Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KAJIAN DAN ANALISIS KURIKULUM SD

“PENGEMBANGAN KURIKULUM”

DOSEN PENGAMPU : IDA ERMIANA, S.Pd., M.Pd, HUSNIATI, M.Pd

KELOMPOK 4
4D REGLAR PAGI
1. RAHAYU PRAYA NINGSIH (E1E018119)
2. RR. WAHYI NIRMALA DEWI (E1E018129)
3. SURYATNI (E1E018137)
4. TRIYANA ZUMRATUL (E1E018141)
5. YENI HARTATI (E1E018149)
6. LUDIA MARGRITH SUSERAY (E1E018157)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunian-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Kajian dan Analisis Kurikulum SD dengan
judul “Pengembangan Kurikulum”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalamandan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Mataram, 14 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum................................................................…...6


B. Kerangka Pengembangan Kurikulum........................................................................8
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum............................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidikan menurut UU
No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu faktor yang sangat menunjang dalam
proses pendidikan dan pengajaran adalah kurikulum, sebab berkaitan dengan arah
orientasi, isi, proses, pendididan dan tujuan pendidikan dan pelatihan pada semua
jenis dan tingkat pendidikan.
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai
pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar. Karena dengan adanya
kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam proses belajar mengajar,
maka dari itu, perlu untu diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang dimaksud dengan
kurikulum dalam adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang
penting dari suatu rencana dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan oleh guru disekolah. Sedangkan menurut Hilda Taba ( 1962), kurikulum
sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh
siswa.
Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab berkaitan
dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan
kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Seiring dengan pekembangan zaman
dan tuntutan dari masyarakat, maka dunia pendidikan harus melakukan inovasi dalam
pendidikan serta merancang dan mengimplemntasikan sesuai dengan kondisi dan
perkembangan zaman.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengembangan Kurikulum?
2. Apa saja kerangka pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana Prinsip Pengembangan Kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian Pengembangan Kurikulum.
2. Untuk mengetahui kerangka pengembangan kurikulum.
3. Untuk memahami prinsip pengembangan kurikulum.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar


menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan
dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponensituasi belajar mengajar,
antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang
disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan
kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis
pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum sebagai


berikut:

a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas. Salah satu
maksud utama rencana kurikulum adalaah mengidentifikasi cara untuk tercapainya
tujuan
b. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari
kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
c. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang
baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di antara para
pelajar. Proses belajar akan menyenangkan jika rencana kurkulum menyediakan
berbagai kesempatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi pribadi,
melakukan berbagai kegiatan, dan memanfaatkan berbagai sumber disekolah.
e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar mengajar, seperti
tujuan, konten, aktivitas ,sumber, alat pengukuran, penjadwalan dan fasilitas yang
menunjang.
f. Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa pengguna.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mengandung gagasan yang jelas
tentang tahapan kognitif, kebutuhan perkembangan, gaya belajar, prestasi awal,
konsep diri sebagai pelajar dan lain-lain.

6
g. The subject arm approach adalah pendekatan kurikulum yang banyak digunakan di
sekolah. Penggunaan pendekatan lain pada semua program sekolah juga diperlukan,
untuk menjaga keseimbangan dan memenuhi tujuan pendidikan yang luas serta
diversitas kebutuhan dikalangan siswa.
h. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya
perencanaan guru-siswa. Perencanaan guru-siswa member kesempatan bagi siswa
untuk mempelajari keterampilan perencanaan.
i. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masuknya
ide-ide spontan selama terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam situasi belajar
yang khusus.
j. Rencanaa kurikulum sebaliknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, eektif
dan psikomotorik.

Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu


(Ibrahim, 2006):

1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian
kejadian yang dicakupnya.
2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-
sumber yang menjadi titik tolaknya.
3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik desain kurikulumnya.
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulum
serta interaksi diantara proses tersebut.
5. Setiap teori kurikulum hendaknya mempersiapkan ruang untuk dilakukannya proses
penyempurnaan.

Pada akhirnya berbagai faktor diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pembuataan keputusan kurikulum.

7
B. Kerangka Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum ini harus mengacu pada sebuah kerangka umum, yang
berisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan keputusan.

a) Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum ini menekankan
pada keharusan pengembangan kurikulum yang telah terkonsep dan diinterprestasikan
dengan cermat, sehingga upaya-upaya yang tebatas dalam reformasi pendidikan,
kurikulum yang tidak berimbang, dan inovasi jangka pendek dapat dihindarkan.

