Anda di halaman 1dari 15

Makalah

“ DIMENSI PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN ”

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ”Perencanaan Pembelajaran Matematika”)

Dosen Pengampuh : Ibu Taulia Damayanti, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

Moh. Akbar Gusasi 411420038

Robiatul Dalwiya Yusuf 411420047

Nurhayati Hasim 411420075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

T/A.2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa berkat rahmat
dan karunia-nya. Karena kami selaku mahasiswa sebagai pihak penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah “Dimensi Penyusunan Perencanaan
Pembelajaran” dengan tepat waktu.

Makalah ini semoga dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas mahasiswa.


Hal ini disebabkan karena makalah ini disajikan dengan sederhana, jelas, dan padat.
Dengan demikian, mahasiswa terpacu untuk memahaminya secara efektif, berkreasi,
berinovasi, dan berwawasan luas dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan
ilmu pendidikan.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika serta semua pihak yang telah
mendorong kami untuk mewujudkan pembuatan makalah ini dengan sebaik mungkin.
Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakannya. Akhirnya,
kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran yang
akan datang.

Gorontalo, 15 Septemberr 2022

KELOMPOK IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3. Tujuan Masalah ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
2.1 Dimensi Penyusunan Perencanaan Pembelajaran ................................ 4
a) Signifikan ............................................................................................ 5
b) Relevan ................................................................................................ 5
c) Kepastian ............................................................................................ 6
d) Adaptabilitas ....................................................................................... 6
e) Kesederhanaan ................................................................................... 7
f) Prediktifitas ....................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8
3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 8

3.2. Saran ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pembelajaran secara terminologi terdiri dari dua kata yakni perencanaan
dan pembelajaran. Perencanaan mengandung arti bahwa pengambilan keputusan tentang
hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, proses suatu
perencanaan harus harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis
kebutuhan kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Menurut Uno (2008) mengemukakan bahwa perencanaan adalah suatu aktifitas yang
diawali dengan kegitan memilih dan menghubungkan informasi, realitas, pikiran kreatif,
pengandaian, untuk masa depan yang ditentukan untuk membayangkan dan merencanakan
hasil yang ideal, kesuksesan yang akan dicapai serta batasan apa saja yang perlu diketahui
antara proses dan pencapaian yang diharapkan.
Sanjaya (2013) menyebutkan bahwa perencanaan dimulai dari penetapan tujuan ayang
akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian
menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
suatu proses yang didalamnya terdapat beberapa unsur penting, yang pertama adalah
adanya tujuan yang harus dicapai, kedua adalah strategi atau langkah untuk mencapai
tujuan tersebut serta faktor pendukung dan implementasi setiap keputusan.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2003)
yang tertuang pada pasal 1 ayat 20, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan
untuk membelajarkan peserta didik.
Pembelajaran menurut Agustina (2011) pada dasarnya merupakan proses aktivitas
yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti
aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan
merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan

1
perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum. Kurikulum
sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk merealisasikan
dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih dahulu
guru harus memahami tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam
bentuk perencanaan pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran.
Dari beberapa penjelasan tentang pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada dasarnya tidak menitikberatkan pada “apa yang dipelajari”, melainkan
pembelajaran itu adalah upaya untuk menciptakan bagaimana peserta didik mengalami
proses belajar, yaitu cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan
cara pengorganisasian materi, cara penyampaian pelajaran dan cara mengelola
pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari
kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu
pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi
yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau
isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan
kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah (Agustina: 2011).
Menurut Nurdin dan Usman (2002) dalam Ananda (2019): perencanaan pembelajaran
adalah merupakan pemetaan langkah-langkah ke arah tujuan yang didalamnya tercakup
unsur-unsur tujuan mengajar yang diharapkan, materi/metode mengajar yang akan
diterapkan dan prosedur evaluasi yang dilakukan yang menilai hasil belajar peserta didik.
Perencanaan sebagai program pembelajaran memiliki beberapa pengertian yang
memiliki makna yang sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan
unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan, materi atau isi, metode
pembelajaran dan merumuskan evaluasi pembelajaran. Selain itu, berkenaan dengan
perencanaan William H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of
Organization and Management mengemukakan bahwa: Perencanaan adalah menentukan
apa yang akan dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Menjelaskan Apa Itu Signifikan ?

