Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

UNIVUM6013 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Dosen Pembina : Dr. Agus Wedi , M.Pd

MAKALAH
PERANCANGAN PEMBELAJARAN

OLEH :
Juang Marten Adu / 180521600147
Yudha Prasetya / 180521629045

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2022
DAFTAR ISI

BAB I
1.1. Latar belakang.........................................................................................13
1.2. Rumusan masalah....................................................................................14
1.3. Tujuan penulisan.....................................................................................14
BAB II
2.1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran....................................................15
2.2. Prinsip Perencanaan Pembelajaran..........................................................17
2.3. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran.......................................19
2.4. Perumusan Tujuan Pembelajaran Atau Intruksional...............................22
2.5. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran.................................................23
BAB III
3.1 Kesimpulan..............................................................................................25
3.2. Saran........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perencanaan Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat

diperlukan oleh setiap guru. Karena dengan melakukan sebuah kegiatan

pembelajaran ini maka seorang guru tersebut akan dapat berkembang dengan baik.

Ketika kita membicarakan tentang kegiatan pembelajaran ini maka kita mungkin

akan langsung mengarahkan pandangan kita pada kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di sekolah. Terlintas pandangan kita, bagaimana kegiatan

pembelajaran di sekolah tersebut dapat berjalan baik dan sesuai konsep

kurikulum?

Tentunya untuk mendapatkan sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif

ini memerlukan banyak komponen yang harus diperhatikan. Beberapa di

antaranya adalah mengenai tenaga pendidik, para peserta didik, media

pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran dan perencanaan

kegiatan pembelajaran. Komponen tersebut masing-masing harus dapat digunakan

secara maksimal agar proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung efektif.

Jika kegiatan pemebelajaran ini dapat berjalan dengan baik dan

menghasilkan sebuah perencanaan pemeblajaran yang benar- benar matang maka

akan banyak sekali mamfaat yang dapat di peroleh. Yang pertama adalah

mengenai semakin mudahnya para tenaga pendidik/guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran kepada para peserta didik/ seorang murid.


1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pembelajaran ?

2. Bagaiamana cara agar mencapai tujuan pembelajaran?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa pengertian perencanaan pembelajaran!

2. Untuk mengetahui cara – dalam pembuatan rencana pembelajaran!


BAB II
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
2.1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan

secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-

aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan

merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi

merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu

kurikulum.

Sebagaimana dikemukakan oleh Nana dan Sukirman (2008), dengan

demikian Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan

pengembangan dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu

saja guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan

situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu

saja akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan pembelajaran yang

dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi

setiap sekolah.

Perencanaan sebagai program pembelajaran memiliki beberapa pengertian

yang memiliki makna yang sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan

merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan, materi atau

isi, metode pembelajaran dan merumuskan evaluasi pembelajaran.

Perumusan dan pengelolaan setiap unsur atau komponen pembelajaran

tersebut diarahkan sebagai suatu jawaban atas empat pertanyaan pokok yaitu :

1. Apa yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan?


2. Apa yang harus diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran

tersebut?

3. Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar

sasaran pembelajaran dapat dicapai?

4. Bagaimana untuk mengetahui ketercapaian sasaran pembelajaran yang

telah ditetapkan?

Jawaban keempat pertanyaan tersebut diformulasikan dalam suatu sistem

perencanaan pembelajaran, yaitu mengembangkan tujuan, isi, metode dan media

serta mengembangkan evaluasi pembelajaran, sehingga menjadi suatu kesatuan

yang utuh, saling mempengaruhi dan menentukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Selain itu, berkenaan dengan perencanaan William H. Newman dalam

bukunya Administrative Action Techniques of Organization and Management

mengemukakan bahwa:

Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan . Perencanaan

mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan

dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode

dan proedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.

Sedangkan menurut asumsi Terry (Majid, 2006:16) ia menyatakan bahwa

perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh

kelompok untuk dapat mencapai tujuan yang telah digariskan. Perencanaan

mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan

untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola

tindakan untuk masa mendatang


Maka dapat ditarik benang merah bahwa perencanaan pembelajaran

merupakan proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu

baik berupa penyusunan materi pengajaran, peggunaan media, maupun model

pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya berjalan optimal.

2.2. Prinsip Perencanaan Pembelajaran


Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan

perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang

dikemukakan oleh Sagala (Hermawan, 2007) yang meliputi :

1. Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara

melakukannya dalam implementasi pembelajaran.

2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan

pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess

penentuan target pembelajaran.

3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi

pembelajaran.

4. Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung

kegiatan pembelajaran.

5. Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-

keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang

berkepentingan.

Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan

pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario

yang sudah disusun.


Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana (2006). Prinsip-prinsip yang

harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan

pembelajaran yang masih bersifat umum maupun perencanaan pembelajaran yang

lebih spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus memenuhi unsur :

1. Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh

guru termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana

pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di pertanggung

jawabkan secara keilmuan.

2. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan

dan sistematikanya atau urutan penyajianya.

3. Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus

maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, anatara

unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait,

mempengaruhi, menentukan dan suatu dan suatu kesatuan yang utuh untuk

mencapan tujuan atau kompetensi.

4. Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar.

Indicator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem

penilaian.

5. Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber

belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian

kompetensi dasar.

6. Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indicator, materi pokok, pengalaman

belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan


perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,

dan pristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana

pelaksanaan pembelajraan harus dapat mengkomodasai keragaman peserta

didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan

tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran

harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,

psikomotor).

2.3. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan

yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan

kualifikasi kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran

tersebut dalam pembelajaran trsebut dengan “perubahan perilaku” (change of

behavior). Adapun jenis perubahan perilaku terebut ecara garis besarnya meliputi

bidang pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (pikomotor).

Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap

maupun keerampilan) yang harus terjadi pada setiap selesainya proses

pembelajaran. Oleh karena itu, rumusan pembelajaran harus mencerminkan

perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur dalam setiap jenis

perubahan yang telah dimiliki oleh siswa dari hasil belajar yang telah

dilakukannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur

baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa

hanya sebatas itulah tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan

pembelajaran, merupakan merupakan tahap awal atau sebagai perantara untuk

mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi lagi. Dengan

demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari

tujuan yang ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau

institusional, dan tujuan pendidikan nasional.

Tujuan pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang lebih

spesifik menyangkut dengan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang

harus siswa setelah mengikuti setiap pokok atau materi pembelajaran. Tujuan

diatasnya adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang

harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata pelajaran atau

bidang studi. Adapun tujuan yang lebih tingginya lagi dari tujuan kulikuler yaitu

tujuan lembaga atau institusional, yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki

atau dicapai setelah siswa menyelesaikan program satuan pendidikan. Adapun

tujuan terkahir yang paling tinggi yang harus menjadi muara dari tujuan-tujuan

yang ada dibawahnya yaitu tujuan pendidikan nasional.

Selain dari memiliki tujuan, perencanaan pembelajaranpun memiliki fungsi,

yang menurut Kostelnik secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang

terkait dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis
untuk memudahkan melakukan proses dan pencapaian hasil pembelajaran

secara efektif dan efesien.

2. Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa;

yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara

kreatif, inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan

sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.

3. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui

perencanaan, sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah

diidentifikasi dan bagaimana menelolanya sehingga sarana dan fasilitas yang

dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran

yang lebih efektif.

4. Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui

perencanaan yang matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah indikator

yang harus dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang dilakukannya.

Dengan demikian guruoun tentu saja sudah membayangkan kegiatan yang

harus dilakukan untuk mencapai setiap indicator tersebut.

5. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih

spesifik; yaitu melalui perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan

kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki siswa akan teridentifikasi

dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.

6. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui

perencanaan segala sesuatu yang terkait dengan kepentingan pembelajaran

sudah dikomunikasikan, baik secara internal yaitu terhadap pihak-pihak yang


terkait langsung dengan tugas-tugas pembelajaran, maupun dengan pihak

eksternal yaitu pihak-pihak mayarakat (stake holder).

2.4. Perumusan Tujuan Pembelajaran Atau Intruksional


Menurut suparman (2001) analisis tujuan pembelajaran adalah proses

menjabarkan perilaku umum menjadi khusus yang tersusun secara logis dan

sistematis. Dengan melakukan analisis pembelajaran, agar tergambar susunan

perilaku khusus drai yang paling awal sampai yang paling akhir. Ada dua tujuan

yang harus di pahami dalam dunia pendidikan yaitu:

a) Tujuan intitusional

Tujuan institusional adalah berisi rumusan kemmampuan yang di harapkan di

kuasai oleh pengajar setelah mengukuti pendidikan pada suatu tingkat pendidikan

tertentu. Kalau kita perhatiikan tujuan institusional tersebut kemampuan yang di

tuntut setiap lembaga ppendidikan masih bersifat umum. Kita masih sulit

mngukur kemampuan keberhasilan siswa menguasai kemampuan yang terdapat

dalam tujuan institusional oleh karena itu tujuan institusional di jabarkan dalam

