MAKALAH
Di Susun Oleh
Kelompok 6 :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Menyusun
Strategi Instruksional, ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada Desain Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mustamin S.Ag M.Si. Selaku
dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4
A. Pengertian Strategi Instruksional .................................................................... 4
B. Komponen Utama Strategi Instruksional ........................................................ 4
C. Langkah Mengembangkan Strategi Instruksional.......................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................................. 19
B. Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pengajaran. sehingga pengajaran sangat penting karena berkaitan dengan upaya
mengubah, mengembangkan dan mendewasakan insan didik. Aktivitas pengajaran
yang dikelola secara terprogram, teratur, dan mengikuti prinsip- prinsip pegelolaan
serta kaidah-kaidah pengajaran yang baik merupakan tuntutan yang semestinya
terhadap pelaksanaan pengajaran.
Setiap pendidik memiliki cara atau style yang berbeda dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Ada yang cukup menggunakan satu model dan satu metode, ada
juga yang menggunakan satu model yang terdiri dari beberapa metode. Walaupun
terdapat variasi dalam proses tersebut, pada dasarnya ada satu hal yang harusnya tetap
sama yaitu keyakinan guru dalam menggunakan model ataupun metode atau yang
dikenal juga dengan kata yang lebih luas, strategi tersebut bertujuan agar siswa dapat
memahami apa yangakan ia sampaikan.
B. Rumusan Masalah
2
3. Bagaimana langkah mengembangkan strategi intruksional?
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Sub Komponen Pendahuluan
Pendahuluan merupakan merupakan kegiatan awal dari kegiatan intruksional
yang sesungguhnya. Dick dan Carey (1985) menyebutkan pre- intruksional activities
dan model universitas terbuka menggunakan istilah pengamatan atau kadang - kadang
disebut pendahuluan. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Penjelasan singkat tentang isi pelajaran
Pada babak permulaan pembelajaran, siswa ini ingin segera mengetahui apa yang
akan dipelajarinya maka seorang pengajar menjelaskanya secara singkat.
2) Penjelasan Relevansi isi pelajaran baru
Siswa akan lebih cepat mempelajari sesuatu yang baru bila sesuatu yang akan
dipelajarinya itu dikaitkan dengan sesuatu yang telah diketahuinya atau dengan
sesuatu yang biasa dilakukanya sehari- hari.
3) Penjelasan Tentang Tujuan Intruksional
Siswa terutama yang telah dewasa atau matang akan belajar dengan lebih cepat bila ia
mendapatkan tanda-tanda yang mengarahkan proses pembelajarnya.
5
siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran. tes ini dapat diajukan
secara terulis dan lisan.
2) Tindak lanjut, merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah
melakukan tes formatif dan umpan balik. Peserta didik yang telah tuntas
belajar akan melanjutkan ke bagian pelajaran selanjutnya, dan peserta
didik yang belum tuntas harus mengulangi isi pelajaran tersebut dengan
menggunakan bahan instruksional yang sama atau berbeda.
b. Metode Demonstrasi
Metode ini mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu keterampilan
atau proses kegiatan. Penggunaan mensyaratkan adanya suatu keahlian untuk
mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu.
Metode demonstrasi tepat digunakan:
1) Kegiatan intruksional bersifat formal atau magang.
2) Materi pengajaran berbentuk keterampilan gerak psikomotor, petunjuk
sederhana untuk melakukan sesuatu.
6
3) Pengajar bermaksud mengganti dan menyederhanakan penyelasaian kegiatan
yang panjang.
4) Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan
Kesulitan penggunaan metode ini yaitu, mendapatkan orang yang bukan
ahli dalam mendemonstrasikan keterampilan atau prosedur yang akan diajarkan,
melainkan yang mampu juga menjelaskan setiap langkah yang didemonstrasikannya
secara verbal.
c. Metode Penampilan
Metode ini berbentuk praktik yang dilaksanakan atas dasar penjelasan atau
demonstrasi yang telah diterima. Untuk menggunakan metode ini pengajar harus :
1) Memberi penjelasan yang cukup selama praktik.
2) Melakukan kegiatan pengamanan sebelum praktik.
