Anda di halaman 1dari 21

“Konsep Dan Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas”

Tugas Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas pada mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas yang diampu oleh

H. Jira Rastal Arif, M.M

Disusun Oleh Kelompok 1:

Aditya Putra Wijaya (180641099)

Agung Permana (180641134)

Hany Sri Sukmawati (180641093)

Yulia Khatimunnisa (180641107)

Zela Nurholiza (180641106)

Kelas SD 18–D1D-R4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas anugrah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
Dosen pengajar, juga untuk memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya
bagi penulis.

Kami telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,
namun kami menyadari adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Cirebon, 10 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 5

A. Sejarah Perkembangan PTK............................................................


..........................................................................................................5
B. Perkembangan PTK di Indonesia.......................................................8
C. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas................................................ 10
D. Tujuan dan Manfaat PTK................................................................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................... 16

A. Kesimpulan ..................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian Tindakan atau Action Research mulai berkembang sejak perang dunia ke dua.
Saat itu, Penelitian TIndakan sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju seperti
Inggris, Amerika, Australia, dan Canada. Munculnya istilah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) diawali dari adanya penelitian tindakan itu sendiri
atau action research. Pada awalnya penelitian tindakan digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-hari
dimanapun tempatnya, seperti kantor, pabrik, bank, sekolah, rumah sakit, dan lain
sebagainya. Penelitian Tindakan ini bersifat partisipatif karena dilakukan sendiri
oleh peneliti dari penentuan topik permasalahan, merumuskan masalah,
merencanakan, melaksanakan, sampai menganalisis dan membuat laporannya.
Selain bersifat partisipatif, penelitian tindakan juga bersifat kolaboratif. Hal ini
dikarenakan pada penelitian tindakan juga melibatkan rekan kerja dalam proses
penelitiannya.
Salah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki suatu proses
pembelajaran, yaitu melakukan penelitian tindakan kelas. Menurut Sukardi (2006:
1) kelas pada prinsipnya adalah penegasan yang mencerminkan tempat penelitian
berlangsung. Penelitian tindakan di bidang pendidikan dapat dilakukan dikelas,
sekolah, atau tempat lain yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Penelitian
Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian pendidikan yang penting
untuk dipahami oleh para guru. Penelitian Tindakan Kelas secara langsung
berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran dikelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) semakin lebih dikenal oleh para guru dan
para pendidik, serta para pengambil kebijakan pendidikan karena penelitian
tindakan kelas memang mempunyai kelebihan nyata, yaitu mampu memberikan
ide, perlakuan atau treatment nyata yang berupa tindakan perbaikan praktis yang
bisa dirasakan langsung oleh para responden yaitu guru atau siswa yang diteliti.

1
2

Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu


sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya
guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor
itu, guru dan siswa faktor terpenting. Pada kenyataanya pendidikan telah
dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan
serangkain peristiwa yang komplek yang melibatkan beberapa komponen antara
lain: tujuan, peserta didik, pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan.
Hubungan keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan
dalam suatu aktifitas satu pendidikan (Hadikusumo, 1995;36).
Salah satu kompetensi profesional yang dituntut dari guru adalah
kemampuan melakukan penelitian sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas
profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran (Arikunto, 2007:1-2).
Penelitian sederhana itu dinamakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pentingnya
PTK bagi guru, selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, juga untuk
kepentingan promosi kenaikan pangkat dan jabatan mulai dari golongan IV a ke
atas dan terlebih untuk penilaian portofolio dalam rangka sertifikasi.
Mengapa PTK penting dan strategis bagi guru? Hopkins (dalam
Wiriaatmadya, 2007: 11) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan
yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan
dan perubahan. Pernyataan Hopkins tersebut mengisyaratkan, bahwa guru adalah
pihak yang sangat berkepentingan dengan pelaksanaan PTK.
Selain itu, berbagai pihak sangat berkepentingan dalam PTK. Kemmis dan
MC Taggant (dalam Suparno, 2008:6) menjelaskan bahwa PTK sebagai bentuk
refleksi diri kolektif yang didahulukan oleh para partisipan dalam situasi sosial
dengan tujuan untuk memajukan produktivitas, rasionalitas, keadilan pada
persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala
sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat. Dalam dunia pendidikan, PTK
digunakan dalam pengembangan kurikulum, profesi, program sekolah,
perencanaan, dan kebijakan sekolah.
3

