Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN: MODEL PEMBELAJARAN DIFERENSIASI

Dosen Pengampu:

DR. AGUS PURWOWIDODO, M.Pd

Disusun oleh:

Jamiatus Sholihah (126204211039)


Jibrila Najwa Al-Zamzami (126204211040)

Mochamad Bahrul Ulum (126204212124)


Mela Lilis Handayani (126204212129)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “STRATEGI PEMBELAJARAN: MODEL PEMBELAJARAN
DIFERENSIASI” dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Teknologi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini
pada kami. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai strategi pembelajaran: model
pembelajaran diferensiasi.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Kami
menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
pembuatan makalah di waktu yang akan datang.

Tulungagung, 05 Semptember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

A. Konsep Strategi Belajar Mengajar .................................................................... 2

B. Penerapkan Strategi Belajar Mengajar yang Sesuai ....................................... 7

C. Penerapan Strategi Belajar Mengajar Model Pembelajaran Diferensiasi .... 9

1. Pengertian Pembelajaran Diferensiasi ........................................................... 9

2. Penerapan Strategi Pembelajaran Diferensiasi di Kelas ........................... 10

D. Merefleksikan Penerapan Strategi Belajar Mengajar Model Pembelajaran


Diferensiasi ................................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15

B. Saran ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan Strategi belajar mengajar itu sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu, kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Kegiatan guru saat merancang
pembelajaran amatlah krusial. Salah satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran
ini adalah menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Apabila
guru memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang tidak tepat maka dapat
dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Sementara bila guru berhasil
memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan
baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya kemungkinan
besar akan berjalan efektif. Untuk itu diperlukannya strategi pembelajaran yang tepat dan
sesuai salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran diferensiasi. Maka dari
itu di dalam makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai strategi pembelajaran
dengan metode pembelajaran diferensiasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tiap strategi belajar mengajar?
2. Bagaimana menerapkan berbagai strategi belajar mengajar yang sesuai?
3. Bagaimana penerapan strategi belajar mengajar model pembelajaran
diferensiasi?
4. Bagaimana mereflesikan penerapan strategi mengajar model pembelajaran
diferensiasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep tiap strategi belajar mengajar
2. Mengetahui penerapan berbagai strategi belajar mengajar yang sesuai
3. Memahami penerapan strategi belajar mengajar model pembelajaran diferensiasi
4. Memahami cara mereflesikan penerapan strategi mengajar model pembelajaran
diferensiasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Strategi Belajar Mengajar
Secara garis besar strategi diartikan sebagai garis besar haluan dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi lain dari strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana rangkaian aktivitas atau kegiatan yang pada pemakaian metode
serta juga penggunaan akan seluruh sumber daya atau juga kekuatan demi adanya
pembelajaran yang disusun untuk dapat meraih tujuan tertentu. Dalam bukunya yang
berjudul Strategy Policy and Central Management, Newman & Logan menyatakan
bahwa strategi dasar dari setiap usaha akan mencakup empat hal berikut:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi/kualifikasi hasil sesuai dengan


sesuatu yang harus dicapai.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama yang dipandang paling
efektif untuk mencapai sasaran tujuan.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan Langkah-langkah yang akan ditempuh
untuk mencapai tujuan.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria/patokan ukuran yang digunakan
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha tersebut.1

Adapun Fungsi serta tujuan dari dilakukanya strategi pembelajaran antara lain sebagai
berikut:

• Sebagai bahan untuk mengembangkan bahan ajar


• Sebagai perangkat untuk mengevaluasi bahan ajar yang telah ada
• Sebagai seperangkat kriteria dan formula untuk merevisi bahan ajar yang ada
• Sebagai kerangka kerja untuk merencanakan catatan ceramah kelas, latihan
kelompok unteraktif dan penugasan pekerjaan rumah

Strategi pembelajaran terikat hubungannya dengan metode-metode pembelajaran,


bahkan metode pembelajaran merupakan bentuk dari strategi pembelajaran. Model
pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk

1
Irwan Budiana, dkk, Strategi Pembelajaran (Malang: Cv. Literasi Nusantara Abadi, 2022). hlm. 55

2
melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap
mengerucut pada tujuan khusus. Berikut beberapa model pembelajaran:

1. Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang


berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang


menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada
kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompoknya. Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
kooperatif.

a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif:


• Dapat menumbuhkan semangat kerja sama dan kegairahan dalam belajar bagi
siswa
• Meningkatkan motivasi, saling menghargai antara sesama siswa
• Memberikan peluang untuk menyampaikan gagasan secara terbuka karena
jumlah siswa yang terbatas dalam setiap kelompok
• Melatih siswa agar mampu berkomunikasi secara efektif.
b. Kekurangan model pembelajaran kooperatif:
• Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada
teman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri

3
• Awal penggunaan model pembelajaran ini sulit di kendalikan, biasanya perlu
waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum pembelajaran ini
berlangsung
• Aplikasi model pembelajaran ini bila dilaksnakan di kelas yang besar (lebih
dari 40 siswa) sangatlah sulit.
2. Pembelajaran berbasis masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode dalam pembelajaran


yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. Dalam usaha memecahkan masalah tersebut
mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan atas
masalah tersebut.

Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis, sesuai dengan


perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya,maka disamping pengembangan
kurikulum, juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum
yang memungkinkan siswa dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam
memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar. Dengan
kemampuan atau kecakapan tersebut, diharapkan siswa akan mudah beradaptasi.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

a. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah:


• Memberi tantangan kepada siswa untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa
• Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata
• Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
b. Kelemahan pembelajaran berbasis masalah:
• Jika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencobanya
• Membutuhkan cukup waktu untuk persiapan pembelajaran

4
3. Model pembelajaran inquiry

Metode pembelajaran inquiry adalah cara penyajian pelajaran yang memberi


kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan
guru. Metode inquiry berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa,
dan menempatkan siswa dalam suatu peran yang menuntut inisiatif besar dalam
menemukan hal-hal penting untuk dirinya sendiri.

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena
inquiry menuntut peserta didik untuk berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik
pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Meskipun metode ini
berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peran penting sebagai
pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk
melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu menjelaskan, membimbing diskusi,
memberikan intruksi-intruksi, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar dan saran
kepada peserta didik. Metode pembelajaran ini tentunya juga memiliki kekurangan dan
kelebihan.

• Kelebihan metode pembelajaran inquiry:


• Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih
bermakna
• Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya mereka
• Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman
• Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry yaitu:
• Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
• Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.

5
• Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan
4. Pembelajaran konstektual

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada kaitan


antara materi yang dipelajari dengan kondisi di kehidupan nyata yang bisa dilihat dan
dianalisis oleh peserta didik. Artinya, saat kegiatan pembelajaran berlangsung peserta
didik seolah bisa merasakan dan melihat langsung aplikasi nyata materi yang sedang
dipelajari. Adapun Langkah-langkah model pembelajaran konstektual ini, diantaranya:

✓ Fase invitasi
Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang
dibahas. Guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang problematik
tentang fenomena kehidupan sehari-hari melalui kaitan konsep-konsep yang
dibahas dengan pendapat yang siswa miliki. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengomunikasikan dan mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep
tersebut.
✓ Fase penjelasan dan solusi
Siswa memberi penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada data hasil
observasi ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan
gagasan, membuat model, membuat rangkuman, dan ringkasan
✓ Fase pengambilan Tindakan
Siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan,
berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan
saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan
pemecahan masalah.

Metode pembelajaran konstektual tentunya juga memiliki kekurangan dan kelebihan.

a. Kelebihan:
• Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan
potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisa terlibat aktif dalam kegiatan belajar

6
• Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami
suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
• Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari
• Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan
b. Kekurangan:
• Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa
padahal dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehingga
guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat
pencapaianya siswa tadi tidak sama.
• Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
• Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan motode ini
• Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lisan
akan mengalami kesulitan sebab metode ini lebih mengembangkan ketrampilan
dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.

B. Penerapkan Strategi Belajar Mengajar yang Sesuai


Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik merupakan kegiatan pembelajaran
dimana peserta didik aktif dalam belajar, tidak hanya bertindak sebagai pendengar apa
yang dijelaskan oleh guru. Di ruang kelas yang berpusat pada peserta didik, guru menjadi
pemandu bukannya orang bijaksana di atas panggung. Dengan membantu peserta didik
menemukan dirinya, bukan dengan mengajari dan menguasai semua kegiatan di ruang
kelas. Pembelajaran seperti ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik karena mereka yang berperan aktif dalam membentuk pengetahuannya
sendiri sehingga berpengaruh pula pada peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik.
Dari berbagai metode pembelajaran yang dijelaskan dalam sub bab sebelumnya, model
pembelajaran berbasis masalah dinilai cocok untuk mewujudkan hal tersebut.

