Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“IDENTIFIKASI MASALAH DAN FORMULASI MASALAH DALAM PENELITIAN


TINDAKAN KELAS (PTK)”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

“Penelitian Tindakan Kelas”

Dosen Pengampu :

Awal Nur Kholifatur Rosyidah, M.Pd

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 1

Ningrum Ayu Kertani (E1E218111)

Nova Yulianingsih (E1E218112)

Raiyan Fadila (E1E218132)

Rezki Triviananda (E1E218135)

Rini Oktafiani (E1E218137)

KELAS 6/D REGULER SORE

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin dan kuasa-
Nyalah kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Adapun maksud dan tujuan pembuatan
makalah ini, sebagai tugas mata kuliah kuliah penelitian Tindakan Kelas. Ucapan terima kasih,
kepada Ibu dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dalam hal
struktur maupun penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan maupun rintangan yang kami temukan,
namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Adapun masalah yang kami angkat
dalam makalah ini adalah mengenai “IDENTIFIKASI MASALAH DAN FORMULASI
MASALAH DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)”.
Akhir kata, disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.

Amiiin..

Mataram, 3 Mei 2021

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Identifikasi dan Analisis Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

B. Pengertian Formulasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

C. Pengertian Rumusan Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

D. Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

E. Contoh Aplikasi Ketiga Aspek Di Atas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA……………………..........…..….………………….................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana kita telah ketahui bersama bahawa Peneliti dalam sebuah penelitian
tindakan ialah melakukan identifikasi dan membuat perumusan masalah yang
memungkinkan diteliti lewat penelitian tindakan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
kedudukan perumusan atau formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal
yang menentukan keberhasilan langkah-langkah selanjutnya.
Dengan rumusan masalah yang jelas dan tajam, maka peneliti akan mampu
meletakkan dasar teori dan atau kerangka konseptual pemecahan masalah, hipotesis
tindakan akan dapat dirumuskan karena berdasarkan rumusan masalah dapat
diidentifikasi dan ditetapkan alternatif solusinya atau tindakan tepat yang perlu
dilakukan. Demikian pula data apa yang harus dikumpulkan untuk mengkaji atau sebagai
bahan refleksi atas tindakan yang telah dan sedang dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan apa yang
diharapkannya dalam penelitian tindakan.
Perlu disadari bahwa masalah penelitian tindakan mempunyai ciri atau
karakteristik yang berbeda dengan penelitian konvensional yang biasa dilakukan para
peneliti pendidikan di perguruan tinggi. Peneliti tidak berada di luar apa yang diteliti,
tetapi berada di dalamnya, di mana guru sebagai peneliti terlibat langsung dalam
pelaksanaan penelitian tindakan. Oleh karena itu, diharapkan dengan memilih masalah
yang tepat, guru sebagai peneliti selain dapat melakukan perbaikan, peningkatan dan atau
perubahan proses pembelajaran yang lebih baik, berdampak pula terhadap diri guru, yaitu
menumbuhkan sikap dan kemauan untuk selalu berupaya memperbaiki, meningkatkan
dan melakukan perubahan atau timbulnya budaya berdinamika dan menimbulkan budaya
untuk meneliti atau menjadikan dirinya sebagai guru peneliti.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengidentifikasi dan analisi masalah PTK?
2. Apa pengertian formulasi masalah PTK?
3. Bagaimana cara merusmuskan masalah PTK?
4. Apa pengertian judul PTK?
5. Berikan contoh aplikasi dari materi di atas!

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi dan analisis masalah PTK
2. Untuk mengetahui pengertian formulasi masalah PTK
3. Untuk mengetahui cara merumuskan masalah PTK
4. Untuk mengetahui pengertian judul PTK
5. Untuk mengetahui contoh aplikasi dari materi diatas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi dan Analisis Masalah Penelitian Tindkan Kelas (PTK)


a. Identifikasi masalah
Seperti dalam jenis penelitian lain, langkah pertama dalam penelitian tindakan
adalah mengidentifikasi masalah. Langkah ini merupakan langkah yang menentukan.
Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri
bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan seorang fasilitator supaya mereka
betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat berupa kekurangan
yang dirasakan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, etos kerja, kelancaran
komunikasi, kreativitas, dan sebagainya. Pada dasarnya, masalahnya berupa kesenjangan
antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan.
Masalahnya hendaknya bersifat tematik seperti telah disebutkan di atas dan dapat
diidentifikasi dengan pertolongan tabel dua arah model Aristoteles. Misalnya dalam
bidang pendidikan, ada empat sel lajur dan kolom, sehubungan dengan anggapan bahwa
ada empat komponen pokok yang ada di dalamnya (Schab, 1969) yaitu: guru, siswa,
bidang studi, dan lingkungan. Semua komponen tersebut berinteraksi dalam proses
belajar-mengajar, dan oleh karena itu dalam usaha memahami komponen tertentu peneliti
perlu memikirkan hubungan di antara komponen-komponen tersebut.
Berikut adalah beberapa kriteria dalam penentuan masalah:

