Anda di halaman 1dari 39

PERENCANAAN KURIKULUM

Makalah
Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Telaah Kurikulum SD
Dosen Pengampu : Trio Ardhian, M.Pd

Di Susun Oleh:
Nama :
1. YAHSA IMANI AS-ZAHRA (2021015065)
2. FATHIYA NADIYA SALSABILA (2021015072)
3. MARIA DESTIANA BU TALO (2021015078)
4. FENNY ERIYANTI (2021015100)
5. SUSI SUSANTI (2021015260)

Semester : 2 (Dua)
Kelas : 2B PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA


YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR
‫بِ ْســــــــــــــــــــــ ِماللّ ِهالرَّحْ َمنِال َّر ِحي ِْم‬

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulisan tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Penyusunan tugas makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Telah Kurikulum, topik yang dibahas adalah “Perencanaan Kurikulum”.
Penyusunan tugas ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami
materi tentang “Perencanaan Kurikulum”. Namun demikian, tentu saja dalam penyusunan
masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat.
Dengan ini, memohon saran dan kritik yang konstruktif, sehingga penulis bisa
menyempurnakan hasil makalah yang telah dibuat.

Yogyakarta, ........ 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang-2
B. Rumusan Masalah-3
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan Kurikukulum
B. Asas – Asas Perencanaan Kurikulum
C. Tujuan Perencanaan Kurikulum-9
D. Fungsi Perencanaan Kurikulum-11
E. Prinsip Prinsip Perencanaan Kurikulum-13
F. Prosedur Perencanaan Kurikulum-14
G. Karakteristik Perencanaan Kurikulum-16
H. Kerangka Kerja Perencanaan Kurikulum
I. Komponen Perencanaan Kurikulum
J. Tahapan Perencanaan Kurikulum
K. Model Perencanaan Kurikulum
L. Manajemen Perencanaan Kurikulum......................................................................30-32

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................35-37

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses terus menerus yang menghantarkan manusia


ke arah kedewasaan, yaitu dalam arti kemempuan untuk memperoleh pengetahuan,
pengembangan kemampuan/keterampilan, mengubah sikap serta kemampuan
mengarahkan diri sendiri, baik di bidang pengetahuan, keterampilan, serta dalam
memakai proses pendewasaan itu sendiri dan kemempuan menilai. Pendidikan adalah
kata kunci dalam setiap usaha meningkatkan kualitas kehidupan manusia, dimana
didalamnya memiliki peran dan objek untuk memanusiakan manusia. Karna itulah
fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian yang unggul dalam
menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak dan iman.
Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup.

Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang


saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum
tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk
sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya
saling kerja sama di antara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel
kurikulum tidak berfungsi dengan baik, maka sistem kurikulum akan berjalan kurang
baik dan maksimal.

Kurikulum adalah bagian penting dari proses pendidikan. Pendidikan tanpa


kurikulum akan terlihat tidak teratur. Selain itu, kurikulum adalah salah satu media
pencapaian tujuan pendidikan, dan pada saat yang sama berfungsi sebagai pedoman
pelaksanaan proses kegiatanbelajar mengajar dalamberagamjenis dan tingkat sekolah
(Imron, 2016).

iv
Di dalam pendidikan, sering kali terjadi perubahan dan perkembangan.
Perubahan dan perkembangan itu selain disebabkan oleh dinamika dalam masyarakat
juga disebabkan oleh penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Karena sekolah merupakan bagian dari masyarakat, maka wajar perubahan-
perubahan yang terjadi di masyarakat memberikan dampak tertentu terhadap sekolah.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat menyebabkan timbul dan
bertambahnya kebutuhan tertentu dalam sekolah, misalnya struktur sekolah, teknologi
sekolah, dan hubungan antara guru dengan siswa. Dengan terjadinya perubahan dalam
berbagai sektor pendidikan di sekolah, mau tidak mau menuntut kebutuhan sekolah
yang baru sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi,

Oleh karena itu diperlukan perencanaan kurikulum yang sesuai dengan


perubahan dan perkembangan yang disebakan oleh dinamika masyarakat agar dan
siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam makalah ini akan membahas
mengenai perencanaan kurikulum, asas asas kurikulum, tujuan perencanaan
kurikulum, tujuan perencanaan kurikulum, fungsi perencanaan kurikulum, prinsip
prinsip perencanaan kurikulum, prosedur perencanaan kurikulum, karakteristik
perencanaan kurikulum, kerangka kerja perencanaan kurikulum, komponen
perencanaan kurikulum, tahapan perencanaan kurikulum, model perencanaan
kurikulum, manajemen perencanaan kurikulum.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan kurikulum?


2. Apa saja asas-asas perencanaan kurikulum?
3. Apa tujuan dari perencanaan kurikulum?
4. Apa fungsi dari perencanaan kurikulum?
5. Apa saja prinsip-prinsip dari perencanaan kurikulum?
6. Bagaimana prosedur perencanaan kurikulum?
7. Apa saja karakteristik perencanaan kurikulum?
8. Bagaimana kerangka kerja perencanaan kurikulum ?
9. Apa saja komponen perencanaan kurikulum?
10. Bagaimana tahapan-tahapan perencanaan kurikulum?
11. Bagaimana model dalam pembelajaran kurikulum?

v
12. Bagaimana manajemen perencanaan kurikulum?
C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan tentang perencanaan kurikulum.


2. Untuk menjelaskan tentang asas-asas perencanaan kurikulum.
3. Untuk menjelaskan tentang tujuan dari perencanaan kurikulum.
4. Untuk menjelaskan tentang fungsi dari perencanaan kurikulum.
5. Untuk menjelaskan tentang prinsip-prinsip dari perencanaan kurikulum.
6. Untuk menjelaskan tentang prosedur perencanaan kurikulum.
7. Untuk menjelaskan tentang karakteristik perencanaan kurikulum.
8. Untuk menjelaskan tentang kerangka kerja perencanaan kurikulum.
9. Untuk menjelaskan tentang komponen perencanaan kurikulum.
10. Untuk menjelaskan tentang tahapan-tahapan perencanaan kurikulum.
11. Untuk menjelaskan tentang model dalam pembelajaran kurikulum.
12. Untuk menjelaskan tentang manajemen perencanaan kurikulum.

D. Manfaat

1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca tentang


perencanaan kurikulum.
2. Memahami tentang asas asas perencanaan kurikulum.
3. Memotivasi guru atau calon pendidik untuk lebih memahami tentang tujuan dari
perencanaan kurikulum.
4. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca tentang fungsi
dari perencanaan kurikulum.
5. Memahami tentang prinsip-prinsip dari perencanaan kurikulum
6. Memotivasi guru atau calon pendidik untuk lebih memahami prosedur
perencanaan kurikulum.
7. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca tentang
karakteristik perencanaan kurikulum.
8. Memahami tentang kerangka kerja perencanaan kurikulum.
9. Memotivasi guru atau calon pendidik untuk lebih memahami komponen
perencanaan kurikulum.

vi
10. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca tentang tahapan-
tahapan perencanaan kurikulum.
11. Memahami tentang model dalam pembelajaran kurikulum.
12. Memotivasi guru atau calon pendidik untuk lebih memahami manajemen
perencanaan kurikulum.

vii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Kurikukulum

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan
terlebih dahulu apa yang dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus
dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya (M. Arif Khoirudin, 2013 ; 63)

Menurut Ardimoviz (2017: 29-30) perencanaan adalah suatu proses intelektual


yang melibatkan pembuatan keputusan, proses ini menuntut predisposisi mental yang
berfikir sebelum bertindak, berbuat berdasarkan kenyataan bukan perkiraan, dan
berbuat sesuatu secara teratur.

