Anda di halaman 1dari 24

Makalah

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI PEMBELAJARAN


KALIMAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Muh. Zuhdy Hamzah, SS., M.Pd.
NIP. 198012112015031001

Oleh Kelompok 7 :
Devino Arkana Razan (210103110040)
Faizal Aulia Azmy Harahap (210103110043)
Muhammad Farkhan Syafi’udin (210103110045)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Maret, 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran
Kalimat” ini selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang konsep dasar pembelajaran kalimat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Muh. Zuhdy Hamzah, SS., M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Jadi,
kami mohon maaf apabila ada beberapa kesalahan dari penulisan makalah. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 23 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I .......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
C. Tujuan ............................................................................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ............................................................................. 2
B. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran.............................................................................. 3
C. Pengertian Evaluasi Pembelajaran.................................................................................... 4
D. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran Kalimat ..................................... 6
BAB III ..................................................................................................................................... 20
PENUTUP ................................................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita mengetahuai bahwa manusia dalam hal berkomunikasi menggunakan dua
cara yaitu dengan lisan maupun dengan tertulis. Walaupun kita mengenal cara lain
seperti isyarat, gerakan dan simbol-simbol, tetapi yang paling kita jumpai dan yang
paling efektif adalah dengan cara lisan dan tertulis. Hakikat seorang penulis harus
mengetahui tentang gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran sang penulis itu sendiri.
Selain itu sebuah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran juga sama
pentingnya dalam penyusunan sebuah kalimat.
Kalimat adalah sebuah kata-kata yang disusun, mempunyai arti dan suatu
bahsa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki suatu pengertian ataupun
pola intonasi akhir. Perencanaan adalah sebuah peroses untuk melatih dan mencapai
tujuan dengan menetukan tahapan-tahapan guna mencapai tujuan tersebut. Pelaksanaan
adalah suatu usaha atau kegiataan tertentu untuk mewujudkan rencana dalam
kenayataan. Dan evaluasi dapat dimaknai dengan suatu kegiatan yang dimana
mengumpulkan informassi mengenai mengukur dan menilai dalam suatu keberhasilan
program.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pembelajaran?
2. Apa pengertian pelaksanakan pembelajaran?
3. Apa pengertian evaluasi pembelajaran?
4. Bagaimana contoh penerapan perenanaan, pelaksanakan, dan evaluasi
pembelajaran?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi perencanaan pembelajaran
2. Mengetahui definisi pelaksanakan pembelajaran
3. Mengetahui definisi evaluasi pembelajaran

iii
4. Mengetahui rancangan program pembelajaran kalimat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Secara etimologi, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni :
perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yang berarti
pengambilan keputusan tentang hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan.1
Sedangkan pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dengan memanfaatkan segala sumber daya dan potensi yang ada dalam diri siswa
maupun guru.2 Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan sebelum pembelajaran dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu terkait kesuksesan pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Secara Istilah perencanaan dapat diartikan sebagai proses penentuan tujuan
atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.3 Menurut Steller
sebagaimana dikutip oleh Ananda R., kegiatan perencanaan erat kaitannya dengan
hubungan antara yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what
should be) yang berhubungan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas,
program kegiatan, dan alokasi sumber.4 Merencanakan pada dasarnya adalah
menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan. Perencanaan merupakan hasil pengambilan keputusan dari
pemikiran yang mendalam mengenai prediksi hal-hal yang akan terjadi pada saat

1
Mukni’ah, Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
(K-13) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) hal. 5 Z-lib.org https://id1lib.org/book/18210425/1c7770 (diakses
pada tanggal 19 Maret 2022, pukul 22.05 WIB)
2
Setiadi Cahyono Putro & Ahmad Mursyidum Nidhom, Perencanaan Pembelajaran (Malang: Ahlimedia Press,
2021) hal. 24 Z-lib.org https://id1lib.org/book/18521590/dbaa1a (diakses pada tanggal 19 Maret 2022, pukul
22.00 WIB)
3
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017) hal. 51
4
Diani Ayu Pratiwi, Perencanaan Pembelajaran SD/MI (Sigli: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021) hal. 1 Z-
lib.org https://id1lib.org/book/18262530/828c45 (diakses pada tanggal 19 Maret 2022, pukul 22.01 WIB)

2
pelaksanaan suatu kegiatan dengan mencari alternatif penyelesaian masalah yang
efektif dan efisien. Perencanaan merupakan awal dari suatu pelaksanaan kegiatan
yang merupakan pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Dari sini dapat difahami bahwa perencanaan mengandung beberapa unsur
yaitu :
1. Tujuan yang ingin dicapai
2. Langkah-langkah yang akan dilakukan
3. Identifikasi masalah yang akan terjadi
4. Proses pertimbangan dan pengambilan keputusan5
Perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan keadaan kondisi di masa
yang akan dating, dimana keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan. Berdasarkan
rentang waktunya, perencanaan dibedakan menjadi 3 jenis. Pertama perencanaan
tahunan atau rencana jangka pendek (kurang dari 5 tahun), rencana jangka
menengah/sedang (5-10 tahun), dan rencana jangka panjang (di atas 10 tahun).
Pembelajaran di sekolah adalah suatu kegiatan yang secara sadar telah disiapkan.
Adanya perencanaan yang baik tentu akan mendukung keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran. Kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu faktor penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran.

B. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaksanaan diartikan
sebagai proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dan
sebagainya).6 Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa
menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan
. Menurut Majid, pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar-
mengajar sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah di susun dalam perencanaan
sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan beberapa tahap
pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

5
Mukni’ah, Op.cit 6
6
https://kbbi.web.id/pelaksanaan

3
Dalam membuka pelajaran guru biasanya membuka dengan salam dan presensi
peserta didik, dan menanyakan tentang materi sebelumnya, tujuan membuka
pelajaran sebagai berikut :
 Menimbulkan perhatian dan memotifasi peserta didik.
 Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batasan-
batasan tugas yang akan dikerjakan peserta didik.
 Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan-pendekatan
yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan peserta didik.
 Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yang telah dipelajari
dengan materi yang akan dipelajari.
 Mengaitkan peristiwa aktual dengan materi baru.
2. Kegiatan inti
Tujuan penyampaian materi pembelajaran sebagai berikut :
 Membantu peserta didik memahami dengan jelas semua permasalahan
dalam kegiatan pembelajaran.
 Membantu peserta didik untuk memahami suatu konsep atau dalil.
 Melibatkan peserta didik untuk berpikir
 Memahami tingkat pemahaman peserta didik dalam menerima
pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir
Tujuan kegiatan menutup pelajaran sebagai berikut :
 Mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi
pembelajaran.
 Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
 Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dengan materi yang
akan datang7

C. Pengertian Evaluasi Pembelajaran


Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, dalam bahasa Arab
disebut Al-Taqdir, dan dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya
adalah value dari bahasa Inggris, Al-Qimah dari bahasa Arab, dan nilai dari bahasa
Indonesia.8 Secara istilah evaluasi dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan terencana

7
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umm.ac.id/39471/3/BAB%2520II.pdf
&ved=2ahUKEwiU_qvO29f2AhV963MBHXVvCLgQFnoECAYQAQ&usg=AOvVaw3uBEYg5wOjHEQB4BcO9pHC
8
Joko Widiyanto, Evaluasi Pembelajaran: Sesuai Kurikulum 2013 (Madiun: UNIPMA Press, 2018) hal. 9 Z-lib.org
https://id1lib.org/book/21000932/1b085e (diakses pada tanggal 19 Maret 2022, pukul 21.40 WIB)

4
untuk mengetahui keadaan suatu obyek menggunakan berbagai unsur dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur tertentu untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Istilah evaluasi sering disamakan dengan arti ujian. Meskipun saling
berkaitan, namun keduanya memiliki makna yang berbeda. Berbagai jenis ujian yang
dilakukan oleh guru baik itu ulangan harian maupun ulangan akhir semester belum
bisa disamakan dengan esensi dari evaluasi, apalagi dalam penerapan kurikulum
2013. Sebab esensi dari evaluasi pembelajaran bukan hanya menilai hasil dari ujian
melainkan proses yang dilalui baik pendidik maupun peserta didik dalam
pembelajaran.
Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi
sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun
mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Dalam buku Measurement and Evaluation
in Education and Psychology ditulis William A. Mohrens istilah tes, measurement,
evaluation dan assesment dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes, adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah
lainnya, yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka)
dari seseorang.
2. Measurement, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan
menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita
dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti
pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
3. Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi
yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes
dan measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi
bisa memberi keputusan yang professional. Seseorang dapat mengevaluasi
baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
4. Assesment, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema
seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun
yang perlu ditekankan disini bahwa yang dapat dinilai atau dievaluasi

5
adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan akademik,
kejujuran, kemampuan untuk mengejar dan sebagainya.9
Dari beberapa pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
evaluasi pembelajaran adalah suatu proses sistematis yang bersifat komprehensif
meliputi pengukuran, penilaian, analisis data untuk menentukan sejauh mana peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu evaluasi pada hakikatnya merupakan
suatu proses pengambilan keputusan terhadap nilai suatu obyek.
D. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran Kalimat
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Madrsah : MI Al Islamiyah


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI:
7. Memahami teks melalui membaca intensif.

