“PENGEMBANGAN KURIKULUM”
KELOMPOK 4
4D REGLAR PAGI
1. RAHAYU PRAYA NINGSIH (E1E018119)
2. RR. WAHYI NIRMALA DEWI (E1E018129)
3. SURYATNI (E1E018137)
4. TRIYANA ZUMRATUL (E1E018141)
5. YENI HARTATI (E1E018149)
6. LUDIA MARGRITH SUSERAY (E1E018157)
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidikan menurut UU
No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu faktor yang sangat menunjang dalam
proses pendidikan dan pengajaran adalah kurikulum, sebab berkaitan dengan arah
orientasi, isi, proses, pendididan dan tujuan pendidikan dan pelatihan pada semua
jenis dan tingkat pendidikan.
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai
pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar. Karena dengan adanya
kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam proses belajar mengajar,
maka dari itu, perlu untu diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang dimaksud dengan
kurikulum dalam adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang
penting dari suatu rencana dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan oleh guru disekolah. Sedangkan menurut Hilda Taba ( 1962), kurikulum
sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh
siswa.
Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab berkaitan
dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan
kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Seiring dengan pekembangan zaman
dan tuntutan dari masyarakat, maka dunia pendidikan harus melakukan inovasi dalam
pendidikan serta merancang dan mengimplemntasikan sesuai dengan kondisi dan
perkembangan zaman.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengembangan Kurikulum?
2. Apa saja kerangka pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana Prinsip Pengembangan Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian Pengembangan Kurikulum.
2. Untuk mengetahui kerangka pengembangan kurikulum.
3. Untuk memahami prinsip pengembangan kurikulum.
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas. Salah satu
maksud utama rencana kurikulum adalaah mengidentifikasi cara untuk tercapainya
tujuan
b. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari
kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
c. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang
baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di antara para
pelajar. Proses belajar akan menyenangkan jika rencana kurkulum menyediakan
berbagai kesempatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi pribadi,
melakukan berbagai kegiatan, dan memanfaatkan berbagai sumber disekolah.
e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar mengajar, seperti
tujuan, konten, aktivitas ,sumber, alat pengukuran, penjadwalan dan fasilitas yang
menunjang.
f. Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa pengguna.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mengandung gagasan yang jelas
tentang tahapan kognitif, kebutuhan perkembangan, gaya belajar, prestasi awal,
konsep diri sebagai pelajar dan lain-lain.
6
g. The subject arm approach adalah pendekatan kurikulum yang banyak digunakan di
sekolah. Penggunaan pendekatan lain pada semua program sekolah juga diperlukan,
untuk menjaga keseimbangan dan memenuhi tujuan pendidikan yang luas serta
diversitas kebutuhan dikalangan siswa.
h. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya
perencanaan guru-siswa. Perencanaan guru-siswa member kesempatan bagi siswa
untuk mempelajari keterampilan perencanaan.
i. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masuknya
ide-ide spontan selama terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam situasi belajar
yang khusus.
j. Rencanaa kurikulum sebaliknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, eektif
dan psikomotorik.
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian
kejadian yang dicakupnya.
2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-
sumber yang menjadi titik tolaknya.
3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik desain kurikulumnya.
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulum
serta interaksi diantara proses tersebut.
5. Setiap teori kurikulum hendaknya mempersiapkan ruang untuk dilakukannya proses
penyempurnaan.
Pada akhirnya berbagai faktor diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pembuataan keputusan kurikulum.
7
B. Kerangka Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum ini harus mengacu pada sebuah kerangka umum, yang
berisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan keputusan.
a) Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum ini menekankan
pada keharusan pengembangan kurikulum yang telah terkonsep dan diinterprestasikan
dengan cermat, sehingga upaya-upaya yang tebatas dalam reformasi pendidikan,
kurikulum yang tidak berimbang, dan inovasi jangka pendek dapat dihindarkan.