Hamalik (2010 ; 152) menjelaskan perencanaan kurikulum adalah suatu proses


sosial kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkatan pembuatan keputusan.

Sedangkan menurut Mulyasa (2002 ; 21) perencanaan kurikulum adalah


perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina
siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai dimana
perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa.

Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang dilakukan oleh para


perencana mengambil bagian pada berbagai level pembuat keputusan mengenai
tujuan pembelajaran yang seharusnya, bagaimana tujuan dapat direalisasikan melalui
proses belajar-mengajar, dan tujuan tersebut memang tepat dan efektif (Busro dan
Siskandar, 2017: 31-32).

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa


perencanaan kurikulum adalah sebuah proses perencanaan kesempatan belajar
mengajar yang dapat dinilai dari perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.

viii
B. Asas – Asas Perencanaan Kurikulum

Menurut Oemar Hamalik dalam menyusun kurikulum (konseptual/program),


maka ada beberapa azas yang harus diperhatikan para penyusun kurikulum
pendidikan. Paling tidak, sebuah perencanaan kurikulum disusun berdasarkan azas
azas sebagai berikut, yaitu:
1. Objektivitas
Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan
tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
2. Keterpaduan
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu,
keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan
dalam proses penyampaian.
3. Manfaat
Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan
keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan,
serta bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.
4. Efisiensi dan Efektivitas
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan
waktu dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
5. Kesesuaian
Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan
tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan/perkembangan
masyarakat.
6. Keseimbangan
Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi,
sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program yang akan
dilaksanakan.
7. Kemudahan
Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainyayang
membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan
proses pembelajaran.
8. Berkesinambungan

ix
Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahapan,
jenis, dan jenjang satuan pendidikan.
9. Pembakuan
Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan
pendidikan, sejak dari pusat sampai daerah.
10. Mutu
Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga
turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.

S Nasution (2009) mengemukakan bahwa mengembangkanan kurikulum


bukan sesuatu yang mudah dan sederhana karena banyak hal yang harus
dipertimbangkan. Setidaknya ada 4 (empat) asas-asas yang mendasari kurikulum,
yakni sebagai berikut:

1. Asas filosofis yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan
filsafat negara.
2. Asas psikologis yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yakni:
psikologi anak, perkembangan anak, psikologi belajar, dan bagaimana proses
belajar anak.
3. Asas sosiologis yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya,
kebudayaan manusia, hasil kerja manusia, hasil kerja manusia berupa
pengetahuan, dan lain-lain.
4. Asas organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan
pelajaran yang disajikan.

Dapat disimpulkan bahwa asas asas perencanaan kurikulum merupakan


landasan penting untuk pembuatan perencanaan kurikulum. Dalam penyusunan
perencanaan kurikulum harus memperhatikan asas asas agar sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masa kini serta masa mendatang.

x
C. Tujuan Perencanaan Kurikulum

Menurut Komite Pengembangan kurikulum Amerika Serikat, terdapat sepuluh


tujuan umum (goals), yaitu keterampilan dasar (Basic skills), konseptualisasi diri,
pemahaman terhadap orang lain, penggunaan pengetahuan yang telah terkumpul
untuk menginterpretasikan dunia lingkungan kehidupan), belajar berkelanjutan,
kesehatan mentaldan fisik, partisipasi dalam dunia ekonomi, produksi, dan konsumsi,
warga masyarakat yang bertanggungjawab, kreativitas, dan kesiapan menghadapi
perubahan (coping with change).

Syamsul Bahri menyimpulkna bahwa kurikulum yang substansial: 1)


merekonstruksi kurikulum sebelumnya; 2) menginovasi; 3) beradaptasi dengan
perubahan sosial (sisi positifnya); 4) mengeksplorasi pengetahuan yang masih
tersembunyi berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan.

Menurut Fitri A.Z (2013) Perencanaan Kurikulum bertujuan untuk merencanakan


berbagai perspektif, teori dan penelitian yang dikembangkam berdasarkan kekuatan
sosial (human force), perkembangan manusia (human development), dan
pembelajaran dan gaya pembelajaran (learning and learning style). Tujuan lainnya
yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang


dimaksudkan untuk membina siswa atau peserta didik ke arah perubahan tingkah laku
yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa atau peserta didik. Kurikulum adalah semua pengalaman yang mencakup yang
diperoleh baik dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan, yang telah
direncanakan secara sistematis dan terpadu, yang bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik mencapai tujuan pendidikan.

xi
Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka teori
dan penelitian terhadap kekuatan social, pengembangan masyarakat, kebutuhan, dan
gaya belajar siswa. Beberapa keputusan harus dibuat ketika merencanakan kurikulum
dan keputusan tersebut harus mengarah pada spesifikasi berdasarkan criteria.
Merencanakan pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam
perencanaan kurikulum karena karena pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap
siswa daripada kurikulum itu sendiri (Rusman, 2009: 21).

Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah


sebagai berikut:

1. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan
(a way to anticipate and offset change).
2. Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-
administrator maupun non-administrator.
3. Perencanaan juga dapat menghindari atau setidak-tidaknya memperkecil
tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
4. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan
untuk memudahkan pengawasan.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perencanaan


kurikulum adalah sebagai standar pengawasan, mengetahui siapa saja yang terlibat
dalam struktur organisasi, mendapatkan kegiatan yang sistematis, mengetahui
kapan pelaksanaan, memberikan gambaran, menyerasikan dan memadukan,
mendeteksi hambatan, dan mengarah pada pencapaian tujuan.

D. Fungsi Perencanaan Kurikulum

Menurut Hamalik (Oemar Hamalik, 2010: 152) pimpinan perlu menyusun


perencanaan secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi
sebagai berikut :
1. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media
penyampaiannya, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana
yang diperlukan, system control dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk
mencapai tujuan manajemen organisasi.

xii
2. Berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan
perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi. Perencanaan
kurikulum yang matang besar sumbangannya terhadap pembuatan keputusan oleh
pimpinan, dan oleh karenanya perlu memuat informasi kebijakan yang relevan,
disamping seni kepemimpinan dan pengetahuan yang telah dimilikinya.
3. Sebagai motivasi untuk melaksanakan system pendidikan sehingga mencapai
hasil optimal

Menurut Anan Nur (2011: 3) perencanaan kurikulum mempunyai fungsi


sebagai berikut:

1. Pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta, tindakan yang
perlu dilakukan, biaya, sarana, serta sistem kontrol atau evaluasi.
2. Penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam
masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
3. Motivasi untuk melaksanakan sistem Pendidikan.

Masih menurut Anan Nur (2011 ; 14 ) Perencanan kurikulum memberikan


pengaruh dalam menentukan pengeluaran biaya atau keuntungan, menetapkan
perangkat tujuan atau hasil akhir, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan
akhir, menyusun atau menetapkan prioritas dan urutan strategi, menetapkan prosedur
kerja dengan metode yang baru, serta mengembangakan kebijakan-kebijakan.