Metode ini tepat digunakan saat :
1) Pelajar telah mencapai tingakat lanjutan
2) Kegiatan intruksional bersifat formal, atau latihan kerja
3) Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari
4) Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja
5) Dapat disediakan pembimbing secara dekat selama praktik
Kesulitan metode ini adalah :
1) Membutuhkan waktu panjang.
2) Membutuhkan fasilitas dan alat khusus.
3) Membutuhkan pengajar yang lebih banyak
d. Metode Diskusi
Merupakan interaksi antar siswa dengan siswa atau dengan pengajar untuk
mendebatkan topik atau permasalah tertentu. Dalam menggunakan metode ini
pengajar harus :
1) Menyediakan topik yang akan didiskusikan
2) Menyebutka pokok-pokok masalah yang akan dibahas
3) Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis,dan meringkas
4) Membimbing diskusi
5) Sabar terhadap kelompok yang lambat
6) Awas kepada kelompok yang kebingungan
Metode ini tepat digunakan untuk :
7
1)Tahap menengah atau tahap akhir pembelajaran
2)Pelajaran formal
3)Perluasan pengetahuan
4)Belajar mengidentifikasi, dan memecahkan masalahserta mengambil
keputusan
5) Menghadapi masalah secara kelompok
Keterbatasannnya adalah :
1) Menyita waktu lama
2) Mempersyaratkan siswa untuk mempunyai latar belakang yang cukup dalam
masalah yang didiskusikan
3) Tidak dapat digunakan pada awal pemebelajaran
8
d) Secara periodik harus dicek kemampuannya
Metode ini diterapkan untuk :
a) Semua tahap belajar.
b) Pelajar formal, belajar jarak jauh.
c) Mengatasi kesulitan perbedaan individual.
d) Mempermudah belajar dalam waktu yang diinginkan.
Keterbatasannya adalah :
a) Metode ini kurang fleksibel.
b) Biaya pengembangan tinggi.
c) Kurang mendapat interaksi sosial.
h. Metode Simulasi
Metode ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang mengganikan
proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Untuk menggunakan metode ini hal
yang harus diperhatikan adalah :
a) Pada tahap awal diperlukan tingkat bawah realitas. Siswa diharapkan
mengidentifikasi lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan
kondisi tertentu dan sebagainya.
b) Pada tahap pertengahan diperlukan realitas yang memadai. Siswa diharapkan
dapat mempelajari sesuatu dalam kalimat dengan pengetahuan yang lebih luas
dan memulai mengkoordinasi keterampilan.
c) Siswa diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya.
9
Metode ini sesuai diterapkan untuk semua tahap belajar,memberikan
kejadian-kejadian yang analogis, memungkingkan praktik dan umpan balik dengan
resiko kecil dan diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri. Adapun kelemahannya
adalah biaya pengembangan yang tinggai dan butuh waktu yang lama,fasilitas dan
alat yang digunakan sulit diperoleh serta mahal, dan resiko tinggi.
10
mempersiapkan berbagai lembaran data untuk diberika kepada siswa jika mengajukan
permintaan. Kelemahan metode ini siswa belajar menyusun dan menyelami masalah
lebih dahulu sebelum belajar berfikir kritis untuk mencari pemecahannya.
m. Metode Praktikum
Berbentuk pemberian tugas kepada siswa untuk menyelesaikan suatu
proyek dengan praktik dan menggunakan instrumen tertentu.
n. Metode Proyek
Berbentuk pemberian suatu tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan
secara individual. Laporan dituangkan dalam bentuk makalah
o. Metode Berbasis Peran
Metode ini sering digunakan untuk memberi kesempatan kepada siswa
untuk mempraktikkan isi pelajaran yang baru saja dipelajarinya dalam rangka
menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan
sesungguhnya. Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari pengajar untuk
menunjukkan kekurangan setiap peran yang dilakukan siswa.
p. Metode Seminar
Metode ini berbentuk kegiatan belajar bagi sekelompok siswa untuk
membahas topik atau masalah terentu. Setiap anggota seminar diharapkan aktif
berpartisipasi. Penyelesaian tugas membahas topik atau masalah tersebut menjadi
tanggung jawab anggota seminar, sedangkan pengajar bertindak sebagai narasumber.
