ABSTRAK
Pembelajaran bermakna dalam kimia perlu memperhatikan karakter konten kimia dan
peserta didik. Problem Based Learning (PBL) memberikan lingkungan belajar yang erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat mendukung tercapainya pembelajaran kimia yang
bermakna bagi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keaktifan, kreativitas
dan prestasi belajar kimia siswa pada implementasi problem based learning (PBL) untuk topik
struktur atom. Penelitian ini merupakan penelitian best practice yang dilakukan di kelas X MIPA
disalah satu SMA di kota Serang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif.
Instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi keaktifan siswa, lembar penilaian proyek dan
30 soal tes struktur atom. Analisis data dilakukan dengan mengkonversi skor penilaian kedalam
nilai persentase kelas dan selanjutnya dikategorisasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata 78% siswa aktif selama pembelajaran dan kreativitas siswa terukur dalam kategori tinggi
dengan skor rata-rata 78. Implementasi PBL juga memberikan pengaruh pada peningkatan
prestasi belajar kimia siswa yang lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya.
Kata kunci: Problem-based Learning; Struktur atom; keaktifan; kreativitas; prestasi belajar
ABSTRACT
Meaningful learning in chemistry needs to consider the character of chemical content and
students. Problem-based learning (PBL) provides a learning environment that is related to daily
life and can support the achievement of meaningful learning for students in chemistry. This
research aims to describe the students' activity and creativity and students' chemistry learning
achievement in implementing problem-based learning (PBL). This research was a best practice
research that was implemented in the class of X MIPA at one of the high schools in the Serang
city. This research used the descriptive quantitative method. The research instrument consisted
of student observation sheets, project assessment sheets, and 30 items of atomic structure test.
Data were analyzed by convert the assessment scores to become the value of grade percentages
and then categorized. The results showed that an average of 78% of students active during
learning, and students' creativity was in the high category with an average score of 78. The
implementation of PBL can also improve the students' chemistry learning achievement better than
in previous learning.
kimia. Siswa yang suka dengan kimia akan dengan konten kimia yang akan diajarkan
memiliki motivasi dan antusiasme yang dan juga karakter siswa kelas X MIPA.
besar dalam belajar kimia. Sementara itu, Problem-based learning (PBL) merupakan
siswa yang menganggap kimia sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat
pelajaran yang sulit akan memiliki motivasi memfasilitasi siswa belajar kimia secara
yang rendah. Motivasi siswa dalam belajar kontekstual sehingga lebih mudah dipahami.
kimia juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan PBL memberikan lingkungan belajar yang
pembelajaran yang kurang menarik dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-
terkadang dikemas hanya dengan metode hari sehingga PBL dapat mendukung
ceramah saja, sehingga siswa cenderung tercapainya pembelajaran yang bermakna
bosan dan sulit memahami konten yang (Abanikannda, 2016). PBL adalah
disampaikan. Pembelajaran kimia yang pembelajaran yang berpusat pada siswa
kurang menarik juga dapat menyebabkan yang memberdayakan siswa untuk
siswa tidak fokus dalam kegiatan melakukan penelitian, mengintegrasikan
pembelajaran sehingga terkadang membuat teori dan praktik, dan menerapkan
siswa sibuk sendiri dengan kreativitasnya pengetahuan dan keterampilan untuk
yang tidak ada kaitannya dengan mengembangkan solusi yang layak untuk
pembelajaran. Siswa kelas X MIPA juga masalah yang ditentukan (Gunter & Alpat,
merupakan siswa yang aktif, namun 2017). Pada Implementasi PBL, pengajar
keaktifan yang dimiliki siswa belum terarah mendorong siswa untuk menggunakan
dengan baik sehingga perlu adanya wadah pemikiran logis dalam memecahkan
atau media agar keaktifan siswa lebih masalah yang diberikan sehingga dapat
terarah khususnya dalam pembelajaran mengembangkan keterampilan berfikir
kimia. Kegiatan pembelajaran yang tingkat tinggi. PBL memberikan pengalaman
dilakukan terkadang kurang mewadahi yang nyata kepada siswa dalam
keaktifan dan kreativitas yang dimiliki siswa. menghadapi dan menyelesaikan masalah
Tidak terfasilitasinya keaktifan dan yang kompleks dan realistis (Abanikannda,
kreativitas siswa dapat disebabkan juga 2016). Hal ini sesuai dengan tujuan dari
karena pemilihan model pembelajaran yang kurikulum pendidikan Sekolah Menengah
kurang tepat. Dimana dalam memilih model Atas (SMA) yang menekankan pada cara
pembelajaran harus disesuaikan dengan mendorong siswa belajar untuk berpikir
karakteristik konten kimia yang akan kreatif agar memiliki kompetensi untuk
diajarkan dan juga mempertimbangkan bekerja sama, memahami potensi diri,
karakter peserta didik. meningkatkan kinerja dan berkomunikasi
Upaya yang dapat dilakukan untuk secara efektif dalam setiap pemecahan
memperbaiki pembelajaran kimia di kelas X masalah yang dihadapi (Muskitta & Djukri,
MIPA adalah dengan menggunakan model 2016).