Menurut (Kisbiyanto ; 109) Perencanaan dalam pendidikan adalah sebagai


fungsi manajemen pendidikan. Fungsi perencanaan tersebut adalah untuk menentukan
keadaan yang sebaik-baiknya dari hubungan-hubungan sumber daya internal dan
eksternal dalam suatu sistem pendidikan dengan keadaaan yang dinamis serta cara
yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu sumber
daya yang harus direncanakan adalah “materi pendidikan” atau kurikulum. Sumber
daya “kurikulum” ini membutuhkan perencanaan yang tepat dan strategis. Hasil
perencanaan kurikulum yang baik menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Dalam konteks perkembangan, kurikulum harus selalu dikembangkan.
Fungsi perencanaan kurikulum dan pengembangnnya itu dimaksudkan untuk
pengelolaan pendidikan agar tidak mengalami ketertinggalan.

xiii
Dari beberapa pendapat para ahli di atas bisa disimpulkan, bahwa perencanaan
kurikulum sangat berperan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
perencanaan kurikulum juga merupakan penentu keberhasilan dalam capaian
tujuan pendidikan. Perencanaan kurikulum dijadikan media kontrol dan evaluasi
untuk pendidikan sebelum dan sesudahnya.

E. Prinsip Prinsip Perencanaan Kurikulum


Ada beberapa prinsip-prinsip penting yang harus diperhatikan dalam
perencanaan kurikulum menurut (Hamalik, 2007) yaitu :

1. Perencanaan kuriklum berkaitan dengan pengalaman siswa


2. Perencanaan kurikulum didasarkan kepada keputusan terkait konten dan proses
3. Perencanaan kurikulum berisi keputusan tentang berbegai masalah dan topoik
4. Perencanaan kurikulum melibatkan beragam kelompok
5. Perencanaan kurikulum dilakukan berbagai tindakan
6. Perencanaan kurikulum adalah proses yang berkelanjutan

Menurut amiruddin (2017) Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam
kegiatan perencanaan kurikulum, yaitu :

1. Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu memicu


pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan
hasil (tujuan) yang diharapkan disekolah.
2. Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang langsung
bekerja sama dengan siswa.
3. Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-prinsip belajar
dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar disekolah.
4. Perencanaan harus memunkinkan para guru menyesuaikan pengalaman-
pengalaman dengan kebutuhan-kebutuhan pembangunan, kesanggupan, dan taraf
kematang siswa (level of pupils)
5. Perencanaan harus menggiatkan kepada guru untuk mempertimbangkan
pengalaman belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan
didalam dan diluar sekolah.

xiv
6. Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang
kontinu sehigga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sunggu mampu
memberikan pengalaman.
7. Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu membantu
pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa
yang bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter budaya bangsa
indonesia
8. Perencanaan haus realistis, fleksible (dapat dikerjakan) dan acceptable (dapat
diterima dengan baik)

Hamalik menyebutkan ada 5 prinsip dari perencanaan kurikulum. Prinsip-prinsip


tersebut yaitu :

1. Relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi.
2. Fleksibilitas
Pengembangan kurikulu berupaya agar hasilnya fleksibel, dan fleksibel dalam
implementasinya, memungkinkan pnyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi,
tempat dan waktu yang selalu berkembang serta kemampuan dan latar belakang
siswa, peran kurikulum disini sangat pentig terhadap pengebangan siswa untuk
itu prinsip feksibel ini harus benar benar diperhatiakn sebagai penunjang untk
peningkatan mutu pendidikan.
3. Kontinuitas
Yakni adanya kesiambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal maupun
secara horizontal.
4. Efesiensi
Peran kurikulum dalam rana pedidikan adalah sangat penting dan bahkan vital
dalam proses pembelajaran agar lebih optimal dan efektif
5. Efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas disini adalah sejauh mana rencana
program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan.

Pendapat diatas menegaskan bahwa perencanaan kurikulum dirumuskan


dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip yang luas dan kompresif yaitu berkenaan

xv
dengan pengalaman siswa, berisiskan konten atau proses, memuat adanya topik-topik
penyusunan melibatkan kelompok atau tim, mendistribusikan materi untuk semua
tingkat dan bersifat berkelanjutan. Dengan demikian prinsip perencanaan kurikulum
berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan tugas perkembangan peserta didik yang
mengakomodir tercapainya berbegai kompetensi sebagai dasar kedewasaan.

F. Prosedur Perencanaan Kurikulum


Fauzi Taha Ibrahim mengemukakan tujuh langkah dalam menyusun
perencanaan kurikulum sebagai berikut:

1. Analisis lapangan dimana kurikulum diberlakukan


2. Menentukan tujuan berdasarkan kebutuhan siswa dan masyarakat.
3. Menentukan isi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan.
4. Mengorganisasikan pengalaman pembelajaran
5. Menentukan metode, media dan evaluasi pembelajaran.
6. Uji coba kurikulum
7. Implementasi dan evaluasi kurikulum

Dakir (2004) mengemukakan beberapa tahapan dalam perencanaan


kurikulum yang terdiri mencakup atas:

1. Tahap perencanaan, terdiri dari: Diagnosis system, Formulasi tujuan Perkiraan


sumber, Perkiraan target, Constrain/hambatan.
2. Formulasi rencana
3. Elaborasi rencana
4. Evaluasi/revisi

Sementara itu Hamalik mengemukakan komponen perencanaan kurikulum


sebagai berikut:

1. Perumusan tujuan belajar atau hasil yang digunakan;


2. Konten yang terdiri atas fakta dan konsep yang berhubungan dengan tujuan;
3. Kegiatan yang mungkin digunakan untuk melaksanakan tujuan;
4. Sumber-sumber yang mungkin digunakan untuk mencapai tujuan; dan
5. Alat pengukuran untuk menentukan derajat pencapaian tujuan.

xvi
Richards dalam bukunya Curriculum Development in Language Teaching
mengungkapkan bahwa perencanaan kurikulum setidaknya melewati beberapa proses
yang berfokus pada analisis kebutuhan, analisis situasi, perencanaan tujuan dan hasil
belajar (planning learning outcomes), mengorganisasi mata pelajaran, memilih dan
mempersiapkan bahan pembelajaran, menyelenggarakan pembelajaran efektif dan
evaluasi.

Sementara itu Tarigan mengemukakan beberapa prosedur perencanaan


kurikulum yang terdiri dari : Analisis kebutuhan, penetapan tujuan, rancang bangun
silabus, metodologi, pengujian dan penilaian.

Jadi dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan
prosedur perencaanaan harus runtut dan sistematis mulai dari tujuan, metode
pembelajaran, pengujian dan evaluasi. Dalam penyusunannya juga harus berpegang
pada evaluasi kurikulum sebelumnya dan kebutuhan siswa pada masa kini.

