Anda di halaman 1dari 24

KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN

Disusun untuk melengkapi tugas-tugas dalam mata kuliah Metode Pembelajaran


Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Ajeng Rahayu Tresna Dewi, M.Pd.

Disusun oleh :

Hana Nur Fadilah (194223009)

Rika Irmadiyah (194223014)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PG-PAUD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji sukur kita panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
yang diberikan kepada penyusun sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tidak lupa, penyusun ucapkan terimakasih atas dukungan rekan rekan
semua, makalah ini disusun untuk membantu didalam mengetahui tentang
“Komponen-komponen Pembelajaran”. Penyusun mohon maaf atas kesalahan dan
kekhilafan yang diperbuat baik sengaja maupun tidak sengaja dan mengharapakan
kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dan dapat
berguna semaksimal mengkin. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan
penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan
dukungan dari semua pihak yang membantu.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Semoga Allah Swt. memberikan
petunjuk serta rahmat-nya kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kuningan, Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................

A. Komponen-komponen Pembelajaran...............................................................................
1. Konsep Dasar Komponen-Komponen Pembelajaran..............................................
2. Bagian-bagian Komponen Pembelajaran..................................................................
2.1 Tujuan......................................................................................................................
2.2 Siswa........................................................................................................................
2.3 Guru.........................................................................................................................
2.4 Materi Pelajaran.......................................................................................................
2.5 Metode Pembelajaran...............................................................................................
2.6 Media Pembelajaran...............................................................................................
2.7 Evaluasi Pembelajaran...........................................................................................
B. Model, Strategi, Metode, dan Teknik dalam Pembelajaran.........................................
1. Model Pembelajaran..................................................................................................
2. Strategi Pembelajaran...............................................................................................
3. Metode Pembelajaran................................................................................................
4. Teknik Pembelajaran................................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................

ii
A. Kesimpulan.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang -Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional pasal1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Menurut Dimyati (2009), pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan
itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relative lama dan karena adanya usaha.

Komponen-komponen pembelajaran diantaranya adalah tujuan, materi atau


bahan ajar, media, strategi, dan evaluasi pembelajaran (Hamalik,2007). Sebagai
sebuah sistem, komponen-komponen pembelajaran tersebut saling berkaitan satu
sama lain sehingga membentuk satu kesatuan utuh. Sebagai mahasiswa yang
berada di bidang pendidikan atau sebagai calon pendidik, perlu memahami
dengan baik komponen-komponen pembelajaran. Hal tersebut dapat membantu
para calon pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran ketika menjadi
pendidik kelak. Sehingga diharapkan mampu melahirkan pendidik-pendidik yang
berkompeten.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar komponen-komponen pembelajaran?
2. Apa saja bagian-bagian komponen pembelajaran?

1
3. Model, strategi, metode dan teknik apa saja yang ada dalam pembelajaran?
C. Tujuan
Mengetahui:
1. Konsep dasar komponen-komponen pembelajaran
2. Bagian-bagian komponen pembelajaran
3. Model, strategi, metode dan Teknik dalam pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen-komponen Pembelajaran
1. Konsep Dasar Komponen-komponen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem keseluruhan yang terdiri atas
komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara
keseluruhan, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan, komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang
memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai
tujuan sistem. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran
merupakanbagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang menentukan
berhasil atau tidaknya proses pendidikan (Slameto,2010)
2. Bagian-bagian Komponen Pembelajaran
Menurut Hamalik (2005; 77) ada tujuh komponen dalam pembelajaran di
mana satu dengan yang lain saling terintegrasi, yain; (1) tujuan pendidikan dan
pengajaran, (2) peserta didik atau siswa, (3) tenaga pendidikan khususnya guru,
(4) perencanaan pengajaran sebagai segmen kurikulum, (5) strategi
pembelajaran, (6) media pengajaran dan (7) evaluasi pengajaran.
Berdasarkan komponen yang dikemukakan Oemar Hamalik tersebut,
dapat dijelaskan bahwa komponen pembelajaran meliputi komponen tujuan,
siswa, guru, materi pelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran. Berikut akan dibahas masing-masing komponen tersebut.
2.1 Tujuan Pendidikan dan Pengajaran

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogamkan tanpa tujuan, karena hal
itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah
mana kegiatan itu akan dibawa. Sebagai unsur penting untuk suatu kegiatan,
maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa diabaikan. Demikian juga

3
halnya dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah suatu cita-cita yang
dicapai dalam kegiatannya. Tujuan merupakan komponen yang dapat
mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti: bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan evaluasi.
Semua komponen itu harus bersesuaian dan didayagunakan untuk mencapai
tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai
dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam pengajaran.


