PENDAHULUAN
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar
dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan objek dari kegiatan
pendidikan.
pengajaran akan dicapai apabila peserta didik berusaha secara aktif untuk
mencapainya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi
juga darisegi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik saja yang aktif dan
mentalnya tidak aktif,maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini
sama saja dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak
belajar.
sesuatu yang dilihat akan melekat lebih lama dalam pikiran. Penyampaian
akan dapat menarik minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran
yang sedang diajarkan. Salah satu model tersebut adalah model Problem
Based Learning (PBL). Diharapkan model PBL lebih baik untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik jika dibandingkan dengan model konvensional. Guru
sains tergolong rendah. Hal ini disebabkan beberapa faktor yakni kurangnya
siswa seperti kurang fokus dalam menerima materi, bercerita sesama teman
siswa yang tidak aktif. Faktor kedua, kejenuhan anak dalam menerima materi
Kedua faktor tersebut berdampak pada nilai anak, hal ini ditunjukan
Salah satu model yang ditawarkan dalam penelitan ini yakni dengan
peserta didik dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru.
Selain itu, penerapan model PBL ini dapat menumbuhkan motivasi peseta
didik dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan model PBL adalah peserta
dihadapkan kepada anak dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan ketertarikan terhadap materi yang dipelajari
(Santiani at, all, 2017). Saat menerapkan model PBL tahap yang harus
menjadi hal yang perlu dilakukan untuk menarik minat belajar dan
meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini peserta didik juga dibimbing
Kelompok Kecil?
2. Apakah terdapat pengaruh penerapan model problem basic learning
berikut:
kelompok Kecil.
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
a) Bagi siswa
Pembelajaran dengan model problem basic learning dengan
b) Bagi guru
TINJAUAN PUSTKA
memahami konsep dari masalah yang ada agar dapat memahami esensi
masalah (2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu (3) Penyelidikan
siswa agar lebih aktif dalam pemecahan masalah (3) guru membantu
2003).
pemahaman terhadap konsep dan proses sains saja, tetapi juga diarahkan
5 komponen, berupa: peran sains, pemikiran dan kegiatan ilmiah, sains dan
pelajar.
Lebih lanjut Astuti (2016) literasi sains dapat dicirikan sebagai terdiri
dari empat aspek yang akan diperoleh yaitu: 1). menyadari situasi kehidupan
yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini adalah konteks untuk
dan keputusan.
Teoritis yang komprehensif untuk penilaian literasi sains selama studi
yakni: 1) Buta huruf ilmiah (Scientific illiteracy). Peserta didik yang tidak
beberapa pemahaman utama skema konseptual dari suatu disiplin ilmu dan
PISA 2000 membagi literasi sains alam tiga dimensi besar dalam
dan konteks aplikasi sains (OECD, 2001). Rosidah, Sunarti (2017) PISA
(Program for International Student Assessment) mengembangkan domain
minat terhadap sains dan rasa tanggung jawab terhadap sumber daya
dan lingkungan.
Kemampuan literasi sains merupakan suatu kemampuan yang
dengan sains. Selain itu, keterampilan literasi sains menuntut peserta didik
dengan teman-temannya.
adalah suatu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam
atau upaya yang digunakan oleh seorang pendidik agar proses belajar-
mengajar kepada siswa yang terdiri dari 3-6 orang dalam setiap kelompoknya
teori-teori konsep yang berlaku dan supaya siswa mendapat kepuasan dari
hasil belajarnya.
dan proses tertentu dalam kehidupan, dengan kata lain pembelajaran sains
bagi anak pada hakikatnya dijadikan sebagai media yang digunakan untuk
dalam diri anak (mirawati & rini nugraha, 2017). Lebih lanjut, Trundle
anak usia dini memberikan manfaat yang sangat besar untuk berbagai aspek
(Supriaty, 2015).
penelitian ini:
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model Problem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar materi sistem gerak pada
manusia siswa kelas VIII SMPN 4 Tulungagung. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment yaitu nonequivalent
kelas eksperimen (VIII F) dengan jumlah 32 siswa dan kelas kontrol (VIII
belajar materi sistem gerak pada manusia siswa kelas VIII SMPN 4
Tulungagung.
rancangan one group pretest posttest design. Subjek dalam penelitian ini,
model problem based learning sangat baik sesuai dengan sintaks. Hasil N-
Gain yang diperoleh melalui pretest dan posttest literasi sains dengan
memperoleh respons positif dari siswa dengan kategori sangat baik yang
learning dapat meningkatkan literasi sains siswa pada materi zat aditif.