G. Karakteristik Perencanaan Kurikulum


Perencanaan Kurikulum menyangkut banyak dimensi. Dalam “The
Educational Imagination on The Design and Evaluation of School Programs,” Einser
(2002: 133) menjelaskan bahwa ada beberapa unsur penting dari dimensi perencanaan
kurikulum. Unsur tersebut yang akan menentukan logika dan karakteristik alur dari
sebuah perencanaan kurikulum. Unsur tersebut dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Tujuan dan prioritas (goals and priorities)


2. Isi kurikulum (content of the curriculum)
3. Jenis pembelajaran (types of learning opportunities)
4. Organisasi pembelajaran (learning organization)
5. Organisasi isi (organization of content areas)
6. Model presentasi dan respon (model of presentation and response)
7. Jenis evaluasi (types of evaluation)

xvii
Aspek aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum tersebut
adalah sebagai berikut (Hamalik, 2016: 172) :

1. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai


hal yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, karakteristik masyarakat
sekarang dan masa depan, serta kebutuhan dasar manusia;
2. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang komprehensif,
yang mempertimbangkan dan mengkoordinasi unsur esensial belajar-mengajar
efektif;
3. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasif. Pendidikan harus
responsif terhadap kebutuhan individual siswa, untuk membantu siswa tersebut
menuju kehidupan yang kondusif;
4. Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan kebutuhan dan
minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat;
5. Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan rencana kurikulum
yang spesifik. Jika tidak, persepsi yang muncul kurang jelas dan kontradiktif;
6. Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk mengetahui
berbagai hal yang ditunjukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan tujuan
pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, para pendidik yang berkewajiban untuk
memberitahukannya;
7. Dengan keahlian profesional mereka, pendidik berhak dan bertanggung jawab
mengidentifikasikan program sekolah yang akan membimbing siswa kearah
pencapaian tujuan pendidikan. Masyarakat boleh saja memberikan saran, namun
keputusan akhir ada pada para pendidik;
8. Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan secara
bersama-sama. Hal ini dikarenakan beragamnya unsur-unsur kurikulum, yang
menuntut tentang keahlian secara luas;
9. Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan siswa
pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, kurikulum
harus terdiri atas integrasi berbagai pengalaman yang relevan;
10. Program sekolah harus dirancang untuk mengkoordinasikan semua unsur dalam
kurikulum kerangka kerja pendidikan;

xviii
11. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur
organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah kurikulum dan
mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum;
12. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan revitalisasi
rencana dan program kurikulum;
13. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan perencanaan
kurikulum, terutama keterlibatan masyarakat dan para siswa dalam perencanaan
situasi belajar-mengajar yang spesifik;
14. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu terhadap
semua aspek pembuatan keputusan kurikulum,yang juga meliputi analisis
terhadap proses dan konten kegiatan kurikulum;
15. Berbagai jenjang sekolah, dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi,
hendaknya merespon dan mengakomodasi perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan siswa. Untuk itu,perlu direfleksikan organisasi dan prosedur
secara bervariasi.

Menurut Oemar Hamalik (2008), perencanaan kurikulum adalah suatu proses


ketika dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara
mencapai tujuan tersebut melalui situasi belajar mengajar serta penelaahan
keefektifan dan bermaknakan metode tersebut. Tujuan berfungsi sebagai pedoman
pagi pengembangan tujuan-tujuan spesifik (objectives), kegiatan belajar,
implementasi kurikulum, evaluasi untuk mendapatkan balikan (feedback). Sebagai
contoh menurut komite pengembangan kurikulum amerika serikat, terdapat sepuluh
tujuan (goals), yaitu keterampilan dasar (basic skills), konseptualisasi diri,
pemahaman terhadap orang lain, penggunaan pengetahuan yang telah terkumpul
untuk menginterpretasikan dunia (lingkungan kehidupan), belajar berkelanjutan,
kesehatan mental dan fisik, partisipasi dalam dunia ekonomi, produksi dan konsumsi,
warga masyarakat yang bertanggung jawab, kreativitas, dan kesiapan menghadapi
perubahan (coping with change).

Ada beberapa aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum


diantaranya :

1. Memiliki konsep dasar yang jelas berdasarkan kebutuhan dasar manusia dan
berbasis kebutuhan masyarakat.

xix
2. Memperhatikan unsur proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
3. Memberi peran dan tanggungjawab kepada pendidik didalam merancang dan
melaksanakan program sekolah yang mengarahkan peserta didik menuju tujuan
pendidikan.
4. Terbuka bagi masyarakat luas untuk dapat mengakses dan mendapat informasi
terkait program-program pendidikan melalui perumusan tujuan bagi anak-anak
mereka.
5. Responsif terhada kebutuhan peserta didik.
6. Sesuai bakat dan minat peserta didik dan masyarakat.
7. Pelibatan unsur masyarakat dan peserta didik dalam perencanaan kurikulum dan
pembelajaran.
8. Perencanaan kurikulum terintegrasi dengan pengalaman belajar yang relevan.

Oemar hamalik menyebut aspek-aspek yang menjadi karakteristik


perencanaan kurikulum yaitu berdasarkan konsep yang jelas, dibuat dalam kerangka
kerja yang komprehensif, bersifat reaktif, tujuan berkaitan dengan minat anak dan ada
partisipasi kooperatif.

Jadi dapat ditarik simpulan bahwa setiap kurikulum memiliki ciri khas yang
berbeda yang disebut karakteristik. Dalam mengambil keputusan perencanaan
kurikulum perlu mempertimbangkan asas prinsip prinsip belajar, karakteristik
pembelajaran, sumber daya umum, pendekatan pembelajaran, dan struktur
pengetahuan. Selain itu juga perlu diperhatikan asas asas atau landasan kurikulum.

H. Kerangka Kerja Perencanaan Kurikulum


Langkah-langkah penting dalam perencanaan kurikulum menurut Zenger
adalah sebagai berikut :

9. Sebutkan masalah atau kebutuhan kurikulum.


10. Identifikasi, revisi, atau kembangkan tujuan dan sasaran kurikulum / program.
11. Merencanakan dan mengelola sumber daya dan kendala pada pengembangan
kurikulum.

xx
12. Sebutkan fungsi dan pilih komite kurikulum yang akan digunakan untuk
perencanaan dan pengembangan kurikulum.
13. Merencanakan serta menyatakan peran dan tanggung jawab semua personel yang
terlibat.
14. Identifikasi dan analisis kemungkinan kurikulum baru atau inovasi kurikulum
lainnya untuk memnuhi persyaratan kurikulum yang disebutkan.
15. Menilai dan memilih salah satu kurikulum baru program atau inovasi kurikulum
lainnya untuk memenuhi persyaratan kurikulum yang disebutkan.
16. Merancang atau mendesain ulang kurikulum atau program baru.
17. Terapkan kurikulum atau program baru.
18. Mengevaluasi kurikulum atau program baru.

Teguh Triwiyanto (2015 : 96-97) menuliskan langkah-langkah perencanaan


kurikulum sebagaimana dikutip dari Imron, sebagai berikut :

1. Prakiraan (forecasting)
Perkiraan dalam perencanaan kurikulum berarti upaya untuk memproyeksikan
kebutuhan masa depan berpijak pada saat ini dan menjadikan masa lalu sebagai
cermin.
2. Perumusan tujuan (objective)
Perumusan tujuan dalam perencanaan kurikulum merupakan harapan yang akan
dicapai dari kurikulum yang direncanakan
3. Kebijakan ( policy)
Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan kurikulum yang merupakan
pengejawantahan dari visi dan misi pendidikan
4. Langkah-langkah (procedure)
Langkah-langkah merupakan tahapan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi kurikulum.
5. Pemograman (programming)
Pemrograman merupakan rancangan mengenai usaha untuk mencapai tujuan
kurikulum
6. Penjadwalan (schedule)
Penjadwalan merupakan penentuan waktu dalam perencanaan kurikulum
7. Pembiayaan (budgeting)

xxi
Pembiayaan merupakan implikasi pendanaan dalam perencanaan kurikulum.