Bahkan barangkali dapat dikatakan bahwa tujuan merupakan faktor yang
terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar. Nilai-nilai tujuan
dalam pengajaran diantaranya adalah sebagai berikut (Dimyati,dkk, 2009):

1. Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan pendidik dan


peserta didik dalam proses pengajaran;

2. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada pendidik dan peserta


didik;

3. Tujuan pendidikan memberikan pedoman dan petunjuk kepada pendidik


dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau
menyediakan lingkungan belajar bagi peserta didik;

4. Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih dan


menentukan alat peraga pendidikan yang akan digunakan; dan

5. Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat/ teknik penilaian


pendidik terhadap hasil beajar peserta didik.

Ada bermacam-macam tujuan pendidikan menurut M. J. Langeveld


(Siswoyo, 2007: 26), yaitu:

4
1. Tujuan umum

Tujuan umum adalah tujuan paling akhir dan merupakan


keseluruhan/ kebulatan tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Bagi
Langeveld tujuan umum atau tujuan akhir, akhirnya adalah kedewasaan,
yang salah asatu cirinya adalah tetap hidup dengan pribadi mandiri. Dan
menurut Hoogveld (Soekarlan, 1969: 29) mendidik itu berarti membantu
manusia agar mampu menunaikan tugas hidupnya secara berdiri sendiri.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus adalah pengkhususan tujuan umum atas dasar


berbagai hal. Misalnya usia, jenis kelamin, intelegensi, bakat, minat,
lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan, tuntutan
persyaratan pekerjaan dan sebagainya.

3. Tujuan tak lengkap

Tujuan tak lengkap adalah tujuan yang hanya menyangkut


sebagian aspek kehidupan manusia. Misalnya aspek psikologis, biologis,
sosiologis saja. Salah satu aspek psikologis misalnya hanya
mengembangkan emosi dan pikiran saja.

4. Tujuan sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang hanya dimaksudkan untuk
sementara saja, sedangkan kalau tujuan sementara itu sudah tercapai
maka ditinggalkan dan diganti dengan tujuan yang lain. Misalnya: orang
tua ingin agar anaknya berhenti merokok, dengan dikurangi uang
sakunya. Kalau sudah tidak merokok, lalu ditingalkan dan diganti dengan
tujuan lain misalnya agar tidak suka begadang.
5. Tujuan intermedier

5
Tujuan intermedier yaitu tujuan perantara bagi tujuan lainnya
yang pokok. Misalnya: anak yang dibiasakan untuk menyapu halaman,
maksudnya agar klak ia mempunyai rasa tanggung jawab. Membiasakan
mmbagi-bagi tugas pada anak satu dngan lainnya juga berarti melatih
tanggung jawab dengan maksud agar kelak mereka memiliki rasa
tanggung jawab.

6. Tujuan insidental

Tujuan insidental yaitu tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu,


seketika atau spontan. Misalnya: pendidik menegur anak yang bermain
kasar ketika bermain sepak bola. Selain itu, orang tua yang menegur
anaknya untuk duduk dengan sopan.

Dalam bukunya, Djamarah (2010: 42) mengatakan bahwa suatu tujuan


pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance)
peserta didik-peserta didik yang kita harapkan setelah mereka mempelajari
bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu
hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses
dari pengajaran itu sendiri. Akhirnya, pendidik tidak bisa mengabaikan
masalah perumusan tujuan bila ingin memprogamkan pengajaran.

2.2 Peserta Didik (Siswa)


Siswa merupakan komponen pembelajaran yang terpenting, karena
komponen siswa sebagai pelaku belajar dalam proses pembelajaran. Aspek
penting dari komponen siswa yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
adalah karakteristiknya. Siswa adalah individu yang unik dan memiliki sifat
individu yang berbeda antara siswa satu dengan yang lain. Dalam satu kelas
tidak ada siswa yang memiliki karakteristik sama persis, baik kecerdasan,
emosi, kebiasaan belajar, kecepatan belajar, dan sebagainya.
Hal ini menghendaki pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa
(student centred), yaitu pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan

6
berdasarkan karakteristik siswa secara individual. Misalnya, pembelajaran
yang menyediakan bahan pembelajaran yang bersifat alternative dan
bervariasi, sehingga siswa dapat memilih bahan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik (minat dan bakat) yang dimiliki. Di samping itu siswa
memiliki tipe belajar yang berbeda, ada yang bertipe visual, auditif, audio-
visualistis, dan sebagainya. Berdasarkan tipe belajar siswa ini, maka dalam
pembelajaran guru seharusnya menyiapkan/menyediakan bahan pembelajaran
yang bersifat alternative dan variatif untuk melayani perbedaan tipe belajar
siswa tersebut.
2.3 Pendidik (Guru)
Guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan sebagai
pelaksana dan penggerak kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran
berlangsung dan berhasil dengan sukses, maka guru harus merancang
pembelajaran secara baik, dalam arti dengan mempertimbangkan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, karakteristik siswa, guru merumuskan
tujuan, menetapkan materi, memilih metode dan media, dan evaluasi
pembelajaan yang tepat dalam rancangan pembelajarannya. Dalam
pelaksanaan pembelajaran guru harus berperan ganda, dalam arti guru tidak
hanya sebagai pengajar (informatory) saja, akan tetapi harus mampu menjadi
programmer pembelajaran, motivator belajar, fasilitator pembelajaran,
organisator, konduktor, actor, dan peran-peran lain yang dibutuhkan oleh
siswa dalam pembelajaran. Meskipun guru bukan satu-satunya sumber
belajar, tetapi tugas, peranan dan fungsi guru dalam pembelajaran sangatlah
penting dan berperan sentral. Karena gurulah yang harus menyiapkan program
pembelajaran, bahan pembelajaran, sarana pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran bagi para siswanya.
Profesi guru sebagai pelimpahan dari tugas orang tua yang tidak
mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu
kepada anak. Apalagi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, perkembangan masyarakat dan budaya pada umumnya, maka

7
berkembang pula tugas dan peranan guru. Louhran (dalam Myers dan
Zwozdiak, 2012:8) mengemukakan “As teacher gain proficiency in the basic
knowledge and skills of teaching, the more an understanding of the
relationship between teaching and learning may influence practice, and the
more deliberately a teacher considers his or her actions the more difficult it is
to be sure that there is one right approach to teaching or teaching about
teaching”. Guru sebagai salah satu sumber belajar memang dapat berperan
banyak, seperti tersebut pada alinea di atas. Dalam kaitan dengan peran
tersebut guru sudah semestinya dapat menyiapkan sumber-sumber belajar lain
yang dibutuhkan siswa dalam rangka menguasai materi pembelajaran yang
ditargetkan dalam kurikulum.
2.4 Materi Pembelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Karena itu, pendidik yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada
dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan
bahan  pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran
pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang
pendidik sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan
pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat
membuka wawasan seorang pendidik agar dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan
yang terlepas dari disiplin keilmuan pendidik, tetapi dapat digunakan sebagai
penunjang dalam penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan
pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang
dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua
anak didik.
Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan
belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan

8
untuk dikuasai olek anak didik. Karena itu, pendidik khususnya atau
pengembang kurikulum umumnya, tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh
mana bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabus berkaitan dengan
kebutuhan anak didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula.
Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan
kebutuhan anak didik. Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan
muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya (Djamarah, 2010: 44).
Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan
memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, bahan
pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran,
sebab bahan adalah inti dalam proses beajar mengajar yang akan disampaikan
kepada anak didik.
2.5 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang harus


dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar
mencapai tujuan pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran dapat
digunakan oleh guru, baik metode ceramah, tanya-jawab, diskusi,
demonstrasi, eksperimen, pemberian tugas,inkuiry, problem solving, kerja
kelompok, karyawisata, resitasi dsb. Metode pembelajaran berperan sebagai
cara dan prosedur dari kegiatan pembelajaran. Setiap metode mengajar selalu
memberikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan
oleh guru.

Metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, materi pelajaran,


karakteristik siswa, dan ketersediaan fasilitas pendukungnya, dan ketersediaan
waktu. Pertimbangan yang terpenting dalam memilih metode pembelajaran
adalah metode harus mampu mengaktifkan siswa, dalam arti megaktifkan
mental emosional siswa dalam proses pembelajaran. Karena pembelajaran
yang membelajarkan adalah pembelajaran yang mengaktifkan factor internal
siswa (mental emosional) dalam belajar.

