Disusun Oleh :
Risna Marsela Hartini
20060216
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan Makalah ”Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran dan
Analisis Kurikulum” tepat pada waktunya. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu Ibu Siti Ruqoyyah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran SD.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, tetapi semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa IKIP Siliwangi. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………2
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan serangkaian kegiatan pembelajaran dikelas sangat memerlukan persiapan
untuk dapat mengimplementasikan proses pembelajaran yang memadai dan efektif. Kegiatan
persiapan tersebut tidak lain merupakan rangkaian dari bagian tugas guru dalam menyusun sebuah
perencanaan pembelajaran. Menurut Jaya F (2019:8) perencanaan pembelajaran merupakan
prinsip-prinsip pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran, perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian untuk dikemas dalam suatu pemikiran atau persiapan dalam melaksanakan tugas
mengajar dengan harapan agar tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tecapai.
Perencanaan pembelajaran erat kaitannya dengan kurikulum, karena kurikulum merupakan
acuan/pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelengaraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat pembelajaran
ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelengaraan
pendidikan tersebut serta kebetulan lapangan kerja.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas,
sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki,mengembangkan, dan
meningkatkan kualitas pendidikan nasional.Namu perubahan kurikulum sering kali menimbulkan
persoalan baru, sehingga pada tahap awal implementasinya memiliki kendala teksin. Dalam
teksins pelaksanaan pun sedikit terkendala disebabkan perlu adaptasi terhadap perubahan atas
kurikulum terdahulu yang sudah biasa diterapkan.
Dengan begitu kurikulum harus mencakup cara penggalian potensi kognitif,psikomotorik
dan afektif para peserta didik, sehingga membuang pola lama yang menjadikan guru sebagai satu-
satunya sumber ilmu pengetahuan dan pemerinatah sebagai satu-satunya lembaga penentu buku
sumber.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Perencanaan Pembelajaran?
2. Apa rasionalisasi perlunya Perencanaan Pembelajaran?
3. Apa tujuan dan fungsi Perencanaan Pembelajaran?
4. Apa saja cakupan dan ruang lingkup Perencanaan Pembelajaran?
5. Apa pengertian Analisis kurikulum 2013?
6. Apa tujuan dan fungsi Analisis Kurikulum 2013?
7. Apa saja ruang lingkup Analisis Kurikulum 2013?
8. Apa saja luaran Analisis Kurikulum 2013?
9. Apa saja cakupan pembelajaran di Kurikulum 2013?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Perencanaan Pembelajaran
2. Untuk mengetahui rasionalisasi perlunya Perencanaan Pembelajaran?
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Perencanaan Pembelajaran?
4. Untuk mengetahui cakupan dan ruang lingkup Perencanaan Pembelajaran?
5. Untuk mengetahui pengertian Analisis kurikulum 2013?
6. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Analisis Kurikulum 2013?