Kerangka perencanaan sebagai berikut (Hamalik, 2007) :

1. Fondasi (Fondation).
Pendidikan didasarkan pada tiga bidang fondasi yang luas, yaitu filsafat.
sosiologi, dan psikologi, yang berkaitan dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
2. Tujuan (Goal).
Tujuan ini dikembangkan berdasarkan jenjang wilayah, nasional dan daerah.
Tingkat nasional memberikan panduan untuk pembangunan lokal, dan
sebaliknya.
3. Tujuan umum (General Objective).
Tujuan umum menyajikan tujuan yang mengkonstruksikan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Keputusan (Decision). Perencana kurikulum harus mempertimbangkan
sedikitnya 5 (lima) hal yang akan mempengaruhi hasil keputusan mereka,
diantaranya: (a) karakteristik para siswa yang akan menggunakan kurikulum, (b)
refleksi prinsip-prinsip pembelajaran, (c) sumber dukungan umum, (d) jenis dan
model pendekatan kurikulum,(e) mengatur manajemen disiplin ilmu tertentu
yang digunakan dalam merencanakan situasi belajar-mengajar.
5. Komponen perencanaan kurikulum;
a. Perumusan tujuan atau hasil. Untuk mencapai tujuan, penyelenggara sekolah
harulslah berpedoman tujuan pendidikan nasional. Sumber empiris, filosofis,
konsep kurikulum, materi pelajaran, analisis situasional, serta penekanan
Pendidikan
b. Konten yang terdiri dari fakta dan konsep yang terkait dengan tujuan. Konten
kurikulum adalah komposisi bahan studi dan pelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan. Konten kurikulum harus memperhatikan kriteria: signifikansi
validitas, relevansi, utilitas sosial, kemampuan belajar, minat siswa.
c. Aktivitas yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kegiatan belajar harus
dirancang bervariasi sehingga memungkinkan siswa untuk memperoleh
konten yang ditentukan sehingga tujuan ditetapkan. Strategi belajar mengajar
dapat dikelompokkan: ekpositori (ekpository), pembelajaran kooperatif

xxii
(cooperative learning), proyek layanan masyarakat (community service
project), pembelajaran yang dikuasai (mastered learning), dan pendekatan
d. Sumber yang digunakan termasuk buku dan bahan cetak, dokumen elektronik,
film, video, internet dan banyak lagi,
e. Alat ukur untuk menentukan tingkat pencapaian. Evaluasi dilakukan bertahap
dan terbuka dan terus menerus. Instrumen untuk pengukuran meliputi: tes
standar, tes buatan guru, sampel pekerjaan, tes lisan, pengamatan sistematis,
wawancara, kuesioner, daftar hasil, serta skala penilaian kalkulator-anekdotal
dan sosiogram dan pelaporan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka kerja
perencanaan kurikulum adalah runtutan langkah-langkah perencanaan yang harus
dipenuhi saat menyusun perencanaan kurikulum. Setiap para ahli memiliki
langkah yang berbeda dalam merancang sebuah kerangka kerja perencanaan
kurikulum, yang harus dipahami dalam menyusun kerangka yaitu ketelitian dan
sistematis, serta perpedoman pada kebutuhan siswa juga lingkungan masyarakat,
agar kerangka yang dibuat bisa bersifat membangun dan mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.

I. Komponen Perencanaan Kurikulum


Komponen Pengembangan Kurikulum Secara umum dalam perencanaan untuk
pengembangan kurikulum, haruslah dipertimbangkan atas kebutuhan masyarakat,
karakteristik pembelajaraan, dan ruang lingkup pengetahuan.
Menurut Oemar Hamalik (2001: 23-30), menyebutkan bahwa komponen
kurikulum meliputi :
1. Tujuan
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian
tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang
No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Komponen materi kurikulum
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum. Dalam Undang-Undang
Pendidikan, tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa...”Isi
kurikulum menerapkan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan

xxiii
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional (Bab IX, Ps. 39).
3. Komponen metode
Metode adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan materi kepada
anak didik. Metode sangat menentukan bagi keberhasilan suatu proses
pembelajaran, istilah metode yang lebih menekankan pada kegiatan guru
selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran.
4. Organisasi kurikulum.
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing masing memiliki
ciri-cirinya sendiri, misalnya :mata pelajaran terpisah pisah, berkorelasi, bidang
studi, program yang berpusat pada anak.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan
keberhasilan belajar siswa.

Menurut Nurgiantoro (2004: 16), bahwa komponen-komponen kurikulum,

yaitu:

1. Komponen tujuan Komponen tujuan ini mempunyai tiga jenis tahapan, yaitu :
a. Tujuan jangka panjang
Hal ini menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta didasarkan pada
nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan dengan tujuan
sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik menyelesaikan sekolah.
b. Tujuan jangka menengah
Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya;
SD, SMP, SMA, dan lain-lainnya.
c. Tujuan jangka dekat
Tujuan yang dikhususkan pada pembelajaran di kelas, misalnya; siswa dapat
mengerjakan perkalian dengan betul, siswa dapat mempraktekkan shalat, dan
sebagainya. Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan terdapat dua
tujuan. Yaitu :

xxiv
1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan;
2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.

2. Komponen isi/materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum
meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi masing-masing bidang
studi tersebut. Bidang studi itu disesuaikan dengan jenis, jenjang, maupun jalur
pendidikan yang ada. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum
menentukan isi atau content yang dilakukan sebagai kurikulum, terlebih dahulu
perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar menjadi lebih efektif dan efisien.
Kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan, antara lain :
a. Kebermaknaan;
b. Manfaat atau kegunaan;
c. Pengembangan manusia;
3. Komponen Media (sarana dan prasarana)
Media merupakan sarana prasarana dalam pembelajaran. Media merupakan
perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik dan agar memiliki retensi optimal. Oleh karena itu, pemanfaatan
dan pemakaian media dalam pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan
yang disajikan pada peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam
menggapai, memahami isi sajian guru dalam pengajaran.
4. Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran,
tetapi pada hakekatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja.
Strategi pengajaran berkaitan dengan cara penyampaian atau cara yang ditempuh
dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan
bimbingan, dan mengatur kegiatan baik secara umum maupun yang bersifat
khusus.
5. Komponen proses belajar mengajar.
Komponen ini sangat penting dalam sistem pengajaran, sebab diharapkan
melalui proses belajar mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri
peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan
indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

xxv
Adapun Ahmad Tafsir (2000: 89) menguraikan bahwa kurikulum mengandung
empat komponen, yaitu tujuan, isi, metode, atau proses belajar mengajar, dan
evaluasi. Setiap komponen dalam kurikulum tersebut sebenarnya saling terkait,
bahkan masing-masing merupkan kegiatan integral dari kurikulum tersebut.
Komponen tujuan mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang hendak dituju dalam
proses belajar mengajar. Tujuan itu mula-mula bersifat umum. Dalam operasinya
tujuan tersebut harus dibagi menjadi bagianbagian yang kecil atau khusus.
Komponen isi (materi) dalam proses belajar mengajar harus relevan dengan tujuan
pengajaran. Materi meliputi apa saja yang berhubungan dengan tujuan pengajaran.

Komponen proses belajar mengajar melibatkan dua subyek pendidikan, yaitu


peserta didik dan guru. Selain itu, proses belajar mengajar juga perlu dibantu dengan
media atau sarana lain yang memungkinkan proses tersebut berjalan efektif dan
efisien. Pemilihan atau penggunaan metode harus sesuai dengan kondisi serta berjalan
secara fleksibel. Artinya, metode atau pendekatan dapat berubah-ubah setiap saat agar
interaksi proses belajar mengajar tidak monoton dan menjenuhkan. Komponen
evaluasi, yaitu untuk mengetahui dari hasil capaian ketiga komponen sebelumnya.
Penelitian dapat digunakan untuk menentukan strategi perbaikan pengajaran. Selain
itu, komponen evaluasi sangat berguna bagi semua fihak untuk melihat sejauh mana
keberhasilan interaksi edukatif (Tafsir, 2000: 53 ). Dari rumusan keempat komponen
tersebut, penulis memahami bahwa kurikulum bukan sekedar kumpulan materi saja,
atau juga bukan rencana pengajaran, tetapi kurikulum merupakan bagian keseluruhan
yang berhubungan dengan interaksi pembelajaran di sekolah.