Dalam konteks ini, kurikulum di definisikan sebagai suatu rencana untuk


mencapai hasil-hasil yang diharapkan, atau dengan kata lain suatu rencana mengenai
tujuan, hal yang dipelajari dan hasil pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum
terdiri atas beberapa komponen, yaitu hasil belajar dan sturktur (sekuens berbagai
kegiatan belajar).

Konsekuensi lebih jauh dari keharusan penggunaan dasar teoritis untuk


pengembangan kurikukulum adalah pada pembelajaran (instruction). Pembelajaran
adalah proses mengajar, yaitu menyiapkan lingkungann mengajar agar siswa dapat
berinteraksi dengan orang, benda, tempat, dan ide melalui penyampaian kurikulum.
Berkaitan dengan hal tersebut, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses
perencanaan yang kompleks, mulai dari penilaian kebutuhan, identifikasi hasil-hasil
belajar yang diharapkan, serta persiapan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan
pemenuhan kebutuhan budaya, sosial, dan personal.

Sesuai dengan definisi tersebut, kriteria evaluasi kurikulum disiapkan jika


hasil-hasil belajar yang dihrapkan sudah teridentifikasi. Pengembangan kurikulum
melibatkan banyak keputusan pada beberapa level yang berbeda, seperti anak-anak
usia prasekolah, SD, sekolah lanjutan (SLTP dan SMU), dan perguruan tinggi
(termasuk pendidikan kejuruan). Pengembangan kurikulum dapat difokuskan pada
unit yang sangat terbatas, misalnya pada satu guru dan satu siswa, sampai pada scope
yang luas dengan melibatkan kelompok besar, misalnya kelompok guru di suatu
daerah atau negara.

Dilihat dari aspek ruang lingkup pengembangan kurikulum, tersirat adanya


sejumlah pilihan untuk melakukan pengembangankurikulum.Akibat terjadinya

8
pertentangan antarkonsepsi kurikulum, hal ini dapat memunculkan kontroversi di
sekolah atau dalam masyarakat.oleh karna itu, administrator sekolah hendaknya
memahami secara mendalam perbedaan orientasi berbagai konsep kurikulum
tersebut.

Dalam pengembangan kurikulum, kepemimpinan yang efektif bergantung


pada kemampuan menjelaskan dan menerapkan pendekatan dalam tujuan kurikulum,
serta melibatkan orang lain dalam proses perencanaan dan implementasinya.

b) Tujuan pengembangan kurikulum

Istilah yang digunakan untuk menyatakan tujuan pengembangan kurikulum


adalah goals dan objectives.Tujuan sebagai goals dinyatakan dalam rumusan yang
lebih abstrak dan bersifat umum, dan pencapaiannya relatif dalam jangka
panjang.Adapun tujuan sebagai objectives lebih bersifat khusus, operasional dan
pencapaiannya dalam jangka pendek.

Aspek tujuan baik yang dinyatakan dalam goals maaupun objectives,


memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum.Tujuan
berfungsi untuk menentukan arah seluruh upaya kependidikan sekolah atau unit
organisasi lainnya, sekaligus menstimulasi kualitas yang diharapkan. Berbagai
kegiatan lain dalam pengembangan kurikulum, seperti penentuan ruang lingkup,
sekuensi dan kriteria seleksi konten, tidak akan efektif jika tidak berdasarkan tujuan
yang signifikan. Tujuan pendidikan pada umumnya berdasarkan pada filsafat yang
dianut atau yang mendasari pendidikan tersebut.

Mengingat pentingnya tujuan ini, tidak heran jika perumusan tujuan menjadi
langkah pertama dalam pengembangan kurikulum.Filosofi yang dianut pendidikan
atau sekolah biasanya menjadi dasar pengembangan tujuan.Oleh karena itu, tujuan
hendaknya merefleksikan kebijakan, kondisi masa kini dan masa datang, prioritas,
sumber-sumber yang sudah tersedia, serta kesadaran terhadap unsure-unsur pokok
dalam pengembaangan kurikulum.