7
Selain permasalahan keaktifan dan ketertarikan peserta didik yang mempengaruhi
peserta didik, perbedaan kemampuan kognitif peserta didik juga menjadi kendala jika
tidak ada perlakuan khusus mengenai hal tersebut. Menurut Arends (2008) teori
perkembangan kognitif mengatakan bahwa peserta didik memiliki gaya belajar berbeda
sesuai tingkat perkembangan kognitif2. Heterogenitas yang ada pada peserta didik di kelas
sudah menjadi kepastian, mereka memiliki kemampuan yang berbeda dari segi emosi,
intelegensi, sosial, dan berbagai kemampuan lainnya.

Dengan adanya heterogenitas peserta didik inilah metode pembelajaran


diferensiasi dirasa dapat diterapkan dalam mengimplementasikan kegiatakan
pembelajaran yang dimana akan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
karakteristik bahan ajar. Dasar pemikiran strategi pembelajaran diferensiasi adalah
peserta didik memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda secara psikologi.
Menurut Amir (2009), pengajaran dengan strategi diferensiasi memiliki empat
karakteristik umum, yaitu:

• Pengajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok materi


• Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi ke dalam
kurikulum
• Ada pengelompokan siswa secara fleksibel, dan
• Siswa menjadi penjelajah yang aktif. Amir (2009) mengemukakan bahwa dalam
mendiferensiasikan pengajaran, guru bisa melakukan modifikasi terhadap lima
unsur kegiatan belajar, yaitu materi pelajaran, proses, produk, lingkungan, dan
evaluasi.

Menurut Gregory dan Chapman (2007:2) mengungkapkan hal-hal yang


mendukung pandangan atau filosofi mengenai pembelajaran diferensiasi adalah sebagai
berikut:

• Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang-bidang tertentu


• Semua siswa memiliki bidang yang butuh untuk dikuatkan

2
Mulbar, Usman, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Pembelajaran
Diferensiasi pada Peserta Didik Kelas VIII, Vol. 1 No. 1, hlm. 2

8
• Setiap otak siswa adalah unik seperti suatu sidik jari (fingerprint)
• Tidak ada kata terlambat untuk belajar
• Ketika memulai suatu topik yang baru, siswa membawa dasar pengetahuan
mereka sebelumnya dan pengalaman dalam belajar
• Emosi, perasaan, dan sikap berpengaruh pada belajar
• Semua siswa dapat belajar
• Siswa-siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda pada waktu yang berbeda-
beda pula.3

Banyak guru yang belum bisa membayangkan bagaimana pendekatan


pembelajaran diferensiasi ini dikarenakan sudah bertahun-tahun lamanya melakukan
suatu proses pembelajaran satu arah dan berpusat hanya pada guru. Dengan menggunakan
strategi diferensiasi dan memberikan kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa
dilihat dari kesiapan, minat dan gaya belajar siswa maka diharapkan kebutuhan siswa
akan terpenuhi, siswa akan bisa belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

C. Penerapan Strategi Belajar Mengajar Model Pembelajaran Diferensiasi


1. Pengertian Pembelajaran Diferensiasi
Pembelajaran diferensiasi bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan.
pembelajaran diferensiasi mengharuskan pendidik mencurahkan perhatian dan
memberikan tindakan untuk memnuhi kebutuhan khusus siswa. Pembelajaran
diferensiasi merupakan proses mencari tahu tentang siswa dengan merespon belajarnya
berdasarkan perbedaan. Sehingga ketika hal ini terus dilakukan maka akan tercipta
pembelajaran yang profesional, efisien, dan efektif.

Pembelajaran diferensiasi memberikan penyesuaian terhadap minat, preferensi


belajar dan kesiapan siswa supaya tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran
diferensiasi bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, pembelajaran ini lebih

3
Dinar Westi Andini, op.cit., hlm. 342

9
cenderung mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi
pembelajaran yang independen.4

Pembelajaran diferensiasi pada hakikatnya merupakan pembelajaran yang


memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Oleh karena itu, sekolah harus
memiliki perencanaan tentang pembelajaran berdiferensiasi, diantaranya:

• Mengkaji kurikulum yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan siswa.


• Merancanng perencanaan dan strategi yang sesuai dengan kurikulum dan metode
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa.
• Menjelaskan bentuk dukungan guru dalam mendukung kebutuhan siswa.
• Mengkaji dan menilai pencapaian rencana sekolah secara berkala.

2. Penerapan Strategi Pembelajaran Diferensiasi di Kelas


Sebagai seorang guru maka dalam menerapkan merdeka belajar kita harus bisa
menjadi fasilitator siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru harus bisa memastikan
bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar sesuai kemampuan
mereka. Melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi siswa tidak hanya mampu
memaksimalkan potensi mereka, namun mereka juga dapat belajar berbagai nilai-nilai
kehidupan yang penting yang tentunya akan berkonstribusi terhadap perkembangan diri
mereka secara horistik dan utuh.