Jadi dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa perencanaan
kurikulum memiliki komponen pokok yaitu tujuan, materi atau isi, metode, dan
evaluasi. Dalam perencanaan kurikulum keempat komponen ini tidak dapat
terpisahkan karena dengan terciptanya komponen tadi akan terlaksana interaksi
pembelajaran dengan baik.

xxvi
J. Tahapan Perencanaan Kurikulum
Hafni Ladjid dalam bukunya Pengembangan Kurikulum mengemukakan  bahwa
kegiatan pengembangan kurikulum tingkat lembaga dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:
(a) perumusan tujuan institusional, (b) tahapan pengembangan setiap bidang studi, (c)
pengembangan program pengajaran dikelas.
1. Perumusan tujuan institusional
Dalam tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan suatu
lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, SMU dan lain-lainnya, adalah hal-
hal yang harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga pendidikan itu. Sumber-
sumber yang dapat dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan institusional
sekurang-kurangnya ada tiga sumber yang penting, yaitu tujuan  pendidikan
pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang sistem pendidikan
Nasional, pandangan  Nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan dunia
pekerjaan, harapan pekerjaan, harapan lembaga lembaga  pendidikan yang lebih
tinggi.
2. Tahapan pengembangan setiap bidang studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap  program
studi  program studi ini meliputi: ini meliputi: (1) merumuskan tujuan kurikuler,
(2) merumuskan tujuan pengajaran,   (3) menetapkan pokok bahas pokok
bahasan/sub pokok bahasan (5) menyusun menyusun garis- garis besar program
pengajaran, (6) menyusun pedoman khusus.
3. Pengembangan program pengajaran dikelas
Pengembangan program pengajaran dikelas khususnya di indonesia bertolak
dengan suatu dasar konsep sistem. Secara sederhana sistem itu mempunyai
komponen-komponen sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan/isi, (3) metode, (4)
alat, (5) evaluasi dan (6) proses.

Menurut Harie Dalam sebuah blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan
tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective)


Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang
pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami
tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan

xxvii
konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general
objective atau standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan
sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam
pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of
learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir
adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar (selection of learning experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan
landasan psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar
merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang
dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.
Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity
menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung
melalui perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari,
bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar.
3. Mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning
experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik
untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal
penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang
pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat.
Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan
waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan
keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. Mengevaluasi (evaluating)
Kurikulum Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi.
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan
dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama
adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai
suatu proses membuat keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan
data sebagai dasar pengambilan keputusan. Perencanaan kurikulum

xxviii
menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks,
input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi,
historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan
evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau
produk).
Tahapan perencanaan kurikulum adalah keahlian “managing” dalam arti
kemampuan merencanakan mengorganisasikan kurikulum. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam proses perencanaan kurikulum adalah siapa yang bertanggung
jawab dalam perencanaan kurikulum, dan bagaimana perencanaan kurikulum itu
direncanakan secara profesional. Ada beberapa pendekatan dalam tahap perencanaan
kurikulum. Pada pendekatan yang bersifat “administrative approach” kurikulum
direncanakan oleh pihak atasan kemudian diturunkan kepada instansi-instansi
bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi bisa dikatakan from the top down, dari atas
kebawah atas inisiatif administrator. Dalam kondisi ini guru-guru tidak dilibatkan,
mereka lebih bersifat pasif yaitu sebagai penerima dan pelaksanaan dilapangan.
Semua ide, gagasan dan inisatif berasal dari pihak atasan. Sebaliknya pada
pendekatan yang bersifat “grass roots approach” yaitu yang dimulai dari bawah yaitu
dari pihak guru-guru atau sekolah-sekolah secara individual dengan harapan bisa
meluas ke sekolah-sekolah lain. Kepala sekolah serta guru-guru dapat merencanakan
kurikulum atau perubahan kurikulum karena melihat kekurangan dalam kurikulum
yang berlaku. Mereka tertarik oleh ide-ide baru mengenai kurikulum dan bersedia
menerapkannya disekolah mereka untuk meningkatkan mutu pelajaran.
Dengan bertindak dari pandangan bahwa guru adalah manager (the teacher as
manager) J.G Owen sangat menekankan perlunya keterlibatan guru dalam
perencanaan kurikulum. Guru harus ikut bertanggung jawab dalam perencanaan
kurikulum. Sebab nantinya para gurulah yang berada dalam praktik, mereka adalah
pelaksana-pelaksana kurikulum yang sudah disusun bersama dalam tahapan
perencanaan, meliputi langkah-langkah sebagai :
1. Analisi kebutuhan
2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
3. Menentukan desain kurikulum
4. Membuat rencana induk master-plan pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.

xxix
Langkah-langkah perencanaan kurikulum Teguh Triwiyanto (2015:96-97)
menuliskan langkah-langkah perencanaan kurikulum sebagaiman dikutip oleh Imron,
sebagai berikut :

1. Prakiraan (forecasting) prakiraan dalam perencanaan kurikulum berarti upaya


untuk memproyeksikan keutuhan masa depan dengan berpijak pada masa ini dan
menjadikan masa lalu sebagai cermin. Melalui prakiraan, kurikulum yang
dihasilkan betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak,
yaitu sekolah, peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah.
2. Perumusan tujuan (ojectives) perumusan tujuan dalam perencanaan kurikulum
merupakan harapan yang akan dicapai dari kurikulum yang direncanakan.
3. Kebijakan (policy) kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan kurikulum yang
merupakan pengejawentahan dari visi dan misi pendidikan yang bernuansa
esensi manusia yang berdasarkan pada filsafat manusiadan politik dalam konteks
situasi politik, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.
4. Langkah-langkah (procedure) Langkah-langkah merupakan tahapan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
5. Pemrograman (programming) Pemrograman merupakan rancangan mengenai
usaha untuk mencapai tujuan kurikulum.
6. Penjadwalan (schedule) Penjadwalan merupakan penentuan waktu dalam
perencanaan kurikulum.
7. Pembiayaan (budgeting) Pembiayaan merupakan implikasi pendanaan dalam
perencanaan kurikulum

Jadi berdasarkan dua pendapat ahli dalam tahapan perencanaan kurikulum


yang mana dapat disimpulkan bahwa memiliki point yang sama yaitu menitikberatkan
pada pengalaman dan metode belajar yang nantinya akan memudahkan siswa dan
guru dalam kegiatan belajar mengajar. Pengembangan kurikulum setiap bidang studi
dan pengajaran kelas berbeda beda disesuaikan dengan kebutuhan dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan siswa.

xxx
K. Model Perencanaan Kurikulum
Ada beberapa model perencanaan kurikulum yang dikembangan oleh para
ahli, beriku beberapa model perencanaan kurikulum :

Dalam bukunya, Developing Curriculum : a participal Guide (1978) Audrey


dan Howard Nicholls mengembangkan suatu model perencanaan kurikulum berupa
pendekatan yang cukup tegas mencakapi elemen-elemen kurikulum dengan jelas dan
ringkas. Nicholas menitikberatkan pada pendekatan pengembangan kurikulm yang
rasional khususnya kurikulum yang muncul dari adanya perubahan situasi. Mereka
mendefinisikan kembali meode tyler, taba, wheller dengan enekankan pada kurikulm
yang bersiklus. Kurikulum ini mengungkapkan bahwa sebelum elemen-elemen
tersebut diambil atau dilakukan dengan lebih jelas konteks dan situasi dimana
keputusan kurikulum itu dibuat harus dipertmbangkan dengan secara mendetail atau
serius.