Secara lebih jauh, tujuan berfungsi sebagaai pedoman bagi pengembangan


tujuan-tujuan spesifik (objectives), kegiatan beljar, implementasi kurikulum dan
evaluasi untuk mendapatkan balikan (feedback). Sebagai contoh, menurut Komite
Pengembangan Kurikulum Amerika Serikat, terdapat sepuluh tujuan umum (goals),

9
yaitu keterampilan dasar (basic skill), konseptualisasi diri, pemahaman terhadap orang
lain, penggunaan pengetahuan yang telah terkumpul untuk menginterprestasi dunia
(lingkungan kehidupan), belajar berkelanjutan, kesehatan mental dan fisik, partisipasi
dalam dunia ekonomi, produksi dan konsumsi, warga masyarakaat yang bertaggung
jawab, kreativitas dan kesiapan menghadapi perubahan.

Setiap tujuan yang masih bersifat umum di atas harus diuraikan lagi menjadi
beberapa sub tujuan yang lebih operasional. Misalnya, tujuan pengembangan
keterampilan dasar diuraikan menjadi:

a. Mendapatkan informasi dan pengertian melalui kegiatan mengamati,


mendengar dan membaca
b. Mengolah informasi dan pengertian yang diperoleh melalui keterampilan
berpikir relaktif
c. Berbagai informasi dan mengeksperesikan pengertin melalui kegiatan
percakapan, menulis dan alat-alat nonverbal
d. Memanipulasi laambang dan menggunakan pikiran matematis dan sebagainya.

Hal yang penting dicermaati dalam pengembangan kurikulum ini adalah


adanya hubungan, kaitan, dan saling menukung antaraa tujuan yang satu dengan yang
lainnya.

c) Penilaian kebutuhan

Kebutuhan merupakan suatu hal yang pokok dalam perencanaan (Unruh dan
Unruh, 1984).Dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum dan pembelajaran,
kebutuhan didefinisikan sebagaai perbedaan antara keadaan actual dan keadaan ideal
yng dicita-citakan. Dengan kata lain, suatu perbedaan antara keadaan riil dan ideal
kondisi, kualitas dan sikap.

Penilaian kebutuhan adalah prosedur, baik secara terstruktur maupun informal,


untuk mengidentifikasi kesenjangan aantara situasi “di sini dan disekarang” dan
tujuan yang diharapkan.Penilaian kebutuhan dapat mendahului maupun mengikuti
penentuan tujuan.Kebutuhan juga dapat dimaanfaatkaan oleh pengembangan
kurikulum untuk melakukan revisi dan modifikasi kurikulum.

d) Konten Kurikulum

10
Pada umumnya, konten kurikulum di pandang sebagai informasi yang
terkandung dlam bahan-bahan yang dicetak, rekaman audio dan visual, computer dan
alat-alat elektronik lainnya, atau yang ditransmisikan secara lisan.Konten kurikulum
seperti ini sebenarnya sangat potensial bagi siswa.Informasi menjadi konten bagi
siswa jika dapat memberi pengertian terhadap aktivitas yang berguna.Karena itu,
seleksi konten untuk kurikulum dan pembelajaran hanya merupakan salah satu bagian
dari tugas-tugas pengembangan kurikulum yang berhubungan dengan konten
tersebut.Konsekuensi yang lebih jauh, penentuan konten kurikulum harus disertai
dengan perencanaan aktivitas yang bermakna.

Berkaitan dengan konten kurikulum ini, Unruh (1984) hanya membahas enam
bidang konten kurikulum akademik untuk jenjang pendidikan dasar, yaitu bahasa
(membaca, menulis, bercakap-cakap, dan mendengar), matematika, sains (IPA), studi
sosial (IPS), bahasa asing, dan seni.Asumsi pokok yang mendasari kjian bidang-
bidang konten kurikulum adalah keinginan. Meskipun demikian, kurikulum juga
hendaknya menyediakan ruang bagi pelajaran lain selain keenm bidang konten
tersebut, antara lain bagi pendidikan kesehatan dan jasmani, serta berbagai pelajaran
keterampilan yang dibutuhkan oleh banyak siswa.

e) Sumber Materi Kurikulum

Materi kurikulum yang diperlukan oleh para pengembang kurikulum dapat


diperoleh di buku-buku teks dan petunjuk bagi guru.Materi tersebut juga dapat
diperoleh di beberapa tempat seperti perpustakaan kurikulum di berbagai universitas,
khususnya pada bagian pendidikan. Selain itu pusat-pusat sistem sekolah umum, pusat
pendidikan guru, kantor konultan kurikulum, departemen pendidikan dan agen-agen
pelayanan pendidikan ragional lainnya, juga merupakan tempat untuk memperoleh
materi kurikulum.