Menurut Tomlinson (2000) mengatakan bahwa pembelajaran berdifensiasi


merupakan usaha menyesuaikan pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan
belajar individu tiap siswanya.5

Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa guru harus bisa memenuhi
kebutuhan semua siswa setiap saat dan setiap waktu. Tentu hal ini memerlukan penerapan
strategi khusus dalam penerapannya. Untuk itu melalui pembelajaran diferensiasi ini kita
bisa melakukannya. Dalam pembelajaran diferensiasi ada 3 strategi yang dapat kita
terapkan, yaitu:

4
Marliana, op.cit., hlm. 7-8
5
Kasiyanti, penerapan strategi pembelajaran diferensiasi di kelas, (Senayan, Jakarta Pusat:2021), hlm. 1

10
a. Diferensiasi Konten

Diferensiasi konten membahas apa yang kita ajarkan kepada siswa sebagai
tanggapan dari kesiapan belajar murid, minat, atau profil belajarnya, baik visual, auditori,
kinestetik, atau bahkan kombinasi dari ketiganya.

• Aspek kesiapan belajar

Aspek kesiapan belajar siswa merupakan kondisi siswa dalam menerima materi
pembelajaran yang baru. Hal ini berhubungan dengan dengan tingkat
intelektualitas siswa tetapi lebih kepada persiapan atau informasi seberapa besar
pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki sebelum diajarkan pengetahuan atau
ketrampilan baru. Melalui kesiapan belajar siswa maka akan memudahkan guru
dalam memetakan konten yang akan diberikan kepada siswa sehingga mereka bisa
menerimanya dengan baik.

• Aspek minat siswa

Minat di sini menjadi salah satu motivator penting bagi siswa untuk terus belajar
dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru bisa menggabungkan minat
siswa dengan pelajaran yang akan diajarkan, yaitu dengan menjaga minat siswa
dan semangat belajar siswa.

• Aspek profil belajar siswa

pemetaan konten berdasarkan aspek profil belajar siswa artinya guru bisa
melakukan pendekatan mengajar yang bervariasi dan bisa memberikan kesempatan pada
siswa untuk belajar secara efisien.

b. Diferensiasi Proses

Diferensiasi proses yaitu berisi tentang bagaimana siswa akan memaknai materi
yang akan dipelajari, baik secara mandiri atau kelompok dengan menyediakan kegiatan
berjenjang, adanya pertanyaan pemandu atau tantangan , kemudian membuat agenda
individual murid, memvariasikan waktu mengembangkan kegiatan bervariasi serta
menggunakan pengelompokan yang fleksibel. Adapun langkah diferensiasi proses yaitu:

11
• Kegiatan berjenjang, artinya setiap siswa bekerja untuk mendaptkan pemahaman
yang sama namun dilakukan dengan tantangan yang berbeda.
• Menyiapkan petanyaan panduan melalui sudut minat untuk mendorong siswa
dalam mengeksplorasi materi.
• Membuat agenda individual siswa seperti daftar tugas yang harus dikerjakan
siswa.
• Memberikan durasi waktu untuk menyelesaikan tugas.
• Mengembangkan kegiatan belajar yang bervariasi dengan menggunakan
pembelajaran secara berkelompok yang fleksibel.
c. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk berarti strategi pembelajaran berdiferensiasi dengan


menunjukkan hasil pekerjaan atau karya pada guru. Pekerjaan atau project bisa berupa
karangan, hasil tes, tulisan, presentasi, pidato dan lain sebagainnya.

Dalam hal ini, siswa dan guru bisa berkoordinasi untuk memberikan informasi
tambahan mengenai produk yang dihasilkan supaya pengerjaan sesuai dengan kesiapan
minat dan kebutuhan siswa. Guru juga bisa menentukan dan mengkomunikasikan
indikator kualitas dari produk yang dibuat.

D. Merefleksikan Penerapan Strategi Belajar Mengajar Model Pembelajaran


Diferensiasi
1. Cara memulai pembelajaran berdiferensiasi

• Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi

• Menciptakan lingkungan pembelajaran diferensiasi yang mendukung

• Menyediakan plihan atau memberikan siswa berbagai pilihan untuk belajar


secara mandiri.

12
2. Bentuk-bentuk penerapan diferensiasi dalam pembelajaran
a. Diferensiasi dengan tingkatan

Menyediakan dan mengakomondasikan tingkat dan pencapaian yang berbeda-


beda. Contohnya dalam pembelajaran matematika pada materi tentang uang, maka satu
kelompok bekerja pada konsep penambahan dan pengurangan jumlah uang, sementara
kelompok lain bekerja perkalian dan pembagian jumlah uang.

a. Diferensiasi dengan minat

Memanfaatkan minat siswa untuk memotivasi dan meningkatkan pengalaman


belajar. Misalnya mengajarkan grafik batang pada kelompok yang berbeda untuk
mewakili topik favorit mereka, seperti menggunakan warna favorit, makanan kesukaan
atau nama negara.

b. Diferensiasi menggunakan akses dan respon

Siswa mengakses isi kurikulum yang sama dengan cara dimodifikasi supaya
sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan merespon
gambar yang diberikan melalui sebuah tulisan atau langsung disampaikan secara lisan.

c. Diferensiasi dengan struktur

Dalam perencanaan tujuan pembelajaran setiap kurikulum, guru dapat


menguaraikan tujuan dengan 4 tingkat berpikir, yaitu minimum, median (rata-rata),
ekstensi (tambahan), dan optimal (tingkat setinggi mungkin).6 Melalui cara ini
pembelajaran disusun untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan siswa dari sesuatu
yang mudah menuju sesuatu yang sulit.

d. Diferensiasi dengan sekuen (urutan)

Cara ini memungkinkan siswa untuk mengakses berbagai isi pelajaran dalam
waktu yang berbeda setiap tahunnya, hal ini dapat direncanakan terlebih dahulu dengan
konsultasi dengan siswa atau personil pendukung lainnya.

6
Marliana, op.cit., hlm.50

13
e. Diferensiasi dengan gaya mengajar

Gaya mengajar harus memfasilitasi siswa sesuai kemampuan siswa yang berbeda
tiap individu, misalnya menyedikan buku-buku bacaan, adanya perangkat lunak dalam
kelas untuk mempermudah proses pembelajaran, belajar di alam terbuka dan lain
sebagainnya.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan rencana suatu kegiatan pembelajaran yang
disusun dengan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa
diantaranya yaitu menggunakan model atau metode pembelajaran kooperatif,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran inquiry, dan pembelajaran kontekstual.
Selain dari beberapa model pembelajaran di atas kita juga memerlukan strategi khusus
atau strategi yang sesuai untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, salah satunya
dengan menerapkan strategi pembelajaran diferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi
adalah keputusan masuk akal yang dapat berorientasi kepada kebutuhan siswa. Dengan
menggunakan strategi ini pembelajaran menjadi lebih efektif apalagi disertai beberapa
komponen rencana pembelajaran yang disesuaikan kondisi masing-masing siswa, baik
dari segi minat, kesiapan, maupun gaya belajarnya sehingga sebagai seorang guru kita
bisa menyiapkan konten belajar yang sesuai dengan kondisi siswa, misalnya dengan
merefleksikan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Satu hal yang perlu kita ingat bahwa belajar tanpa refleksi adalah sia-sia namun refleksi
tanpa belajar itu berbahaya.

B. Saran
Sesuai dari penjelasan-penjelasan materi, tentang Strategi Pembelajaran: Model
Pembelajaran Diferensiasi, hendaknya dapat memberikan inspirasi dan menambah
wawasan kepada tenaga pendidik khususnya guru. Selain menambah wawasan, tentunya
diharapkan kepada pendidik dapat menerapkan atau merealisasikan di bidang sesuai
tempatnya masing-masing. Dengan adanya penjelasan tersebut, tentunya diharapkan
kepada calon pendidik dapat menjadikannya gambaran tentang bagaimana seharusnya
strategi pembelajaran itu diterapkan dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Dinar Westri. (2016). “Differentiated Instruction”: Solusi Pembelajaran Dalam
Keberagaman Siswa Di Kelas Inklusif. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an,
2(3).

Irwan Budiana, dkk. (2022). Strategi Pembelajaran. Malang: Cv. Literasi Nusantara
Abadi.

Kasiyanti. (2021). Penerapan Strategi Pembelajaran Diferensiasi di Kelas. Senayan,


Jakarta Pusat.

Maghfira. (2018). Penerapan model pembelajaran Inquiry Pictorial Riddle untuk


meningkatkan keaktifan siswa. Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK),
5(1).

Marlina, lia dan Suhertuti. (2018). Strategi belajar mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marlina. (2020). Strategi pembelajaran berdiferensiasi di sekolah inklusif. Bandung:


CV. Afifa Utama.

Mulbar, Usman. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan


Strategi Pembelajaran Diferensiasi pada Peserta Didik Kelas VIII. Issues in
Mathematics Education., 1(1).

Syaodih, Erliany. (2022). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk


Meningkatkan Keterampilan Sosial. Educare, 5(1).

16

Anda mungkin juga menyukai