1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan
dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program.
2. Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai memilih
masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para penelitinya dan
waktunya terlalu lama.
3. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan
hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan fenomena dangkal.
Berikut ini beberapa contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus penelitian
tindakan:

1. Rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan mahasiswa;


2. Rendahnya ketaatan staf pada perintah atasan;
3. Rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bidang studi tertentu
(misalnya. Matematika, Bahasa Inggris, IPA, dll)
4. Rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa;
5. Rendahnya kualitas pembelajaran bidang studi ditinjau dari tujuan mengembangkan
keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut; dan
6. Rendahnya kemandirian belajar siswa di suatu Sekolah Dasar.
Masalah hendaknya diidentifikasi melalui proses refleksi dan evaluasi, yang
dalam model Kemmis dan Taggart disebut reconnaissance, terhadap data pengamatan
awal. Masalah rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan
mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut (lihat nomor 5 di
atas) diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran
bahasa Inggris di kelas.

Seperti telah disebutkan di atas, masalah penelitian tindakan yang merupakan


kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan hendaknya
dideskripsikan untuk dapat merumuskannya. Pada intinya, rumusan masalah harus
mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan.

Dalam rumusan ada deskripsi tentang keadaan nyata dan deskripsi tentang
keadaan yang diinginkan dan kesenjangan antara dua keadaan tersebut, merupakan
masalah yang harus diselesaikan dengan menutupnya melalui tindakan yang sesuai.
Bagaimana cara menutupnya? Karena penelitian tindakan merupakan kegiatan akademik
dan profesional, seorang peneliti perlu mencari wawasan teoretis dari pustaka yang
relevan untuk dapat menentukan cara-cara yang akan digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitiannya. Pustaka yang ditinjau hendaknya mencakup teori-teori dan
hasil penelitian yang relevan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa teori dalam
penelitian tindakan bukan untuk diuji, melainkan untuk menuntun peneliti dalam
membuat keputusan-keputusan selama proses penelitian berlangsung. Wawasan teoretis
sangat mendukung proses analisis masalah. Pada akhir tinjauan pustaka, peneliti tindakan
dapat mengajukan hipotesis tindakan atau pertanyaan penelitian.

b. Analisis Masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi masalah
yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan untuk
memberikan penekanan yang memadai.
Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan
yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya; analisis sebab dan akibat tentang
kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data penelitian
yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau
untuk mengubah perspektif orang-orang yang terlibat dalam penelitian tentang
masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi di antara para peserta
penelitian dan fasilitatornya, juga kajian pustaka.

B. Pengertian dan Penulisan Formulasi Masalah


a. Pengertian Formulasi Masalah
Setiap proses meneliti harus memiliki masalah penelitian untuk dipecahkan.
Perumusan masalah penelitian merupakan langkah kerja yang tidak mudah, termasuk
para peneliti yang sudah berpengalaman sekalipun. Padahal, apabila dicermati, masalah
itu selalu ada di lingkungan sekeliling kita. Pemecahan yang dirumuskan dalam
penelitian, sangat berguna untuk membersihkan kebingungan kita terhadap berbagai hal
atau fenomena, untuk mengatasi rintangan ataupun untuk menutupi celah antar kegiatan
atau fenomena. Oleh karena itu, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi
penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah
tersebut. Perumusan masalah merupakan hal yang paling penting dari penelitian, dan
merupakan langkah awal yang penting sekaligus sebagai pekerjaan yang sulit dalam
penelitian ilmiah. Masalah dalam PTK dapat terjadi secara individual maupun secara
kelompok dihadapi oleh guru sehingga dalam penetapan masalah penelitian harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Masalah tersebut harus menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan
praktik yang dihadapi guru dalam menjalankan tugas kesehariaannya.
2. Masalah tersebut memungkinkan untuk dicarikan Alternative solusi melalui
tindakan yang konkrit
Formulasi masalah PTK merupakan upaya untuk mengungkap berbagai hal
berkaitan dengan masalah yang akan dijawab atau dipecahkan setelah tindakan
dilakukan. formulasi masalah merupakan titik tolak hipotesis yang akan dikemas menjadi
judul penelitian, sehingga harus jelas, padat dan tidak bertele-tele serta berisi implikasi
menunjukkan adanya data untuk memecahkan masalah. Dalam formulasi masalah ini,
hendaknya peneliti menghindari rumusan masalah yang terlalu umum atau terlalu sempit,
bersifat local atau terlalu argumentative.

