Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

RENCANA PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SD

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D
Ahmad Syadzali, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 9

Kelas 4A PGSD

Annisa Nur Pratiwi 2010125220121

Annisa Triana 2010125120055

Noor Baiti Rahman 2010125320088

Rennie Fahlia Putri 2010125120052

Siti Raihan Nur Aulia 2010125120053

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN......................................................................................................4

A. Pengertian Rencana Pembelajaran................................................................4

B. Prinsip Perencanaan Pembelajaran...............................................................5

C. Fungsi Perencanaa Pembelajaran..................................................................8

D. Langkah-langkah Pengembangan Rencana Pembelajaran..........................10

E. Komponen Rencana Pembelajaran.............................................................13

F. Format atau Bentuk Rencana Pembelajaran...............................................16

BAB III..................................................................................................................19

PENUTUP..............................................................................................................19

A. Kesimpulan....................................................................................................19

B. Saran..............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak henti-
hentinya memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dengan judul “Rencana
Pembelajaran.”

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada


pihak-pihak, yang telah memberi bantuan dan bimbingan, hingga penulisan tugas
ini terselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya
kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D dan Bapak Ahmad Syadzali,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum Di SD yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Lambung Mangkurat. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan
pada makalah ini, kami meminta masukannya demi perbaikan makalah di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Banjarmasin, Februari 2022

Penulis

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar
dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak
didik sehingga terjadi proses belajar (S. Nasution, (1994: 25). Kegiatan
pengajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen
yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran yang baik akan tercapai
apabila disertai dengan perencanaan pengajaran sebagai acuan dalam
mengajar. Perencanaan Pembelajaran mempunyai peranan penting dalam
memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu,
seorang guru harus memiliki rencana pembelajaran karena perencanaan
tersebut adalah fungsi pedagogi yang penting untuk meningkatkan kualitas
praktik pembelajaran dan mungkin sekali untuk memotivasi guru (Wawan S.
Suherman, 2001: 113). Perencanaan pembelajaran dibuat dengan mengacu
pada kurikulum. Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan
sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaaan media pengajaran,
penggunakaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu
lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan (Abdul Majid, 2005: 17).
Perencanaan pembelajaran dilakukan untuk mengkoordinasikan
komponen-komponen pembelajaran diantaranya kompetensi dasar, materi
standar, indikator sekaligus metode yang digunakan dalam proses mengajar.
Perencanaan pengajaran digunakan oleh guru sebagai petunjuk dan arah
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan
pengajaran mempunyai manfaat baik bagi guru maupun murid. Bagi guru
perencanaan pengajaran merupakan suatu pedoman kerja untuk melaksanakan
tugasnya sebagi pendidik dan untuk murid perencanaan pengajaran

1
merupakan pedoman belajar yang bisa digunakan sebagai pemandu siswa
dalam belajar (E. Mulyasa, 2006: 213).
Membuat perencanaan pembelajaran mensyaratkan seorang guru harus
mempelajari kurikulum sekolah dan memahami semua program pendidikan
yang sedang dilaksanakan. Selanjutnya dituangkan dalam program tahunan
dan program semester dan silabus, untuk dapat dilaksanakan dalam PBM,
maka dibuat dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Persiapan tersebut berisi tujuan mengajar, pokok yang diajarkan, metode
mengajar, bahan pelajaran, alat peraga, dan teknik observasi yang akan
digunakan. Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang telah
disusun guru akan terlihat jelas setelah program tersebut dilaksanakan.
Langkah selanjutnya adalah guru harus mampu mengembangkan kekuatan
program mengajar dan mengevaluasi kelemahan kemudian mencari jalan
keluarnya (Abdul Majid, 2005: 98).
Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut dapat melaksanakan proses
pengajaran dengan baik dan mencapai tujuan pengajaran seperti yang telah
direncanakan. Salah satu penyebab proses belajar mengajar tidak berjalan
dengan efektif karena kurangnya persiapan guru dalam mengajar termasuk
juga pembuatan perencanaan pengajaran. Akibatnya adalah pencapaian tujuan
pengajaran menjadi tidak maksimal (Abdul Majid, 2005: 4). Oleh sebab itu,
penting bagi guru untuk menguasai dan membuat perencanaan pembelajaran
yang akan diajarkan untuk dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran.
Sehingga, kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Maka dari itu kami tertarik untuk membahas mengenai
rencana pembelajaran lebih lanjut dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rencana pembelajaran?
2. Apa prinsip rencana pembelajaran?
3. Apa fungsi dari rencana pembelajaran?
4. Bagaimana langkah-langkah pengembangan rencana pembelajaran?
5. Apa saja komponen rencana pembelajaran?
6. Bagaimana format atau bentuk rencana pembelajaran?