Aspek kompetensi/proses sains merupakan aspek yang memiliki
bertujuan untuk mengembangkan tes literasi sains pada materi kalor yang
layak secara teoritis dan empiris. Kelayakan teoritis tes literasi sains
meliputi validitas logis pada ranah materi, onstruksi, dan bahasa yang
divalidasi oleh dua dosen fisika dan satu guru fisika. Kelayakan empiris
ditinjau dari validitas empiris butir soal, reliabilitas tes, tingkat kesukaran
butir soal, dan daya pembeda butir soal berdasarkan uji coba di lapangan.
validasi secara logis, dan revisi hingga didapatkan draf final yang siap
konstruksi dan bahasa dalam kategori sangat layak. Tes literasi sains
reliabilitas tes, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda butir soal.
diketahui profil kemampuan literasi sains siswa yang menjadi sujek uji
coba, yaitu sebanyak 27% siswa dengan kategori sangat kurang, 23%
siswa dengan kategori kurang, 20% siswa dengan kategori cukup, 20%
siswa dengan kategori baik, dan 10% siswa dengan kategori sangat baik.
sebelum diterapkannya model PBL, siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama Hindu kelas V sebelum
penelitian tindakan kelas dengan metode PBL, rata-rata hasil belajar siswa
pada aspek kognitif 85, rata-rata aspek afektif 87,5 dan aspek psikomotorik
pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 12,5% pada skor
aspek kognitif, peningkatan nilai pada aspek afektif sebesar 25%, dan
untuk hasil belajar pada aspek psikomotor ada adalah peningkatan 20%
BAB III
hanya berfokus kepada guru sebagai sumber ilmu. Siswa dan guru saling
satu model yang tepat dalam pembelajaran IPA yakni model pembelajaran
Sehingga tidak hanya peningkatan prestasi belajar para peserta didik tetapi
uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian Ini adalah sebagai
berikut:
3.2 Hipotesis
relevan, namun belum didasarkan pada fakta fakta empiris yang peroleh
Uji T dalam Penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 25.0 dengan
METODE PENELITIAN
Populasi merupakan suatu wilayah yang terdiri dari objek atau subjek
menurut Sugiono (Yahdi Kusnadi 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populai tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajarai
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi itu (Yahdi
Kendari yakni kelas V-A yang berjumlah 33 sebagai Kelas Eksperimen dan
semu. Jenis penelitian ini, mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
Group Design. Desain penelitian ini di bagi menjadi dua kelompok yang
dipilih. Kelompok pertama di beri perlakuan (X) dan kelompok lain tidak.
Eksperimen X O1
Kontrol - O2
Keterangan:
kelas eksperimen akan diterapkan Model Problem Based Learning dan kelas
kelompok kecil terhadap peningkatan Literasi sains siswa dapat dilihat pada
Kelas
Literasi
Sains
Tinggi (E1) D1 E1 D2 E1
Rendah (E2) D1 E2 D2 E2
Keterangan:
sebagai berikut:
dikuasai oleh teacher trainee sebagai salah satu dari keterampilan dasar
aktivitas manusia.
4.6 Pengumpulan Data
1. Soal Preetest literasi Sains siswa diberikan pada sampel yang akan
Sains rendah.
mengukur Kemampuan Literasi siswa. Tujuan dari tes ini adalah untuk
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social
dengan tujuan untuk memperoleh indikator yang valid yang digunakan dalam
penilaian ini sebanyak 8 butir soal essay yang terkait pada materi yang
diberikan. Instrument Literasi Sains diberikan pada kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
penilaian ini sebanyak 8 butir soal essay yang terkait pada materi yang
akan diberikan pada kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen. Instrument ini
statistik yang digunakan dalam menganalisis data sampel dari suatu populasi
2022) Statistik inferensial sangat tepat digunakan bila sampel diambil dari
populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan
1. Analsis Deskriptif
2. Analisis Inferensial
a. Menghitung nilai rerata dari soal pretest dan posttest terkait dengan
oleh guru
b. Menghitung nilai rerata dari soal pretest dan posttest terkait dengan
c. Untuk menghitung rerata nilai pada setiap butir test adalah sebagai
berikut:
Skor Perolehan
Nilai akhir= ×100 %
Skor Maksimal
S Post−S Pre
N−Gain=
S Maks−S Pre
Dimana:
e. Uji Prasyarat
i=1
Keterangan:
X2 = chi kuadrat
Keterangan:
F = homogenitas
S = Varians
X1 = Nilai Tengah
f. Uji hipotesis
0.05).
dilakukan sebagai uji hipotesis alternatif ketika data dari penelitian ini
Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05, maka H 0 ditolak dan Ha
diterima;
Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05, maka H 0 ditolak dan Ha
ditolak;
DAFTAR PUSTAKA