2
1.2.2 Menjelaskan Apa Itu Relevan ?
1.2.3 Menjelaskan Apa Itu Kepastian ?
1.2.4 Menjelaskan Apa Itu Adaptabilitas ?
1.2.5 Menjelaskan Apa Itu Kesederhanaan?
1.2.6 MenjelaskanApa Itu Prediktifitas ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Apa Itu Signifikam
1.3.2 Untuk Mengetahui Apa Itu Relevan
1.3.3 Untuk Mengetahui Apa Itu Kepastian
1.3.4 Untuk Mengetahui Apa Itu Adaptabilitas
1.3.5 Untuk Mengetahui Apa Itu Kesederhanaan
1.3.6 Untuk Mengetahui Apa Itu Prediktifitas

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dimensi Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Terry (Majid, 2006:16) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk dapat mencapai tujuan yang telah digariskan.
Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola tindakan
untuk masa mendatang. Pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar.
Pembelajaran menurut sumatri (1999) adalah suatu proses yang dilakukan untuk oleh para
guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik sehingga memiliki
pengalaman belajar. Dengan kata lain, pengajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Berkenaan dengan pemaparan definisi tentang perencanaan dan pembelajaran diatas, dapat
dipahami bahwa dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan,
pemilihan metode dan penilaian pembelajaran dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun
disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan
pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan
terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Untuk itu diperlukan kriteria yang harus menjadi perhatian guru dalam merancang dan
menyusun perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
Beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan.
a) Signifikansi
Signifikansi dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya perencanaan
pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien.

4
Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran disusun sebagai bagian dari proses
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perencanaan pembelajaran tidak
ditempatkan sebagai pelengkap saja, dengan demikian dalam proses pembelajaran
hendanya guru berpedoman pada perencanaan yang telah disusunnya. Dalam perencanaan
pembelajaran tentu sangat mempertimbangkan dimensi ini dengan maksud agar proses
perencanaan pembelajaran yang dilakukan tidak asal-asalan.
b) Relevan
Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah yang disusun memiliki
nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Mengapa demikian? Oleh
karena sumber utama perencanaan pembelajaran adalah kurikulum itu sendiri. Dari
kurikulum ditentukan tujuan harus dicapai, menentukan materi atau bahan pembelajaran
yang harus dipelajari siswa dan sebagainya. Kesesuaian eksternal mengandung makna,
bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Mengapa demikian? Oleh karena perencanaan pembelajaran pada hakikatnya disusun
untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karenanya hal-hal yang
berhubungan dengan siswa seperti minat dan bakat siswa, gaya belajar siswa, kemampuan
dasar siswa dan sebagainya harus dijadikan pertimbangan terutama apabila dilihat dari
kesesuaian eksternal.
c) Kepastian
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, mungkin guru merasa banyak alternatif yang dapat
digunakan. Namun dari sekian banyak alternatif itu, hendaknya guru menentukan alternatif
mana yang sesuai dan dapat diimplementasikan. Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam
perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif-alternatif yang dapat dipilih, akan tetapi
berisi langkah-langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis. Dengan kepastian
itulah maka guru akan terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara
tidak terduga.
d) Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku,
misalnya perencanaan pembelajaran itu dapat diimplementasikan manakala memiliki

5
syarat-syarat tertentu, jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan
pembelajaran tidak dapat digunakan. Perencanaan pembelajaran yang demikian adalah
perencanaan yang kaku, karena memerlukan persyaratan-persyaratan khusus. Sebaliknya
perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai
keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian perencanaan itu dapat digunakan oleh
setiap orang yang akan menggunakannya.
e) Kesederhanaan.
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah diterjemahkan dan
mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan
tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran.
f) Prediktif.
Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat artinya
perencanaan dapat menggambarkan “apa yang akan terjadi seandai.”. Daya ramal ini
sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan
demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.

Bicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan
sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran.
Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan
komprehensif yang menalar dan efisien Menurut Harjanto (2010: 4-6), yakni :
1) Signifikansi.
Tingkat signifikansi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang
diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, pengambil keputusan perlu mempunyai garis
pembimbing yang jelas dan mengajukan kriteria evaluasi.
Sekaligus keputusan telah diambil dan tujuan telah ditentukan, setiap pengamat
pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan signifikansi dapat
ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun sesama proses perencanaan.
2) Relevansi
Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai
tujuan spesifik secara optimal.

6
3) Kepastian atau definitiveness
Diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebetulan dapat dimasukkan dalam
perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal
tersebut dimasukkan dalam pertimbangan. Penggunaan teknik atau metode simulasi
sangat menolong mengantisipasi hal-hal tersebut. Konsep kepastian meminimumkan
atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
4) Adaptabilitas.
Diakui bahwa perencanaan pembelajaran bersifat dinamik, sehingga perlu senantiasa
mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan. Kalau perencanaan pembelajaran
sudah lengkap, penyimpangan-penyimpangan sudah semakin berkurang dan aktifitas-
aktifitas spesifik dapat ditentukan. Penggunaan berbagai proses memungkinkan
perencanaan pembelajaran yang fleksibel atau adaptabel dapat dirancang untuk
menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Pembelajaran adalah proses yang
diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai
hasil yang diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
rencana yang dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan
belajar harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik.
Sedangkan perencanaan adalah proses penetapan daan pemanfaatan sumber daya
secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan danupaya-upaya yang
akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalammencapai tujuan.
Adapun pada dimensi perencanaan pembelajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan
sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pembelajaran
yang meliputi signifikasi, relevan, kepastian, adaptabilitas, kesederhanaan, prediktifitas.

3.2 Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis berharap kepada
pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk memperbaikinya.
Sebab penulis bukanlah orang sempurna yang tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga
penulis juga biasa melakukan kesalahan. Dan jika ada sesuatu yang biasa di jadikan
bahan kajian oleh pembaca maka penulis akan merasa termotivasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Salma P. 2006. prinsip- Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada.


Harjanto, 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarat: Rineke Cipta.
R. Ibrahim & Nana Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran . Jakarta: Rineke Cipta
Syaiful Sagala. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran Alfabeta Bandung.
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran Jakarta: Prenada.
Eryanto, Henry & Marsofiyati. 2022. Perencanaan Pengajaran Jakarta: UNJ PRES
Mudrikah, Saringatun, dkk. 2021. Perencanaan Pembelajaran Di Sekolah. Semarang:
Pradina Pustaka
Marwiyah, dkk. 2018. Perencanaan Pembelajaran Kontemporer Berbasis Penerapan
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Deepublish
https://www.mandandi.com/2021/02/dimensi-perencanaan-pengajaran.html?m=1
https://www.silabus.web.id/perencanaan-pembelajaran/

9
Lampiran : Buatlah 10 soal berbentuk essay dari makalah beserta kunci jawabannya.

1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan Menurut Terry ?


