Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

JENIS-JENIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DOSEN PENGAMPU:
Renni Ramadhani Lubis, M.Pd

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Ridho Zumara (2003010087)
Ramadhan Syahputra (2003010077)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
AL MAKSUM LANGKAT
2022/2023

KATA PENGANTAR

Pertama sekali kami ucapkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan
kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini, tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik itu dari
segi isi maupun tulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah kami
perlukan. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat bagi
kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yaitu Ibu Renni Ramadhani
Lubis, M.Pd yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah dan kepada
semua yang terlibat kami mengucapkan banyak banyak terima kasih.

Stabat, 19 September 2022


Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

A. Jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas............................................................2


B. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas................................................................4
C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas........................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................8

A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setelah kita mengetahui apa itu penelitian, maka hal selanjutnya yang akan dibahas
dalam pembuatan makalah ini yaitu jenis-jenis penelitian, kenapa hal itu perlu dibahas,
karena penelitian itu beragam, yang semua itu tentunya memiliki peran dan fungsi yang
berbada antara satu dengan yang lainnya, sehingga kita akan tau jenis penelitian apa yang
akan dilaksanakan dan sering dilaksakan di lapangan, baik itu oleh ilmuwan, guru atau
mahasiswa sekalipun. Salah satu jenis penelitian diantaranya yaitu Penelitian Tindakan Kelas
atau yang sering kita sebut dengan PTK, yang mana PTK ini merupakan salah satu tindakan
yang sengaja dimunculkan yang terjadi di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran di kelas agar lebih baik.
Penelitian Tindakan Kelas ini biasanya dilakukan oleh seorang guru untuk
mengetahui bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar dikelas apakah terlaksana dengan
baik atau tidak, bagaiamana menemukan solusinya dan cara memperbaikinya, karena tugas
seorang guru tidak hanya menyampaikan suatu materi pembelajaran saja melainkan
bagaimana cara membuat siswanya mau belajar.
Selain itu, guru yang hebat adalah guru yang berupaya untuk belajar, disamping ia
mengajar. Dan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah ajang pembelajaran yang terbaik
bagi guru. Seorang guru akan menjadi guru yang luar biasa, ketika ia mampu melaporkan
penelitiannya dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Untuk mengatahui lebih dalam lagi mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka
dalam makalah ini selain akan membahas mengenai jenis-jenis penelitian juga akan
membahas mengenai ciri khas dan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
B.     Rumusan Masalah                                                                                           
Berdasarkan latar belakang belakang diatas, adapun masalah yang ingin digali dalam
pembuatan makalah ini seperti terangkum dalam pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
1.      Apasaja jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?  
2.      Apa ciri khas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
3.      Bagaimana karakteristik Penilitian Tindakan Kelas (PTK)?
C.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian.
2.      Untuk mengetahui ciri khas Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3.      Untuk mengetahui karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas


Jenis Penelitian Tindakan kelas (PTK) secara umum dibagi menjadi 4 kelompok
menurut Chein dalam Paizaluddin dan Ermalinda mengemukakan bahwa jenis penelitian
tindakan kelas terbagi menjadi 4 yaitu:
1.       Penelitian Tindakan Diagnostik
PTK Diagnostik adalah penelitian yang dirancang dengan menentukan peneliti ke
arah suatu tindakan. Dalam hal ini Peneliti mendiagnosis dan memasuki sistuasi yang
terdapat di dalam latar penelitian.
Penelitian tindakan diagnostik ini dirancang untuk menuntun kearah tindakan.
Contohnya penelitian tindakan diagnostik yang dapat dilakukan adalah penelitian yang
dilakukan di suatu sekolah, atau organisasi masyarakat tertentu. Di sekolah tersebut banyak
terjadi pertengkaran antar beberapa kelompok siswa yang sering diikuti oleh perkelahian.
Suatu tim peneliti dari lembaga penelitian diundang. Wakil tiap-tiap kelompok siswa dan
juga ketua-ketua kelasnya diwawancarai tentang sikapnya terhadap kelompok yang lain,
kepuasannya, kekecewaannya, dan keikutsertaannya dalam kegiatan sekolah. Informasi yang
diperoleh ditabulasikan dan ditabulasi silang, hasil-hasilnya dianalisis, dan rekomendasi
dibuat.
Rekomendasi itu sendiri tidak diuji sebelumnya, dan juga bukan merupakan obyek
penelitian tertentu. Rekomendasi itu dihasilkan lebih kurang melalui proses intuitif
berdasarkan kumpulan pengalaman masa lalu dan diagnosis saat itu. Karena rekomendasi
dibuat oleh seorang ahli penelitian atau tim peneliti yang tidak terlibat dalam kehidupan
dalam ajang sasaran, ada kemungkinan bahwa rekomendasi tersebut tidak realistic. Inilah
kelemahan penelitian jenis.

