Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Masleni Harahap1, Edy Surya2


Mahasiswa PPs Prodi Pendidikan Dasar1), Dosean PPs Prodi Matematika2) Universitas
Negeri Medan Jalan Wiliem Iskandar Pasar V Medan Estate, 20221 Medan, Sumatera Utara,
Indonesia
Email : masleniharahap@mhs.unimed.ac.id

Abstrak
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran problem
based learning, mengetahui karakteristik dari model pembelajaran problem based learning,
mengetahui cara perencanaan pembelajaranmodel problem based learning, mengetahui
langkah-langkah pembelajaran problem based learnig, mengetahui kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran problem based learning.
Kata kunci : Perbolem Based Learing.

PENDAHULUAN
Problem Based Learning atau PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah
metode pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru untuk memecahkan masalah secara
bersama-sama.Siswa mempelajari materi tersebut dan harus terampil mengatasi masalah yang
terlibat di berbagai situasi seperti di kehidupan nyata, sedangkan guru perannya adalah
menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan mendukung pembelajaran
siswa.
Dalam pemilihan model pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
tujuan pembelajaran, karakteristik materi, dan karakteristik siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatka kemampuan pemecahan masalah dan
kemandirian belajar adalah model PBL. Hal ini dikarenakan model PBL merupakan suatu
model pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri
(Suprihatiningrum, 2016)

Hal ini juga diucapkan oleh Ibrahim dan Nur (Trianto, 2011: 96) bahwa pembelajaran
berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan banyak informasi
kepada siswa, tetapi untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, keterampilan intelektual, mempelajari peran orang dewasa juga belajar
mandiri dan mandiri. Melalui PBL yang diterapkan diharapkan siswa dalam proses
pembelajaran di kelas, dapat menumbuhkan keterampilan komunikasi matematis dan mampu
membentuk kepribadian siswa menjadi belajar mandiri dalam berbagai masalah yang
dihadapi siswa. PBL juga mencoba membantu siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan
diatur sendiri, dibimbing oleh guru yang selalu memberikan semangat dan penghargaan
ketika mereka mengajukan pertanyaan dan menemukan solusi mereka sendiri untuk masalah
nyata, akankah siswa belajar untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri.

1
Menurut Sheryl (dalam Rustam dkk, 2017), Pembelajaran berbasis masalah sebagai
metode pembelajaran, dibangun dengan ide konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran
berpusat pada siswa. Bila menggunakan pembelajaran berbasis masalah, guru membantu
siswa fokus pada pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata yang akan mendorong
siswa untuk memikirkan situasi masalah ketika siswa mencoba untuk memecahkan masalah.
Model pembelajaran ini dilakukan melalui kerjasama siswa dalam kelompok-kelompok kecil,
menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru bertindak sebagai
fasilitator dan menggunakan situasi kehidupan nyata sebagai fokus pembelajaran. Siswa akan
bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah nyata dan kompleks yang akan
mengembangkan pemecahan masalah keterampilan, penalaran, komunikasi, dan keterampilan
evaluasi diri melalui pembelajaran berbasis masalah.

Karakteristik PBM
Karakteristik atau ciri-ciri Problem Based Learning (PBL) menurut Akınoglu dan
Tandogan (dalam Wardono et al, 2016) sebagai berikut:
1. proses pembelajaran harus dimulai dengan masalah yang didominasi masalah nyata;
2. bahan dan kegiatan belajar harus memperhatikan keadaan agar dapat menarik perhatian
siswa;
3. guru adalah seorang supervisor selama proses pembelajaran;
4. siswa perlu diberi waktu untuk berpikir atau mengumpulkan informasi dan
mengembangkan strategi untuk pemecahan masalah;
5. tingkat kesulitan dari materi yang dipelajari tidak pada tingkat tinggi yang dapat membuat
siswa putus asa;
6. lingkungan belajar nyaman, tenang dan aman harus dibangun sehingga mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir dan menyelesaikan masalah.
Merencanakan Pembelajaran PBM
1. Memutuskan sasaran dan tujuan
Salah satu cara untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan
keterampilan, intelektual, dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan
membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri. Akan tetapi, kemungkinan yang
lebih besar adalah guru hanya akan menekankan pada satu atau dua tujuan dalam
pembelajaran tertentu.
2. Merancang Situasi bermasalah yang tepat
Kenyataannya bahwa situasi bermasalah yang membingungkan atau tidak jelas akan
membangkitkan rasa ingin tahu siswa, sehingga membuat mereka tertarik untuk
menyelidiki. Sebuah situasi bermasalah yang baik harus memenuhi 5 kriteria penting,
yaitu :
a. Situasi pemasalahannya autentik. Hal ini berarti bahwa masalahnya harus
dikaitkan dengan pengalaman real siswa dan bukan dengan prinsip-prinsip disiplin
akademis tertentu.
b. Masalah itu seharusnya tidak jelas sehingga menciptakan misteri atau teka-
teki, hal ini tidak dapat diselesaikan dengan jawaban sederhana dan membuktikan

2
solusi-solusi alternatif. Sehingga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berdialog dan berdebat.
c. Masalah itu seharusnya bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektualnya. Dalam permasalahan tersebut harus terdapat ilmu yang
dapat dipelajari siswa secara tidak langsung dan permasalahan tidak jauh dari
kehidupan nyata peserta didik.
d. Masalah itu seharusnya cukup luas. Hal ini memberikan kesempatan kepada
guru untuk memenuhi tujuan instruksionalnya, tetapi tetap dalam batasan-batasan yang
fisibel bagi pelajarannya dilihat dari segi waktu, ruang, dan keterbatasan sumber daya.
e. Masalah yang baik harus mendapatkan manfaat dari usaha kelompok bukan
justru dihalanginya.
3. Mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan logistic
Dalam hal ini guru sebagai penanggungjawab meyediakan bahan-bahan dan sumber
daya lainnya yang akan digunakan oleh peserta didik.

