Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

PSIKOLOGI PENDIDIKAN Ikta Yarliani, S.Pd, M.Pd.

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Oleh :

KELOMPOK 10

SITI JAHRAH 220101010386

IRA AYULIA KARTIKA 220101010378

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN

2023M/1444H
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah

Dalam penyusunan makalah ini, kami tiak lupa mengucapkan banyak terima
kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Psikologi Pendidikan” dibawah bimbingan ibu Ikta Yarliani M.Pd.

Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami
mohon maaf apabila ada kekurangan maupun kesalahan pada penulisan makalah
ini. Untuk itu, kami berterima kasih apabila pembaca memberi saran atau kritikan
kepada kami.

Tim Penyusun

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................... ii

Daftar isi .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

a. Latar belakang .......................................................................... 1


b. Rumusan masalah ..................................................................... 2
c. Tujuan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3

a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran .........................................................4


b. Rasionalisasi Perlunya Perencanaan Pembelajaran ......................................6
c. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran ............................................9
d. Cakupan dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran .........................12

BAB III PENUTUP ........................................................................... 14

a. Kesimpulan .............................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan


secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-
aturan yang telah disepakati sebelumnya setiap kegiatan pembelajaran bukan
merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi
merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu
kurikulum.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dalam menjalankan keprofesionalannya, guru dituntut
memiliki kompetensi secara komprehensif untuk mewujudkan tujuan pendidikan
dengan mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan dan
terlaksananya kurikulum pada satuan pendidikan ditempuh melalui kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan agar diharapkan proses pembelajaran dapat terlaksana secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Perecanaan Pembelajaran?

2. Bagaimana Rasionalisasi Perlunya Perencanaan Pembelajaran?

3. Apa Saja Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran?

4. Apa Saja Cakupan dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui Pengertian Perencanaan Pembelajaran.

2. Agar mengetaui Rasionalisasi Perlunya Perencanaan Pembelajaran.

3. Agar mengetahui Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran.

4. Agar mengetahui Cakupan dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan pada umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk


memasuki pengertian-pengertian yang dikaitkan dengan istilah yang dipakai dalam
hal ini Perencanaan sudah sejak awal Pelita I istilah perencanaan pendidikan
dipergunakan secara luas baik di kalangan pendidikan maupun di luar lingkungan
pendidikan namun belum pernah ditetapkan atau definisi secara resmi hingga kini
perencanaan itu sendiri belum merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri.
Perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi
kesimpangsiuran.

Perencanaan berkaitan dengan penentuan Apa yang dilakukan perencanaan


mendahului pelaksanaan mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang
diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien berpangkal dari pemahaman
di atas maka perencanaan mengundang dan pokok pikiran yakni:1

1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang

2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan


keadaan sekarang sehingga dapat dilihat kesenjangannya.

3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.

4. Yaitu usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat seragam dan
merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.

1
Hajanto, Perencanaan pengajaran. (Jakarta: PT RENIKA CIPTA, 2011), h.1-3

3
5. Pemilihan alternatif yang paling baik dalam arti yang mempunyai efektifitas
dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan karena alternatif yang dipilih
harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan apabila akan dilaksanakan.

Menurut William H. Newman, "Perencanaan Adalah menentukan apa yang


akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas
dan penjelasan dari tujuan-tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan
jadwal sehari-hari."

Terry (1993:7) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan


pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang
digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna
merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.2

Adapun perencanaan yang lainnya yaitu perencanaan yakni Suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik disertai dengan
berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Angga Teguh Prasetyo menyatakan bahwa pembelajaran


merupakan perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman yang diulang-
ulang. 4

2Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2013),h.15-


16
3
Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta PT.Bumi Aksara, 2011). h.2
4
Rudi Ahmad Suryadi, dkk. Desain Dan Perencanaan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,
2019), h.21

4
pengertian Pembelajaran merupakan proses interaksi dua arah antara guru
dan siswa. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses mentransformasikan ilmu
pengetahuan dari guru kepada siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan
proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.