Masalah PTK yang telah dipilih perlu diformulasikan secara komprehensif, jelas,
spesifik dan operasional, sehingga memungkinkan peneliti untuk memilih tindakan yang
tepat. formulasi masalah dapat dilakukan dalam kalimat pernyataan, pertanyaan atau
menggabungkan keduanya. Sebagai pedoman dalam memformasikan masalah PTK.

Dilihat dari segi isi (content) rumusan masalah, ataupun dari kondisi penunjang
yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang telah dipilih. Apabila dikalsifikasikan,
setidaknya ada tiga ciri masalah yang baik, sebagai berikut:

a. Masalah harus memiliki nilai penelitian, artinya:


 Mempunyai nilai keaslian
 Menyatakan suatu hubungan (setidaknya memiliki 2 variabel)
 Merupakan hal yang penting
 Dapat diuji
 Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
b. Masalah harus memiliki kelayakan (feasible), artinya:
 Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
 Biaya, sesuai kemampuan
 Waktu
 Biaya dan hasil harus balance
 Administrasi dan sponsor harus kuat
 Tidak bertentangan dengan hukum & adat.
c. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
 Menarik bagi si peneliti
 Sesuai dengan kualifikasi
Lebih lanjut herawati mengemukakan beberapa petunjuk yang dapat dipakai
sebagai pertimbangan dalam memformulasikan masalah PTK sebagai berikut:

1. Masalah hendaknya diformulasikan secara jelas, artinya tidak mempunyai


makna ganda.
2. Masalah peneliti dapat dituangkan dalam kalimat Tanya.
3. Formulasi masalah umumnya menunjukkan hubungan antara dua variabel atau
lebih.
4. Formulasi masalah hendaknya dapat diuji secara empiris. Maksudnya, dengan
formulasi maslah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
5. Formulasi masalah menunjukkan secara jelas subjek dan atau lokasi
penelitian.
b. Penulisan Formulasi Masalah
Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu
memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:

1. Aspek substansi
2. Aspek formulasi
3. Aspek teknis.
Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau
nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya
untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologik
dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoritik dalam
memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi
orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru
yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya
merupakan pengulangan atau replikasi saja.

Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat


interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif
(pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam
masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang
dipermasalahkan. Dan aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti
untuk melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat
diajukan seperti kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi
ajar, kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan
penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang akan
dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan sederhana
tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak memerlukan biaya, waktu,
dan tenaga yang besar.

C. Rumusan Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


a. Petunjuk Menulis Rumusan Masalah PTK
Pemilihan dan penetapan masalah penelitian merupakan langkah awal yang paling
krusial dan penting dalam suatu penelitian karena masalah penelitian mempengaruhi
strategi yang akan diterapkan dalam pemecahan masalah. Dalam mengidentifikasi dan
memformulasikan masalah PTK haruslah tepat dan memenuhi karakteristik sebagai
berikut (Ishariwi, 2008):

1. Identifikasi dan formulasi masalah harus memungkinkan untuk diteliti melalui


PTK
2. Formulasi masalah dirumuskan secara baik dan benar serta jelas agar peneliti
dapat dengan mudah meletakkan dasar teori atau kerangka konseptual dalam
pemecahan masalah dan alternative solusi tindakan yang tepat.
3. Formulasi masalah dan tindakan yang sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi akan memudahkan peneliti dalam menyusun hipotesis tindakan dan
mengumpulkan data penelitian.
4. Formulasi tindakan harus mencerminkan kesesuaian dengn masalah yang
diteliti dan menunjukkan perubahan atau peningkatan yang lebih baik.
5. Masalah dalam penelitian tindakan berbeda dengan masalah penelitian pada
umumnya (konvensional) karena dalam PTK peneliti terlibat langsung.
6. Pemilihan masalah PTK memenuhi kriteria :
a. untuk melakukan perubahan, peningkatan atau perbaikan proses kinerja
(proses pembelajaran);
b. memiliki dampak langsung terhadap peneliti yaitu menumbuhkan sikap dn
kemauan untuk selalu melakukan upaya perbaikan dan
c. menumbuhkan budaya meneliti dan menjadikan guru seorang peneliti
Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan
masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang
diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat
digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997).
Beberapa petunjuk tersebut antara lain:

1. Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai


makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
2. Formulasi masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan
dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
3. Formulasi masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan
rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab
pertanyaan tersebut (operasional).
Selain itu, Wardhani, dkk (2007) mengingatkan bahwa Formulasi Masalah harus
dirumuskan secara operasional sehingga perbaikan pembelajaran saat PTK dilaksanakan
dapat terarah. Wiriatmadja (2008) menyarankan agar terhapus keraguan bahwa guru telah
benar-benar memfokuskan permasalahan untuk diteliti, ada baiknya guru melakukan
diskusi dengan guru teman sejawat, atau meminta bantuan dosen LPTK yang telah
terbiasa menggunakan model penelitian tindakan ini.

b. Sumber dan cara perumusan masalah


Setelah Anda memilih satu masalah secara seksama, selanjutnya Anda perlu
merumuskan masalah itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci rumusan
masalah action research menggunakan lima pertanyaan:
1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?
2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?
3. Masalah apa sebenarnya itu?
4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan
hipotesis tindakan).
Contoh rumusan masalah:

1. Siswa di SLTP-X tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain di sekolah (Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3)
2. Grup action research percaya bahwa hal ini merupakan hasil dari jadwal mata
pelajaran dan cara guru mengajarkan materi tersebut (Ini menjawab pertanyaan 2)
3. Kita menginginkan para siswa melihat relevansi kurikulum sekolah, mengapresiasi
hubungan antara disiplin-disiplin akademis, dan dapat menerapkan keterampilan yang
diperoleh dalam satu mata pelajaran untuk pemecahan masalah dalam mata pelajaran
lain (Ini menjawab pertanyaan 4)
4. Oleh karena itu kita merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika, bahasa,
dan IPS dalam satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan Teknologi (Ini
manjawab pertanyaan 5)
Contoh pertanyaan penelitian:

1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu mata
pelajaran satu ke mata pelajaran lain?
2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata pelajaran
yang disukai?
3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
4. Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas mata
pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas mata pelajaran
tunggal?
D. Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Merumuskan judul PTK
“ Penerapan Metode Index Card Match ( ICM ) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV SDN 10 Taliwang”
1. Instrumen PTK :
Lembar observasi terstruktur
Nama Sekolah           :    SDN 10 TALIWANG
Kelas/Semester          :    IV / II
Pokok Bahasan         :    Sistem Pemerintahan Indonesia
Aspek yang diamati :
1. Siswa membaca setiap kartu yang telah mereka dapatkan.
2. Siswa mencari pasangan mereka dengan mencari jawaban dari kartu pertanyaan atau
mencari pertanyaan dari kartu jawaban
3. Siswa duduk berdekatan sesuai pasangan yang telah mereka dapatkanSetiap pasangan
siswa maju kedepan kelas secara bergantian membacakan pertanyaan pada kartu
untuk dijawab oleh pasangan siswa yang lain
4. Siswa menjawab soal tes dengan benar
Aspek yang Diamati
No Nama Siswa
1 2 3 4 5

Jumlah

Persentase

2. Lembar observasi tidak terstruktur

Siklus I                              

Hari/Tanggal                :      Senin , 13 april 2015

Pokok Bahasan           :      Sistem Pemerintahan Indonesia

Observer                     :      Kelompok 8

Gambaran Umum proses pembelajaran

1. Aktivitas Guru
       -

2. Aktivitas Siswa
        -

3. Saran Perbaikan
        -

Tembilahan, 12 April 2015

3. Lembar tes hasil belajar


Pokok bahasan                : Sistem Pemerintahan Indonesia

Soal:
1. Membentuk Kabinet merupakan tugas presiden dalam kedudukannya sebagai …
a. Kepala Negara                  c. lembaga tinggi negara
b. Kepala Pemerintahan       d. pemegang tertinggi Angkatan Darat
2. Tujuan pemerintahan sebuah Negara pada umumnya didasarkan pada …
a. Tujuan Negara                  c. sistem pemerintahan
b. Bentuk Negara                 d. bentuk pemerintahan
3. Pemegang kekuasaan pemerintahan pusat adalah …
a. Lembaga Legislatif          c.Lembaga Yudikatif
b. Lembaga Eksekutif          d.Lembaga Eksaminatif
4. Di Indonesia terdapat sebuah kabinet yang terdiri atas para menteri . Para menteri
merupakan bagian dari lembaga …
a. Legislatif                          c. Eksekutif
b. Yudikatif                          d. Eksaminatif
5. Peraturan Pelaksana UUD 1945 dapat membentuk undang undang. Pembuatan
Undang – Undang menjadi wewenang lembaga …
a. Legislatif                          c. Eksekutif
b. Yudikatif                          d. Eksaminatif