Perlu dipahami bahwa sebuah penelitian tindakan kependidikan merupakan


suatu proses pendidikan juga, sehingga guru melibatkan kompetensi personal
dengan kompetensi profesional dalam pekerjaannya, karena kedua hal ini sangat
diperlukan dalam melakukan penelitian yang melibatkan manusia. Dalam hal ini
dapat dikemukakan bahwa tanpa komitmen pribadi, mengajar tidak lebih dari
sekedar menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik seperti menuangkan air
kedalam gelas kosong. Untuk menghindari hal tersebut, sebagai seorang pendidik
yang baik kita harus mau bertanggung jawab untuk mendidik diri kita sendiri
terlebih dahulu sebelum melakukan pendidikan kepada peserta didik dan
masyarakat pada umumnya. Dalam kerangka inilah pentingnya calon guru dan
guru dibekali oleh kemampuan untuk melakukan penelitian, khususnya penelitian
tindakan kelas, yang akan membekali guru tersebut dalam melakukan berbagai
tindakan edukatif secara profesional, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan.
4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan penelitian tindakan kelas?
2. Bagaimana Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
Indonesia?
3. Apa pengertian konsep penelitian tindakan kelas?
4. Apa manfaat dan tujuan penelitian tindakan kelas?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui sejarah perkembangan penelitian tindakan kelas
2. Dapat mengetahui Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
di Indonesia
3. Dapat mengetahui pengertian konsep penelitian tindakan kelas
4. Dapat mengetahui manfaat dan tujuan penelitian tindakan kelas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Munculnya istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dikarenakan

untuk membedakan penelitian yang digunakan dalam dunia pendidikan

dengan penelitian tindakan pada bidang lainnya. Penambahan kata kelas pada

penelitian tindakan kelas ini, juga untuk mengarahkan pada pemecahan

permasalahan dengan penerapan langsung di kelas. Kelas di sini tidak hanya

berarti di ruang kelas, melainkan di manapun tempat guru tersebut

mengadakan proses pembelajaran baik itu di laboratiorium, tempat praktek,

atau proses pembelajaran di luar kelas.

Lahirnya rancangan penelitian tindakan kelas dapat ditelusuri dari awal

penelitian dalam ilmu pendidikan yang diinspirasi melalui pendekatan ilmiah

yang diadvokasi oleh filsuf John Dewey (1910) dalam bukunya How We

Think dan The Source of a Science of Education.

Awal mulanya, Action Research dikembangkan oleh seorang psikologi

bernama Kurt Lewin dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap

problem sosial, seperti pengangguran atau kenakalan remaja yang

berkembang di masyarakat pada waktu itu. Action Research diawali oleh

suatu kajian terhadap suatu problem secara sistematis. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin. Pada waktu itu, PTK

dipakai untuk mendeskripsikan penelitian yang merupakan perpaduan antara

pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu social dengan program tindak

5
6

social untuk menanggapi masalah social. Penelitian tindakan pertama kali

dikembangakan oleh Kurt Lewin seorang Jerman pada tahun 1940-an. Ia

seorang ahli psikologi social dan eksperimental. Ia adalah seorang yang

peduli terhadap masalah-masalah social dan memfokuskannya pada proses

kelompok partisipatif untuk menangani konflik, krisis, dan perubahan-

perubahan yang umumnya ada dalam suatu organisasi. Lewin pertama kali

mengemukakan istilah action research (penelitian tindakan) pada makalah-

makalah yang ditulisnya pada tahun 1946, yang antara lain berjudul Action

Research and Minority Problems, dan Characterizing action research as “a

Comparative Research un the Condition and Effect of Various Forms of

social action and Research Leading to social Action”.

Dalam proses perkembangan selanjutnya, pada tahun 1952-1953, Stephen

Corey memakai model ini untuk tindakan dalam dunia pendidikan yang

menurutnya bahwa dengan menggunakan PTK perubahan dapat dilaksanakan

dan dirasakan. Dalam PTK, guru, supervisor, orang tua, dan pejabat

administrator dapat terlibat dan dapat juga merasakan perubahan yang terjadi

pada anak didik.

Setelah itu tercatat ada beberapa proyek yang terkait dengan PTK

diantaranya, Council’s Humanities Curriculum Project (HCP) pada tahun

1967-1972 di Inggris. Kepala HCP, Lawrence Steen House (1975)

memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai

peneliti.
7

Sekitar tahun 1972-1975, ada proyek yang dinamakan Ford Teaching

Project, yang dipimpin oleh John Elliot dan Clem Adelman (Hopkins,

1993 : 32). Ada 40 guru Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang

dilibatkan dalam penelitian ini untuk menelaah praktek kelasnya dengan

penelitian tindakan, sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan

pengejaran mereka. Dari sinilah muncul istilah penelitian tindakan kelas.

Pada tahun 1976 didirikan suatu jaringan penelitian tindakan kelas yang

dinamakan classroom action research, yang berpusat di Cambridge

Institute.