B. KOMPETENSI DASAR:
7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif.
C. INDIKATOR
 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melaui membaca intensif
 Meringkas teks dengan kalimat runtut
 Mengidentifikasi kata kata sulit
 Menggunakan kata depan di, ke dan dari dalam kalimat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN**:
 Siswa dapat menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif.
 Siswa dapat membaca teks terdiri bebe-rapa paragraf.
 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
 Siswa dapat menuliskan kalimat uta-ma tiap paragraf
 Siswa dapat meringkas teks dengan kalimat runtut.

9
Asrul, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Citapustaka Media, 2015) hal. 2-3 Z-lib.org
https://id1lib.org/book/12346155/0f151a (diakses pada tanggal 19 Maret 2022, pukul 21.43 WIB)

6
 Siswa dapat mengidentifikasi kata-kata sulit
 Siswa dapat menggunakan kata sulit dalam kalimat
 Siswa dapat menggunakan kata depan di, ke, dan dari dalam kalimat

 Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan
perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab
( responsibility ) Berani ( courage ) dan Ketulusan (
Honesty )

D. MATERI:
 Teks bacaan

E. METODE PEMBELAJARAN:
 Tanya jawab
 Diskusi kelompok
 Pemberian tugas

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
 Pendahuluan (10 Menit )
Apersepsi dan Motivasi :

- Guru menjelaskan kepada siswa tentang kalimat utama dalam bacaan dengan memberi
contoh yang terdapat dalam sebuah paragraf bacaan.
 Inti ( 50 Menit )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa dapat menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif.
 Siswa dapat membaca teks terdiri bebe-rapa paragraf.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa membaca teks yang terdapat dalam Bina Bahasa Indonesia 4b hal. 4 dan 5 secara
intensif tanpa suara.
 Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks.
 Siswa membandingkan jawaban pertanyaan teks dengan pekerjaan teman
sebangkunya.
 Siswa membicarakan bersama teman sebangku bila ada perbedaan jawaban.
 Bersama teman kelompok, siswa mencari kalimat utama pada setiap paragraf teks
yang dibaca.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

7
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup ( 10 Menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Selanjutnya, siswa diminta meringkas teks bacaan dengan cara merangkaikan kalimat-
kalimat utama pada setiap paragraf bacaan.
 Siswa melaporkan hasil kerjanya di depan kelas.

G. ALAT DAN SUMBER:


 Standar isi
 Bina Bahasa Indonesia 4b
 Bahasa Indonesia Airlangga
H.PENILAIAN:
Teknik
Indikator Pencapaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
Penilaian

 Menjawab pertanyaan Teknik tes: Instrumen: Lembar  Ringkaslah teks dengan


 Menemukan kalimat tugas, kalimat runtut !
Tertulis, lisan daftarpertanyaan,dan  Identifikasi-lah kata-kata
utama pada setiap
paragraf Non tes: lembar penilaian sukar yang terdapat dalam
 Meringkas isi bacaan unjuk kerja teks!
Perbuatan
 Mengartikan kata-kata
sukar dalam teks Bentuk:
jawaban
 Menggunakan kata-kata
sukar dalam bacaan singkat dan

 Menggunakan kata depan unjuk kerja


di, ke, dan dari.

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 PERFORMANSI

8
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor

1.
2.
3.
4.
5.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Jombang,13 januari 2013
Mengetahui
Kepala Madrsah Guru Mapel Bahasa Indonesia.

SITI WULIANI,S.Pd SITI WULIANI,S.Pd

9
PERAN PETUGAS KESEHATAN DALAM MANAJEMEN
PENANGANAN BENCANA ALAM
Oleh :
Siti Nurmawan Sinaga, SKM, M.Kes.
Dosen Akbid Mitra Husada, Medan

Abstrak
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran petugas kesehatan dalam
manajemen penanganan bencana alam. Metode penulisan menggunakan metode library
research. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa salah satu syarat sukses penanganan
emergency bencana adalah kepemimpinan. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan adalah
kebingungan, kehancuran, kerugian, dan malapetaka. Kepemimpinan yang dimaksud tentu
selayaknya dari unsur pemilik otoritas (pemerintah). Keberhasilan semua elemen masyarakat
dalam kancah bencana sangat tergantung keberadaan pemimpin. Kepemimpinan dalam
penanganan emergency bencana haruslah mampu dengan cepat, tepat, dan berani mengambil
keputusan, bersikap tegas, menjalankan sistem instruksi bukan diskusi.