Langkah-langkah PBL
Ibrahim dan Nur (dalam Nurul, 2017) menambahkan bahwa langkah-langkah Problem
Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
No Fase Tingkah laku Guru
1 Orientasi Siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
kebutuhan logistic yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat dalam pemecahan
masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendefinisikan tugas belajar


yang terkait dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman Mendodrong siswa untuk mengumpulkan


individu/kelompok informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
dan mencari penjelasan dan solusi

4 Mengembangkan dan menyajikan Membantu siswa dalam merencanakan dan


hasil karya menyiapkan bahan-bahan untuk dipersentasikan
dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya

5 Menganalisis dan mengevaluasi Membantu siswa merefleksikan atau mengevaluasi


proses pemecahan masalah proses penyelididikan yang mereka gunakan dalam
menyelesaikan masalah.

Polya (dalam Edy, 2014) Proses pembelajaran matematika di kelas telah mengikuti
pembelajaran berbasis masalah. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah didasarkan
pada empat langkah pemecahan masalah oleh Polya (1971), yaitu: (1) memahami masalah,

3
(2) merencanakan solusi, (3) memecahkan masalah berdasarkan perencanaan pada langkah
kedua , (4) melihat kembali hasilnya. Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam
pemecahan masalah ini, guru harus merancang proses pembelajaran dengan memberikan
pengalaman pemecahan masalah yang membutuhkan strategi yang berbeda untuk masalah
yang diberikan.
Implementasi konkret dari langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah dapat
dibagi sebagai berikut: (1) menulis aspek apa yang diketahui dalam masalah, aspek ini
sebagai modal awal untuk menyelesaikan masalah, (2) menulis apa yang ditanyakan dalam
masalah, aspek ini adalah tujuan, (3) menulis model matematika dari masalah dengan
menggunakan aspek apa yang diketahui dari masalah, (4) menyelesaikan model pada langkah
ketiga, (5) melihat kembali hasilnya.
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
a. Membuat siswa lebih aktif
b. Potensi siswa lebih berkembangan.
c. Siswa dapat mengaplikasikan materi yang dia dapat dengan permasalahan dikehidupan
nyata
d. Siswa memahami dan mendapat manfaat dari apa yang dipelajari
2. Kekurangan
a. Tidak semua sekolah dapat melaksanakan sistem pembelajaran berbasis masalah karena
menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif.
b. Pelaksanaan PBL butuh waktu yang lama sehingga dianggap kurang efisien
c. Siswa tidak mendapat pengetahuan dasar secara utuh.
KESIMPULAN
Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan suatu permasalahan
sebagai sumber pembelajaran. Dengan sistem ini siswa belajar untuk memecahkan suatu
masalah dengan pengetahuan yang dia miliki dan siswa juga akan berusaha mengingat
kembali pengetahuan yang pernah dia dapat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam PBL siswa dituntut untuk berpikir secara luas dan cerdas agar mendapatkan
solusi untuk permasalahan yang diajukan oleh guru.Siswa juga dituntut untuk aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran.Dengan sistem PBL ini maka kegiatan belajar akan lebih
bermakna bagi siswa dan siswa akan lebih memahami dan mengerti bahwa ilmu yang
mereka dapat bisa mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata.

Bagi para guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa,
salah satunya pembelajaran berbasis masalah, perlu ditingkatkan karena tantangan kehidupan
masa sekarang dan masa yang akan datang akan semakin kompleks dan menuntut setiap
orang secara individual mampu menghadapinya dengan berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang relevan.
SARAN
PBM harus diterapkan dalam pembelajaran karena menuntut kesiapan baik pihak guru
sebagai seorang fasilitator sekaligus bagi pembimbing. Dan guru diharuskan memiliki skill
atau kemampuan dan kreatifitas untuk bisa menjadi pendidik yang baik.

4
DAFTAR PUSTAKA

Aman S, dkk. 2018. The Improving Mtahematical Communication Ability and Students Self-
Regulation Learning Through on Batak Toba Culture. American Journal of Education
Research. Vol. 6. No. 10:1397
Nurullita, dkk. 2017. The Effect of Problem BasedLearning to Students Mathematical
Problem Solving Ability . International Journal of Advance Reasearch and Ideas In
Education.Vol. 3. Issue.2 :3341-3346.
Nurul R, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Brbasis Masalah (Problem Based
Learning) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa.ResearchGate:1-
10
Edy S,dkk. 2018. Effect of Problem Based Learning Toward Mathematical Communication
Ability and Self-Regulated Learning. Journal of Education and Practice. Vol 9. No. 6 :
14-23.
Edy S,dkk. 2013. Improving of Junior High School Thinking Representation Ability in
Mathematical Problem Solving by CTL. Vol 4. No. 1 : 113-126.
Edy S,dkk. 2014. The Development of Problem Based Learning Model to Construct High
Order Thinking Skill Students’ on Mathematcal Learning in SMA/MA. Journal of
Education and Practice.Vol.5. No 39:52-
Pinta Y, dkk. 2017. Aplication of Problem Based Learning to Students’ Improving on
Mathematics Concept of Ability . International Journal of Science: Bassic Applited
Research (IJSBAR).Vol. 33. No. 3 :261-26955.
Rosmawati, dkk. 2017.Pengaruh Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa. ResearchGate:1-9
Reny R, dkk. 2019.Penerapan ModelBased Learning (PBL) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa. Journal for Research
in Mathematics Learning. Vol.2, No.1:049-057.

Anda mungkin juga menyukai