Selanjutnya pada tahun 1980-an guru-guru di proyek John Elliot

memusatkan kegiatan pada “adanya kesenjangan antara mengajar untuk

pemahaman dan mengajar untuk kebutuhan”. Sejak saat itu, banyak

perhatian ditujukan pada PTK, karena semakin tingginya kesadaran guru

akan manfaat PTK.

Pada awal tahun 1980, di Amerika, muncul suatu keinginan untuk

mewujudkan kolaborasi dalam upaya mengembangkan profesionalisme

antara pendidik dan tenaga kependidikan. Gideonse (1983)

mengemukakan bahwa restorasi terhadap pendekatan penelitian perlu

diadakan sehingga penelitian yang dilakukan merupakan investigasi yang

terkendali terhadap berbagai fase pendidikan dan pembelajaran dengan

cara refleksi dan sistematis. Upaya kaloborasi ini dikenal sebagai

tindakan atau  Action research.


8

Selanjutnya Stephen Kemmis memikirkan bagaimana konsep Penelitian

Tindakan ini diterapkan pada bidang pendidikan (Kemmis,1982).

Berpusat pada Deakin University di Australia, Kemmis dan kolegannya

telah menghasilkan suatu seri publikasi dan materi pelajaran tentang

Penelitian Tindakan, Pengembangan Kurikulum, dan Evaluasi.

Selanjutnya, artikel mereka mengenai Penelitian Tindakan bermanfaat

untuk pengembangan penelitian Tindakan dalam bidang pendidikan.

Dalam ilmu sosial, Kurt levin (dalam McTaggart, 1993) memahami

antara hubungan antara teori dan praktik sebagai aplikasi dari hasil

penelitian. Menurut Levin kekuatan dari penelitian tindakan terletak pada

fokus penelitian, yaitu masalah-masalah sosial poitik.

B. Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia

Sebenarnya PTK sudah dilaksanakan oleh guru sejak ada proses pembelajaran

secara klasikal, meskipun tidak disadari oleh guru. Pada saat itu sudah dilakukan

upaya perbaikan proses pembelajaran di kelas, namun pada saat itu belum

dinamakan PTK. Sejak ada proses pembelajaran, praktis PTK sudah ada, hanya

saja belum ada laporan secara tertulis tentang upaya perbaikan pembelajaran di

dalam kelas.

Sampai dewasa ini keberadaan PTK sebagai salah satu jenis penelitian masih

sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot

keilmiahannya. Di dalam bidang pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada

skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam

kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar untuk suatu


9

pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini

akan dikemukan mengenai hakikat PTK.

Di Indonesia PTK masih dapat dikatakan relatif muda, karena selama ini

model penelitian di kelas berupa penelitian kuantitatif. Paradigma lama

beranggapan bahwa kelas hanya merupakan lapangan tempat uji coba teori,

tempat menyebarkan angket penelitian tanpa ada usaha melibatkan guru sebagai

tim peneliti, padahal guru merupakan kunci keberhasilan metode pembelajaran

yang hendak diujicobakan. Dengan munculnya PTK diharapkan akan menghapus

paradigma seperti itu. Gurulah yang lebih tahu permasalahan yang ada dikelasnya,

yang pada gilirannya guru jugalah yang berperan mencari solusinya. PTK saat ini

merupakan sarana yang paling ampuh dalam mencari solusi terhadap

permasalahan dalam pembelajaran yang dialami guru.

Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan

dan penelitian tindakan dengan topic ke-SD-an. Namun pada waktu itu belum

ditekankan pada penelitian tindakan kelas, karena PTK masih merupakan “hal

baru”. Kemudian pada tahun 1996-1997, proyek penelitian guru SD

memprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruh

Indonesia, bekerja sama dengan guru-guru SD. Sejak saat itu, penelitian tindakan

kelas mulai berkembang sebagai suatu penelitian kolaboratif di dalam kelas

sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Saat ini, PTK sangat populer dalam masyarakat apalagi yang menyangkut

tentang pendidikan dan pembelajaran. Sebagai sebuah penelitian terapan, PTK

dimanfaatkan oleh guru dalam meningkatkan dua hal yang sangat fundamental
10

yaitu, proses pelaksanaan pendidikan dan hasil yang didapat yang nantinya

menjadi penentu kualitas pendidikan tersebut yang notabene orientasinya tak lain

adalah siswa. Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan

sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan

mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara

sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua aksinya di

depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan

kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat

kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas

yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasalahan.