Menurut Trianto, “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang


kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan". Pembelajaran secara simple
dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Hardini dan Puspitasari "Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang


dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk
tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum"

Dari definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah


upaya sadar yang dilakukan oleh guru dalam memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode untuk membelajarkan siswa dalam rangka mencapai
tujuan yakni tujuan kurikulum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah "upaya untuk membelajarkan siswa" bukan "apa yang dipelajari oleh siswa".

3. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan


sebagai upaya untuk membelajarkan siswa Itulah sebab dalam belajar siswa tidak
hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar tetapi mungkin
berinteraksi dengan ke seluruh sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan oleh karena itu pembelajaran memutuskan Perhatian
Kepada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa.
Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari
kurikulum yakni mengenai Apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar
dapat tercapainya tujuan pembelajaran lebih menekankan pada bagian cara agar
tercapai tujuan tersebut dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk

5
mencapai tujuan adalah bagaimana cara mengorganisasikan pembelajaran
Bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana menata interaksi antar
sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. 5

Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut

1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan


pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.

2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem


yang perencanaan desain.

3) Pembelajaran diajukan pada bagaimana seseorang pelajar.

4) Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diajukan pada siswa secara


perorangan.

5) Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan


pembelajaran dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran dan tujuan
menggiring dari pembelajaran.

6) Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa


untuk belajar angka.

7) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.

8) Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode


pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Rasionalisasi Perlunya Perencanaan Pembelajaran

5
Ibid, h.3

6
Secara etimologis Rasionalis berasal dari kata bahasa Inggris rationalism.
Kata ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti "akal". A.R. Lacey
menambahkan bahwa berdasarkan akar katanya Rasionalis adalah sebuah
pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan
pembenaran.6

Perencanaan pembelajaran sangat perlu dilakukan oleh para guru, sesuai


tujuannya yaitu agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien,
karena manfaat yang ada pada perencanaan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar itu sendiri, yaitu:

1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.

3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

4. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

5. Untuk menghemat waktu, tenaga. alat-alat dan biaya.

Seorang arsitek yang profesional, sebelum ia membangun sebuah gedung,


terlebih dahulu ia akan merancang bentuk gedung tersebut sesuai dengan struktur
dan kondisi tanah, selanjutnya ia akan menentukan berbagai bahan yang
dibutuhkan, menghitung biaya yang akan dikeluarkan, termasuk menghitung
perkiraan jumlah karyawan yang dibutuhkan bagi penyelesaian bangunan tersebut.
Mengapa kemudian seorang arsitek harus melakukan hal itu? Jawabannya adalah
karena sebuah perencanaan yang matang itu perlu melalui perencanaan yang baik

6
Jurnal al-Murabbi, Perkembangan Potensi Pengetahuan Siswa dari Rasionalime dalam Presfektif
Pendidikan Islam (Pasuruan: PAI UYP, 2018), volume 3 nomor 1, h.284

7
maka dapat ditentukan estimasi waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian
pembangunan gedung tersebut sesuai dengan yang direncanakan.

Bagi seorang profesional, merencanakan sesuai dengan tugas dan tanggung


jawab profesinya merupakan tahapan yang tidak boleh ditinggalkan. Begitupun
halnya seorang guru yang profesional harus mampu merencanakan suatu
pembelajaran sesuai dengan tugas dan tanggung jawab profesinya sebagai seorang
pendidik. Mengapa perencanaan diperlukan dalam sebuah desain pembelajaran
yang kreatif, efektif dan menyenangkan. Wina Sanjaya mengemukakan hal tersebut
disebabkan beberapa hal.7

Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun


proses pembelajaran yang dibangun oleh seorang guru, maka proses tersebut mesti
diarahkan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. Maka perencanaan sangat
dibutuhkan guna penyusunan kegiatan pembelajaran dan tujuan yang dicapai dari
proses tersebut. Sebagai contoh kecil adalah sebuah RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang dibuat guru agar suatu proses pembelajaran di kelas terlaksana
dengan baik.