2.       Penelitian Tindakan Partisipan


Penelitian tindakan jenis ini tumbuh dan berkembang karena dua kelemahan
penelitian tindakan jenis pertama di atas: (1) diagnosis tidak selalu mendorong dilakukannya
tindakan. Dan (2) ketidakterlibatan tim peneliti dalam masyarakat terkait kurang menjamin
pelaksanaan tindakan yang disarankan. Gagasan sentral penelitian tindakan partisipan ini
adalah bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses
penelitian dari awal. Dengan demikian, mereka itu tidak hanya dapat menyadari perlunya
melaksanakan program tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat dalam program
tindakan tersebut.
Contoh penelitian tindakan jenis ini dapat sama dengan contoh pada jenis pertama di
atas, namun peneliti harus berada di sekolah dari awal penelitiannya, yaitu pada waktu
mendiagnosis/menganalisis keadaan dan melihat kesenjangan antara keadaan nyata dan
keadaan yang diinginkan dan merumuskan rencana tindakan.
Kelemahannya adalah bahwa model ini menuntut curahan tenaga, pikiran, dan waktu
peneliti, yang kadang sulit dipenuhi karena dia juga memiliki pekerjaan sendiri.

3.      Penelitian Tindakan Empiris


Gagasan dasar penelitian tindakan jenis ini adalah melakukan sesuatu dan
membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi. Proses penelitiannya pada pokoknya
berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman dalam pekerjaan
sehari-hari.
Sebuah contoh dapat diberikan sebagai berikut. Pengurus jurusan di suatu perguruan
tinggi melihat adanya masalah dalam proses rapat jurusan. Dia mengemukakan
kepeduliannya di depan forum dosen, dan dia sangat lega karena semua dosen merasakan hal
yang sama. Dia mengajak semua dosen untuk bersama-sama merumuskan tindakan apa yang
mesti dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Kelemahan penelitian tindakan jenis ini adalah bahwa simpulan ditarik dari
pengalaman dengan satu kelompok atau beberapa kelompok yang berbeda dalam berbagai
segi yang tak terkontrol. Meskipun punya kelemahan, penelitian tindakan empiris dapat
menuntun peneliti untuk mengembangkan secara bertahap prinsip yang secara umum sahih.
Penelitian jenis ini cukup banyak kelemahannya, diantaranya:
a.       Banyak organisator dan pimpinan kelompok yang tidak memiliki kemampuan
merumuskan hipotesis tindakan secara eksplisit atau menyatakan simpulannya secara cermat.
b.      Pelaku penelitian yang juga dibebani dengan tanggung jawab tindakan biasanya tidak
mampu menyisihkan waktu untuk mencatat secara lengkap amatannya atau dalam beberapa
hal bahkan tidak dapat melakukan amatan itu sendiri.
c.       Jika penyimpanan catatan benar-benar memadai, biasanya begitu banyak yang berhasil
dikumpulkan, sehingga memerlukan usaha yang sangat besar untuk menganalisis seluruhnya.
d.      Bahkan dengan niat yang terbaik sekalipun sulit bagi pelaku penelitian untuk benar-
benar obyektif dalam menilaikeluaran usaha tindakannya sendiri. Faktor luar selalu
mempengaruhi apa yang terjadi dalam situasi kelompok, dan penafsiran terhadap
pengaruhnya selalu agak subjektif.