C. Pengertian Konsep Penelitian Tindakan Kelas

Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal
dan ramai dibicarakan di dunia pendidikan. Istilah dalam Bahasa Inggris adalah
Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi
yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut.
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu
suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian
yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dan dari guru yang sama pula.
11

Dengan menggabungan bahasa pengertian tiga kata inti, yaitu: penelitian,


tindakan, dan kelas. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelasmerupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Dalam PTK, peneliti/guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau
bersama guru lain ia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari
segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam PTK guru secara
reflektif dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di
kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, pendidik dapat
memperbaiki praaktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.
Pada intinya, PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya
muncul di kelas, dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga
sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan penelitian tindakan
kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti. Jadi, agak sulit di
terima jika dosen meneliti tanpa kolaborasi.
dengan guru melakukan PTK di SD/SMP/SMA. Maka dari itu dapat
diartika bahwa penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang
bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang memiliki tujuan
untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan
situasi.
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan
(planing), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi
proses dan hasil tindakan (observation and evaluation). Dan melakukan
refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
Berikut beberapa hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan kelas:
1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan
pembelajaran.
12

2. PTK adalah partisitori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk


meningkatkan praktiknya sendiri.
3. PTK dikembangkan melalui self-reflective spiral; a spiral of cycles of
planning, acting, observing, reflecting, the re-planning.
4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung
untuk mengkaji praktik pembelajaran dan, mengembangkan pemahaman
tentang makna tindakan.
5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka untuk berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK.
6. PTK adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut
menggnakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.
7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori dengan praktik mereka
(guru).
8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji
secara sistematis bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis
tindakan).
PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang
pekerjaan kita terhadap orang lain dan membuat orang menjadi kritis dan
analisis.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi didalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan
untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya.
Menurut Sukardi, secara umum, penelitian tindakan kelas mempunyai
tujuan penting sebagai berikut:
1. Salah satu cara strategi guna memperbaiki layanan, maupun hasil kerja
dalam suatu lembaga pendidikan.
2. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah
dilakukan oleh seorang guru.
13

3. Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda, yaitu bagi


peneliti memperoleh informasi terkait dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan, dan pihak subjek yang diteliti mendapatkan manfaat langsung
dari tindakan nyata yang diberikan.
4. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat dalam kegiatan
penelitian, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti.
5. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil tetap
bekerja, dapat melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya.
6. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti, sebagai akibat adanya
tindakan nyata guna meningkatkan kualitas.
7. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan dengan usaha
peningkatan kualitas secara professional maupun akademik.

Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna
memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara
lebih rinci tujuan PTK antara lain:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan


pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi
masalah pembelajaran dan pendidikan didalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif didalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

Outputatau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau


perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal
sebagai berikut:

1. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah


2. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas.
14

3. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar,


dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
5. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah
6. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah

Dapat dikatakan bahwa tujuan utama PTK adalah untuk mengubah


perilaku pengajaran Anda, perilaku murid-murid anda di kelas, dan mengubah
kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas anda. Jadi, PTK lazimnya
dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru
pembelajaran dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
ruang kelas.

Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapat dicapai melalui PTK,
terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut:

1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan


bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan
artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, yaitu untuk
disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
2. Menumbuh kembangkan kebiasaan, budaya, dan tradisi meneliti dan
menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung
profesionalisme dan karir pendidik.
3. Mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar pendidik dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk sama-sama memecahkan masalah
dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum
atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal,
sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi
kebutuhan peserta didik.
15

5. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, keterkaitan,


kenyamanan dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
di kelas. Disamping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
6. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,
nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode,
tekhnik, dan media yang digunakan dalam pembelajaran demikian
bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasipendidikan yang tumbuh


dari bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan
PTK Guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri,
sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut
diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut
tumbuh sebagai akibat guru semakin banyak mengembangkan sendiri
pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis.
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
 Munculnya istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dikarenakan
untuk membedakan penelitian yang digunakan dalam dunia pendidikan
dengan penelitian tindakan pada bidang lainnya. Penelitian Tindakan
Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama.
 Siklus Penelitian Tindakan Kelas: perencanaan tindakan (planing),
penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan
hasil tindakan (observation and evaluation). Dan melakukan refleksi
(reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
 Tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku pengajaran guru,
perilaku murid-murid anda di kelas, dan mengubah kerangka kerja
melaksanakan pembelajaran kelas.
 Manfaat PTK sebagai inovasipendidikan yang tumbuh dari bawah, karena
Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penyusun berharap kepada para pembaca
agar dapat memberi masukan baik berupa kritik atau saran yang sifatnya
membangun agar pada perbaikan makalah ini, pembaca mendapat manfaat
yang lebih daripada sebelumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud. Metode Penelitian Tindakan. Bandung: CV Pustaka Setia. 2011

Sukardi. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2015

http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/05/sejarah-penelitian-tindakan-kelas-
ptk.html?m=1

Diakses: Minggu, 10 Oktober 2021 pukul 11.00

17

Anda mungkin juga menyukai