q. Metode Simposium
Metode ini mengetengahkan suatu seri ceramah mengenai berbagai
kelompok topik dalam bidang tertentu.
r. Metode Totorial
Berbentuk pemberian bahan belajar yang telah dikembangkan untuk
dipelajari siswa secara mandiri dan kesempatan berkonsultasi secara periodik tentang
kemajuan dan masalah yang dialaminya.
s. Metode Deduktif
Metode ini dmulai dengan pemberian penjelasan tentang prisip-prisip isi
pelajaran, kemudian disusul dengan penerapannya atau contoh-contohnya pada situasi
tertentu. Metode ini bergerak dari yang bersifat umum ke khusus. Metode ini tepat
digunakan bila siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari, isi
pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurangmembutuhkan proses
berfikir kritis, pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang
baik dan pembicara yang baik, serta waktu yang tersedia singkat.
11
t. Metode Induktif
Dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh, atau sebab yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha
keras mensintetis, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran
tersebut. Metode ini tepat digunakan bila siswa telah mengenal atau telah mempunyai
pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut, yang akan diajarkan
berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan, pengajar mempunyai keterampilan mendengarkan yang baik,
fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan, terampil mengulang pertanyaan, dan
sabar serta waktu yang tersedia cukup panjang.
Masih banyak metode intruksional yang dapat pula dipergunakan.
Pemilihan metode untuk setiap komponen tersebut didasarkan pada TIK yang telah
dirumuskan sebelumnya.berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hubungan
metode dan kemampuan dalam TIK.
12
12 Insiden Menganalisis/memecahkan masalah
13 Praktikum Melakukan suatu keterampilan
14 Proyek Melakukan sesuatu/menyusun laporan kegiatan
15 Bermain peran Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedur
16 Seminar Menganalisis/memecahkan masalah
17 Simposium Menganalisis masalah
18 Turorial Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep, prinsip, atau
prosedur
19 Deduktif Menjelaskan/menerangkan/menganalisis suatu konsep, prinsip,
prosedur
20 Induktif Mensintesis suatu konsep, prinsip atau perilaku
13
Untuk menggunakan tabel tersebut seorang pengembang intruksional
pertama-tama harus mempelajari macam belajar yang terkandung dalam tujuan
intruksional yang akan dicapai. Dalam suatu tujuan intruksional mungkin terkandung
salah satu atau beberapa macam belajar sebagai berikut :
a. Belajar informasi faktual.
b. Belajar pengenalan visual.
c. Belajar konsep, prinsip, dan aturan.
d. Belajar prosedur.
e. Belajar menyajikan keterampilan.
f. Belajar mengembangkan sikap, opini dan motivasi.
Langkah selanjutnya adalah memilih salah satu atau dua media diantarannya atas
dasar berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a. Biaya yang lebih murah, baik pada saat pembelian maupun pemeliharaan
b. Kesesuaian dengan metode intruksional.
c. Kesesuaian dengan karakteristik siswa.
d. Pertimbangan praktis
1) Kemudahannya dipindahkan atau ditempatkan
2) Kesesuaiannya dengan fasilitas yang ada di kelas
3) Keamanan penggunaannya
4) Daya tahannya.
5) Kemudahan perbaikan.
e. Ketersediaan media tersebut berikut suku cadangnya di pasaran serta
ketersediaannya bagi siswa
Jenis media yang akan digunakan harus dipilih berdasarkan kriteria utama,
yaitu kesesuaiannya dengan tujuan instruksional dan lima kriteria tambahan seperti
telah diuraikaan sebelumnya. Bila media yang dipilih hanya memenuhi sebagian dari
kriteria tersebut, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Tampak baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi, karena
terlalu mahal atau sulit diperoleh peralatan dan bahan bakunya.
b. Diproduksi dengan kualitas rendah, karena alasan yang samadengan butir 1 di
atas.
c. Tidak atau kurang digunakan, karena tidak sesuai dengan karakteristik siswa,
tidak praktis untuk digunakan, atau tidak sesuai dengan metode instruksional.
d. Kurang efektif dalam mencapai tujuan instruksional.