Kata kunci : petugas kesehatan dan manajamen penanganan bencana alam

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kejadian letusan gunung Sinabung di untuk dapat mengendalikannya, disebabkan
Kabupten Karo merupakan salah satu oleh faktor alam atau manusia atau
kejadian bencana alam yang secara global sekaligus oleh keduanya. Didalam
dapat mengganggu kesehatan masyarakat penanganan bencana terdapat beberapa
pada umumnya dan korban erupsi pada aspek yaitu aspek mitigasi bencana
khususnya. Terganggunya kesehatan (pencegahan), kegawatdaruratan saat
masyarakat terutama oleh penyakit ISPA, terjadinya bencana, dan aspek rehabilitasi.
sehingga sangat dibutuhkan peran tenaga Penanganan kegawatdaruratan targetnya
kesehatan dalam menanggulangi hal adalah penyelamatan sehingga risiko
tersebut. Bencana merupakan kejadian luar tereliminir. Sedangkan rehabilitasi
biasa yang menyebabkan kerugian besar merupakan upaya mengembalikan pada
bagi manusia dan lingkungan dimana hal kondisi normal kembali. Dampak bencana
itu berada diluar kemampuan manusia yang ditimbulkan dapat berupa kematian

10
masal, terganggunya tatanan sosiologis dan dimana untuk tenaga kesehatan perannya
psikologis masyarakat, pengangguran, sangat diperlukan.
kemiskinan, kriminalitas, keterbelakangan,
1.2. Tujuan Penulisan
dan hancurnya lingkungan hidup
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
masyarakat. Begitu besarnya risiko yang
mengetahui peran petugas kesehatan dalam
ditimbulkan oleh bencana ini, maka
manajemen penanganan bencana alam.
penanganan bencana menjadi sangat
penting untuk menjadi perhatian dan tugas
2. Uraian Teoritis
kita bersama. Hodgetts & Jones (2002),
2.1. Bencana
mengatakan bahwa faktor yang mendukung
Menurut UU No. 24 tahun 2007,
keberhasilan dalam pengelolaan bencana
pengertian bencana adalah Peristiwa atau
adalah manajemen bencana. Di berbagai
rangkaian peristiwa yang mengancam dan
Negara yang telah mengalami bencana
mengganggu kehidupan dan penghidupan
dengan korban yang cukup banyak,
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
permasalahan yang besar muncul adalah
faktor alam dan/atau faktor non alam
tidak adanya manajemen penanggulangan
maupun faktor manusia sehingga
bencana yang baik. Permasalahan terjadi
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
pada semua tahapan manajemen bencana
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
mulai dari respon akut, recovery,
harta benda, dan dampak psikologis (Toha,
rekonstruksi, pencegahan, mitigasi maupun
2007). Pengertian bencana menurut
kesiapsiagaan. Salah satu syarat sukses
International Strategy for Disaster
dalam management bencana adalah tenaga
Reduction (2004) adalah suatu gangguan
kesehatan. Ketiadaan atau kelemahan
serius terhadap aktivitas di masyarakat
ketenaga kesehatan adalah kebingungan,
yang menyebabkan kerugian luas pada
kehancuran, kerugian, dan malapetaka.
kehidupan manusia dari segi materi,
Namun justru hal inilah yang biasanya
ekonomi atau lingkungan dan melampaui
menjadi titik lemah penanganan bencana di
kemampuan masyarakat yang bersangkutan
Indonesia, termasuk kasus penanganan
untuk mengatasi dengan menggunakan
letusan gunung Sinabung di Kabupaten
sumber daya mereka sendiri. World Health
Karo pada saat-saat awal kejadian bencana,
Organization (WHO), mendefinisi-kan
bencana adalah Kejadian pada suatu daerah

11
yang mengakibatkan kerusakan ekologi, istilah “Major Incident”. “In health service
kerugian kehidupan manusia serta terms a major incident can be defined as
memburuknya kesehatan dan pelayanan any incident where the location, number,
kesehatan yang ber-makna sehingga severity, or type of live casualties requires
memerlukan bantuan luar biasa dari pihak extraordinary resources”.
luar[10]. Sedangkan Hodgetts & Jones
2.2. Tahapan Bencana
(2002) mendefinisikan bencana dengan
Disaster atau bencana dibagi beberapa awam khusus (first responder), maka
tahap yaitu : tahap pra-disaster, tahap masyarakat awam khusus perlu segera
serangan atau saat terjadi bencana (impact), dilatih oleh pemerintah kabapaten kota.
tahap emergency dan tahap rekonstruksi. Latihan yang perlu diberikan kepada
a. Tahapan Pra Disaster masyarakat awam khusus dapat berupa
Tahap ini dikenal juga sebagai : Kemampuan minta tolong, kempuan
tahap pra bencana, durasi waktunya menolong diri sendiri, menentukan arah
mulai saat sebelum terjadi bencana evakuasi yang tepat, memberikan
sampai tahap serangan atau impact. pertolongan serta melakukan
Tahap ini dipandang oleh para ahli transportasi Peran tenaga kesehatan
sebagai tahap yang sangat strategis dalam fase Pra Disaster adalah:
karena pada tahap pra bencana ini a. Tenaga kesehatan mengikuti
masyarakat perlu dilatih tanggap pelatihan dan pendidikan yang
terhadap bencana yang akan berhubungan dengan
dijumpainya kelak. Latihan yang penanggulangan ancaman bencana
diberikan kepada petugas dan untuk tiap fasenya.
masyarakat akan sangat berdampak b. Tenaga kesehatan ikut terlibat
kepada jumlah besarnya korban saat dalam berbagai dinas pemerintah,
bencana menyerang (impact), organisasi lingkungan, palang
peringatan dini dikenalkan kepada merah nasional, maupun lembaga-
masyarakat pada tahap pra bencana. lembaga kemasyarakatan dalam
Dengan pertimbangan bahwa, yang memberikan penyuluhan dan
pertama kali menolong saat terjadi simulasi persiapan menghadapi
bencana adalah masyarakat awam atau bencana kepada masyarakat.