Essay

1. Dalam arti sempit, sistem pemerintahan diselenggarakan oleh badan …


2. DiIndonesia ,kepala Negara dan kepala pemerintahan berada di tangan ..
3. Komponen sistem pemerintahan dalam arti luas adalah lembaga
legislative,eksekutif, dan …
4. Sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia adalah sistem …
5. Lembaga Negara yang memegang kekuasaan pemeritahanan atau menjalankan
undang – undang disebut lembaga ….

E. Contoh Pengaplikasian Dari Materi Di Atas


1. Menemukan masalah
Contoh menemukan masalah:
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis melalui wawancara
terhadap guru bidang studi dan observasi terhadap proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di kelas IV SDN 10 Taliwang, maka ditemukan gejala-gejala
permasalahan sebagai berikut:
1. Siswa sering tidak memperhatikan penjelasan guru dan mengobrol dengan teman
sebangku saat guru menjelaskan materi pelajaran
2. Siswa kurang berminat untuk bertanya tentang materi yang belum dipahaminya ,
3. Banyak siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru
mengenai materi yang telah dijelaskan
4. Siswa sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru
5. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
6. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyajikan materi pelajaran,
sehingga siswa cenderung merasa bosan
7. Dari hasil belajar siswa yang diambil dari nilai ulangan harian, hanya 40 % dari
30 siswa yang mencapai KKM yang telah ditetapkan dan 60 % tidak mencapai
KKM
2. Mengidentifikasi masalah
Berdasarkan gejala – gejala permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :
a. Motivasi dan Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan masih rendah
b. Tingkat Pemahaman Siswa terhadap materi pelajaran masih rendah
c. Aktivitas belajar siswa masih rendah
d. Hasil belajar siswa masih rendah rendah.
3. Menemukan Batasan masalah
Agar masalah lebih terfokus dan terarah ,maka dalam penelitian ini penulis
membatasi masalah pada “ Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas IV SDN 10 TALIWANG “.
4. Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan masalah
a. Faktor Pribadi dan Sikap Guru dalam proses pembelajaran
b. Faktor intelektual dan bakat siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang rendah
c. Faktor  penggunaan metode yang digunakan guru kurang tepat sehingga siswa
menjadi pasif dan cenderung tidak memahami materi yang dijelaskan oleh guru
d. Faktor tidak adanya media yang digunakan guru untuk menyajikan materi
pelajaran
5. Merumuskan rumusan pemecahan masalah dalam hipotesis tindakan
a. Guru berusaha memperbaiki pribadi dan sikapnya dalam proses pembelajaran
b. Guru berusaha bekerjasama dengan keluarga siswa untuk meningkatkan
intelektual dan bakat siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
c. Guru harus mengganti metode pembelajaran yang tepat seperti metode belajar
aktif Index Card Match ( ICM ) .Metode ini dapat meningkatkan aktifitas  dan
hasil belajar siswa karena siswa diminta untuk mencari pasangan dengan cara
mencari jawaban dari pertanyaan atau mencari pertanyaan dari jawaban yang ada
pada kartu yang mereka dapatkan dari guru
d. Guru harus menggunakan media dalam pembelajaran seperti media visual atau
audiovisual yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran
6. Menentukan pilihan untuk tindakan pemecahan masalah
Berdasarkan hipotesis – hipotesis tindakan yang telah diuraikan ,maka penulis
memilih penggunaan metode pembelajaran yang tepat yaitu  Index Card Match ( ICM
) sebagai tindakan yang diberikan, karena metode ini dapat diaplikasikan pada semua
materi pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Belajar Mengirfan. 2015. Identifikasi Masalah dan Formulasi Masalah. Integrasi Pengetahuan
dan Teknologi. https://belajarmengirfan.wordpress.com/2015/04/04/identifikasi-masalah-dan-
formulasi-masalah/ . diakses pada hari minggu, 3 mei 2021.

https://karyatulisilmiah.com/formulasi-masalah-penelitian-tindakan-kelas-makalah/

Anda mungkin juga menyukai