14
Komponen terakhir dalam strategi instruksional adalah waktu, yaitu jumlah
waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan siswa untuk menyelesaikan
setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mengajar, terbatas kepada waktuyang digunakan pengajar dalam pertemuan
dengan siswa. Waktu untuk siswa adalah jumlah waktu yang digunakan dalam
pertemuan dengan pengajar ditambah dengan waktu yang digunakan untuk
melaksanakan tugas yang sehubungan dengan mata pelajaran di luar pertemuan
dengan pengajar.
Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh pengajar penting artinya
bagi pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan instruksional. Ia harus dapat
membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Bagi pengelola program pendidikan, penghitungan jumlah waktu ini dapat digunakan
untuk mengatur jadwal pertemuan dan menentukan jangka waktu program secara
keseluruhan.
Menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan siswa penting artinya bagi
berbagai pihak. Bagi siswa jumlah waktu itu merupakan petunjuk dalam mengelola
waktu belajarnya. Bagi pengelola program pendidikan jumlah waktu yang dibutuhkn
siswa merupakan petunjuk tentang bobot mata pelajaran.
15
metode dan media tersebut memungkinkan perubahan waktu yang dibutuhkan
pengajar dansiswa. Oleh karena itu, penyusunan strategi instruksional harus
dilakukan dengan mengintegrasikan keempat komponen yang tergabung di dalamnya,
yaitu urutan kegiatan instruksional, metode, media dan waktu.
Berikut ini diuraikan bagaimana mengisi tabel untuk menyusun strategi
instruksional.
1. Mengisi nomor TIK yang strategi instruksionalnya akan disusun. Ini berarti
bahwa pengembang instruksional akan menyusun satu strategi instruksional
untuk satu TIK.
2. Kolom satu telah di isi dengan pendahuluan, penyajian, dan penutup. Urutan
ini tidak perlu di rubah. Pada kolom dua anda mulai memikirkan urutan
kegiatan instruksional yang sesuai untuk menghasilkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang tercantum dalam TIK.
a. Kolom pendahuluan ada tiga kegiatan yang harus anda isikan, yaitu: D
(Deskripsi Singkat), R (Relevansi), dan T(Tujuan Instruksional
Khusus).Urutan mana yang ingin anda gunakan? DRT, RTD, TDR,
RDT,DTR atau TRD. Mengapa anda memilihnya, mengapa tidak urutan yang
lain? Rasional pemilihan urutan ini penting untuk anda jawab sendiri agar
anda lebih menyelami kebaikan urutan kegiatan yang anda lakukan. Urutan
mana pun yang anda pilih, ketiga kegiatan tersebut haruslah lengkap.
b. Dalam penyajian anda kegiatan yang harus anda isikan dalamtabel, yaitu: U
(Uraian), C (Contoh), dan L (Latihan). Urutan mana yang akan anda pilih?
UCL, CLU, LUC, CUL, ULCatau LCU? Pemilihan tersebut sangat penting
untuk anda jawab sendiri.
Beberapa pedoman yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan
urutan kegiatan dalam penyajian adalah sebagai berikut:
1) UCL adalah penyajian yang konservatif dimulai dengan memberikan
uraian tentang pengertian suatu konsep, prinsip atau prosedur, diikuti
dengan contoh penerapannya dalam kehidupan sehri-hari dan diakhiri
dengan latihan untuk menguasainya. Dalam metode instruksional urutan
kegiatan dalam penyajian ini disebut metode deduktif. Secara logis siswa
akan bergerak dari hal yang bersifat umum kepada yang khusus. Strategi
ini sesuai untuk kebanyakan siswa dan kebanyakan tujuan instruksional,
khususnya untuk mengajarkan terminology dan teknik melaksankan
sesuatu yang sebelumnya masih belum dikenal siswa.