8
pertentangan antarkonsepsi kurikulum, hal ini dapat memunculkan kontroversi di
sekolah atau dalam masyarakat.oleh karna itu, administrator sekolah hendaknya
memahami secara mendalam perbedaan orientasi berbagai konsep kurikulum
tersebut.
Mengingat pentingnya tujuan ini, tidak heran jika perumusan tujuan menjadi
langkah pertama dalam pengembangan kurikulum.Filosofi yang dianut pendidikan
atau sekolah biasanya menjadi dasar pengembangan tujuan.Oleh karena itu, tujuan
hendaknya merefleksikan kebijakan, kondisi masa kini dan masa datang, prioritas,
sumber-sumber yang sudah tersedia, serta kesadaran terhadap unsure-unsur pokok
dalam pengembaangan kurikulum.
9
yaitu keterampilan dasar (basic skill), konseptualisasi diri, pemahaman terhadap orang
lain, penggunaan pengetahuan yang telah terkumpul untuk menginterprestasi dunia
(lingkungan kehidupan), belajar berkelanjutan, kesehatan mental dan fisik, partisipasi
dalam dunia ekonomi, produksi dan konsumsi, warga masyarakaat yang bertaggung
jawab, kreativitas dan kesiapan menghadapi perubahan.
Setiap tujuan yang masih bersifat umum di atas harus diuraikan lagi menjadi
beberapa sub tujuan yang lebih operasional. Misalnya, tujuan pengembangan
keterampilan dasar diuraikan menjadi:
c) Penilaian kebutuhan
Kebutuhan merupakan suatu hal yang pokok dalam perencanaan (Unruh dan
Unruh, 1984).Dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum dan pembelajaran,
kebutuhan didefinisikan sebagaai perbedaan antara keadaan actual dan keadaan ideal
yng dicita-citakan. Dengan kata lain, suatu perbedaan antara keadaan riil dan ideal
kondisi, kualitas dan sikap.
d) Konten Kurikulum
10
Pada umumnya, konten kurikulum di pandang sebagai informasi yang
terkandung dlam bahan-bahan yang dicetak, rekaman audio dan visual, computer dan
alat-alat elektronik lainnya, atau yang ditransmisikan secara lisan.Konten kurikulum
seperti ini sebenarnya sangat potensial bagi siswa.Informasi menjadi konten bagi
siswa jika dapat memberi pengertian terhadap aktivitas yang berguna.Karena itu,
seleksi konten untuk kurikulum dan pembelajaran hanya merupakan salah satu bagian
dari tugas-tugas pengembangan kurikulum yang berhubungan dengan konten
tersebut.Konsekuensi yang lebih jauh, penentuan konten kurikulum harus disertai
dengan perencanaan aktivitas yang bermakna.
Berkaitan dengan konten kurikulum ini, Unruh (1984) hanya membahas enam
bidang konten kurikulum akademik untuk jenjang pendidikan dasar, yaitu bahasa
(membaca, menulis, bercakap-cakap, dan mendengar), matematika, sains (IPA), studi
sosial (IPS), bahasa asing, dan seni.Asumsi pokok yang mendasari kjian bidang-
bidang konten kurikulum adalah keinginan. Meskipun demikian, kurikulum juga
hendaknya menyediakan ruang bagi pelajaran lain selain keenm bidang konten
tersebut, antara lain bagi pendidikan kesehatan dan jasmani, serta berbagai pelajaran
keterampilan yang dibutuhkan oleh banyak siswa.
11
f) Implementasi Kurikulum
g) Evaluasi Kurikulum
Oleh Karen manusia memiliki visi terhadap masa yang akan datang, maka
manusia selalu mengahadapi tantangan yang semakin berat. Dalam pengembangan
kurikulum dan pembelajaran, pandangan dan kecenderungan pada kehidupan masa
datang sudah mnjadi kepentingan pokok.