tujuan pelajaran atau mata kuliah. Dan rumusan itu di kenal sebagai tujuan

kurikuler

b) Tujuan kurikuler

Tujuan kurikuler tercantum kemampuan yang di harapkan yang dimiliki

pembelajar setelah mempelajari suatu mata pelajaran pada tingkat pendidikan

tertentu.
Apa bila kita simak rumusan tujuan pemeblajaran kurikuler dan tujuan

institusional tersebut, masih tampak bahwa kemampuan yang tercantum dalam

tujuan tersebut masih bersifat umum. Oleh karena itu tujuan tersebut di jabarkan

kembali ke dalam tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran. Yaitu rumusan

kemampuan yang di harapkan di miliki pembelajar setelah mempelajari suatu

pokok pembahasan. Dan tujuan pemeblajaran kembali di bagi menjadi dua yaitu,

tujuan intruksional umum dan tujuan instruksional khusus.

2.5. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran


1. Ditujukan Untuk Siswa

Rencana pembelajaran harus sesuai dengna tujuan serta kebutuhan siswa,

materi yang di berikan harus sesuai denga kebutuhan siswa, perkembangan

siswa, mengandung norma yang positi, serta memperhatikan minat dan

perhatian siswa.

2. Memiliki Tahap Tahap

Ada beberapa tahap yang harus is perhatikan, yaitu: tahap persiapan,

pada tahap ini seorang pengajar harus memiliki sejumlah keilmuan yang

sesuai dengan kewenangannya karena ini merupakan modal

dasarpembelajaran agara dapat tercapai dengan baik. Tahap

pelaksanaan,merupak inti dari proses pembelajaran, pada tahap ini proses

pembelajaran siswa harus di arahkan dan dibuat dinamis, pengetahuan,

keterampilan, sangat di butuhkan pada tahap ini. Tahap evaluasi, tahap ini

bertjuan agar seorang guru sejauh mana taraf keberhasilan proses

pembelajaran, secara khusus tapa ini bertjuan mengetahuai tingkat

keberhasilan siswa. Tahap tindak lanjut, tahap ini bertujuan untuk


menentukan peteapan langkah dan meningkatkan keberhasilan siswa, caranya

dapat berupa melanjtkan pembahasan atau keputusan tentang kenaikan kelas.

3. Sistematis

Artinya perencanaan pembelajran harus di mulai dari hal yang di perlukan

terlebih dahulukemudian di iuti Sesutu yang harus di ikutinya, biasnay di

mulai dari yang mudah kemudian ke yang susah.

4. Pendekatan System

pendekatan system di rancang sebagai suatu system, artinya pembelajran

itu terdiri dari komponen komponen yang saling berkaitan dan saling

mepengaruhi dan juga saling bersinergiuntuk menvcapai tujuan pembelajran

yang akan di capai.

5. Di Dasarkan Pada Proses Belajar Manusia

Proses pembelajaran pada hakikatnya adala proses belajar siswa sebagai

manusia pelajara, oleh karena itu dalam melakukan pembelajaran seorang

guru harus mengutamakan pada proses belajar siswa itu sendiri sebagai

mnusia yang akan belajar.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan mempelajari pengertian, prinsip serta tujuan perencanaan

pembelajaran maka kami menyimpulkan :

1. Memudahkan dalam menyusun setiap rencana pembelajaran

2. Membantu tenaga pengajar untuk memperjelas tujuan pendidikan

3. Membantu guru memberi pemahaman yang lebih jelas kepada peserta

didik

4. Mengurangi kegiatan belajar yang tidak ada makna dan tujuan yang jelas

5. Membantu guru memberi pelajaran agar siswa lebih bergaira dalam

menerima pelajaran

6. Membantu tenaga pendidik dalam mengelola proses pembelajaran agar

teroganisir dan teratur.

3.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan atau cantumkan dalam makalah ini adalah:

1. Setiap calon tenaga pendidik atau tenaga pendidik harus mengikuti

system perencanaan pembelajaran yang telah ada.

2. Dalam melakukan pembelajaran tenaga pendidik harus mempunya

metode yang tepat dan sesuai agar peserta didik memilikigairah dan

semangat dalam mengikuti proses pembelajaran

3. Penyampaian setiap pelajaran harus tertata sesuai dengan kurikulum yang

berlaku agar tidak keluar dari tujuan pembelajaran yang sebenarnya.


DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, H A dkk, 2007,Belajar dan Pembelajaran,Bandung : Upi Press

Djalil Aria, dkk, 2008, pembelajran kelas rangkap, Jakasrta: Universita

Terbuka

Suryanto adi, dkk, 2008, evaluasi pembelajaran di SD, Jakarta:

Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai