Desain Kurikulum
Dosen Pengampu :
Oleh :
KELAS D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang membahas tentang “Desain Kurikulum”. Pembuatan makalah ini
untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Pembelajaran Pengembangan
Kurikulum . Penulis berharap dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya tentang Desain Kurikulum,
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nasrul Fuad, selaku
dosen pengampu dalam pembelajaran Pembelajaran Pengembangan kurikulum
yang telah memberikan ilmu yang manfaat dan barokah sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini dengan baik dan benar.
Sebagai kodratnya manusia tidak lepas dari yang namanya kesalahan.
Menyadari tentang kesalahan makalah ini penulis mohon maaf dan meminta kritik
dan saran pembaca agar penulis dapat melengkapi segala kesalahan dan
kekurangan dari makalah ini.
Dan juga tak lupa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Kesimpulan........................................................................................11
Daftar Pustaka.........................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2. Untuk mengetahui prnsip dasar desain kurikulum
3. Untuk mengetahui komponen dalam desain kurikulum
4. Untuk mengetahui model desain kurikulum
5. Untuk mengetahui Tahap-tahap rancangan desain kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dapat disimpulkan bahwa desain kurikulum adalah suatu
pengorganisasian tujuan, isi, dan proses belajar yang akan diikuti siswa
pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum
akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan antara satu unsur
dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang
diperlukan dalam pelaksanaanya.
B. Prinsip dasar desain kurikulum
Saylor mengajukan delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum,
prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi dan
pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang mendasar bagi
pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
b. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakan dalam
rangka mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan, khususnya bagi
kelompok siswa yang belajar dengan bimbingan guru.
c. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru
untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih,
membimbing dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar di
sekolah.
d. Desain kurikulum harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan
pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan
siswa.
e. Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai
pengalaman belajar anak yang diperoleh diluar sekolah dan
mengaitkan dengan kegiatan belajar di sekolah.
f. Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa
mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai
demokrasi yang menjiwai kultur 3
C. Komponen dalam desain kurikulum
1. Komponen Tujuan
3
Humaedah Huma, ‘Desain Pengembangan Kurikulum’, Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 4.1
(2021), 47–59 <https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v4i1.849>.
4
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan sehingga segala proses pembelajaran difokuskan untuk
mencapai tujuan tersebut. Tujuan kurikulum mengacu ke arah
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tujuan tersebut ditetapkan
dalam Undang-Undang (UU) No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan
bahwa kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta
didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya dan menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas umumnya. Adapun Hirarki
tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat kita lihat sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan pendidikan
umum jangka panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa
Indonesia.
b. Tujuan institusional
Tujuan Instusional yang mengacu pada tujuan institusi (sekolah)
merupakan sasaran pendidikan sesuatu lembaga pendidikan.
c. Tujuan kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
suatu program studi atau oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.
d. Tujuan Pembelajaran Instruksional (Tujuan Khusus)
Tujuan ini lebih diutamakan karena lebih jelas dan mudah
pencapaiannya. Dalam tujuan ini, guru mempersiapkan
pelajaran, guru menjabarkan tujuan mengajarnya dalam bentuk
tujuan-tujuan khusus atau objectives yang bersifat operasional.
2. Komponen Materi Ajar (Bahan Ajar)
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum
yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
5
a. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian
atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses
pembelajaran.
b. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.
c. Materi atau aktivitas yang dilakukan seluruhnya diarahkan untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam lingkup yang lebih
luas yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
3. Komponen Metode, Strategi dan Model Pembelajaran
Komponen strategi merupakan komponen yang memiliki peran
yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi
kurikulum. Beberapa istilah yang perlu difahami berkaitan dengan
komponen ini adalah pendekatan, strategi, model dan metode
dalam pembelajaran
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum untuk
melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum,
evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Evaluasi juga digunakan
sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.
Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah siswa, guru dan
proses pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat
keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan
upaya bimbingan yang diperlukan.4
D. Model Desain Kurikulum
Ada tiga model kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
subject centered desain, learned centered desain, problem centered desain.
Disetiap desain kurikulum memiliki teknik atau cara yang efektif dalam
proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien.
4
Puslitbang Pendidikan Agama and others, ‘KURIKULUM’, 1–21.
6
a. Subject centered design (desain yang berpusat pada mata pelajaran)
adalah bentuk desain yang paling tua dan banyak digunakan. Subject
centered design, kurikulum dipusatkan pada isi atau materi yang akan
diajarkan. Kurikulum tersusun sesuai dengan jumlah mata pelajaran
dengan secara terpisah-pisah. Agar penempatan mata pelajaran dapat
dilakukan dengan memfokuskan pada proses pembelajaran dan
menggunakan metode pembelajaran dan menggunakan metode
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan inquiry. Desain jenis
ini dibedakan menjadi tiga desain, yaitu subject desain, disciplines
design, dan broadfields design.
Subject design curriculum adalah bentuk desain yang paling
murni dari subject centered design. Subject centered curriculum
merupakan organisasi isi pendidikan dalam bentuk mata
pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada para siswa
secara terpisah, misal pada pelajaran fiqih, akidah akhlaq, al-
qur’an hadits dan sejarah kebudayan islam. Mata pelajaran itu
tidak berhubungan satu sama lain.5 Pada kegiatan proses belajar
mengajar, guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran
yang diajarkannya. Sifat yang terpisah-pisah untuk
memudahkan bagi guru dalam proses membelajarkan peserta
didik, penilaian dan hasil belajar peserta didik. Subject design
menekankan penguasaan fakta-fakta informasi.