12
Pesatnya perubahan dalam kehidupan sosial, ekonomi, teknologi, serta
berbagai peristiwwa dunia, memaksa setiap warga masyarakat berpikir dan merespon
setiap perubahan yang dihadapi. Oleh karenanya, harus dipikirkan solusi alternatif
dalam menghadapi situasi masa yang akan datang tersebut. Prediksi keadaan
penduduk, persediaan makanan, polusi, sumber-sumber yang tidak dapat
diperbaharui, ancaman nuklir, serta gejolak politik dan ekonomi, harus direspons
sejak sekarang, tidak terkecuali respons dari pengembangan pendidikan. Dengan kata
lain, setiap rencana pengembangan kurikulum harus memasukkan pertimbangan
kehidupan di masa depan, serta implikasinya pada perncanaan kurikulum.
1. Perubahan pada hakekatnya tidak dapat dihindari dan selalu dibutuhkan, karena
dengan perubahan kehidupan menjadi tumbuh dan berkembang. Para Pembina dan
pengembang kurikulum turut memberi jawaban terhadap perubahan yang terjadi di
masyarakat.
2. Kurikulum bukan hanya mencerminkan keadaan zaman, tetapi merupakan produk
zaman. Meskipun kurikulum sering lambat mengikuti perkembangan masyarakat,
13
tetapi pada dasarnya mengandung transformasi. Kurikulum menjawab tantangan,
perubahan sosial dan diubah oleh penemuan psikologi, dilihat secara filosofis dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
3. Kurikulum masa lampau dapat berlaku dan bersama dengan kurikulum baru. Suatu
pengembangan kurikulum dapat tumpang tindih untuk waktu yang lama. Hal ini
dalam sejarah kurikulum suatu tema kurikulum sering merupakan suatu
rekapitulasi.
4. Perubahan kurikulum merupakan hasil perubahan manusia. Oleh karena itu
perubahan kurikulum harus dimulai dari perubahan manusianya, yang meliputi
perubahan keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan kemauan. Dengan kata
lain merubah faktor-faktor yang berinteraksi dalam pengembangan kurikulum.
5. Pengembangan kurikulum merupakan suatu hasil usaha yang dilakukan secara
kooperatif. Oliva melihat kerjasama dalam pengembangan kurikulum bukan
hanya mengutamakan konstruksi sejumlah bahan tetapi lebih merupakan
pertumbuhan individual para professional yang merupakan inti dalam kerjasama
ini.
6. Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses pengambilan
keputusan. Para perencana mengadakan pemilihan menentukan prioritas meliputi
pemilihan disiplin, pendapat yang berkembang, bobot, metode dan organisasi.
7. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kontinu. Perencana
senantiasa berjuang mencari yang ideal, karena itu sehubungan record dan
catatan tentang kurikulum lama perlu disimpan.
8. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang komprehensif.
Pendekatan yang komprehensif menuntut penggunaan berbagai sumber, bukan hanya
personil, tapi juga biaya, tenaga dan motivasi perlu dikembangkan.
9. Pengembangan kurikulum lebih baik dilakukan secara sistematik bukan hal yang
coba-coba dan salah (trial and error). Pengembangan kurikulum lebih berhasil
jika menggunakan suatu model atau sistem pendekatan.
10. Pengembangan kurikulum mulai dari kurikulum yang ada, sebagaimana
mengajar dimulai dari mengidentifikasi murid.
14
2. Keseimbangan etika,logika, estetika, dan kinestetika.
6. Pilar pendidikan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan
dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponensituasi belajar mengajar,
antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang
disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan
kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis
pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Pengembangan kurikulum ini harus mengacu pada sebuah kerangka umum, yang
berisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan keputusan yaitu asumsi, tujuan
pengembangan kurikulum, penilaian kebutuhan, konten kurikulum, sumber materi
kurikulum, implementasi kurikulum, evaluasi kurikulum serta keadaan di masa
datang.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentu terdapat beberapa kekurangan didalamnya,
baik itu dalam segi penulisan maupun isinya. Maka dari itu penulis mengharapkan
kepada para pembaca, terkhusus kepada para calon pendidik atau guru untuk terus
berupaya meningkatkan kompetensi keguruannya dalam memahami kurikulum untuk
mencapai tujuan dan meningkatkan mutu pendidikan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17