2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari rencana pembelajaran.
2. Untuk mengetahui prinsip dari rencana pembelajaran.
3. Untuk mengetahui fungsi dari rencana pembelajaran.
4. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah pengembangan
rencana pembelajaran.
5. Untuk mengetahui komponen rencana pembelajaran.
6. Untuk mengetahui dan memahami format atau bentuk rencana
pembelajaran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rencana Pembelajaran


Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang berarti pengambilan
keputusan untuk mencapai tujuan. Menurut Ely sebagaimana dikutip Sanjaya
mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir
yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.1 Pendapat di atas
menggambarkan bahwa setiap perencanaan dimulai dengan menetapkan target
atau tujuan yang akan dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan target atau
tujuan tersebut dirumuskan bagaimana mencapainya. Sejalan dengan itu, Terry
(1993) mengatakan bahwa perencanaan adalah penetapan kegiatan yang harus
dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.Reigeluth sebagaimana
dikutif Salma (2007) membedakan perencanaan dengan pengembangan. Ia
menyatakan pengembangan adalah penerapan kisi-kisi perencanaan di lapangan.
Kemudian setelah uji coba selesai, maka perencanaan tersebut diperbaiki atau
diperbarui sesuai dengan masukan yang telah diperoleh.
Sementara itu, pembelajaran berasal dari kata instruction yang banyak
digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kata instruction banyak
dipengaruhi oleh aliran pskologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa
sebagai sumber kegiatan. Di samping itu, kata instruction dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang diprediksi dapat memfasilitasi siswa dalam
mempelajari segala sesuatu, dan peran guru berubah menjadi fasilitator dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Gagne (1992) bahwa
pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang dilakukan guru untuk
mengelola fasilitas dan sumber belajar yang tersedia agar dapat dimanfaatkan
siswa dalam mempelajari sesuatu.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan upaya membelajarkan siswa


dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul
perilaku belajar. Dalam kondisi yang tertata: tujuan dan isi pembelajaran jelas,

4
strategi pembelajaran optimal, akan amat berpeluang memudahkan belajar. Di
pihak lain, peranan pendidik akan menjadi semakin kompleks, ia bukan hanya
sebagai salah satu sumber belajar tapi juga harus menampilkan diri sebagai
seorang ahli dalam menata sumbersumber belajar lain serta
mengintegrasikannya ke dalam tampilan dirinya. Pendidik harus mampu
menampilkan diri sebagai satu komponen yang terintegrasi dari keseluruhan
sumber belajar.Ini berarti kurang tepat kalau dikatakan bahwa pembuatan
perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan mengajar.
Perencanaan pembelajaran bukan untuk itu, akan tetapi untuk memudahkan
peserta didik belajar. Peserta didik yang selayaknya dijadikan kunci akhir dalam
menetapkan mutu suatu perencanaan pembelajaran.

B. Prinsip Perencanaan Pembelajaran


Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-
prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga
pendidikan sangat dimungkinkan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dari
kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga akan ada
banyak prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum (Fitroh 2011, p.
1-7).
Sukmadinata menyatakan prinsip pengembangan kurikulum yang terbagi
menjadi dua jenis, yaitu prinsip umum dan prinsip spesifik. Prinsip umum
pengembangan kurikulum adalah relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, kepraktisan
dan efektivitas. Prinsip-prinsip ini adalah lanskap yang kuat untuk mewujudkan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa, guru, dan masyarakat. Prinsip
khusus pengembangan kurikulum adalah berkaitan dengan tujuan pendidikan,
prinsip yang berkaitan dengan pemilihan konten pendidikan, prinsip yang
berkaitan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip yang berkaitan
dengan pemilihan media dan alat belajar, dan prinsip yang berkaitan dengan
pemilihan kegiatan penilaian.

Hal yang sama dinyatakan oleh Hernawan di Sudrajat menyarankan lima


prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

5
1. Prinsip relevansi
Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum
(tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi
(relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis),
serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis),
Maka dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan lingkungan
masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi
siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Dalam realitanya
prinsip diatas memang harus betul betul di perhatikan karena akan berpengaruh
terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kalah penting harus sesuai dengan
perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam upaya membangun
negara (Asmariani 2014, p. 60).

2. Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan
fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting
terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar
diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan.

Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus


memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-
hal yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk
menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan
kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan anakanak
untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan
untuk anak-anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda,
pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan Kurikulum harus menyediakan
ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik untuk mengembangkan
program pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan dalam

6
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan
kebutuhan bidang lingkungan mereka (Mansur 2016, p. 3).

3. Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas,
antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan.

Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan


antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi
pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh
atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar
(peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga
diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat
melengkapi studi lainnya. Sedangkan fleksibilitas adalah kurikulum yang
dikembangkan tidak kaku dan memberikan kebebasan kepada guru maupun
peserta didik dalam memilih program atau bahan pembelajaran, sehingga tidak
ada unsur paksaan dalam menempuh program pembelajaran. pembelajaran
(Zainab 2017, p. 366).

4. Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan
bahkan vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam
perencanaan pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia
revolusi industri menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum
yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu pengembangan
kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah
cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi
penerus bangsa untuk memilki akhlaq mulia dan berbudi pekerti yang luhur.
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat

7
diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang
ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan
program pembelajaran lain karena upaya itu diperlukan agar dalam
pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya pendidikan yang
ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana
rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam
prinsip ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar
guru dan efektivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih
kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi
bahan dalam mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan
mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek
efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang terkait dengan
metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan dapat
tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi
pembelajaran.

C. Fungsi Perencanaa Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya
sebagaimana dijelaskan Sanjaya (2013:35) sebagai berikut:
1. Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat


memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan
yang terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan
memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai
kelemahan dan menemukan hal-hal baru.

2. Fungsi inovatif

8
Mungkinkah suatu inovasi pembelajaran akan muncul tanpa direncanakan,
atau tanpa diketahui terlebih dahulu berbagai kelemahan? Tidak, bukan?
Suatu inovasi hanya akan mungkin muncul seandainya guru memahami
adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.Kesenjangan itu hanya
mungkin dapat ditangkap, manakala guru memahami proses yang
dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis itulah
yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah
perencanaan memiliki fungsi inovasi.

3. Fungsi selektif

Adakalanya untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran pembelajaran guru


dihadapkan berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan maka guru
dapat menyeleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk
dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak mungkin dapat menentukan
pilihan yang tepat. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses
perencanaan maka guru dapat menentukan materi mana yang sesuai dan
materi mana yang tidak sesuai.

4. Fungsi komunikatif

Suatu perencanaan yang memadi harus dapat menjelaskan kepada setiap


yang terlibat, baik kepada guru, siswa, kepala sekolah bahkan kepada pihak
eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan
harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik tentang tujuan dan
hasil yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat
dilakukan. Oleh sebab itu perencanaan memiliki fungsi komunikasi.

5. Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan


apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan
program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat

9
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi
prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

6. Fungsi akurasi

Sering terjadi, guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga merasa


waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus
dipelajari siswa. Akibatnya proses pembelajaran tidak normal lagi, sebab
kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah
disampaikan kepada siswa tidak perduli apakah materi itu dipahami atau
tidak. Perencanaan yang matang dapat menghindari hal seperti itu, sebab
melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu yang diperlukan
untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam
pelajaran efektif, melalui program perencanaan.

7. Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, akan tetapi membentuk


manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang dalam aspek
intelektual saja, akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan. Dengan
demikian pembelajaran memiliki dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi
hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan kedua sisi
pembelajaran dapat dilakukan secara berimbang.

8. Fungsi kontrol

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui
perencanaan dapat ditentukan sejauhmana materi pelajaran telah dapat
diserapkan oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami oleh
siswa. Dalam hal inilah perencanaan berfungsi sebagai kontrol yang
selanjutnya dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan
program pembelajaran selanjutnya (Sanjaya, 2013:35).

D. Langkah-langkah Pengembangan Rencana Pembelajaran

10
Bagi seorang guru adalah sangat penting untuk merencanakan sebuah
kegiatan pelaksanaan pembelajaran atau lebih kita kenal sebagai pembuatan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Pada saat ini guru sudah merupakan
sebuah
profesi, guru dituntut untuk professional berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Salah satu tugas yang dapat mencerminkan sikap professional guru
adalah melaksanakan kewajibannya dalam membuat RPP.
Berkaitan dengan pentingnya pembuatan sebuah rencana pembelajaran,
keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan dalam
pembuatan rencana pembelajaran tersebut..Pembuatan RPP merupakan suatu
bagian yang sangat penting dari keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan belajar
dan pembelajaran dan merupakan kewajiban bagi profesi guru.

(Hariyanto) Adapun untuk langkah-langkah pengembangan rencana


pembelajaran adalah sebagai berikut,

1) Mengkaji silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus
terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan
terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk
mencapainya, didalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara
umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses.

Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi,


elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah dan
mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di
dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar.Pengkajian
terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.

2) Mengidentifikasi materi pembelajaran


Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian
KD dengan mempertimbangkan: 1) potensi peserta didik; 2) relevansi
dengan karakteristik daerah; 3) tingkat perkembangan fisik, intelektual,

11
emosional, sosial, dan spritual peserta didik; 4) kebermanfaatan bagi
peserta didik; 5) struktur keilmuan; 6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi
pembelajaran; 7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan 8) alokasi waktu.

3) Menentukan tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator,
paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan
Behavior
(aspek kemampuan).

4) Mengembangkan kegiatan pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
ainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

5) Penjabaran jenis penilaian


Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya.Penilaian
pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik
didorong untuk
menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian
yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

6) Menentukan alokasi waktu

12
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan KD.

Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus


merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan
oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci
dan disesuaikan lagi di RPP.

7) Menentukan sumber belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

E. Komponen Rencana Pembelajaran

(Anggraeni, 2018) Pembelajaran merupakan sebuah proses yang sangat


kompleks karena didalamnya melibatkan berbagai komponen pembelajaran yang
satu sama lain saling berhubungan dan berinteraksi. Setiap proses pembelajaran
memerlukan perencanaan pembelajaran yang matang. Sehingga rencana
pembelajaran adalah upaya untuk merancang dan mengembangkan setiap
komponen pembelajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, terkait dan
saling menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(Kamilati, 2018) Untuk itu, setiap guru wajib menyusun rencana


pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih yang mana berguna untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa agar mencapai Kompetensi Dasar
(KD). Komponen-komponen dari rencana pembelajaran adalah sebagai berikut,

1) Identitas Sekolah

2) Identitas Mata Pelajaran

3) Kelas/Semester

13
4) Materi Pokok

5) Alokasi Waktu

6) Tujuan Pembelajaran

7) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

8) Materi Pembelajaran

9) Metode Pembelajaran

10) Media Pembelajaran

11) Sumber Belajar

12) Langkah-langkah Pembelajaran

13) Penilaian Hasil Belajar

(Chamisijatin, 2020) Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas satu per
satu sebagai berikut,

1) Mencantumkan Identitas

Yang dimaksud dengan identitas di sini mencakup informasi tentang:


nama
sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
indikator, dan alokasi waktu. Pengisian unsur-unsur identitas hendaknya
memperhatikan rambu-rambu berikut.

 RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari


silabus yang disusun oleh satuan pendidikan.

 Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi


dasar, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan.
Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat

14
diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.

2) Mencantumkan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional,


yang ditargetkan untuk dicapai melalui pelaksanaan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari
kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional,
rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau
beberapa tujuan.

3) Mencantumkan materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan


pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada
materi pokok yang ada dalam silabus.

4) Mencantum metode pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula


sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik
pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

5) Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-


langkah kegiatan setiap pertemuan. Langkah-langkah kegiatan itu terdiri atas
unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan
karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan
modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

15
Untuk kegiatan awal diharapkan dapat membangkan kegiatan awal yang
dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk mempelajari konsep. Juga,
dapat membangkan pengalaman belajar menjadi kegiatan inti yang menarik
sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Kegiatan penutup juga diharapkan
yang benar-benar bermakna bagi siswa, sehingga siswa menanti kehadiran
pembelajaran berikutnya.