Deskripsi dan analisis suatu pandangan komprehensif tentang lapangan


kurikulum tidak mungkin tersaji hanya dalam satu literatur.Oleh karena itu,
diperlukan sumber-sumber yang mendukung dalam memperoleh informasi dan ide-
ide lebi jauh tentang lapangan kurikulum yang dikaji.Sumber-sumber yang dimaksud
meliputi karya-karya yang diterbitkan asosiasi professional, penerbitan berkala, dan
buku-buku teks yang relevan.

11
f) Implementasi Kurikulum

Sebuah kurikulum yang telah dikembangkan tidak akan berarti (menjadi


kenyataan) jika tidak diimplementasikan, dalam artian digunakan secara actual di
sekolah dan di kelas. Dalam implementasi ini, tentu saja harus diupayakaan
penanganan terhadap pengarauh faktor-faktor tertentu, misalnya kesiapan sumber
daya, faktor budaya masyarakat, dan lain-lain.

Berbagai dimensi implementasi kurikulum yang penting untuk dicermati


adalah materi kurikulum, struktur organisasi kurikulum, peranan atau perilaku,
pengetahuan, dan internalisasi nilai.Keberhasilan implementasi terutama ditentukan
oleh aspek perencanaan dan strategi implmentasinya.Pada prinsipnya, implementasi
ini mengintegrasikan aspek-aspek filosofis, tujuan, subject matter, strategi mengajar
dan kegiatan belajar, serta evaluasi dan feedback.

g) Evaluasi Kurikulum

Evaluasi adalah suatu proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan


(judgment) untuk menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang dievaluasi, dalam
hal ini kurikulum. Evaluasi kurikulum sebenarnya daimaksudkan untuk memperbaiki
substansi kurikulum, prosedur implementasi, metode intruksional, serta pengaruhnya
pada belajar daan perilaku siswa.

Pertimbangan penting lainnya bagi evaluator kurikulum adalah evaluasi


formatif (untuk perbaikan program), dan evaluasi sumatif, untuk memutuskan
melanjutkan program yang dievaluasi atau menghentikan dengan program lain.
Model-model evaluasi kurikulum yang dapat dipilih dan diaplikasikan adalah model
pencapaian tujuan (goal attaintment), model pertimbangan (judgmental evaluation
model), model pengambilan keputusaan (facilitative evaluation model), dan model
deskriptif.

h) Keadaan Di Masa Mendatang

Oleh Karen manusia memiliki visi terhadap masa yang akan datang, maka
manusia selalu mengahadapi tantangan yang semakin berat. Dalam pengembangan
kurikulum dan pembelajaran, pandangan dan kecenderungan pada kehidupan masa
datang sudah mnjadi kepentingan pokok.

12
Pesatnya perubahan dalam kehidupan sosial, ekonomi, teknologi, serta
berbagai peristiwwa dunia, memaksa setiap warga masyarakat berpikir dan merespon
setiap perubahan yang dihadapi. Oleh karenanya, harus dipikirkan solusi alternatif
dalam menghadapi situasi masa yang akan datang tersebut. Prediksi keadaan
penduduk, persediaan makanan, polusi, sumber-sumber yang tidak dapat
diperbaharui, ancaman nuklir, serta gejolak politik dan ekonomi, harus direspons
sejak sekarang, tidak terkecuali respons dari pengembangan pendidikan. Dengan kata
lain, setiap rencana pengembangan kurikulum harus memasukkan pertimbangan
kehidupan di masa depan, serta implikasinya pada perncanaan kurikulum.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum


pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hokum yang akan menjiwai suatu
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang
telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri
prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum yang
digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga banyak ditemukan prinsip-prinsip
yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.