12
c. Tenaga kesehatan terlibat dalam berulang-ulang, serangan semburan
program promosi kesehatan untuk lumpur lapindo sampai setahun lebih
meningkatkan kesiapan masyarakat bahkan sampai sekarang belum
dalam menghadapi bencana yang berhenti yang mengakibatkan jumlah
meliputi hal-hal berikut ini: kerugian yang sangat besar.
1. Usaha pertolongan diri sendiri Peran tenaga kesehatan pada fase
ketika ada bencana Impact adalah:
2. Pelatihan pertolongan pertama a. Bertindak cepat
dalam keluarga seperti b. Do not promise, tenaga kesehatan
menolong anggota keluarga seharusnya tidak menjanjikan
yang lain apapun secara pasti dengan maksud
3. Tenaga kesehatan dapat memberikan harapan yang besar
memberikan beberapa alamat pada korban selamat
dan nomor telepon darurat c. Berkonsentrasi penuh terhadap apa
seperti dinas kebakaran, rumah yang dilakukan
sakit dan ambulance. d. Koordinasi dan menciptakan
b. Tahapan Bencana (Impact) kepemimpinan untuk setiap
Pada tahap serangan atau terjadinya kelompok yang menanggulangi
bencana (Impact phase), waktunya bisa terjadinya bencana
terjadi beberapa detik sampai beberapa c. Tahapan Emergency
minggu atau bahkan bulan. Tahap Tahap emergensi dimulai sejak
serangan dimulai saat bencana berakhirnya serangan bencana yang
menyerang sampai serang berhenti. pertama, bila serangan bencana terjadi
Waktu serangan yang singkat misalnya: secara periodik seperti di Aceh dan
serangan angin puting beliung, semburan lumpur Lapindo sampai
serangan gempa atau ledakan bom, terjadi-nya rekonstruksi. Tahap
waktunya hanya beberapa detik saja emergensi bisa terjadi beberapa minggu
tetapi kerusakannya bisa sangat sampai beberapa bulan. Pada tahap
dahsyat. Waktu serangan yang lama emergensi ini, korban memerlukan
misalnya : saat serangan tsunami di bantu-an dari tenaga medis spesialis,
Aceh terjadi secara periodik dan tenaga kesehatan gawat darurat, awam

13
khusus yang terampil dan tersertifikasi. f. Membantu penanganan dan
Di dan alat evakuasi, alat transportasi penempatan pasien dengan
yang efisien dan efektif, alat penyakit menular maupun
komunikasi, makanan, pakaian dan kondisi kejiwaan labil hingga
lebih khusus pakaian anak-anak, membahayakan diri dan
pakaian wanita terutama celana dalam, lingkungannya.
BH, pembalut wanita yang kadang g. Mengidentifikasi reaksi
malah hampir tidak ada. Diperlukan psikologis yang muncul pada
mini hospital dilapangan, dapur umum korban (ansietas, depresi yang
dan mana-jemen perkemahan yang baik ditunjukkan dengan seringnya
agar kesegaran udara dan sanitasi menangis dan mengisolasi diri)
lingkung-an terpelihara dengan baik. maupun reaksi psikosomatik
Peran tenaga kesehatan ketika fase (hilang nafsu makan, insomnia,
emergency adalah : fatigue, mual muntah, dan
a. Memfasilitasi jadwal kunjungan kelemahan otot). h. Membantu
konsultasi medis dan cek terapi kejiwaan korban
kesehatan sehari-hari. khususnya anak-anak, dapat
b. Tetap menyusun rencana dilakukan dengan memodifikasi
prioritas asuhan ketenaga lingkungan misal dengan terapi
kesehatan harian. bermain.
c. Merencanakan dan h. Memfasilitasi konseling dan
memfasilitasi transfer pasien terapi kejiwaan lainnya oleh
yang memerlukan penanganan para psikolog dan psikiater.
kesehatan di RS. i. Konsultasikan bersama
d. Mengevaluasi kebutuhan supervisi setempat mengenai
kesehatan harian. pemeriksaan kesehatan dan
e. Memeriksa dan mengatur kebutuhan masyarakat yang
persediaan obat, makanan, tidak mengungsi.
makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan.

d. Tahap Rekonstruksi
14
Pada tahap ini mulai dibangun a. Tenaga kesehatanan pada pasien
tempat ting-gal, sarana umum seperti post traumatic stress disorder (PTSD).
sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau b. Ttim kesehatan bersama
tempat pertemuan warga. Pada tahap masyarakat dan profesi lain yang
rekonstruksi ini yang dibangun tidak terkait bekerjasama dengan unsur lintas
saja kebutuhan fisik tetapi yang lebih sector menangani masalah kesehatan
utama yang perlu kita bangun kembali masyarakat pasca gawat darurat serta
adalah budaya. Kita perlu melakukan mempercepat fase pemulihan
rekonstruksi budaya, melakukan re- (Recovery) menuju keadaan sehat dan
orientasi nilai-nilai dan normanorma aman
hidup yang lebih baik yang lebih
beradab. Dengan melakukan 3. Pembahasan
rekonstruksi budaya kepada masyarakat 3.1. Manajemen Bencana
korban bencana, kita berharap Manajemen Bencana adalah
kehidupan mereka lebih baik bila kegiatankegiatan yang dilakukan untuk
dibanding sebelum terjadi bencana. mengendalikan bencana dan keadaan
Situasi ini seharus-nya bisa dijadikan darurat, sekaligus memberikan kerangka
momentum oleh pemerintah untuk kerja untuk menolong masyarakat dalam
membangun kembali Indonesia yang keadaan beresiko tinggi agar dapat
lebih baik, lebih beradab, lebih santun, menghindari ataupun pulih dari dampak
lebih cerdas hidupnya, lebih me-miliki bencana. Skala dan status bencana menurut
daya saing di dunia internasional. Hal UU nomor 24 tahun 2007, ditentukan oleh
ini yang nampaknya kita rindukan, presiden. Penentuan skala dan status
karena yang seringkali kita baca dan bencana ditentukan berdasarkan kriteria
kita dengar adalah penyalahgunaan jumlah korban dan material yang dibawa
bantuan untuk korban bencana dan oleh bencana, infrastruktur yang rusak, luas
saling tunggu antara pemerintah daerah area yang terkena, sarana umum yang tidak
dengan pemerintah pusat. berfungsi, pengaruh terhadap sosial
Peran tenaga kesehatan pada fase ekonomi dan kemampuan sumber daya
rekonstruksi adalah: lokal untuk mengatasinya. Tujuan dari
manajemen bencana:

15
1. Mengurangi atau menghindari kerugian 2. Pemulihan (recovery) adalah suatu
secara fisik, ekonomi maupun jiwa proses yang dilalui agar kebutuhan
yang dialami oleh perorangan, pokok terpenuhi. Proses recovery
masyarakat negara. terdiri dari:
2. Mengurangi penderitaan korban a. Rehabilitasi : perbaikan yang
bencana dibutuhkan secara langsung yang
3. Mempercepat pemulihan sifatnya sementara atau berjangka
4. Memberikan perlindungan kepada pendek.
pengungsi atau masyarakat yang b. Rekonstruksi : perbaikan yang
kehilangan tempat ketika kehidupannya sifatnya permanen
terancam 3. Pencegahan (prevension); upaya untuk
Didalam siklus manajemen bencana menghilangkan atau mengurangi
terdapat beberapa tahapan dalam upaya kemungkinan timbulnya suatu
untuk menangani suatu bencana yaitu: ancaman. Namun perlu disadari bahwa
1. Penanganan Darurat; yaitu upaya untuk pencegahan tidak bisa 100% efektif
menyelamatkan jiwa dan melindungi terhadap sebagian besar bencana.
harta serta menangani gangguan 4. Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang
kerusakan dan dampak lain suatu dilakukan untuk mengurangi dampak
bencana. Sedangkan keadaan darurat buruk dari suatu ancaman. Misalnya:
yaitu kondisi yang diakibatkan oleh penataan kembali lahan desa agar
kejadian luar biasa yang berada di luar terjadinya banjir tidak menimbulkan
kemampuan masyarakat untuk kerugian besar.
menghadapinya dengan sumber daya 5. Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu
atau kapasitas yang ada sehingga tidak persiapan rencana untuk bertindak
dapat memenuhi kebutuhankebutuhan ketika terjadi (kemungkinan akan
pokok dan terjadi penurunan drastis terjadi) bencana. Perencanaan terdiri
terhadap kualitas hidup, kesehatan atau dari perkiraan terhadap kebutuhan-
ancaman secara langsung terhadap kebutuhan dalam keadaan darurat
keamanan banyak orang di dalam suatu danidentifikasi atas sumber daya yang
komunitas atau lokasi. ada untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Perencanaan ini dapat

16
mengurangi dampak buruk dari suatu 2. Team Manajemen Informasi Bagian
ancaman. aktifitas dari kelompok manajemen
Struktur organisasi ini dikembangkan informasi selama bencana, adalah meliputi:
dan di adopsi di Indonesia sebagai acuan a. Waspada terhadap kondisi yang mungkin
pengembangan struktur organisasi teknis bisa terjadi saat itu.
dalam manajemen bencana baik skala b. Menyediakan informasi dan panduan
lokal, regional maupun nasional. untuk pasien dan personal rumah sakit
Pengembangan struktur organisasi ini juga lainnya.
dipakai sebagai di BNPB maupun c. Mengatur informasi dan
Kementrian Kesehatan RI. menghubungkan informasi tersebut pada
Gambar 1. Struktur Organisasi Penanganan setiap team pencarian, penampungan,
Bencana pemadam kebakaran serta team
Tugas dan Peran setiap team pendukung.
penanganan bencana: d. Memeriksa setiap pintu keluar darurat
1. Team Pendukung Kelompok ini serta jalan-jalan yang saling digunakan.
melakukan analisis kemungkinan- e. Kewaspadaan publik melalui media
kemungkinan dari resiko yang terjadi di massa.
Rumah Sakit. Beberapa tanggung jawab f. Memberikan list dari nomer telepon
mereka adalah: darurat untuk kepentingan pasien yang
a. Mengamankan perlengkapan rumah sakit membutuhkan. g. Melaporkan segala akibat
b. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dari bencana
setelah bencana, termasuk air bersih,
3. Team Pencarian
makanan dan pengobatan yang dibutuhkan.
Kelompok ini bertujuan untuk
c. Menggambar dari peta daerah tersebut
pencarian dan penyelamatan pada saat
lokasi dari rumah sakit serta
dan selama terjadinya bencana.
mengidentifikasi tempat yang aman atau
Kegiatan utama mereka adalah:
yang berbahaya.
a. Membangun penyidikan untuk
d. Mengaktifkan sistem manajemen
mencari korban dan yang terjebak
bencana di rumah sakit
b. Melakukan observasi dari kerusakan
di daerah tersebut dan mencegah orang
untuk masuk di daerah tersebut
17
c. Memindahkan dan mengevakuasi f. Menyediakan tempat penampungan
yang cedera dari tempat yang bagi korban, pasien maupun yang
berbahaya ke tempat yang aman terluka pada daerah yang aman.
5. Team Pemadam Kebakaran
4. Team Penampungan Sementara
Kemungkinan untuk terjadinya
Kelompok ini termasuk
kebakaran ketika terjadi bencana adalah
penempatan tenda, tempat
sangat tinggi, kelompok pemadam
penampungan sementara atau tenda
kebakaran mempunyai tugas sebagai
darurat setelah bencana. Beberapa
berikut:
aktifitas mereka adalah:
a. Memeriksa gedung rumah sakit akan
a. Melakukan list kondisi fisik dari
kemungkinan terjadinya kebakaran
setiap pasien untuk mengidentifikasi
b. Menyiapkan panduan untuk
siapa diantara mereka yang
keamanan dari terjadinya kebakaran
membutuhkan perawatan lebihdalam
c. Menyediakan sistem penanggulangan
kondisi emergency.
terjadinya kebakaran di Rumah Sakit
b. Mengidentifikasi list dari pasien
ketika bencana
yang mana tidak membutuhkan bantuan
d. Melatih secara perseorangan untuk
yang darurat. c. Menyediakan asisten
menjadi team pemadam kebakaran dan
atau bantuan pada yang terluka,
menyarankan mereka untuk tenang
terutama pada orang yang
ketika terjadi kebakaran
membutuhkan bantuan alat-alat
e. Melakukan evakuasi di Rumah Sakit
kesehatan
apabila terjadi kebakaran
d. Menyediakan alat-alat kesehatan
6. Team Pemulihan
seperti alat-alat kesehatan yang steril,
Bagian dari team pemulihan adalah:
pelayanan kesehatan dan peralatan
a. Pemulihan jangka panjang dan
medis yang bisa dimobiliasikan.
membantu menstabilkan kondisi rumah
e. Kebutuhan emergency bagi pasien
sakit
termasuk suplai air dan distribusi
b. Melakukan pelayanan kesehatan
makanan dan obatobatan diantara
ulang di rumah sakit
pasien dan yang terluka.
c. Menyediakan bantuan fisik dan
psikologis pada pasien, korban yang