9
Metode pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok,
yaitu kelompok metode yang bersifat monologis, dialogis dan kreatif.
Kelompok pertama adalah metode-metode yang bersifat monologis, yaitu
metode-metode pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas guru dalam
pembelajaran atau metode satu arah (one way communication), dan guru
pemegang peranan utama, sedangkan siswa bersifat pasif (mendengar dan
memperhatikan). Kelompok kedua adalah metode- metode yang bersifat
dialogis, yaitu metode-metode pembelajaran yang menekankan
komunikasi/interaksi dua arah (two way communication), di mana aktivitas
guru dan siswa seimbang (sama-sama aktif). Sedang kelompok ketiga adalah
metode-metode yang bersifat kreatif, yaitu metode-metode pembelajaran yang
lebih menekankan aktivitas siswa. Metode-metode kelompok ketiga ini
dimaksudkan agar sifat kreatif siswa terbentuk, sementara guru berperan
sebagai fasilitator dan organisator pembelajaran.
2.6 Media Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan aktivitas komunikasi antara
guru dengan siswa, meskipun tidak semua pembelajaran melalui
komunikasi/interaksi dengan guru (lihat pola-pola pembelajaran). Dari pola-
pola pembelajaran dapat diketahui bahwa pada dasarnya ada dua bentuk
pembelajaran yang sering dilakukan, yaitu pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran sistem jarak jauh atau pembelajaran dengan media/bahan
pembelajaran. Dalam aktivitas pembelajaran tatap muka, kehadiran guru
merupakan syarat mutlak yang tidak dapat diabaikan, karena guru merupakan
komponen penting dalam aktivitas pembelajaran. Guru memiliki banyak peran
dalam pembelajaran tatap muka, termasuk diantaranya guru sebagai
informatory harus berusaha menginformasikan materi/pesan pembelajaran
secara jelas dan mudah diterima oleh siswa. Ini berarti guru harus menyiapkan
bahan pembelajaran seperti alat peraga dan media pembelajaran yang dapat
membantunya dalam menyajikan pesan pembelajaran dengan media (alat
perantara penyampaian pesan) ini pembelajaran menjadi efektif dan efisien.

10
Beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam proses komunikasi
pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1. Berperan sebagai komponen yang membantu
mempermudah/memperjelas materi atau pesan pembelajaran dalam
proses pembelajaran.
2. Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif
4. Menjangkau sasaran yang luas
5. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat meampilkan
pesan yang berada di luar ruang kelas dan dapat menampilkan informasi
yang terjadi pada masa lalu, mungkin juga masa yang akan datang.
6. Mangatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit, objek
yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan menggunakan
media yang telah dimodifikasi
7. Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata.
Dalam pembelajaran jarak jauh, media pembelajaran dapat diujudkan dalam
bentuk bahan pembelajaran yang dipersiapkan/didesain untuk belajar mandiri,
seperti: modul (bahan ajar cetak), radio/audio pembelajaran, televisi
pembelajaran, CD / video pembelajaran, dan e-learning lewat
web-based/internet. Khusus media sebagai bahan pembelajaran, dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu bahan pembelajaran yang
didesain dengan tidak menggunakan komponen pembelajaran lengkap dan
dengan menggunakan komponen pembelajaran lengkap. Menurut Edgar Dale
dalam Kerucut Pengalaman (the cone of experience)nya mengklasifikasikan
media pembelajaran dalam beberapa macam, dari yang paling konkrit sampai
yang paling abstrak sebagai berikut.
1. Media pembelajaran dalam bentuk pengalaman langsung
2. Media pembelajaran dalam bentuk pengalaman tiruan atau model
3. Media pembelajaran dalam bentuk pengalaman yang didramatisasikan
4. Media pembelajaran dalam bentuk pengalaman yang didemonstrasikan

11
5. Media pembelajaran dalam bentuk karyawisata
6. Media pembelajaran melalui pameran
7. Media pembelajaran audio-visual
8. Media pembelajaran audio saja atau visual saja
9. Media pembelajaran dalam bentuk lambang visual
10 edia pembelajaran dalam bentuk lambang verbal
2.7 Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan komponen yang berperan untuk
menetapkan keberhasilan dan kegagalan aktivitas pembelajaran. Menurut Eric
Jensen (2009), proses evaluasi harus dilakukan setiap hari selama tahun
sekolah. Ada tiga bentukevaluasi dalam pembelajaran. Pertama, evaluasi
program pembelajaran yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa kualitas program pembelajaran yang telah dirancang dan
dilaksanakan. Dari evaluasi program inilah akan diketahui komponen
pembelajaran mana yang perlu mendapat perhatian khusus karena tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi dengan evaluasi program pembelajaran
akan diperoleh tiga kemungkinan rekomendasi, yaitu: program pembelajaran
tidak baik dan tidak boleh digunakan/dilaksanakan, program pembelajaran
dapat digunakan/dilaksanakan tapi harus direvisi terlebih dahulu, dan program
pembelajaran yang baik dan siap/dapat digunakan/dilaksanakan.
Kedua, evaluasi proses pembelajaran yaitu, evaluasi yang dirancang
untuk mengamati proses pembelajaran sedang berlangsung. Artinya, dengan
evaluasi proses dapat diketahui bagaimana aktivitas siswa selama
pembelajaran, aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung, bagaimana
keterampilan guru dalam membuka sampai dengan menutup pembelajaran.
Ketiga, evaluasi hasil belajar, yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengetahui
hasil pembelajaran dalam bentuk hasil/prestasi belajar siswa. Hasil belajar
akan nampak pada tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dan
pengalaman belajar yang dipelajari selama proses pembelajaran. Dengan
evaluasi hasil belajar dapat ditetapkan boleh/tidaknya siswa melanjutkan

