Anda di halaman 1dari 8

Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi,

Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran kimia

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN


SISWA DALAM MENGANALISIS HUBUNGAN ANTARA NOMOR
ATOM DAN SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
BERBANTUAN MEDIA BERBASIS TPACK

(YULIANA DORWINA ROSLI TALAN, S.Pd.- 02 Desember 2022)

Nama saya Yuliana Dorwina Rosli Talan, saya adalah seorang guru Kimia yang mengajar
di SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo. Sekolah yang berdiri sejak 2019 dan terletak di
Kabupaten Kupang-NTT ini merupakan salah satu sekolah misi yang dibangun untuk membantu
masyarakat desa Oebelo yang terkendala masalah ekonomi untuk menyekolahkan anak-anak
mereka. Anak-anak SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo adalah anak-anak yang dikategorikan
bisa dalam hal akademik tapi seringkali semangat belajar dan kemampuan mereka dalam
pelajaran Kimia kurang berkembang karena ketersediaan media pembelajaran yang terbatas dan
penggunaan model pembelajaran oleh guru yang belum bisa menjawab kebutuhan siswa-siswi di
sekolah ini. Sehingga perlu diterapkan model pembelajaran yang tepat dan pengadaan media
pembelajaran agar bisa meningkatkan kemampuan mereka terkhususnya di mata pelajaran
Kimia.
Situasi

Kimia merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari
tentang komposisi, struktur, dan sifat materi, beserta segala perubahan yang menyertai terjadinya
reaksi. Kajian dalam ilmu kimia itu sendiri meliputi fakta, konsep, hitungan, prinsip,
hukum-hukum, teori dan soal-soal. Konsep kimia merupakan satu kesatuan yang utuh dimana
konsepnya mencakup dari konsep yang sederhana sampai ke konsep yang lebih kompleks.

Karakteristik konsep ilmu kimia berbeda dengan konsep ilmu lainnya. Kimia berisi
hitungan, fakta yang harus diingat, kosa kata khusus, hukum-hukum yang mengaitkan satu ide
dengan ide yang lain yang harus dipahami secara benar dan tepat. Konsep-konsep kimia
merupakan konsep yang berjenjang, berkembang dari konsep-konsep yang sederhana menuju
konsep- konsep yang lebih kompleks. Suatu konsep kimia yang kompleks hanya dapat dikuasai
jika konsep-konsep yang mendasar telah benar-benar dipahami. Dengan demikian untuk
memahami konsep yang lebih tinggi tingkatannya perlu pemahaman yang benar terhadap konsep
dasar yang membangun konsep tersebut. Selain itu sebagian besar konsep-konsep kimia masih
merupakan konsep yang abstrak bagi siswa dan bahkan mereka sendiri tidak mengenali
konsep-konsep kunci ataupun hubungan antar konsep yang diperlukan untuk memahami konsep
tersebut. Akibatnya siswa tidak membangun pemahaman konsep-konsep kimia yang
fundamental pada awal mereka belajar kimia.

Dalam belajar kimia memerlukan keterampilan memahami konsep dan visualisasi. Selain
itu, diperlukan kemampuan untuk memadukan representasi berbeda dari fenomena kimia pada
level makroskopik, submikroskopik dan simbolik.siswa yang mengalami kesulitan akan bersikap
pasif, sedangkan siswa yang tidak mengalami kesulitan akan terlihat aktif, bersemangat, kritis
dan berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.

Permasalahan yang ditemui penulis adalah peserta didik kurang antusias dan kurang aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran kimia dengan materi konsep dan abstrak, sehingga proses
pembelajaran cenderung pasif yang menyebabkan prestasi belajar peserta didik masih rendah
dimana hanya sekitar 40% siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Disamping kemampuan
pemahaman materi konsep-konsep kimia masih rendah terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian
kimia siswa kelas X SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo semester 1 (sedang berjalan) pada tahun
pelajaran 2022/2023 sebesar 56.