7. Untuk mengetahui ruang lingkup Analisis Kurikulum 2013?
8. Untuk mengetahui luaran Analisis Kurikulum 2013?
9. Untuk mengetahui cakupan pembelajaran di Kurikulum 2013?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan artinya rencana/planning, dan pembelajaran artinya upaya untuk
membelajarkan peserta didik, sedangkan pembeljaran merupakan suatu aktivitas/proses belajar
yang dilakukan secara sistematis oleh beberapa komponen yang tidak dapat terpisahkan yaitu guru,
peserta didik, kegiatan belajar/strategi dan tujuan pembelajaran. Untuk memperoleh kkegiatan
pembelajaran yang efektif perlu adanya satu kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan
pembelajaran tersebut yaitu perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan
salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan pra (sebelum) pembelajaran dalam rangka
mempersiapkan segala sesuatu terkait kesuksesan proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Menurut Steller sebagaimana dikutip oleh Ananda. R (2019:3) kegiatan perencanaan erat
kaitannya dengan hubungan antara yang ada sekarang (what is) dengan bagaiman seharusnya
(what should be) yang berhubungan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program
kegiatan dan alokasi sumber. Lain halnya menurut Robins (1982:128) mengemukakan
perencanaan adalah suatu cara dengan tujuan untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan
perubahan. Sedangkan menurut Sanjaya (2013:23) bahwa perencanaan merupakan serangkaian
kegiatan yang dimulai dari tahap penetapan tujuan yang ingin dicapai melalui tahap analisis
keperluan serta bukti dokumen lengkap, yang kemudian dilanjutkan untuk menyusun langkah-
langkah yang diambil agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Hamalik (1991:22) mengemukakan bahwa perencanaan merupakan proses menejerial yang
dilakukan sebelum melakukam kegiatan sebagai salah satu upaya untuk menentukan apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, yang didalamnya telah ditentukan tujuan-tujuan
yang akan dicapai dan dikembangkannya program untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan rangkaian kegiatan yang memicu pada unsur yang
tidak dapat terpisahkan yaitu adanya tujuan, langkah kegiatan untuk melakukan, proses pencapaian
tujuan, sumber daya yang dapat mendukung serta implementasi setiap tahapan untuk dapat
memberi keputusan.
3
pembelajaran adalah peta jalan instruktur tentang apa yang perlu dipelajari peserta didik dan
bagaimana hal yang akan dilakukan secara efektif selama waktu dikelas (Milkova, 2012).
1) Tujuan pembelajaran
Pada umumnya sebuah pembelajaan harus memiliki tujuan. Serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dikemas dan dibangun oleh guru dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajran. Proses pembelajaran erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, semakin tinggi tingkat kesukaran pembelajaran yang ingin dicapai, maka
semakin rinci pula rangkaian proses pembelajaran yang akan didesign untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang di harapkan.
2) Sistematis
Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses sistematis dan kompleks. Proses
sistematis merupakan kegiatan yang tersusn/terstruktur. Proses yang kompleks dimaksudkan
pembelajaran tidak hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran, tetapi suatu proses
pembentukan karakter siswa.
3) Proses pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan rangaian kegiatan efektif, manakala dapat
mengoptimalkan sarana dan prasarana, mengefisienkan waktu, dan memanfaatkan sumber
belajar yang tersedia.
4) Pembelajaran merupakan bagian dari proses kerja sama.
Kegiatan belajar merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan sedikitnya dua
unsur yaitu pengajar dan peserta didik. Jika salah satu unsur tesebut tidak ada maka tidak akan
terjadi proses pembelajaran. Sehingga perlunya kerja sama antara guru dan peserta didik
4
supaya tercipta pembelajaran yang harmonis. Oleh karena itu, pentingnya sebah perencanaan
pembelajaran, dimana guru dapat merencanakan apa yang harus dilakuan oleh peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Selain itu, guru juga merancang
kegiatan yan harus dilakukan oleh guru.
1) Untuk menilai hasil pembelajaran. Pengajaran dikatakan berhasil jika siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh siswa menjadi indikator
keberhasilan sistem pembelajaran.
2) Untuk membimbing siswa belajar. Tujuan-tujuan yang dirumuskan secara tepat berfungsi
sebagai acuan, arahan, pedoman bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam
hubungan ini, guru dapat merancang tindakan tertentu untuk mengarahkan kegiatan siswa
dalam usaha mencapai tujuan-tujuan tersebut.
3) Untuk merancang sistem pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu menjadi dasar dan kriteria
dalam upaya guru memilih materi pelajaran, menentukan kegiatan pembelajaran, memilih alat
dan sumber serta merancang prosedur penilaian terhadap hasil belajar siswa.
4) Untuk melakukan komunikasi terhadap guru lainnya dalam meningkatkan proses
pembelajaran. Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut adanya komunikasi antara guru-guru
mengenai upaya yang perlu dilakukan bersama dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran tersebut.
5) Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran.
Dengan tujuan pembelajaran maka guru dapat mengontrol dab mengawasi pembelajaran yang
telah terlaksana, hingga mengetahui siswa telah mencapai hal-hal yang diharapkan.
Berdasarkan hasil kontrol ini dapat dilakukan upaya pemecahan kesulitan dan mengatasi
masalah-masalah yang timbul sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagaimana dijelaskan
Sanjaya (2013:35) sebagai berikut:
5
c. Fungsi selektif, melalui proses perencanaan maka guru dapat menyeleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa adanya perencanaan tidak
mungkin dapat menentukan pilihan yang tepat. Fungsi selektif ini berkaitan dengan pemilihan
materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses
perencanaan maka guru dapat menentukan materi manakah yang sesuai dan materi manakah
yang tidak sesuai.
d. Fungsi komunikatif, suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap
yang terlibat, baik kepada guru, siswa, kepala sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti
orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada
setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang diinginkan, strategi atau rangkaian kegiatan
yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu perencanaan memiliki fungsi komunikasi.
e. Fungsi prediktif, perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, akan dapat
menggambarkan apa yang dapat terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan
program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan
berbagai macam kesulitan yang mungkin terjadi. Di samping itu, fungsi prediktif dapat
menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
f. Fungsi akurasi, terdapat beberapa kejadian dimana guru merasa kelebihan bahan pelajaran
sehingga merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus
dipelajari siswa. Hal ini berakibat pada proses pembelajaran tidak normal lagi, sebab kriteria
keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah disampaikan kepada siswa tidak
perduli apakah materi itu dipahami atau tidak. Perencanaan yang matang dapat menghindari
hal semacam itu, sebab melalui proses perencanaan guru dapat memperkirakan setiap waktu
yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam
pelajaran efektif, melalui program perencanaan.
g. Fungsi pencapaian tujuan, pembelajaran memiliki dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi
hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan kedua sisi pembelajaran dapat
dilakukan secara berimbang.
h. Fungsi kontrol, yaitu mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan adalah bagian
yang tidak dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui perencanaan dapat
ditentukan sejauh mana materi pelajaran yang dapat diserapkan oleh siswa, materi mana yang
sudah dan belum dipahami oleh siswa. Dalam hal inilah perencanaan berfungsi sebagai
kontrol yang selanjutnya dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan
program pembelajaran selanjutnya (Sanjaya, 2013:35).
6
utuh. Peserta didik sebagai dasar tolak ukur keberhasilan dari pencapaian dari tujuan proses
perencanaan pembelajaran.
Guru perlu memperhatikan tiga kunci untuk mempersiapkan sebuah perencanaan
pembelajaran yang baik. Pertama guru harus mengetahui apa yang akan dipelajari peserta didik,
dalam implementasinya sebelumnya guru telah menentukan kompetensi dasar, indikator dan
tujuan pembelajaran yang ingin diberikan dan dibelajarkan kepada peserta didik, sehingga guru
sudah mengetahui waktu yang tepat untuk menyelesaikan satu pembelajaran pada bahasan
tertentu.
Kedua guru menentukan kegiatan belajar dan mengajar, guru menganalisis dan
menetapkan metode pembelajaran yang akan digunakan. Dalam menentukan metode pembelajaran
guru harus memahami karakteristik peserta didik yang ada di dalam kelas supaya mempermudah
guru dalam memilih dan menyesuaikan strategi belajar mengajar yang akan disajikan pada
pembelajaran tertentu. Ketiga guru memeriksa pemahaman peserta didik, guru harus mengetahui
sejauh mana pemahaman yang telah diperoleh peserta didik selama proses belajar mengajar
berlangsung. Istilah lain sering disebut dengan evaluasi, tahapan evaluasi perlu dirancang oleh
guru dengan sedemikian rupa tanpa meninggalkan esensi indikator atau tujuan pembelajaran awal
yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut.
Komponen-komponen dalam perencanaan pembelajaran terdiri dari yaitu (Jaya, 2019) :
a. Analisis karakteristik peserta didik dan menilai kebutuhan
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Learning task analisis dan analisis materi
d. Merencanakan evaluasi pembelajaran
e. Pengembangan sistem penilaian autentik
f. Membuat perencanaan pembelajaran
B. Analisis Kurikulum
1. Pengertian Analisis Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang saat ini berlaku pada sistem pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan pengganti kurikulum 2006 atau sering disebut dengan
Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum 2013 mulai diberlakukan
pada tahun ajaran 2013-2014 secara bertahap, mulai dari SD pada kelas 1 dan 4, serta kelas 1 SMP
dan kelas 1 SMA.
Secara umum kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan ajar pembelajaran yang menjadi acuan atau pedoman saat proses belajar mengajar.
Sedangkan secara Bahasa kurkulum berasal dari bahasa Inggris yaitu Curriculum yaitu rencana
pembelajaran. Curriculum berasal dari Bahasa latin yaitu curere yang artinya tempat berpacu.
Sehingga dapat diartikan bahwa kurikulum merupakan trek atau jalur yang harus diikuti pada saat
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Analisis merupakan aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai,
membedakan, memiliah sesuatu untuk digolongkan atau dikelompokan menurut kriteria tertentu
7
kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Menurut Harahap (2004) Analisis dapat
diartikan sebagai kemamouan memecahkan masalah menjadi komponen yang lebih kecil sehingga
mudah di pahami.
Dapat disimpulkan bahwa analisis kurikulum adalah kegiatan mempelajari apa itu
kuikulum, apa saja isinya, bagaimana cara menerapkannya, untuk apa kurikulum disusun dan
bagaimana cara mengevaluasi keberhasilannya.
8
pedoman dalam belajar khususnya disekolah, untuk lebih lengkapnya berikut ini penjelaan
mengenai fungsi dari kurikulum :
a. Fungsi Kurikulum secara umum yaitu sebagai penyedia dan pengembang pendidikan bagi
para peserta didik.
b. Fungsi Kurikulum secara khusus yaitu sebagai acuan guru agar tetap memberikan pelajaran
kepada para siswa sesuai standar atau sesuai kurikulum yang berlaku.
Adapun fungsi kurikulum berdasarkan dari kepentingan pendidikan ,diantaranya sebagai
berikut :
1) Untuk Mencapai Tujuan Bersama
2) Untuk Perkembangan Pelajar atau Siswa
3) Untuk para pendidik atau Guru
4) Untuk Pimpinan
5) Untuk Orang tua pelajar atau siswa
6) Untuk Masyarakat
7) Untuk Sekolah Tingkat Atas
8) Untuk Pemakaian Lulusan Instansi atau Perusahaan
c. Fungsi kurikulum berdasarkan dari sudut pandang siswa
Adapaun fungsi kurikulum berdasarkan dari sudut pandang siswa , dianatrannya sebagai
berikut:
1) Penyesuain diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
2) Integrasi berguna untuk mendidik siswa dan menghasilkan individu-individu yang
berkualitas
3) Diferensiasi berguna untuk memberikan pelayanan perbedaan-perbedaan yang ada dalam
diri siswa
4) Persiapan mempersipakan para siswa melajutkan pendidikanya kejenjang selanjutnya.
5) Pemilihan , membatu agar siswa dapat memilih program studi yang diminati.
6) Diagnostic, berperan utuk memberikan pemahaman kepada para siswa terhadap potensi
yang dimilikinya.
d. Manfaat kurikulum
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan beberapa manfaat dari kurikulum
diantaranya seperti:
1) Manfaat bagi guru
a) Dapat menjadi pedoman untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi hasil
kegiatan pembelajran
b) Dapat memberikan pemahaman kepada pengajar atau guru dalam menjalankan
tugasnya.
c) Dapat mendorong untuk lebih kreatif dalam penyelengaraan program pendidikan.
d) Dapat membantu dalam menunjang pengajaran supaya lebih baik.
2) Manfaat bagi sekolah
a) Dapat mendorong sekolah untuk menyukseskan penyelengaraan pendidikan KTSP.