12
belajar ke tingkat pembelajaran selanjutnya atau harus mengulang. Jadi dari
komponen evaluasi pembelajaran dapat diperoleh suatu rekomendasi /
kebijakan / keputusan pembelajaran. Baik kebijakan tentang program
pembelajaran, proses pembelajaran, maupun hasil pembelajaran.
Memang ketiga bentuk evaluasi ini tidak dapat dipisahkan, karena satu
sama lain saling berkaitan. Contoh, dari evaluasi hasil belajar, dapat dilacak
kualitas program pembelajaran dan proses pembelajarannya. Dari evaluasi
program, dapat diprediksi bagaimana proses dan hasil pembelajaran. Dan dari
evaluasi proses dapat dilacak kualitas program pembelajaran, dan diprediksi
hasil pembelajarannya.
B. Model, Strategi, Metode, dan Teknik dalam Pembelajaran
1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran


yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha


Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4
(empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2)
model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model
modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah
model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah


tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

13
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga
istilah desain pembelajaran.  Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan
dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan
desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu
sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran
tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan
tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun
(rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing
akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain
adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta
bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya,
maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap
akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki
keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model

14
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana
diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan
di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka
pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan
penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit
menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon
guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang
merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana
dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif
mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas,
sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada
gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.

2. Strategi Pembelajaran

Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)


mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil


(output) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang
akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

15
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut


adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni


perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran
yang dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan
atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R
David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam
dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-
individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari
cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat
dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran
deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.

16
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina
Senjaya (2008).
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran  di sini dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) bermain; (2)
cerita; (3) proyek sederhana; (4) kelompok besar; (5) karyawisata; (6) tanya
jawab; (7) demonstrasi; (8) pemberian tugas, (9) bercakap-cakap; (10)
bernyanyi; (11) quantum teaching, dan sebagainya.
4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
siswa yang relative banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya
secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas
yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini,
guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.

17
3.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran merupakan suatu sistem keseluruhan yang terdiri atas


komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara
keseluruhan, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan, komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran
dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran merupakanbagian-bagian dari
sistem proses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan.
Komponen pembelajaran meliputi komponen tujuan, siswa, guru, materi
pelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Dari
semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan saling keterkaitan sama lain. Sebagai mahasiswa yang berada di
bidang pendidikan atau sebagai calon pendidik, perlu memahami dengan baik
komponen-komponen pembelajaran. Hal tersebut dapat membantu para calon
pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran ketika menjadi pendidik kelak.
Sehingga diharapkan mampu melahirkan pendidik-pendidik yang berkompeten.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati,dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta


Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Unknown. 2017. Pengertian Komponen Pembelajaran dan Macam-Macam
Komponen Pembelajaran. Metode Pembelajaran : metode pembelajaran:
Pengertian Komponen Pembelajaran dan Macam-Macam komponen
Pembelajaran (metodepembelajaran10.blogspot.com). Diakses pada Februari
2022.
Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekni, Taktik dan
Model Pembelajaran. Blog Pendidikan Akhmad Sudrajat tentang Pendidikan :
Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model
Pembelajaran | AKHMAD SUDRAJAT (wordpress.com). Diakses pada
Februari 2022.
Melly Handayani. 2015. Metode Pembelajaran AUD. Mellyhandayanicytrus :
Metode Pembelajaran AUD | mellyhandayanicyrus (wordpress.com). Diakses
pada Februari 2022.

20

Anda mungkin juga menyukai