Kedua, pembelajaran adalah proses kerjasama. Proses pembelajaran pasti


melibatkan siswa dan guru. Guru tidak akan dapat berjalan sendiri dalam suatu
proses pembelajaran tanpa adanya partisipasi murid dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut. Proses kerjasama yang direncanakan seorang guru tentu harus memiliki
perencanaan yang baik, yang dalam proses pembelajaran biasanya tersusun dalam
metode pembelajaran yang dikembangkan guru dalam merespon aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa.

Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran


bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi sebuah
proses pembentukan perilaku siswa. Perlu kerjasama yang baik bagi proses
pelaksaan pembelajaran yang efektif, dalam sebuah satuan pendidikan proses

7
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana. 2010), h.31-32

8
pembelajaran harus dilakukan secara bersama oleh semua komponen dan unsur
penyelenggara kegiatan pembelajaran.

Keempat, proses pembelajaran akan berjalan efektif manakala dapat


memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia. Seiring dengan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan banyak sekali
sarana pendukung pembelajaran yang dikembangkan dalam mendukung

C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

1. Tujuan Perencanaan Pembelajaran

Tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan


materi ajar. metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran,
menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang
tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.

Tujuan perencanaan pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan


yang lebih spesifik menyangkut dengan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan
yang harus siswa setelah mengikuti setiap pokok atau materi pembelajaran. Tujuan
diatasnya adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang
harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata pelajaran atau
bidang studi.

Tujuan perencanaan merupakan titik awal yang sangat penting dalam


pembelajaran, sehingga baik arti maupun jenisnya perlu dipahami betul oleh setiap
guru maupun calon guru. Tujuan perencanaan merupakan komponen utama yang
harus dirumuskan oleh guru dalam pembelajaran. karena merupakan sasaran dari
proses pembelajaran. Mau dibawa ke mana siswa, apa yang harus dimiliki oleh
siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Oleh karenanya, tujuan
merupakan komponen pertama dan utama.8 Nilai Tujuan dalam Pengajaran

8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada
Media, 2016), h.59

9
Nilai-nilai tujuan dalam pengajaran di antaranya adalah sebagai berikut:9

1) Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa


dalam proses belajar mengajar.

2) Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada guru dan siswa, sehingga


pengajaran berlangsung lebih cepat, efisien, dan lebih memberikan
kemungkinan untuk berhasil. Tujuan di sini merupakan motivasi positif yang
dirangsang dari luar.

3) Tujuan pendidikan memberikan panduan dan petunjuk bagi guru dalam


merancang pembelajaran dalam rangka memilih serta menentukan metode dan
alat mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi siswa. Dengan
metode dan alat pembelajaran yang relevan maka proses pembelajaran akan
menjadi lebih menarik bagi siswa.

4) Tujuan pendidikan penting dijadikan sebagai dasar dalam penilaian hasil


belajar, dalam arti pengajaran dinilai berhasil apabila siswa telah mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Ketercapaian tujuan pengajaran oleh siswa
menjadi indikator keberhasilan sistem pembelajaran yang dirancang
sebelumnya. 10

Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan
membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang
dikemukakan oleh Sagala (Hermawan, 2007) bahwa: Tujuan perencanaan bukan
hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental

tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran,


meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan
perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar,
metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan

9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.80.
10
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), h.90

10
kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia dan
membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.

Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai
sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan

jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah
dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan
dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-benar dapat
mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum.

2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran PAI Pada hakikatnya perencanaan


pengajaran secara umum mempunyai dua fungsi pokok, yaitu:

a) Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran akan menjadi baik


dan efacktif. Maksudnya adalah, karena perencanaan atau persiapan tersebut,
maka seorang guru akan dapat memberikan pengetahuan yang baik. Karena ia
dapat menghadapi situasi di kelas dengan tegas dan mantap serta fleksibel.

b) Dengan membuat perencanaan yang baik, maka seorang guru akan tumbuh dan
berkembang menjadi guru professional. Maksudnya adalah, karena dalam
perbuatan perencanaan yang baik, maka seorang guru yang baik adalah berkat
pertumbuhan dan perkembangan dari hasil pengalaman atau belajar yang
continue, walaupun faktor bakat sangat menentukan.

Selain yang di jabarkan di atas. Oemar Hamalik (2001) mengemukakan bahwa pada
garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah
dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan
itu.

