Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pembelajaran PKN SD Kelas Tinggi

Mentaati Hukum dan Peraturan dalam Pembelajaran Pkn SD

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Kelas : PGSD 5F

1. Zainot : 191014286206251
2. Rika Patriana : 191014286206275

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Abdulah, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman bagi pembaca.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran PKN SD Kelas
Tinggi. Selanjutnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Albdulahh, M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran PKN SD Kelas Tinggi dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
yang membahas tentang “ Mentaati Hukum dan Peraturan dalam Pembelajaran Pkn SD”
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis berusaha membuat pembahasan
semaksimal mungkin, Oleh karena itu Penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Muara bungo , November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Masalah................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum dalam Pembelajaran Pkn SD .............................. 3
B. Pengertian Peraturan dalam Pembelajaran Pkn SD ............................ 5
C. Peran Hukun dan Peraturan dalam Perkembangan Pembelajran Pkn
SD ........................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

ii
0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu negara yang memiliki tingkat ketaatan hukum yang baik dan tinggi dapat
menciptakan negara kesejahteraan. Dalam arti seluruh warga masyarakatnya merasa aman,
damai, sejahtera, adil, dan tenteram tanpa adanya ketimpangan dalam menjalani kehidupan.
Adil merupakan suatu sifat dasar dalam mencapai kehidupan masyarakat yang makmur,
damai, sentosa, dan sejahtera, yaitu masyarakat yang bisa merasakan kecukupan secara
bersama, tanpa adanya ketimpangan antara satu sama lain. Kesejahteraan akan dapat
dicapai apabila keadilan terlaksana dengan baik dan benar, sesuai dengan proporsinya.
Dengan begitu, maka tercapailah kemakmuran, kesentosaan dan keamanan bagi warga
negaranya, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran untuk menjalani kehidupan
keseharusannya (Hidayati, 2010).
Indonesia merupakan negara hukum (Pasal 3 ayat 1 UUD 1945), karenanya
hukum menjadi bagian penting guna mencapai kesejahteraan masyarakat sekaligus tujuan
hukum itu sendiri, yang menjamin kepastian perlakuan hukum dan keadilan yang diterima
masyarakat. Sebagai negara yang heterogen, seharusnya Indonesia dapat mewujudkan
keadilan bagi seluruh golongan, suku, ras, dan agama. Akan tetapi, keadilan yang dimaksud
tersebut belumlah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak terjadi
ketimpangan, kesenjangan, dan ketidakadilan, lebih khusus pelanggaran terhadap kaidah
hukum yang berlaku. Contohnya seperti pelanggaran terhadap HAM dan budaya korupsi
yang sedang merajalela. Ada banyak TKI yang mendapatkan perlakuan kurang baik,
bahkan bisa dikatakan tidak baik seperti pelecehan seksual, tidak mendapatkan hak yang
diakui undang-umdang (izin cuti dan menerima gaji), pembantaian atau pembunuhan
beruntun yang akhir-akhir ini terjadi, penggusuran terhadap warga miskin, tidak
terealisasinya santunan dan pemeliharaan fakir miskin dan anak terlantar oleh negara, dan
sebagainya.
Sementara itu korupsi merajalela disemua sektor kehidupan, dilakukan hampir
merata, tidak memandang agama, ras, maupun golongan tertentu. Korupsi teraktual yang
menjadi sorotan masyarakat salah satunya adalah kasus Bank Century, hal ini sekaligus

1
bukti pelanggaran terhadap hukum. Juga mafia pajak yang menjerat Gayus Tambunan,
kriminalisasi penyidik KPK Novel Baswedan, kasus Wisma Atlet yang melibatkan
beberapa pentolan salah satu Parpol, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukaakan, penulis dapat merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Hukum dalam Pembelajaran Pkn SD?
2. Apa Pengertian Peraturan dalam Pembelajaran Pkn SD?
3. Apa peran Hukum dan Peraturan dalam Perkembangan Pembelajaran Pkn SD?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Pengertian Hukum dalam Pembelajaran Pkn SD
2. Menjelaskan Pengertian Peraturan dalam Pembelajaran Pkn SD
3. Menjelaskan peran Hukum dan Peraturan dalam Perkembangan Pembelajaran Pkn SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum dalam Pembelajaran Pkn SD