9
b) Dapat memberikan peluang bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan.
c) Sebagai alat untuk mencapai tujuan program pendidikan.
3) Manfaat bagi masyarakat
a) Dapat menjadian acuan standar bagi orang tua untuk ikut serta dalam membimbing
anaknya dalam belajar.
b) Dengan kurikulum, masyarakat dapat berpatisipasi dalam rangka mengembangkan
program pendidikan melaui kritikik dan juga saran yang membangung meyempurnakan
program pendidikan.
3. Ruang Lingkup Analisis Kurikulum 2013
a. Konsep Kurikulum 2013
1) Kurikulum Sebagai Rencana Pelajaran
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Yang
dimaksud dengan isi dan bahan pelajaran itu sendiri adalah susunan dan bahan kajian dan
peljaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan suatu pendidiakan yang bersangkutan dalam
rangka upaya mencapai tujuan pendidikan nasional.
Batasan menurut undang-undang itu tampak jelas, bahwa kurikulum memiliki dua aspek
pertama sebagai rencana (as a plan) yang harus dijadikan sebgai pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar oleh guru dan kedua pengaturan isi dan cara pelaksanaan rencana itu
yang keduanya digunakan sebgai upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Perlu kita pahami, bahwa sekolah didirikan untuk membimbing peserta didik agar
berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Ini berarti titik sentral kurikulum adalah
anak didik itu sendiri. Perkembangan anak didik akan tercapai apabila dia memperoleh
pengalaman belajar melalui kegiatan yang disajikan sekolah, baik melalui mata pelajaran
maupun kegiatan lainnya.
Kurikuum dapat diartikan sebagai sebuah dokimen perencanaan yang berisi tentang tujuan
yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi
dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi
tentang pencapian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk
nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliiputi penyusunan dokumen,
implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun.
2) Kurikulum Sebagai Pengalaman
Pergeseran pemaknaan kurikulum dari sejumlah mata pelajaran kepada pengalaman, selain
disebabkan meluasnya fungsi dan tanggung jawab sekolah, juga dipengaruhi oleh penemuan-
penemuan dan pandangan-pandangan baru khususnya penemuan dalam bidang psikologi
belajar. Pandangan baru dlam ppsikologi menganggap bahwa belajar itu bukan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan, akan tetapi proses perubahan perilaku siswa. Dengan
demikian, siswa telah belajar manakala telah memiliki perubahan perilaku. Tentu saja
10
perubahan perilaku itu akan terjadi manakala siswa memiliki pengalaman belajar. Oleh sebba
itu dalam proses belajar, pengalaman dianggap lebih penting daripada hanya sekedar
menumpuk sejumlah pengteahuan
3) Kurikulum sebagai hasil belajar
Evaluasi (penilaian) hasil belajar siswa merupakan salah satu kegiatan manajemen
kurikulum. Evaluasi berguna dan bertujuan untuk mendapatkan umpan balik (feed back) bagi
pendidik tentang sejauh mana tujuan instruksional (pengajaran) telah tercapai, sehingga dapat
diketahui apakah guru masih harus memperbaiki langkah-langkah yang ia tempuh dalam
kegiatan mengajar.
Bagi siswa, hasil evaluasi akan menunjukkan kepada mereka betapa keberhasilan mereka
dalam kegiatan belajar yang pernah mereka lakukan. Secara garis besar, evaluasi belajar di
sekolah dapat dibedakan atas:
a) Tes Formatif, evaluasi/ penilaian berupa tes (soal-soal, pertanyaan) yang dilakukan
setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari
b) Tes Sumatif, evaluasi/ penilaian berupa tes (soal-soal, pertanyaan) yang dilakukan setelah
kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Misalnya setelah
satu caturwulan atau satu semester. Tes hasil belajar berguna membantu siswa dalam
mengambil keputusan tentang rencana pendidikan dan membantu sekolah menilai
berbagai aspek kurikulum yang menggambarkan kemajuan belajar siswa.
b. Komponen Kurikulum 2013
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu: (1) tujuan; (2) materi; (3) strategi; (4)
organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat
dan tidak bisa dipisahkan (Poerwanti & Amri, 2013).