11
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan


prosedur yang dipergunakan.

4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa. minat--


minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.

5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.

6. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan


bahan-bahan yang up to date kepada siswa."11

D. Cakupan dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran

1) Cakupan perencanaan pembelajaran

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus


memerhatikan (1) apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta. konsep, prinsip,
prosedur) aspek efektif, ataukah aspek psikomotor karena ketika sudah
diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi
tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. (2)
Bagaimana keluasan dan kedalaman dan kecukupan materi tersebut. Keluasan
cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.

Kedalaman materi menyangkut perincian konsep-konsep yang terkandung


di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. Kecukupan cakupan aspek

11
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
h.65

12
materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya
penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. 12

2) Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran atau


disebut juga desain instruksional merupakan kegiatan organisasi instruksional.
Yang dimaksud dengan organisasi instruksional adalah perencanaan
pembelajaran mengkoordinasikan

komponen-komponen pembelajaran atau disebut juga dengan desain instruksional.


Komponen organisasi instruksional yang dimaksud adalah:

1. Tujuan pembelajaran.

2. Materi pembelajaran,

3. Metode pembelajaran.

4. Langkah-langkah interaksi pembelajaran,

5. Sumber belajar yang digunakan, dan

6. Evaluasi pembelajaran

Secara sistematik perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan


merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pembelajaran yang harus
dipelajari, merumuskan kegiatan belajar, dan merumuskan sumber belajar/media
pembelajaran yang digunakan serta merumuskan evaluasi pembelajaran. Untuk itu
dalam bahan kuliah ini akan diarahkan bagaimana mahasiswa dapat membuat
perencanaan pembelajaran tersebut.

Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru


untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar
siswa- siswinya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah
awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, maka

12 Tuti Iriani, dkk, Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan, (Jakarta: Prenada Media, 2019),h.91

13
perencanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman kegiatan guru dalam
mengajar dan pedoman siswa-siswi dalam kegiatan belajar yang disusun secara
sistematis. Menentukan alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan
atau evaluasi kinerja, sasaran, dan kegiatan usahanya."13

13
Evi Fatimatur Rusydiyah, Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009)

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan
siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini adalah perubahan perilaku siswa.

Perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan


hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu,
yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai
upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah
tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian


prinsip-prinsip yang bisa menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian,
hasil akhir dari proses pembelajaran akan menciptakan kualitas sumberdaya
manusia yang mumpuni.

Perencanaan pembelajaran adalah proses menyusun rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP) yang terdiri atas kegiatan memilih dan menetapkan standar
kompetensi (SK), memilih dan menetapkan kompetensi dasar (KD),
mengembangkan indikator, memilih dan mengembangkan bahan ajar, memilih dan
mengembangkan strategi pembelajaran, memilih dan mengembangkan
media/sumber belajar, dan mengembangkan instrumen penilaian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hajanto, 2011, perencanaan pengajaran, Jakarta: PT RENIKA CIPTA

Majid, Abdul, 2013, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT REMAJA


ROSDAKARYA

Uno, Hamzah B, 2011, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta PT.Bumi Aksara

Ahmad Suryadi, Rudi, dkk, 2019, Desain Dan Perencanaan Pembelajaran,


Yogyakarta: Deepublish

Al- Murabbi, Jumal, 2018, Perkembangan Potensi Pengetahuan Siswa Dari


Rasionalisme Dalam Presfektif Pendidikan Islam, Pasuruan: PAI UYP,
volume 3 nomor 1

Sanjaya, Wina, 2010, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:


Kencana

Sanjaya, Wina, 2016, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Jakarta: Prenada Media

Hamalik, Oemar,2010, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Askara

Hakiim, Lukmanul, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Bandunng: Wacana


Prima

Hamalik, Oemar, 2002, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem, Jakarta: Bumi Askara

Iriani, Tuti, dkk, 2019, perencanaan pembelajaran untuk kejuruan, Jakarta:


Prenada Media

Fatimatur,2009, Rusydiyah, Evi, perencanaan pembelajaran, Surabaya: Amanah


Pustaka

16

Anda mungkin juga menyukai