembelajaran Kimia (J-PEK), 01(2),
(MK3). Miskonsepsi pada indikator ini adalah siswa 50.
cenderung tidak paham terhadap rumus serta
Khairunnisa, K., & Prodjosantoso, A. (2020).
perhitungan pada mol zat reaksi pembentuk dimana Analysis of Students Misconception in
setelah ditelusuri kebanyakan dari hasil tes siswa Chemical Equilibrium Material Using Three
Tier Test. JTK (Jurnal Tadris Kimiya), 5(1),
56 Jambura Journal of Educational Chemistry, Vol. 4, No. 1, Februari 2022