1) Tujuan
Dalam permendikbud No. 69 Tahun 2013 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan pada
kurikulum 2013 yaitu: kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud: 2013)
2) Materi
Dalam menentukan materi pembelajaran tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan
dikembangkan. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis
dalam bentuk teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, contoh/ilustrasi,
definisi, dan preposisi.
3) Strategi
Dalam pembelajaran K13 ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan bersama oleh para
guru dalam melaksanakan pembelajaran, diantaranya: (1) berpusat pada peserta didik; (2)
mengembangkan kreativitas peserta didik; (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan
menantang; (4) bermuatan nilai, etika, setetika, logika, dan kinestika; (5) menyediakan
pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode
11
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efesien, dan bermakna (Fadilah,
2014)
4) Organisasi Kurikulum
Menurut peneliti, paling tidak terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu: 1)
mata pelajaran terpisah (isolated subject); (2) mata pelajaran berkorelasi; (3) Bidang studi
(broad field); (4) program yang berpusat pada anak (child centered); (5) inti masalah (core
program), dan (6) Ecletic Program
5) Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari
berbagai kriteria. Luas tidaknya suatu program evaluasi kurikulum ditentukan oleh tujuan
diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi
keseluruhan sistem atau komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum. Salah satu
komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan
hasil belajar siswa.
12
Metode pembelajaran ini meminta siswa berpasangan untuk menyampaikan materi yang
diterima dari guru dan mencatatnya secara bergantian.
8) Metode pembelajaran mind mapping
Pada metode ini, guru memberikan permasalah kepada siswa kemudian siswa membuat
peta konsep dan mencari solusi atas permasalahan tersebut.
13
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjabarkan bahwa
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran
dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi
seperangkat rencana yang dapat mencapai tujuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013
dapat menghasilkan insan Indonesia yang Produktif, Kreatif, Inovatif, dan Afektif melalui
penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi.
Pergantian kurikulum dari waktu ke waktu merupakan salah satu bentuk adaptasi
pendidikan. Pada setiap pergantian kurikulum selalu ada perubahan atau pembeda dari
kurikulum yang diterapkan sebelumnya. Hal itu dimaksudkan agar kurikulum yang diterapkan
relevan dengan kebutuhan pada zamannya.
14
Kemudian, berikut terdapat pula kerangka kerja penyusunan kurikulum 2013 yang
didasarkan pada kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan serta
elemen lainnya.
15
c) Buku Siswa lebih ditekankan pada activity base bukan merupakan bahan bacaan.
d) Setiap buku memuat mode lpembelajaran dan project yang akan dilakukan oleh siswa.
e) Buku Guru memuat panduan bagi guru dalam mengajarkan materi kepada siswa.
3) Proses pembelajaran
Menurut Dyers, J.H. et al (2011), Innovators DNA, Harvard Business Review:
a) 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya
berasal dari genetik
b) Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu 1/3 dari pendidikan, 2/3
sisanya dari genetik
c) Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing (mengamati)
Questioning (menanya)
Experimenting (mencoba)
Associating (menalar)
Networking (membentuk jejaring)
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak
akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%). Maka dari itu, perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses
pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba (observation based-learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta
didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui
collaborative learning.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan
dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif. Berikut
merupakan pergeseran pengertian tentang kreativitas menurut Anuscha Ferrari et al. 2009.
Innovation and Creativity in Education and Training.
16
4) Proses penilaian
Menurut Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from
research. proses penilaian yang mendukung kreatifitas dapat dilakukan dengan cara:
17
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Diani Ayu. Lawe, Yosefina Uge. Munir, Muhammad. dkk. 2021. Perencanaan
Pembelajaran SD/MI. Sigli : Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
18