Jawab :
Terry (Majid, 2006:16) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh kelompok untuk dapat mencapai tujuan yang telah digariskan.
2. Jelaskan definisi perencanaan menurut Uno dan Sanjaya?
Jawab:
Menurut Uno (2008) mengemukakan bahwa perencanaan adalah suatu aktifitas yang diawali
dengan kegitan memilih dan menghubungkan informasi, realitas, pikiran kreatif, pengandaian,
untuk masa depan yang ditentukan untuk membayangkan dan merencanakan hasil yang ideal,
kesuksesan yang akan dicapai serta batasan apa saja yang perlu diketahui antara proses dan
pencapaian yang diharapkan.
Sedangkan menurut Sanjaya (2013) menyebutkan bahwa perencanaan dimulai dari penetapan
tujuan ayang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian
menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Jelaskan kaitan antara perencanaan dan pembelajaran?
Jawab:
Perencanaan dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan sebab dalam konteks
pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,
penggunaaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan, pemilihan metode dan penilaian
pembelajaran dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
4. Jelaskan seberapa pentingkah penyusunan rencana pembelajaran bagi seorang pengajar?
Jawab:
penyusunan rencana pembelajaran sangat penting bagi pengajar, sebab dengan adanya hal ini
Pembelajaran akan lebih sistematis Artinya dengan Adanya RPP ini bisa mengarahkan guru
agar merancang sebuah metode pembelajaran yang disenangi siswa. Rancangan metode
pembelajaran tersebut sangat memungkinkan dilakukan variasi oleh guru. Jadi, dalam satu
materi penyampaian (misal materi teks observasi dalam Bahasa Indonesia), guru bisa
merancang metode belajar diskusi dan kerja kelompok. Selain itu, memudahkan analisis

10
keberhasilan belajar siswa, Memudahkan penyampaian materi, mengatur pola pembelajaran,
serta menghemat wajtu dan tenaga.
5. Salah satu dimensi dalam perencanaan pembelajaran adalah Signifikan. Jelaskan yang
dimaksud dengan Signifikansi ?
Jawab :
Signifikansi dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya perencanaan
pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran disusun sebagai bagian dari proses
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
6. Jelaskan kesesuaian internal dan kesesuaian eksternal pada nilai relevansi dalam
perencanaan?
Jawab :
Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang
berlaku karena sumber utama perencanaan pembelajaran adalah kurikulum itu sendiri. Dari
kurikulum ditentukan tujuan harus dicapai, menentukan materi atau bahan pembelajaran yang
harus dipelajari siswa dan sebagainya. Sedangkan Kesesuaian eksternal mengandung makna,
bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswakarena
perencanaan pembelajaran pada hakikatnya disusun untuk membantu siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karenanya hal-hal yang berhubungan dengan siswa seperti minat
dan bakat siswa, gaya belajar siswa, kemampuan dasar siswa dan sebagainya harus dijadikan
pertimbangan terutama apabila dilihat dari kesesuaian eksternal.
7. Mengapa perencanaan pembelajaran itu harus bersifat adaptabilitas?
Jawab :
Sebab hal itu dilakukan untuk menghindari-hal-hal yang tidak diinginkan. Artinya
Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat dinamis sehingga dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan. Sebaliknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat
diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian
perencanaan itu dapat digunakan oleh setiap orang yang akan menggunakannya.
8. Bagaimana jika perencanaan pembelajaran itu sendiri tidak bersifat sederhana?
Jawab :

11
Jika perencanaan pembelajaran itu tidak bersifat sederhana maka akan sulit untuk
diterjemahkan dan diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk
diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan
pembelajaran.
9. Jelaskan perbedaan perencanaan pengajaran yang bersifat relevan dan kepastian atau
definitiveness ?
Jawab :
Relevan merupakan konsep yang berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran
memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat
dicapai tujuan spesifik secara optimal. Sedangkan kepastian atau definitiveness merupakan
konsep yang meminimumkan atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga
sehingganya diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebetulan dapat dimasukkan
dalam perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal
tersebut dimasukkan dalam pertimbangan.
10. Mengapa perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat ?
Jawab :
Karena perencanaan pembelajaran yang baik dapat menggambarkan “apa yang akan terjadi
seandai.” Sehingga daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk
mengantisipasinya

12

Anda mungkin juga menyukai