Disciplines design curriculum adalah bentuk pengembangan
dari subject design, yang masih menekankan pada isi atau
materi kurikulum. Bedaan dengan subject design dalam tingkat
penguasaanya menekankan pada pemahaman (understanding),
sehingga peserta didik akan memahami masalah dan mampu
melihat hubungan berbagai fenomena baru.
Board fields design. Model ini menyatukan beberapa mata
pelajaran yang berhubungan menjadi satu bidang studi. Bentuk
kurikulum ini banyak digunakan di sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama.
b. Learner-centered design (desain yang berpusat pada pembelajaran)
merupakan desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa.
pengembangan kurikulum ini seperti berinteraksi sosial, keinginan
bertanya, keinginan membangun makna dan keinginan berkreasi yang
menekankan sifat-sifat alami anak dalam mengembangkan kurikulum.
Jenis desain dapat dibedakan menjadi dua :
Activity (experience) design, ciri utama yaitu struktur
ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik, maka
5
Dr.Hj. Mihmidaty Al Faizah Ya’coub Dr.HJ. Zahrotun Ni’mah Afif, Manajemen Kurikulum
(Jawa Timur: Global Aksara Pres, 2021).
7
kurikulum disusun bersama oleh guru dan para siswa dan
desain ini menekankan prosedur pemecahan masalah.
Humanistic design, menekankan pada fungsi perkembangan
peserta didik melalui pemfokusan pada hal-hal subjektif,
perasaan, pandangan, penjadian, penghargaan dan
pertumbuhan. Kurikulum ini berusaha mendorong
penangkapan sumber daya dan potensi pribadi untuk
memahami sesuatu dengan pemahaman mandiri, konsep sendiri
dan bertanggung jawab pribadi.
8
(4) mampu mengembangkan kemampuan diri;
(5) memiliki keahlian berkomunikasi yang baik;
(5) memiliki rasa empati dan etika yang baik.
2) Penilaian kebutuhan pembelajar.
Langkah ini sering terabaikan oleh pengembang kurikulum.
Begitu ada siswa yang potensial, pengembang kurikulum harus bisa
mengetahui sampai dimana titik kemampuan maupun kelemahan
siswa-siswanya tersebut
3) Menetapkan tujuan kurikulum.
Langkah ini sangat penting karena menentukan filosofi
instruksional dan menentukan metode pembelajaran yang paling
efektif. Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat digunakan untuk
menentukan desain dan pemilihan prosedur dan instrument penilaian.
Karena tujuan yang jelas dan tersusun dengan baik sangat penting
untuk menentukan fokus dari kurikulum yang akan dibuat, pembuat
kurikulum harus dilatih dengan baik untuk membuat tujuan
instruksional.
4) Pemilihan strategi pendidikan.
Pemilihan strategi pendidikan harus didasarkan pada tiga prinsip
utama. Yang pertama, metode pendidikan harus sejalan dengan tujuan
pendidikan. Kedua, penggunaan beragam metode pendidikan lebih
baik, daripada hanya satu metode saja, karena kurikulum harus
menjawab tantangan akan keragaman tipe belajar siswa dan tujuan
pendidikan yang berbeda-beda. Yang terakhir, pengembang
kurikulum harus memastikan bahwa kurikulum tersebut sesuai
dengan materi pelajaran dan kompetensi pengajar.
5) Implementasi kurikulum yang baru.
Mendesain sebuah kurikulum adalah hal yang amat menarik dan
dan penuh daya kreatif dalam pengembangan kurikulum. Akan tetapi
tujuan utamanya bukan untuk mendesain kurikulum yang paling ideal
dan paling baik, akan tetapi bagaimana keberhasilan penerapannya
9
dalam praktek pendidikan. Kondisi dan syarat keberhasilan penerapan
kurikulum meliputi keikutsertaan administrator pendidikan dalam
proses implementasi kurikulum dan alokasi sumber daya yang cukup.
Sebelum menerapkan sebuah kurikulum yang baru, pengembang
kurikulum harus mendapatkan dukungan yang kuat dari pimpinan
institusi yang berwenang.
6) Evaluasi dan umpan balik untuk memperbaiki kurikulum.
Meskipun evaluasi merupakan langkah akhir dari pelaksanaan
kurikulum, akan tetapi bukan berarti ini merupakan tindakan akhir.
Data hasil evaluasi yang telah dikumpulkan harus digunakan sebagai
criteria untuk menyesuaikan kurikulum tersebut dengan tujuan
program studi atau misi dari institusi. Kurikulum harus dievaluasi,
dan diperbaiki, dan dilakukan inofasi-inofasi yang bervariatif karena
kurikulum bukanlah suatu sistem yang statis. Umpan balik dari
pengajar dan siswa perlu dipertimbangkan secara terus menerus untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Kesimpulannya, kurikulum
merupakan suatu rencana akademik yang merupakan rancangan
pelaksanaan dimana:
(a) tujuan dan hasil dari kurikulum dijabarkan secara jelas
(b) proses untuk mencapai tujuan tersebut teridentifikasi dengan baik
(c) kurikulum merupakan alat untuk menilai keberhasilan Pendidikan
(d) ulasan sistematik dan perbaikan termasuk di dalamnya.7
7
Wahyu Aji Fatma Dewi, ‘Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di
Sekolah Dasar’, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2.1 (2020), 55–61
<https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89>.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada tiga model kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
subject centered desain, learned centered desain, problem centered desain serta
tahap dalam pengembangan desain kurikulum dibagi menjadi 6 langkah yang
bersignefikan satu sama lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Maiti, and Bidinger, ‘Desain Kurikulum: Prinsip Dan Isu’, Journal of Chemical
Information and Modeling, 53.9 (2012), 1689–99
12