Model kurikulum taba adalam model kurikulum yang dikembangkan oleh


hilda. Model kurikulum ini dibuat dengan memodifikasi model dasar tyler agar lebih
representatif terhadap pengembangan kurikulum untuk semua jenis sekolah. Dalam
pedekatannya taba menganjurkan untuk melakukan pertimbangan ganda terhadap isi
(organisasi kurikulum yang logik) dan individu pelajar (psikologi organisasi
kurikulum).

Menurut stowe dalam kutipan Burso dan Siskandar (2017 : 34) ada 4 model
perencanaan kurikulum berdasarkan asumsi rasionalitas yaitu asumsi tentang
pemrosesan informasi secara cermat yang berkaitan dengan mata pelajaran, peserta
didik, lingkungan, dan hasil belajar sebagai berikut :

1. Model perencanaan rasional deduktif atau rasional tyler


Model ini menitik beratkan logika dalam merancang program kurikulum dan
bertitik tolak dari spesifikasi tujuan (goals dan objectives). Model ini dapat
diterapkan pada semua tingkat pembuat keputusan, dan tepat untuk sistem
pendidikan sentralistik.
2. Model interaktif nasional atau the rational – interactive model
Model ini menitikberatkan pada “perencanaan dengan (planing with)” daripada
“perencanaan bagi (planing for)” perencanaan kurikulum ini bersifat situasional
atau fleksibel serta tepat bagi lembaga pendidikan yang akan mengembangkan

xxxi
kurikulum berbasis sekolah. Model perencanaan kurikulum ini didasarkan pada
kebutuhan yang berkembang di masyarakat.
3. The diciplnes model
Model ini menintik beratkan pada guru sebagai pihak yang merencanakan
kurikulum bagi siswa. Model ini dikembangkan sesuai dengan pertimbangan
sistematik tentag relevasi antara pengetahuan filosofis, sosiologis, dan psikologis.
4. Model tanpa perencanaan atau non planing model
Model ini dikebangkan berdasarkan pertimbangan inisiatif guru didalam ruangan
kelas, sebagai pengambil keputusan dalam membentuk strategi pembelajaran,
pemilihan media pembelajaran dan sebagainya

Menurut Riga Sari dan Hade Alfriansyah (2019:2) pada proses perencannaan
kurikulum terdapat berbagai model perencanaan kurikulum yaitu:

1. Model perencanaan Rasional Deduktif


Perencanaan rasional deduktif menitikberatkan logika untuk merancang
kurikulum.model ini dapat diterapkan untuk pendidikan yang bertumpu pada
sistem perencanaan pusat, dimana kurikulum dianggap sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Model interaktif rasional
Model interaktif rasional memandang berdasarkan rasionalitas sebagai tuntutan
terhadap kesepakatan antara pendapat yang berbeda. Model ini sering juga
disebut sebagai model situasional, karena tingkat rasionalitasnya menekankan
terhadap respon kurikulum yang tidak memuaskan.
3. The diciplines model
Model ini menitikberatkan kepada guru, dalam hal ini guru-guru akan
merencanakan kurikulum berdasarkan pertimbangan yang sistematik mengenai
pengetahuan filosofis, sosiologis, dan psikologis.
4. Non planning model
Non planning model (model tanpa perencanaan) sangat bergantung terhadap
pertimbangan guru di dalam kelas untuk membuat suatu keputusan.

Jadi dapat ditarik simpulan bahwa dalam sebuah perencanaan kurikulum dapat
mengandung beberapa model seperti yang ada di atas. Untuk membedakannya bisa

xxxii
dianalisis dari isi dan sudut pandang penulis terhadap masalah masalah kurikulum.

L. Manajeman Perencanaan Kurikuluum


Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, Manajemen adalah Usaha untuk
mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. G.R. Terry mengatakan bahwa
manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dari pengertian yang dikemukakan
oleh Terry di atas, langkah awal atau yang pertama kali dilakukan oleh seorang
manajer adalah planning (perencanaan). Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan
dengan usaha merumuskan suatu program yang di dalamnya memuat sesuatu yang
akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijakan arah, prosedur dan tujuan yang harus
ditempuh.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memerlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha,
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen dalam perencanaan
kurikulum dapat diartikan sebagai keahlian atau kemampuan merencanakan dan
mengorganisasi kurikulum. Siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana
perencanaan kurikulum itu dilaksanakan secara profesional merupakan dua hal yang
perlu diungkapkan dalam perencanaan kurikulum.

1. Organisasi Kurikulum.
Orgaisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang
akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum ini sangat erat
kaitannya dengan pencapaian tujuan pendidikan, karena kurikulum memuat
aturan-aturan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Suryosobroto pola pengorganisasian kurikulum ada 3 macam.
a. Separated Subject Curriculum
Kurikulum model ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai
macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-
akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu sama lain, juga antara
suatu kelas dengan kelas lain.

xxxiii
b. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran satu
sama lain ada hubungan, bersangkut paut (Correlated) walaupun mungkin
batas-batas yang satu dengan yang lain, masih dipertahankan.
c. Integrated Curriculum
Kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
2. Model Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum merupakan kegiatan yang komplek yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan.
Adapun model – model dalam perencanaan kurikulum yang disebutkan
oleh Oemar hamalik adalah :
a. Model Perencanaan Rasional Deduktif atau Rasional Tyler
Menitik beratkan logika dalam merancang program kurikulum dan bertitik
tolak dari spesifikasi tujuan (Goals and Objectives). Model ini dapat
diterapkan pada semua tingkat pembuatan keputusan namun lebih cocok
digunakan untuk sistem pendidikan yang sentralistik yang menitikberatkan
pada sistem perencanaan pusat, dimana kurikulum dianggap sebagai suatu alat
untuk mengembangkan atau mencapai tujuan di bidang sosial ekonomi.
b. Model Interaktif Rasional (The rasional-interactive model)
Memandang rasional sebagai tuntutan kesepakatan antara pendapat –
pendapat yang berbeda, yang tidak mengikuti urutan logik. Model ini
seringkali dinamakan model situasional, asumsi rasionalitasnya ,menekankan
pada respons fleksibel kurikulum yang tidak memuaskan dan inisiatif pada
tingkat sekolahan atau tingkat lokal.
c. The Disciplines Model
Perencanaan ini menitikberatkan pada guru – guru, mereka sendiri yang
merencanakan kurukilum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang
relevasi pengetahuan filosofis, sosiologi dan psikologi.
d. Model tanpa perencanaan (non planning model)
Adalah suatu model berdasarkan pertimbangan – pertimbangan intuitif guru –
guru didalam runag kelas sebagai bentuk pembuatan keputusan.

xxxiv
Dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaran serta cara
Departemen Agama, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah (Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Pendidikan Islam, 2005), yang digunakan sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Menurut Nasution, lazimnya
kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya. Dan sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat
bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan
juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen kurikulum berarti usaha dalam


meningkatkan interaksi belajar mengajar. Kurikulum bertujuan untuk menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran agar lebih reaktif dan inovatif. 2 hal
penting dalam manajemen kurikulum ialah organisasi kurikulum dan model
perencanaan kurikulum. Kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang
direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan
sekolah.