Berdasarkan observasi diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya keaktifan dan hasil
belajar peserta didik disebabkan dari peserta didik dan guru mata pelajaran. Peserta didik
cenderung memiliki motivasi internal yang rendah. Sedangkan guru mata pelajaran pun dalam
melakukan aktivitas belajar mengajar selalu menggunakan model pembelajaran konvensional
yang berpusat pada guru serta tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi
peserta didik untuk dapat memahami konsep yang diberikan dengan mudah.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dan hasil belajar
peserta didik salah satunya adalah melalui penerapan model pembelajaran yang dapat
membangkitkan keaktifan berpikir dan kerja peserta didik yaitu model problem based Learning
dengan berbantuan media pembelajaran power point dan video pembelajaran.

Berdasarkan hasil kajian pustaka dan wawancara pakar didapatkan bahwa, pembelajaran
dengan problem based learning dengan bantuan media pembelajaran yang sesuai dapat
mendorong peserta didik untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dalam
menemukan dan memecahkan masalah, guru mendorong peserta didik untuk menemukan
masalah dan melakukan penyelidikan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip
pemahaman konsep untuk mereka sendiri. Setiap tahap dalam model problem based learning
akan mendorong peserta didik berpikir secara kritis, analitis serta memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam menerima materi pelajaran,
sehingga menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, dan inovatif melalui penguatan
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal-hal ini diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi sifat
keperiodikan unsur.

Praktek pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami

permasalahan yang sama seperti yang saya alami. Sehingga praktik ini diharapkan selain bisa

memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi baru bagi

rekan guru lainnya.


Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini saya sebagai guru mempunyai tanggung

jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan media dan

model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar

siswa bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Tantangan

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru,
kepala sekolah serta pakar, maka beberapa tantangan yang terjadi untuk mencapai tujuan tersebut
yaitu :

● Guru belum menguasai penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan relevan
dengan siswa.
● Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang mengharuskan mereka harus aktif
dalam proses pembelajaran.
● Beberapa murid kurang aktif dalam kegiatan diskusi.
● Penggunaan media belum maksimal.
● Siswa tidak mengerti atau malu untuk bertanya.
● Siswa kurang melakukan latihan-latihan soal terkait materi yang dibahas.

Siapa saja yang terlibat :

● Saya sendiri sebagai Guru Kimia


● Murid kelas X-MIA dan X-IIS sebagai Sampel
● Kepala sekolah (Selmiani Y.E Lassi, S.Pd., M.Sc) sebagai penanggung jawab
● Rekan guru (Ibu Windy Triwulandari Lawa,S.Pd) yang membantu saya mengambil video.
Aksi

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

Aksi 1

1. Berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran : Guru harus belajar mandiri untuk

menguasai model pembelajaran yang bervariasi dan bisa menjawab kebutuhan siswa, salah

satunya dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang

digunakan adalah model pembelajaran Problem Based-Learning yang secara tidak langsung

memfasilitasi siswa untuk berpikir dan berperan aktif dalam pembelajaran. yang terdiri dari

5 fase/tahapan, yaitu :

● Mengorientasikan peserta didik pada masalah

● Mengorganisasikan peserta didik

● Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

● Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir

● Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

2. Berkaitan dengan kondisi siswa : siswa harus dibiasakan untuk beradaptasi dengan model

pembelajaran Problem Based-Learning yang membuat mereka aktif.

3. Berkaitan dengan suasana kelas : Guru dapat mendesain ruang kelas dengan baik, mulai dari

kebersihan, kerapian, keindahan, serta posisi tempat duduk, sehingga peserta didik dapat

merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Strategi yang digunakan yaitu memberikan

banyak latihan-latihan soal terkait materi yang diajarkan melalui tugas kelompok ataupun

tugas individu, dan di tuangkan dalam LKPD. Dapat juga memberikan game sehingga murid

merasa lebih antusias mengerjakan latihan soal dan tentunya lebih menyenangkan.