18
terluka dan pada mereka yang 3.2. Kompetensi Tenaga Kesehatan
kehilangan anggota keluarganya dalam Kondisi Bencana
7. Team Rekonstruksi Kompetensi seorang tenaga
Bagian dari tanggung jawab team kesehatan dalam manajemen bencana
rekonstruksi adalah merupakan kemampuan mengarahkan dan
a. Mempertimbangkan area yang rusak memobilisasi (respon eksternal
dari rumah sakit multisektoral), dengan mengakses
b. Merekonstruksi struktur kerusakan kebutuhan sumber daya lintas instansi
yang ada di Rumah Sakit kesehatan secara cepat, tepat dan terpadu
c. Pembangunan jangka panjang dari dalam kondisi bencana. Tenaga kesehatan
gedung bukanlah satu-satunya tim yang terlibat
dalam proses penanggulangan bencana,
berikut ini merupakan tim penang gulangan
bencana terpadu yang terlibat dalam
penanggulangan bencana di Indonesia
berdasarkan jenis kompetensi yang
dimiliki.

Analisis :
Merah : Kalimat Berita karena menjelaskan suatu kejadian
Coklat : Kalimat tidak langsung karena merupakan ungkapan seseorang yang diceritakan oleh
penulis
Kuning : Kalimat Mayor karena mengandung unsur kalimat lengkap S-P-O-K-Pel.
Hijau : Kalimat Inversi karena predikat mendahului objek
Tosca : Kata ilmiah karena serapan dari bahasa asing
Biru : Kalimat Ajakan karena penulis mengajak pembaca untuk mengikuti saran dari penulis

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan merupakan langkah awal yang haru dilakukan sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Merencanakan pada dasarnya adalah
menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Perencanaan
merupakan hasil pengambilan keputusan dari pemikiran yang mendalam mengenai
prediksi hal-hal yang akan terjadi pada saat pelaksanaan suatu kegiatan dengan
mencari alternatif penyelesaian masalah yang efektif dan efisien. Perencanaan
pembelajaran merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebelum
pembelajaran dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu terkait kesuksesan
pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses sistematis yang bersifat komprehensif meliputi
pengukuran, penilaian, analisis data untuk menentukan sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu evaluasi pada hakikatnya merupakan
suatu proses pengambilan keputusan terhadap nilai suatu obyek. Perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan
terstruktur yang harus dijalani dalam dunia pendidikan. Guru sebagai tenaga
pendidik bukan hanya sekedar mengajar melainkan harus memiliki strategi yang
matang agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan.
Beberapa materi mungkin masih ada yang harus dijelaskan. Oleh sebab itu penulis
berharap dari tulisan ini kita dapat mengambil sisi baiknya. Kritik dan saran sangat
diperlukan dalam penulisan ini, serta pengerjaannya masih dibutuhkan bimbingan
dan pelatihan agar di makalah selanjutnya bisa menjadi lebih baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mukniah. (2016). Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) dan Kurikulum 2013 (K-13). Yogyakarta: Pustaka Belajar . Z-lib.org
https://id1lib.org/book/18210425/1c7770 (diakses pada tanggal 19 Maret 2022, pukul
22.05 WIB)
Putro Setiadi Cahyono & Ahmad Mursyidum Nidhom. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Malang:
Ahlimedia Press Z-lib.org https://id1lib.org/book/18521590/dbaa1a (diakses pada
tanggal 19 Maret 2022, pukul 22.00 WIB)
Fattah Nanang. (2017). Landasan Manajemen Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pratiwi Diani Ayu. (2021). Perencanaan Pembelajaran SD/MI. Sigli: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini. Z-lib.org https://id1lib.org/book/18262530/828c45 (diakses pada tanggal 19 Maret
2022, pukul 22.01 WIB)
Widiyanto Joko. (2018). Evaluasi Pembelajaran: Sesuai Kurikulum 2013. Madiun: UNIPMA Press. Z-
lib.org https://id1lib.org/book/21000932/1b085e (diakses pada tanggal 19 Maret 2022,
pukul 21.40 WIB)
Asrul. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media. Z-lib.org
https://id1lib.org/book/12346155/0f151a (diakses pada tanggal 19 Maret 2022, pukul
21.43 WIB)

21

Anda mungkin juga menyukai