16
2) CLU adalah penyajian yang dimulai dari pemberian contoh atau kasus
diikuti oleh latihan memecahkannya dan diakhiri dengan uraian atau
generalisasi dari isi pelajaran. Secara logis siswa akan bergerak dari yang
khusus menuju yang umum. Metode instruksional urutan ini dikenal
dengan metode induktif. Strategi ini sesuai untuk mengajarkan sikap,
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan untuk siswa yang telah
mempunyai latar belakang atau pengalaman cukup dalam bidang yang
dipelajari.
3) LUC adalah penyajian yang dimulai dari pemberian latihan atau percobaan
diikuti dengan uraian dan diakhiri dengan contoh. Urutan penyajian ini
tepat digunakan untuk menimbulkan dinamika siswa dalam belajar melalui
coba-coba. Tetapi, latihan tersebut tidak boleh diberikan terlalu lama agar
tidak menimbulkan frustasi. Siswa harus segera diberi uraian tentang isi
pelajaran dan contoh penerpannya. Urutan kegiatan ini sangat sesuai untuk
mengajarkan sesuatu yang tidak mudah menimbulkan bahaya bagi siswa
yang telah mempunyai latar belakang pengetahuan dalam bidang yang
sedang dipelajari.
4) CUL adalah penyajian yang dimulai dari pemberian contoh diikuti dengan
uraian tentang konsep, prinsip, atau prosedur yang terkandung di dalamnya
dan diakhiri dengan latihan menerapkannya. Strategi ini sama dengan
CLU, bergerak dari hal-hal yang bersifat khusus menuju umum. Urutan
penyajian ini lebih tepat untuk siswa yang baru mempunyai pengalaman
sedikit dalam bidang tersebut.
5) ULC adalah penyajian yang dimulai dari pemberian uraian diikuti dengan
uaraian tentang konsep, prinsip, atau prosedur yang dipelajari diikuti
dengan latihan untuk menguasainya dan akhirnya ditutup dengan contoh
penerapan apa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Urutan
penyajian ini sesuai untuk mengajarkan keterampilan gerak melalui
penjelasan, kemudian percobaan melakukan gerak. Selanjutnya baru di
susul dengan contoh untuk mambandingkan apa yang dilakukannya dengan
yang seharusnya.
6) LCU adalah penyajian yang memberikan kesempatan mencoba terlebih
dahulu kemudian diikuti dengan contoh untuk perbandingan dan diakhiri
dengan uraian atau kesimpulan. Urutan penyajian ini tepat digunakan untuk
mengembangkan kreativitas dan keberanian siswa mencobakan ide yang
17
ada pada dirinya. Karena proses ini melalui kegiatan coba-coba, tepat
digunakan untuk mempelajari sesuatu yang tidak berbahaya, tidak
mengandung resiko tinggi atau digunakan untuk siswa yang telah memiliki
latar belakang cukup dalam bidang tertentu.
3. Seluruh kolom 2 diisi dengan pertimbangan di atas. Dengan selesainya
pengisian seluruh kolom 2 yang menunjukkan urutan kegiatan instuksional.
Selanjutnya memasuki kolom 3 dengan prosedur pengisian yang berbeda. Bila
anda perhatikan akan tampak bahwa kolom 3 masih berada di bawah urutan
kegiatan instruksional. Kolom tersebiut diisi dengan garis-garis besar materi
yang akan diberikan pengajar dalam setiap urutan kegiatan. Dalam kolom 3
ini pendesain instruksional menuliskan materi atau isi pelajaran secara singkat
untuk setiap TIK dimulai dari pendahuluan sampai pada penutup. Dengan
demikian isi pelajaran tersebut tidak saja mencerminkan apa (what) tetapi juga
cara atau langkah-langkah (how).
4. Sebelum meneruskan pada berisi R atau T, isilah lebih dahulu kolom4, 5, dan
6 yang sehubungan dengan baris D. kolom 4 tentang metode yang akan
digunakan untuk kegiatan D, dan kolom 5 tentang media yang dipilih untuk
digunakan, sedangkan kolom 6 tentang waktuyang dibutuhkan untuk kegiatan
D tersebut. Demikian pula pengisian R, T, dan selanjutnya, diselesaikan baris
demi baris.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11796507/Makalah_Strategi_Intruksional
20