xxxv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses perencanaan kesempatan
belajar mengajar yang dapat dinilai dari perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Perencanaan kurikulum dibuat
karena adanya perubahan dan perkembangan dinamika dalam masyarakat,
sehingga diperlukan inovasi baru untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan
yang menunjang keberhasilan tujuan pendidikan.
Asas Asas perencanaan kurikulum adalah sebuah landasan yang perlu
diperhatikan saat penyusunan perencanaan kurikulum. Asas asa perencanaan ini
yang mendukung keputusan dan pematangan konsep kurikulum yang dibuat.
Tujuan perencanaan kurikulum sebagai standar pengawasan, mengetahui siapa
saja yang terlibat dalam struktur organisasi, mendapatkan kegiatan yang sistematis,
mengetahui kapan pelaksanaan, memberikan gambaran, menyerasikan dan
memadukan, mendeteksi hambatan, dan mengarah pada pencapaian tujuan.
Fungsi perencanaan kurikulum adalah sebagai usaha peningkatan kualitas
pendidikan menuju keberhasilan tujuan pendidikan. Perencaan kurikulum ini
dijadikan media dalam mengevaluasi kurikulum sebelum dan memperbaiki dan
mengembangkan kurikulum yang akan dijalankan.
Perencanaan kurikulum harus memenuhi beberapa prinsip prinsip diantaranya
adalah memperhatikan pengalaman siswa, mencakup proses dan isi, meliputi berbagai
topik, melibatkan seluruh komponen masyarakat, mencakup semua level dan terus
dikembangkan secara berkelanjutan. Mengingat pentingnya perencanaan kurikulum,
maka seluruh prinsip-prinsip perencanaan kurikulum diatas harus dipenuhi demi
terbentuknya sebuah kurikulum yang baik dan sesuai dengan kebutuhan riil
perkembangan jaman.
Prosedur perencanaan kurikulum harus dibuat dengan runtut dan sistematis.
Dalam menyusun tujuan, isi, metode, dan evaluasi perlu memperhatikan kebutuhan

xxxvi
siswa dan lingkungan masyarakat agar tujuan yang dibuat bisa mendapatkan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Karakteristik perencanaan kurikulum adalah sebuah ciri khas yang dimiliki
kurikulum. Setiap kurikulum memiliki ciri khasnya masing masing baik dalam
metode pembelajaran, model perencanaan, model evaluasi dll. Dalam mengambil
keputusan perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan asas prinsip prinsip
belajar, karakteristik pembelajaran, sumber daya umum, pendekatan pembelajaran,
dan struktur pengetahuan. Selain itu juga perlu diperhatikan asas asas atau landasan
kurikulum.
Kerangka kerja perencanaan kurikulum adalah sebuah runtutan langkah
langkah perencanaan kurikulum yang harus disusun secara runtut dan sistematis.
Kerangka kerja ini harus runtut agar memudahkan implementasi kurikulu nantinya.
Komponen perencanaan kurikulum memiliki pokok pokok seperti tujuan, isi,
metode, dan evaluasi. Keempat komponen ini harus seimbang tidak boleh ada yang
menonjol karena jika salah satu ada yang menonjol contohnya tujuan pendidikan,
maka tak mudah dalam menentukan bahan yang tepat dalam mencapai tujuan itu.
Tahapan perencanaan kurikulum merupakan tahap pengembangan
pengalaman dan metode belajar yang memperhatikan kebutuhan dan pembelajaran
siswa guru. Dalam .Pengembangan kurikulum setiap bidang studi berbeda beda
disesuaikan dengan kebutuhan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa.

Model perencanaan kurikulum merupakan acuan dalam menentukan sudut


pandang dalm mendapati masalah masalah kurikulum yang akan dihadapi. Model
perencanaan sangat beragam untuk membedakannya bisa dianalisis dari isi dan cara
pandang penulis terhadap masalah masalah kurikulum.

Manajemen perencanaan kurikulum adalah suatu usaha meningkatkan kualitas


pendidikan. Manajemen tidak hanya berfokus pada kurikulum tetapi juga pada
komponen di dalamnya seperti guru, siswa, masyarakat dll. Manajemen kurikulum ini
merupakan satu usaha dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar agar mencapai
tujuan pendidikan.

Menurut kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa perencanaan kurikulum


sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan, karena akan selalu ada evaluasi
yang akan membuktikan sejauh mana kurikulum itu berhasil. Perencanaan kurikulum ini

xxxvii
yang menjadi fondasi tercapainya tujuan pendidikan. Penggunaan kurikulum tergantung
pada keberhasilannya, jika terdapat interaksi yang baik dalam belajar mengajar
penggunaan kurikulum akan diteruskan dan tetap dievaluasi. Tidak ada kurikulum yang
baik dan tidak baik, setiap kurikulum memiliki kebaikan akan tetapi tidak lepas dari
kekurangan ditinjau dari segi segi tertentu.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kami menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada mahasiswa calon guru untuk dapat meningkatkan
pemahamannya tentang “Perencanaan Kurikulum” guna terwujudnya pelaksanaan
proses pembelajaran yang baik di Sekolah. Kami pun menyadari makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada
para pembaca untuk tetap terus menggali sumber-sumber yang menunjang
terhadap pembahasan makalah ini untuk perbaikan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis dan Nurhayati. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

Abdullah Idi. 2010. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Akhmad Saufi & Hambali. (2019). A l-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam: Menggagas
Perencanaan Kurikulum Menuju Sekolah Unggul. 3(1), 29-54.

xxxviii
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Haniah. (2012). Pelita Jurnal Pendidikan dan Keguruan: Manajemen Perencanaan Kurikulum
Bahasa Arab. 4(2),293.

Hendyat Soetopo dan Wast Soenanto, 1993 “pembinaan dan pengembangan kurikulum”,
Jakarta: Bumi Aksara.

http://fisip.moestopo.ac.id/storage/Buku/buku-04-taufiquokhman-konsep-dan-kajian-ilmu-
perencanaan-belum-isbn.pdf

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/136/3/Mualimin_Tesis_Bab2.pdf

https://www.scribd.com/document/408509425/Telaah-Kurikulum

Prof Dr. Syafaruddin, M.Pd dan Dr. H. Amiruddin MS, M.A. 2017.Managemen kurikulum.
Medan : perdana publishing.

Rusman (2009).Manajemen Kurikulum. RajaGrafindo Persada:Jakarta

Rusman, Manajemen kurikulum (Yogjakarta: Deepublish,2011), hlm. 77

Saufi, A. & Hambali. (2019). Menggagas perencanaan kurikulum menuju sekolah unggul.
Jurnal manajemen pendidikan islam, 41-50

Sumarsih. (2010). Rancangan kurikulum berwawasan kemanusiaan. Pendidikan akuntansi


indonesia, 4-6.

Syafruddin & Amirudduin. (2017). Manajemen Kurikulum. Medan: Perdana Publish.

Syamsul Bahri. (2011). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. 11(1),28.

Triwiyanto, Teguh (2015).Manajemen Kurikulum dan Pengembangan. Bumi Aksara:Jakarta

Uliatunida, N. (2020). Perencanaan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Ilmu


pendidikan dan dakwa, 35-38.

Uliatunida, Nida.(2020). Perencanaan Kurikulum Untuk Mencapai Pendidikan.

2(1),38-48.

xxxix

Anda mungkin juga menyukai