Prinsip merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan orang yang bekerja


dalam suatu lapangan tertentu. Prinsip-prinsip mengembangkan kurikulum menurut
Oliva adalah bersumber dari: a) data empiris; b) data eksperimental; c) berupa
keyakinan dan sikap masyarakat; dan d) akal sehat.Masih menurut Oliva, bahwa
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat dipandang sebagai whole truths
(kebenaran umum), partial truths(sebagian mengandung kebenaran) dan hipotesis
(dugaan). Oliva mempergunakan istilah aksioma untuk menyatakan prinsip sebagai
suatu kebenaran yang “self evident”, yang memberikan pedoman dan kerangka acuan
dalam memecahkan masalah. Aksioma tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perubahan pada hakekatnya tidak dapat dihindari dan selalu dibutuhkan, karena
dengan perubahan kehidupan menjadi tumbuh dan berkembang. Para Pembina dan
pengembang kurikulum turut memberi jawaban terhadap perubahan yang terjadi di
masyarakat.
2. Kurikulum bukan hanya mencerminkan keadaan zaman, tetapi merupakan produk
zaman. Meskipun kurikulum sering lambat mengikuti perkembangan masyarakat,

13
tetapi pada dasarnya mengandung transformasi. Kurikulum menjawab tantangan,
perubahan sosial dan diubah oleh penemuan psikologi, dilihat secara filosofis dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
3. Kurikulum masa lampau dapat berlaku dan bersama dengan kurikulum baru. Suatu
pengembangan kurikulum dapat tumpang tindih untuk waktu yang lama. Hal ini
dalam sejarah kurikulum suatu tema kurikulum sering merupakan suatu
rekapitulasi.
4. Perubahan kurikulum merupakan hasil perubahan manusia. Oleh karena itu
perubahan kurikulum harus dimulai dari perubahan manusianya, yang meliputi
perubahan keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan kemauan. Dengan kata
lain merubah faktor-faktor yang berinteraksi dalam pengembangan kurikulum.
5. Pengembangan kurikulum merupakan suatu hasil usaha yang dilakukan secara
kooperatif. Oliva melihat kerjasama dalam pengembangan kurikulum bukan
hanya mengutamakan konstruksi sejumlah bahan tetapi lebih merupakan
pertumbuhan individual para professional yang merupakan inti dalam kerjasama
ini.
6. Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses pengambilan
keputusan. Para perencana mengadakan pemilihan menentukan prioritas meliputi
pemilihan disiplin, pendapat yang berkembang, bobot, metode dan organisasi.
7. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kontinu. Perencana
senantiasa berjuang mencari yang ideal, karena itu sehubungan record dan
catatan tentang kurikulum lama perlu disimpan.
8. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang komprehensif.
Pendekatan yang komprehensif menuntut penggunaan berbagai sumber, bukan hanya
personil, tapi juga biaya, tenaga dan motivasi perlu dikembangkan.
9. Pengembangan kurikulum lebih baik dilakukan secara sistematik bukan hal yang
coba-coba dan salah (trial and error). Pengembangan kurikulum lebih berhasil
jika menggunakan suatu model atau sistem pendekatan.
10. Pengembangan kurikulum mulai dari kurikulum yang ada, sebagaimana
mengajar dimulai dari mengidentifikasi murid.

Prinsip pengembangan kurikulum adalah:

1. Peningkatan keimanan, budi pekerti, dan penghayatan nilai-nilai budaya.

14
2. Keseimbangan etika,logika, estetika, dan kinestetika.

3. Penguatan integritas nasional.

4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi.

5. Pengembangan kecakapan hidup.

6. Pilar pendidikan.

7. Komprehensif dan berkesinambungan.

8. Belajar sepanjang hayat.

9. Diversifikasi pengembangan kurikulum.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan
dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponensituasi belajar mengajar,
antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang
disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan
kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis
pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.

Pengembangan kurikulum ini harus mengacu pada sebuah kerangka umum, yang
berisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan keputusan yaitu asumsi, tujuan
pengembangan kurikulum, penilaian kebutuhan, konten kurikulum, sumber materi
kurikulum, implementasi kurikulum, evaluasi kurikulum serta keadaan di masa
datang.

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan


kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga banyak
ditemukan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentu terdapat beberapa kekurangan didalamnya,
baik itu dalam segi penulisan maupun isinya. Maka dari itu penulis mengharapkan
kepada para pembaca, terkhusus kepada para calon pendidik atau guru untuk terus
berupaya meningkatkan kompetensi keguruannya dalam memahami kurikulum untuk
mencapai tujuan dan meningkatkan mutu pendidikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2017. Dasar-Dasar Penegmbangan Kurikulum.Bandung: PT Remaja


POSDAKARYA.

17

Anda mungkin juga menyukai