4.      Penelitian Tindakan Eksperimental


Penelitian tindakan eksperimental adalah penelitian yang berbagai teknik tindakannya
sangkil. Hampir selalu ada lebih dari satu cara untuk mencapai sesuatu.
Dari semua jenis penelitian tindakan, jenis eksperimental memiliki nilai potensial
terbesar untuk kemajuan pengetahuan ilmiah karena dalam keadaan yang menguntungkan
memberikan ujicoba yang mantap tentang hipotesis tertentu. Akan tetapi ia merupakan
bentuk penelitian tindakan yang tersulit untuk dilaksanakan dengan berhasil. Kesulitan-
kesulitan yang mungkin timbul termasuk:
a.       Keterbatasan kemampuan peneliti dalam membuat prediksi keakuratannya;
b.      Kekurang mampuan peneliti dalam mengontrol jalannya tindakan sosial; dan
c.       Kekurang mampuan peneliti dalam melakukan pengukuran yang layak sesuai dengan
sifat dasar hubungan sosial.
Kesulitan ini sebagian besar dapat dihindari jika program penelitiannya dari awal
direncanakan dengan bekerja sama dengan agen pelaksana yang bertanggung jawab atas
pemantauan pelaksanaannya, sehingga tindakan yang perlu benar-benar dilaksanakan. Hal
penting yang perlu dicatat adalah bahwa penelitian tindakan eksperimental akan berhasil jika
didukung oleh perencanaan dan kerja sama yang sangat baik dengan setiap orang yang terkait
dengan program tersebut.
Pemilihan jenis penelitian tindakan akan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi
yang dihadapi oleh peneliti. Namun, hendaknya kelemahan-kelemahan setiap jenis selalu
diingat sehingga manfaat dapat dipetik secara optimal.

B.     Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa ciri yang dapat
membedakannya dengan penelitian yang lain, adapun ciri-ciri tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yakni ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus. Ciri-ciri umum adalah sebagai
berikut:
1.      Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung
relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Ia berkenaan dengan diagnosis atau masalah
dalam konteks tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah dalam konteks tersebut.
Subjeknya bisa siswa di kelas, petatar di kelas penataran, mahasiswa dan dosen di ruang
kuliah dan sebagainya.
2.      Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis. Penelitian
tindakan kelas juga bersifat empiris, artinya ia mengandalkan observasi nyata dan data
perilaku.
3.      Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa
percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan
pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian atau pelaksanaan PTK.
4.      Partisipatori karena peneliti dan atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara
langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.
5.      Self-evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang di evaluasi dalam situasi yang
ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara
tertentu.
6.      Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan
dorongan untuk terjadinya perubahan.
7.      Secara ilmiah kurang ketat karena keshahihan internal dan eksternalnya lemah
meskipun di upayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah.
Sementara itu, ciri-ciri khusus Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
1.      Dalam PTK ada komitmen pada peningkatan pendidikan. Komitmen tersebut
memungkinkan setiap yang terlibat memberikan andil yang berarti demi tercapainya
peningkatan yang mereka sendiri dapat ikut rasakan.
2.      Dalam PTK, ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan meningkatkan
pemahaman dan praktik seseorang serta untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri.
3.      Pada PTK melekat tindakan yang berpengetahuan, berkomitmen dan bermaksud.
Tindakan dalam PTK direncanakan berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait
berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas
dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat di ubah ke arah perbaikan.
4.      Dalam PTK dilakukan pemantauan sistemik untuk menghasilkan data atau informasi
yang valid. Mengingat hasil PTK adalah pemahamn yang lebih baik terhadap praktik dan
pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi, pengumpulan datanya harus
sistematis sehingga peneliti dapat mengetahui arah perbaikannya dan juga dalam hal apa
pembelajaran telah terjadi.
5.      PTK melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi disini bukan penjelasan,
melainkan rangkaian certita tentang kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk
laporan.
6.      Perlunya validasi. Dalam hal ini melibatkan: (1) Pembuatan pernyataan; (2)
Pemeriksaan kritis terhadap pernyataan lewat pencocokkan dengan bukti; dan (3) Pelibatan
pihak lain dalam validasi.
Validasi terjadi dalam beberapa tingkatan, yakni (1) Validasi diri, yaitu penjelasan
yang diberikan peneliti tentang taktik atau kegiatan yang telah dilaksanakan; (2) Validasi
sejawat, yaitu pemeriksaan kritis terhadap bukti oleh teman sejawat, sehingga dapat dihindari
penyampuradukkan deskripsi dengan penjelasan, data dengan bukti dan menyediakan
kompensasi bagi kelemahan karena kurang lengkapnya catatan; dan (3) Validasi publik, yaitu
upaya meyakinkan publik tentang kebenaran klaim peneliti.