Pengertian hukum merupakan sesuatu sistem yang di dalamnya ada norma-
norma serta aturan- aturan yang mengendalikan tingkah laku manusia. Terdapat pula
yang mengatakan hukum ialah ketentuan yang tertulis ataupun tidak tertulis yang bisa
mengendalikan warga serta dikenai sanksi bila melanggarnya.
Dengan terdapatnya hukum, tingkatan kejahatan hendak menurun. Pemegang
kekuasaan tidak bisa berlaku sewenang- wenang sebab sudah dibatasi oleh hukum.
Tidak hanya itu hukum menolong buat melindungi hak serta kewajiban tiap
masyarakat negeri. Hingga dari itu negeri wajib mempunyai sistem hukum yang pas.
melalui pendidikan hukum penting untuk disimak.
tujuan utama pcndidikan hukum adalah untuk mełnbanlu siswa
mengcmbangkan pcngelahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk
memperoleh hak-hak hukumnya secara maksimum dalam masyarakat. Di samping itu,
setiap warga negara memikul tanggung jawab atas terciptanya sistem hukum yang
dilaksanakan secara efektif dan adil.
Olch karena itu, dalam pr()sesnya para siswa hcndaknya dibelajarkan untuk
memperoleh kemampuan mengkaji persoalaa-persoalan yang berkaitan dengan
kesenjangan-kesenjangan yang acapkali terjadi antara cita-cita hukum dan kenyataan,
serta bagaimana kesenjangan tersebut dapat diatasi. Pendeknya, siswa dibawa pada
situasi-situasi nyata yang di dalamnya terdapat berbagai konflik sekaligus resolusi atau
rekonsiliasinya. Karenanya menjadi wajar jika program pendidikan hukum dalam
sistem persekolahan bukan merupakan program yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan bagian dari mata peląjaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan cara
demikian, siswa pun dilatih menghadapi kompleksitas permasalahan yang dalam
kcnyataannya rnemang saling terkait.
Sejalan dengan hal yang sudah dikemukakan di atas, hasil yang akan dicapai
melalui pendidikan hukum mencakupi kompleksitas kompetensi adalah (l)
Mengembangkan pemahaman tentang hak-hak dan tanggung jawab yang ditegaskan

3
dalam konstitusi, (2) Memahami tuntutan masyarakat akan peraturan dan huk.óm,
sumber-sumber hukum, perubahan hukum, dan sanksi hukum. (3) Memahami berbagai
aspek hukum sipil yang mempengaruhi kehidupannya, seperti hukum perkawinan dan
perceraian, perjanjian/kontrak, asuransi, kesejahteraan sosial, pajak, dan lembaga
bantuan hukum, (4) Memahami sistem peradilan, struktur organisasi, dan fungsi
lembaga penegak hukum, (5) Mengembangkan pengetahuan dan sikapnya berkenaan
dengan hukum dan sistem peradilan pidana untuk mempersiapkan siswa dalam
berpartisipasi dalam sistem hukum masyarakat kontemporer (Winataputra, 2005).
Terkait dengan sejumlah kompetensi yang akan dicapai sebagai hasil dari pendidikan
hukum dalam sistem persekolahan, Center for Civic Education (CCE) dalam National
Slandards for Civics and Govenmenl (1997)
mcngcmbangkan scjumlah bahan ajar, yang cakupannya bcrkcnaan dengan
halhal bcrikut: ( l) fungsi dan tujuan dari pcraturan dan hukum, (2) kcdudukan hukum
dalam sistem pemerintahar, konstitusional, perlindungan hukum terhadap hak-hak
individu, (4) kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum, (5) hak warga negara,
dan (6) tanggung jawab warga negara,
Berdasarkan peta kompetensi dan cakupan bahan ajar tersebut kelihatan bahwa
pendidikan hukum sudah seharusnya diarahkan pada dúa hal pokok, yakni
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran pokok pertama
bertujuan untuk membekali siswa dengan sejumlah pengetahuan tentang normanorma
hukum yang berpengaruh terhadap kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum
pada diri mereka, yakni kesadaran yang pada gilirannya membuat mereka mampu
menunjukkan kepatuhan secara sukarela dan bersikap menghormati norma-norma
hukum yang berlaku. Pembelajaran pokok yang ke¿ua, yang tidak dapat dipisahkan
dari pokok pertama, bertujuan membekali siswa dengan mckanísmc, kelembagaan, dan
sistem peadilan dalam menegakkan norma-norma hukum.
Macam-macam hukum
1. Hukum Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, hukum terbagi menjadi dua, yakni hukum tertulis dan
tidak tertulis:
a. Hukum tertulis ialah hukum yang dicantumkan atau ditulis dalam perundang-