6) Mencantumkan sumber belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada apa yang telah dirumuskan dalam
silabus. Sumber belajar mencakup: sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku
referensi, maka dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut,
pengarang, dan halaman yang diacu.

7) Mencantumkan penilaian

Penilaian dijabarkan ke dalam teknik penilaian, bentuk instrumen, dan


instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Penyajiannya dapat
dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian
menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang
berupa proyek, maka harus disertai rubrik penilaian.

F. Format atau Bentuk Rencana Pembelajaran

Contoh Format RPP untuk sekolah umum

RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)

Prodi/Fakultas : …………………………..………………………………
Nama Sekolah : ............................................................................................
Mata Pelajaran : …………………………..………………………………
Kelas/Semester : ………………………..………………………………...
Pertemuan ke- : ........................................................................................

16
Alokasi Waktu : 10 -15 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
B. KOMPETENSI DASAR
C. INDIKATOR
1. Kognitif
2. Psikomotor
3. Afektif
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
2. Psikomotor
3. Afektif
E. MATERI PEMBELAJARAN
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Model pembelajaran
2. Metode pembelajaran
G. SUMBER/BAHAN
(buku, majalah, Koran, internet, narasumber)

H. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


1 Media : video, wayang, chart, DVD

2. Busur, penggaris, jangkar

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


(Langkah-langkah pembelajarn disesuaikan dengan model pembelajaran yang
dipilih)

1. Kegiatan awal (alokasi waktu ± 4 menit):


a) Membuka Pelajaran
b) Apersepsi/Prasyarat Pengetahuan
c) Masalah/topik materi.
d) Pretes
2. Kegiatan Inti (alokasi waktu ± 8 menit)

17
Kegiatan inti berisi langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran diusahakan sesuai dengan model dan metode
pembelajaran yang dipilih.
3. Penutup ( ± 3 menit)
a) Rangkuman atau simpulan
b) Evaluasi proses/refleksi
c) Tugas yang harus dikerjakan dirumah,
d) Pesan untuk pertemuan yang akan datang, dll.

J. SUMBER/MEDIA/ALAT PEMBELAJARAN
K. PENILAIAN
1. Prosedur : Pretest/posttest/processestest
2. Jenis Tagihan : Lisan/tertulis
3. Bentuk Instrumen : Objektif/esai/tindakan

Soal
Kunci Jawaban
Teknik Penilaian

Yogyakarta, ……………….

Mengetahui Praktikan,

Dosen Pembimbing

NIP NIM

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru
dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini adalah perubahan perilaku siswa. 
Perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan
keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus
dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan
segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan
keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

19
Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian
prinsip-prinsip yang bisa menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian,
hasil akhir dari proses pembelajaran akan menciptakan kualitas sumberdaya
manusia yang mumpuni.

B. Saran

Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan.


Karena itu penulis berharap masukan dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Shofiyah, Shofiyah. "Prinsip–Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Upaya


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran." EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan
Agama Islam 2.2 (2018): 122-130.
Ananda, Rusydi, and Amiruddin Amiruddin. "Perencanaan pembelajaran."
(2019).
Nasution, Wahyudin Nur. "Perencanaan pembelajaran: pengertian, tujuan dan
prosedur." Ittihad 1.2 (2017).

Anggraeni, P. (2018). Analisis Keterkaitan antar Komponen dalam Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar Kota Sumedang. El-Ibtidaiy:
Journal of Primary Education, 64-17.

20
Chamisijatin, L. (2020). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP).
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL.

Hariyanto, F. A. (n.d.). Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam


Mengembangkan RPP Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan
Menggunakan "Bloom's Taxonomy Cognitive Domain Learning Stages"
pada Mahasiswa Semester VI FKIP Bahasa Inggris Universitas
Kanjuruhan Malang. Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan
Malang, 423-37.

Kamilati, N. (2018). ANALISIS KOMPONEN PENILAIAN PADA RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEBAGAI ACUAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF
GURU. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan,
1-17.

21

Anda mungkin juga menyukai