4. Berkaitan dengan penggunaan media : Guru harus kreatif dalam menggunakan media ajar

yang baik dan tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK berupa
slide pembelajaran animasi. Kemudian materi dapat ditayangkan melalui slide sehingga

dapat memudahkan peserta didik dan guru untuk memahami dan menyampaikan materi

pembelajaran.

5. Berkaitan dengan Penilaian : Guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan yang

dituangkan dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, indikator ketercapaian,

dan rubrik penilaian.

Refleksi Hasil dan dampak

Dampak yang terjadi setelah dilakukan model pembelajaran Problem Based Learning :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah siswa dalam memahami konsep sifat keperiodikan unsur terkhususnya dalam

menganalisis hubungan antara nomor atom dan sifat keperiodikan unsur dalam tabel sistem

periodik unsur dengan benar.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning menantang para siswa untuk belajar dan

bekerja berkelompok untuk mendapatkan dan mencari solusi dari permasalahan, membuat

murid lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode

konvensional yang selama ini sering digunakan. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan

murid yang meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PBL, walaupun

masih ada 2-3 orang murid yang masih tidak terlalu terlibat aktif dalam kegiatan diskusi

kelompok.

3. Dalam proses pembelajaran Problem Based Learning siswa menjadi lebih percaya diri

dalam belajar ditujukan dengan keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan serta

mempresentasikan hasil diskusi dengan bersemangat .

Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk

gambar dan slide pembelajaran animasi yang ditayangkan berbantukan powerpoint secara umum
dapat dikatakan efektif bagi guru karena dapat membantu guru menyampaikan materi lebih

mudah dan membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti

proses pembelajaran Kimia dengan topik Sifat keperiodikan Unsur, dimana pada saat

pembelajaran murid dibimbing untuk melihat permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari yang dikaitkan dengan materi sifat keperiodikan unsur, kemudian murid diminta

untuk bisa berdiskusi bersama melakukan penyelidikan atas permasalahan yang mereka temukan

pada saat orientasi.. Lalu guru membentuk kelompok untuk berdiskusi dan murid menyelesaikan

tugas yang diberikan guru pada lembar kerja (LKPD) kemudian mereka masing-masing

kelompok mempresentasikannya kedepan kelas. Diakhir pembelajaran guru memberikan

penguatan konsep sifat keperiodikan unsur, guru dan murid melakukan refleksi, memberikan

kesimpulan terhadap pembelajaran, dan diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi yang harus

diselesaikan oleh murid.

Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan strategi tersebut respon

dari lingkungan sekitar yaitu murid, teman sejawat, kepala sekolah dan guru pamong

memberikan respon positif. Diantaranya :

1. Untuk kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sinkron antara RPP dengan

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Penyajian materi sudah baik tapi masih ada kekurangan pada suara yang kurang keras

dalam video.

3. Posisi guru pada saat merekam video pembelajaran harus melihat intensitas pencahayaan

supaya kelihatan terang di dalam video dan tidak membelakangi cahaya.

4. Guru lebih aktif berkeliling dalam kelas, jangan terpaku dengan posisi hanya di depan

kelas saja.

5. Respon dari peserta didik mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan

karena kegiatannya seru dan tidak membosankan bagi mereka.


Pembelajaran penting apa yang didapatkan dalam Proses kegiatan yang sudah dilakukan :

Pembelajaran yang saya dapatkan baik dari Aksi 1 adalah dari kegiatan ini ternyata saya dapat

mendesain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dan membuat

media berbasis TPACK.

Begitu besarnya dampak dari penggunaan model pembelajaran inovatif serta penggunaan

media berbasis TPACK dalam kegiatan pembelajaran, hal itu dibuktikan dengan menggunakan

model dan media tersebut aktivitas pembelajaran terasa lebih menyenangkan serta dapat

meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik terhadap materi dan kegiatan pembelajaran

yang diberikan. Guru juga menyampaikan materi pembelajaran lebih mudah dibandingkan

menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan.

Anda mungkin juga menyukai