4
undangan. Contohnya, hukum pidana yang dituliskan dalam KUHP pidana dan
hukum perdata yang dituliskan dalam KUHP perdata.
b. Hukum tidak tertulis ialah hukum yang tidak tercantum dalam perundang-
undangan atau hukum kebiasaan yang masih dijunjung tinggi dalam keyakinan
masyarakat. Meski hukum tersebut tidak tercantum, masih berlaku serta masih
ditaati seperti halnya peraturan perundangan. Contohnya, hukum kebiasaan/adat
suatu daerah atau masyarakat tidak dicantumkan dalam perundang-undangan,
namun tetap dipatuhi oleh daerahnya.
2. Hukum Berdasarkan cara mempertahankannya
Berdasarkan cara mempertahankannya, hukum terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Hukum material, merupakan hukum yang memuat seluruh peraturan yang
mengatur tentang kepentingan serta hubungan yang bersifat perintah dan larangan.
b. Hukum formal, merupakan hukum yang berisi peraturan tentang bagaimana cara
melaksanakan hukum material tersebut dengan baik.
3. Hukum Berdasarkan wujudnya
Berdasarkan wujudnya, hukum terbagi menjadi dua, yakni:
a. Hukum objektif, merupakan hukum dalam suatu negara yang berlaku secara
umum.
b. Hukum subjektif, merupakan hukum yang muncul dari hukum objektif dan berlaku
pada individu tertentu atau lebih. Hukum ini disebut juga dengan hak.
B. Pengertian Peraturan dalam Pembelajaran Pkn SD
Peraturan adalah pola yang diterapkan sebagai pedoman dalam berperilaku.
Pola tersebut mungkin ditetapkan oleh orang tua, guru, atau teman bermain. Adanya
peraturan bertujuan untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui
oleh situasi tertentu. Peraturan sekolah, misalnya, memberikan petunjuk pada anak apa
yang harus dan tidak boleh dilakukan pada waktu berada di dalam kelas, di kantin, di
kamar kecil atau di lapangan bermain sekolah. Peraturan ini tidak memberikan
petunjuk apa yang tidak boleh dilakukan di rumah, di lingkungan sekitar tempat
tinggal ataupun di dalam kelompok bermain yang tidak diawasi oleh guru, dan
sebagainya.

5
Peraturan mempunyai dua fungsi penting dalam membantu anak menjadi
makhluk bermoral. Pertama, peraturan tertentu niscaya bermuatan nilai pendidikan
karena peraturan memperkena}kan pada anak perilaku yang disetujui anggota
kelompok tersebut. Misalnya, anak belajar dari peraturan tentang memberi dan
mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugas yang dibuatnya
scndiri merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima di sekolah untuk menilai
prestasinya.
Kedua, peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Apabila
dalam suatu keluarga terdapat peraturan bahwa tidak seorang anak pun.

Model Pembelajaran Pendidikan Hukum di sekolah dasar


Pembclajaran hukum di sekolah dasar tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan moral para siswa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa pembelajaran hukum
merupakan pertimbangan tentang tingkat penalaran moral. Bersandar pada pandangan
Piaget mrngenai perkembangan moral, Kohlberg (melalui Soenarjati, 1989:36)
mengembangkan teori perkembangan moral kognitif. Dalam penelitiannya yang
mcnggunakan dilema moral hipotetik, Kohlberg menyusun tingkat perkembangan
moral menjadi enam tingkatan sebagai berikut.
Tahap 1: Orientasi hukuman dan kepatuhan
Konsepsi baik-buruk ditentukan oleh konsekuensi fisik, yakni konsepsi tanpa
memperhatikan makna atau nilai dari konsekuensi ini bagi individu.
Tahap 2: Orientasi instrumental Konsepsi ”baik” lebih ditentukan oleh kepuasan
sendiri.
Tahap 3: Orientasi keserasian antarpersonal.
Apa yang menyenangkan atau membantu orang lain adalah hal yang ”baik”.
Tahap 4: Orientasi terhadap peraturan hukum dan ketertiban.
Memelihara tertib sosial, menghormati kekuasaan, dan melaksanakan
kewajiban sendiri adalah ”baik”. Orang dihargai karena menaati peraturan, hukum, dan
kekuasaan yang berlaku.
Tahap 5: Orientasi legalistik kontrak
Orang sudah berusaha mendapatkan sosial perumusan nilai-nilai moral,

6
berusaha Apa yang ”benar” ditentukan oleh nilaimerumuskan prinsip-prinsip nilai
yang nilai yang disepakati oleh masyarakat, valid yang dapat diterapkan. temasuk
hak-hak individu dan aturanaturan konsensus. Namun demikian, tekanannya
diletakkan pada pertimbangan rasional dan kemanfaatan sosial.
Tahap 6: Orientasi pada prinsip-prinsip etika universal
Yang ”benar” merupakan masalah nurani sesuai dengan prinsip-prinsip pilihan
sendiri yang dipandang logis, ajeg, dan universal. Prinsip-prinsip yang universal ini
pada hakikatnya merupakan prinsip-prinsip keadilan, persamaan hak asasi manusia,
dan rasa hormat terhadap martabat manusia sebagai makhluk individu.