pembelajaran yang tepat yang sesuai
2816 Indah Langitasari et al., Problem-Based Learning (PBL) Pada Topik Struktur ….
100
Presentasi siswa
80
60 78 81 76
40
20
0
Bertanya Mengungkapkan pendapat Mengkomunikasikan hasil
diskusi
100
80
Rerata kelas
60 81 77 75 78
40
20
0
Kreatifitas Keaslian Produk Kesesuaian Estetika
Konsep
masalah, berkomunikasi, mencari dan kreativitas siswa. Pada tahap ini pengajar
mengolah data sampai membuat kesimpul- membimbing siswa merencanakan dan
an dari konsep yang dipelajari. Dengan membuat pemodelan model atom sebagai
demikian, keterampilan berkomunikasi, jawaban dari masalah yang telah dipecah-
menganalisis, bekerjasama dan keterampil- kan. Dalam kegiatan ini, siswa-siswa terlihat
an pemecahan masalah siswa dapat dilatih sangat kreatif menuangkan hasil diskusi
pada tahap ini. mereka dalam bentuk pemodelan atom
Metode diskusi juga merupakan salah dengan menggunakan bahan-bahan yang
satu cara untuk mewadahi keaktifan siswa di ada di sekitar mereka. Pembuatan pemodel-
dalam pembelajaran. Keaktifan siswa juga an model atom juga merupakan cara untuk
dibangun dalam bentuk presentasi kelas, membuat pembelajaran struktur atom yang
dimana setiap kelompok harus meng- bersifat abstrak menjadi lebih konkret.
komunikasikan hasil diskusinya di depan Pemodelan (gambar, animasi), eksperimen
kelas. Kelompok belajar siswa dibentuk dan demonstrasi merupakan strategi yang
dengan memperhatikan kemampuan awal dapat membuat konsep yang abstrak
siswa. Setiap kelompok terdiri dari siswa- menjadi konkret sehingga menghasilkan
siswa dengan kemampuan yang beragam pembelajaran yang bermakna (Tuysuz et al.,
(tinggi, sedang dan rendah). Tujuannya 2011). Topik struktur atom sebagian besar
adalah agar siswa dapat saling membatu melibatkan konsep-konsep yang bersifat
satu dengan yang lain. Siswa yang memiliki abstrak (tidak dapat di amati secara kasat
kemampuan awal tinggi dapat menjadi tutor mata). Melalui model atom yang dibuat
sebaya bagi siswa yang memiliki siswa, mereka dapat dengan mudah
kemampuan awal rendah. Dengan demikian mempelajari bagaimana sebenarnya struk-
setiap siswa memperoleh kesempatan yang tur atom dan partikel-partikel penyusun
sama untuk mudah memahami materi atom. Artefak (hasil proyek) dan hasil diskusi
struktur atom. Disamping itu, kelompok selanjutnya dipresentasikan oleh setiap
belajar siswa di label sebagai kelompok- kelompok di depan kelas dan ditanggapi
kelompok ilmuwan. Dengan pemberian label oleh kelompok lainnya. Pada kegiatan ini,
ilmuwan diharapkan akan memberikan rasa terlihat sekali keaktifan siswa untuk saling
bangga pada siswa dan memotivasi mereka bertanya dan berpendapat. Menurut
untuk serius dalam memecahkan per- Abanikannda (2016) Kegiatan diskusi dalam
masalahan yang diberikan dan pada PBL dapat melatih keterampilan inter-
akhirnya dapat menemukan konsep kimia personal siswa yang baik antara lain:
yang dipelajari. mendengarkan, bernegosiasi, kompromi,
Fase 4 dari kegiatan PBL didesain mendidik teman sebaya, memberi dan
melalui pemberian tugas proyek pembuatan menerima kritik dan memotivasi orang lain.
model atom sebagai output dari kegiatan Pada Fase 5 (menganalisis dan
pemecahan masalah. Pemberian tugas mengevaluasi proses mengatasi masalah)
proyek merupakan cara untuk mewadahi pengajar membimbing siswa untuk
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2813 – 2823 2821
Günter T. & Alpat S. K. 2017. The Effects of Putri, A.F.A., Ut, i ,B., dan Nugroho, A.N.C.
Problem-Based Learning (PBL) on the 2015. Penerapan Model Pembelajaran
Academic Achievement of Students Problem-Based Learning (PBL)
Studying ‘Electrochemistry’. Chemistry Disertai Eksperimen untuk Meningkat-
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2813 – 2823 2823