C.    Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


PTK berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. PTK memiliki
beberapa karakteristik, sebagai berikut:
1.      On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang
muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab
peneliti). Dengan demikian, PTK didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi guru
dalam proses belajar-mengajar di kelas.
2.      Problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah). PTK yang dilakukan
oleh guru dilakukan sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru
dalam PBM di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu sebagai upaya
menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya. PTK akan dilaksanakan jika guru sejak
awal dan dini menyadari ada permasalahan dalam peraktik pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi guru. Jika guru merasa bahwa apa yang dilakukannya dikelas dalam PBM tidak
bermasalah PTK tidak diperlukan. Dengan kata lain, PTK diperlukam jika guru merasa ada
yang tidak beres dalam PBM dikelas dan ia merasa perlu untuk memperbaiki secara
profesional.
3.      Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu). PTK dilaksanakan dalam
kerangka untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu PBM yang dilakukan oleh guru di
kelasnya. Dengan peningkatan mutu pendidikan secara makro. PTK bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dengan asumsi bahwa semakin baik
kualitas proses pembelajaran maka semakin baik pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
4.      Ciclic (siklus). Konseo tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang
terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus dalam PTK terdiri dari empat
tahapan, yakni perencanaan tindakan, melakukan tindakan pengamatan atau observasi dan
analisis atau refleksi.
5.      Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment)
tertentu untuk memperbaiki PBM dikelas. Jadi, tindakan dalam PTK adalah sebagai alat atau
cara untuk memperbaiki masalah dalam PBM yang dihadapi guru dikelas. Perbedaan yang
menonjol antara PTK dengan penelitian penelitian lainnya adalah harus ada perbaikan
tindakan yang dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi saat itu dalam konteks dan
situasi saat itu pula. Tindakan (action) itu benar-benar dimaksudkan untuk mengatasi masalah
yang dihadapi, bukan untuk mengembangkan atau menguji sebuah teori, dan juga tidak
dimaksudkan untuk menari solusi yang berlaku umum disetiap situasi dan kondisi. Jadi, tidak
perlu ada generalisasi hasil PTK. Disamping adanya tindakan, dalam PTK tindakan yang
dilakukan tadi harus ditelaah, kelebihan dan kekurangannya, pelaksanaannya, kesesuaiannya
dengan tujuan semula, penyimpangan yang terjadi selama pelaksanaan. Telaah terhadap
tindakan ini dilakukan pada saat pengamatan atau observasi.
6.      Pengkajian terhadap dampak tindakan. Dampak tindakan yang dilakukan harus dikaji
apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberikan dampak positif lain yang tidak diduga
sebelumnya, atau bahkan menimbulkan dampak negatif yang merugikan pesertan didik.   
7.      Specifics contextual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi
oleh guru dalam PBM di lahan kelas. Permasalahan dalam PTK adalah permasalahan yang
sifatnya spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan karakteristik siswa dalam kelas
tersebut. Oleh karena itu dalam PTK berbeda dengan penelitian pada umumnya. Misalnya
penelitia survey, ekperimen, deskripsi dan beberapa jenis penelitian lainnya. Dalam PTK
populasi dan sempelnya tidak terlalu canggih sebagaimana penelitian pada umumnya.
Metodologi dalam PTK bersifat longgar dan fleksibel tidak terlalu mengedepankan
pembukuan instrumen. Namun, sebagai kajian ilmiah pengumpulan data dalam PTK tetap
dilakukan dengan menekankan objektifitas. Tujuan PTK bukan menemukan pengetahuan
baru yang dapat digeneralisasikan, tetapi bersifat pragmatis dan praktis, yakni memperbaiki
atau meningkatkan mutu PBM dikelas. Solusi terhadap masalah-masalah yang digarap di
dalam suatu kegiatan PTK tdak untuk digeneralisasikan secara langsung. Jadi, setiap msalah
yang muncul harus segera dicarikan solusinya untuk saat itu dan kondisi dan konteks saat iru
pula. Tidak harus menunggu suatu cara penyelesaian yang dapat berlaku umum di setiap
situasi, konidsi, dan konteks. Namun demikian, tidak berarti PTK tidak dapat menemukan
solusi yang bersifat general. Dari kegiatan PTK yang berkesinambungan dan terorganisasi
dengan baik, pola situasi umum untuk beberapa masalah akan muncul sehingga generalisasi
hasil suatu kegiatan PTK mungkin juga dicapai tetapi setelah melalui beberapa kegiatan PTK.
8.      Participatory (collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan
pihak lain, seperti teman sejawat. Jadi, dalam PTK perlu ada partisipaasi dari pihak lain yang
berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK.
Kolaborasi dalam pelaksanaannya, seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan
kepala sekolah, guru dengan widyaswara dengan dosen dan guru dengan pengawas.
9.      Peneliti sekaligus sebagai praktis yang melakukan refleksi. Kegiatan penting lainnya
dalam PTK adalah adanya reflesi. Dalam refleksi ini banyak hal yang harus dilakukan, yaitu
mulai dari mengevaluasi tindakan sampai dengan memutuskan apakah masalah itu tuntas atau
perlu tindakan lain dalam siklus berikutnya. Refleksi adalah merenungkan apa yang sudah
kita kerjakan baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Sebenarnya kegiatan refleksi ini sering
dilakukan guru tanpa guru itu menyadarinya. Sebagai contoh refleksi yang sering dilakukan
oleh guru adalah pada saat seorang guru mengeluhkan tingkah laku negatif seorang siswa
atau sekelompok siswa di dalam kelas ketika proses belajar mengajar. Dengan melakukan
kegiatan refleksi menyebabkan munculnya berbagai pertanyaan pada diri seorang guru,
seperti: jangan-jangan ia mengajar kurang baik, atau jangan-jangan penampilannya kurang
disukai siswa, atau jangan-jangan siswa merasa bosan dengan pelajarang yang ia ajarkan,
atau jangan-jangan siswa kurang tertarik kepada pelajaran itu, atau seterusnya. Jadi
sebenarnya guru sering sekali melakukan kegiatan refleksi terhadapr apa yang terjadi dalam
PBM di kelasnya itu guru tersebut tertarik untuk mencari solusinya dengan melakukan
kegiatan PTK atau keluhan-keluhan tersebut berlalu begitu saja.
10.  Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam satu
siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planing), tidakan (action), pengamatan (observation),
dan refleksi (reflection) dan selanjutnya diulang kembali beberapa siklus.
Sedangkan menurut Richart Winter, ada 6 karakteristik PTK:
1.      Kritik refleksi; salah satu langkan dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan
khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan
kegiatan suatu aksi.
2.      Kritik dialektik; peneliti melakukan kritik terhadap fenomena yang di telitinya.
3.      Kolaboratif; di dalam PTK diperlukan adanya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain
seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, peserta didik dan sebagainya. Ke semuanya
itu di harapkan dapat di jadikan sumber data atau data sumber.
4.      Resiko; dengan adanya ciri resiko di harapkan dan di tuntut agar peneliti berani
mengambil resiko, terutama pada aktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin
ada di antaranya (a) melesetnya hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk melakukan suatu
transformasi
5.      Susunan jamak; bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok
supaya bersifat komprehensif.
6.      Internalisasi Teori dan Praktik; Menurut pandangan para ahli PTK bahwa antara teori
dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan
dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung
transformasi.
Jadi, karakteristik PTK yang paling jelas adalah bahwa penelitian ini  bukan sekedar ingin
tahu persoalan, tapi ingin mencari solusi persoalan dalam rangka memperbaiki keadaan
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ditinjau dari berbagai aspek, penelitian memiliki berbagai macam jenis, yang perlu
kita ketahui, diantaranya: (1) Menurut tujuannya, yaitu penelitian eksploratif, deskriptif,
eksperimen dan evaluasi, (2) Menurut model penelitiannya, yaitu, penelitian kualitatif dan
kuantitatif, (3) Menurut ketersediaan data, ada penelitian eksperimen dan non eksperimen, (4)
Berdasarkan manfaatnya, ada penelitian terapan dan penelitian dasar, dan (5) Menurut
tempat, yaitu ada penelitian laboratorium, lapangan dan perpustakaan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu penelitian yang dapat digunakan
sebagai ajang pembelajaran yang terbaik bagi guru. Seorang guru akan menjadi guru yang
luar biasa, ketika ia mampu melaporkan penelitiannya dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merukan suatu tindakan yang digunakan oleh guru
didalam kelas guna meningkatkan dan memperbaiki praktek-praktek pembelajaran agar lebih
baik, professional dan bermutu.

B.     Saran
Alhamdulillah akhirnya makalah ini berhasil kami susun. Kami sadar dalam proses
penyusunan hingga tersusunnya makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami akan sangat menghargai kritik dan saran dari rekan-rekan semua, agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih banyak buat semuanya.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Guru Bandung: CV Yrama Widya.2009.
Kartini, Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial Bandung: Mandar Maju.1996.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.2013.
Mahmud. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik Bandung: Tsabita.2008
Moh. Nazir. Metode Penelitian Jakarta: Ghalia Indonesia.2003.
Nizar, Ahmad. Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Ciputaska Media.2016.
Prasetyo. Metode Penelitian Kuantitatif;Teori dan Aplikasi Jakarta: Raja Grafindo
Persada.2003.

Anda mungkin juga menyukai