C. Peran Hukum dan Peraturan dalam Perkembangan Pembelajaran Pkn SD


Dalam setiap kelompok sosial, tindakan tertentu dianggap "benar” atau "salah”
karena tindakan itü menunjang atau diar,ggap menunjang, atau menghalangi
kesejahteraan anggota kelompok. Kebiasaan-kebiasaan yang dianggap paling penting
kemudian dibakukan menjadi peraturan hukum, dengan hukuman tertentu bagi yang
melanggarnya. Yang lainnya, yang sifat mengikatnya sepetli hukum, bertahan sebagai
kebiasaan, tanpa hukuman tertentu bagi yang melanggarnya.
Pembuat hükum meletakkan pola perilaku moral bagi anggota kelompok sosial,
Orang tua, guru, dan orang lain yang bertanggung jawab membimbing anak harus
membantu agar anak belajar menyesuaikan diri dengan pola yang disetujui. Hal ini
antara lain dilakukan dengan membuat peraturan, suatu pola yang ditentukan sebagai
pedoman tingkah laku.
Anak-anak tidak dituntut tunduk pada hükum dan kebiasaan sepeni yang terjadi
pada diri anak yang lebih dewasa. Akan tetapi, setelah mereka mencapai usia sekolah,
mereka secara bertanap diperkenalkan (baca: diajari) pada hükum yang berlaku dan
kebiasaan kelompok sosial mereka. Mereka diharapkan belajar dan mematuhi
peraturan sekolah dan tempat bermain. Secara bertahap, anak belajar peraturan yang
ditentukan berbagai kelompok, yaitu kelompok tempat mereka mengidentifıkasi diri:
rumah, sekolah, dan lingkungan. Mereka belajar bahwa mereka diharapkan mematuhi
peraturan, dan kegagalan dalam melakukannya akan mendatangkan hukuman atau
kurangnya penerimaan sosial.

7
Jadi, peraturan berfungsi sebagai pedoman perilaku anak dan sebagai sumber
motivasi untuk benindak sesuai dengan harapan sosial, sebagaimana hükum dan
kebiasaan ınenjadi pedoman dan sumber motivasi bagi anak remaja dan orang dewasa.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hukum sesuatu sistem
yang di dalamnya ada norma- norma serta aturan- aturan yang mengendalikan tingkah
laku manusia. Terdapat pula yang mengatakan hukum ialah ketentuan yang tertulis
ataupun tidak tertulis yang bisa mengendalikan warga serta dikenai sanksi bila
melanggarnya.
Sedangkan peraturan adalah pola yang diterapkan sebagai pedoman dalam
berperilaku. Pola tersebut mungkin ditetapkan oleh orang tua, guru, atau teman
bermain. Adanya peraturan bertujuan untuk membekali anak dengan pedoman perilaku
yang disetujui oleh situasi tertentu. Peraturan sekolah, misalnya, memberikan petunjuk
pada anak apa yang harus dan tidak boleh dilakukan pada waktu berada di dalam
kelas, di kantin, di kamar kecil atau di lapangan bermain sekolah. Peraturan ini tidak
memberikan petunjuk apa yang tidak boleh dilakukan di rumah, di lingkungan sekitar
tempat tinggal ataupun di dalam kelompok bermain yang tidak diawasi oleh guru, dan
sebagainya.
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang hukum dan peraturan dalam
pembelajaran Pkn SD disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan
dengan materi pada makalah ini,
selain itu diharapkan para pembaca makalah ini dapat memahami materi
tersebut dan mampu mengalikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amir maulana Wirjosukarto. (2007) Mentaati hukun dan peraturan disekolah( cet. 1 ).
Jogjakarta: Ruzz Media.1-6 hlmn
Nashir, H, dkk (1999) media pembelajran .Yogyakarta:Hukum dan Peraturan
Desember 1-3 hlmn
https://jurnal.wordpress.com/2013/04/03/ Memahami tentang hukum 05
desember2021
Wahab, Abdul Aüiz. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Bandung: CV. Maulana.
Winataputra, Udin S. 2005. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

10

Anda mungkin juga menyukai