Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “STRATEGI PEMBELAJARAN: MODEL PEMBELAJARAN
DIFERENSIASI” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Teknologi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini
pada kami. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai strategi pembelajaran: model
pembelajaran diferensiasi.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Kami
menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
pembuatan makalah di waktu yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .................................................................................................................. 1
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan Strategi belajar mengajar itu sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu, kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Kegiatan guru saat merancang
pembelajaran amatlah krusial. Salah satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran
ini adalah menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Apabila
guru memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang tidak tepat maka dapat
dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Sementara bila guru berhasil
memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan
baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya kemungkinan
besar akan berjalan efektif. Untuk itu diperlukannya strategi pembelajaran yang tepat dan
sesuai salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran diferensiasi. Maka dari
itu di dalam makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai strategi pembelajaran
dengan metode pembelajaran diferensiasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tiap strategi belajar mengajar?
2. Bagaimana menerapkan berbagai strategi belajar mengajar yang sesuai?
3. Bagaimana penerapan strategi belajar mengajar model pembelajaran
diferensiasi?
4. Bagaimana mereflesikan penerapan strategi mengajar model pembelajaran
diferensiasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep tiap strategi belajar mengajar
2. Mengetahui penerapan berbagai strategi belajar mengajar yang sesuai
3. Memahami penerapan strategi belajar mengajar model pembelajaran diferensiasi
4. Memahami cara mereflesikan penerapan strategi mengajar model pembelajaran
diferensiasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Strategi Belajar Mengajar
Secara garis besar strategi diartikan sebagai garis besar haluan dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi lain dari strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana rangkaian aktivitas atau kegiatan yang pada pemakaian metode
serta juga penggunaan akan seluruh sumber daya atau juga kekuatan demi adanya
pembelajaran yang disusun untuk dapat meraih tujuan tertentu. Dalam bukunya yang
berjudul Strategy Policy and Central Management, Newman & Logan menyatakan
bahwa strategi dasar dari setiap usaha akan mencakup empat hal berikut:
Adapun Fungsi serta tujuan dari dilakukanya strategi pembelajaran antara lain sebagai
berikut:
1
Irwan Budiana, dkk, Strategi Pembelajaran (Malang: Cv. Literasi Nusantara Abadi, 2022). hlm. 55
2
melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap
mengerucut pada tujuan khusus. Berikut beberapa model pembelajaran:
3
• Awal penggunaan model pembelajaran ini sulit di kendalikan, biasanya perlu
waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum pembelajaran ini
berlangsung
• Aplikasi model pembelajaran ini bila dilaksnakan di kelas yang besar (lebih
dari 40 siswa) sangatlah sulit.
2. Pembelajaran berbasis masalah
4
3. Model pembelajaran inquiry
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena
inquiry menuntut peserta didik untuk berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik
pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Meskipun metode ini
berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peran penting sebagai
pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk
melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu menjelaskan, membimbing diskusi,
memberikan intruksi-intruksi, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar dan saran
kepada peserta didik. Metode pembelajaran ini tentunya juga memiliki kekurangan dan
kelebihan.
5
• Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan
4. Pembelajaran konstektual
✓ Fase invitasi
Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang
dibahas. Guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang problematik
tentang fenomena kehidupan sehari-hari melalui kaitan konsep-konsep yang
dibahas dengan pendapat yang siswa miliki. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengomunikasikan dan mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep
tersebut.
✓ Fase penjelasan dan solusi
Siswa memberi penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada data hasil
observasi ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan
gagasan, membuat model, membuat rangkuman, dan ringkasan
✓ Fase pengambilan Tindakan
Siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan,
berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan
saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan
pemecahan masalah.
a. Kelebihan:
• Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan
potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
6
• Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami
suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
• Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari
• Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan
b. Kekurangan:
• Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa
padahal dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehingga
guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat
pencapaianya siswa tadi tidak sama.
• Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
• Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan motode ini
• Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lisan
akan mengalami kesulitan sebab metode ini lebih mengembangkan ketrampilan
dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
7
Selain permasalahan keaktifan dan ketertarikan peserta didik yang mempengaruhi
peserta didik, perbedaan kemampuan kognitif peserta didik juga menjadi kendala jika
tidak ada perlakuan khusus mengenai hal tersebut. Menurut Arends (2008) teori
perkembangan kognitif mengatakan bahwa peserta didik memiliki gaya belajar berbeda
sesuai tingkat perkembangan kognitif2. Heterogenitas yang ada pada peserta didik di kelas
sudah menjadi kepastian, mereka memiliki kemampuan yang berbeda dari segi emosi,
intelegensi, sosial, dan berbagai kemampuan lainnya.
2
Mulbar, Usman, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Pembelajaran
Diferensiasi pada Peserta Didik Kelas VIII, Vol. 1 No. 1, hlm. 2
8
• Setiap otak siswa adalah unik seperti suatu sidik jari (fingerprint)
• Tidak ada kata terlambat untuk belajar
• Ketika memulai suatu topik yang baru, siswa membawa dasar pengetahuan
mereka sebelumnya dan pengalaman dalam belajar
• Emosi, perasaan, dan sikap berpengaruh pada belajar
• Semua siswa dapat belajar
• Siswa-siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda pada waktu yang berbeda-
beda pula.3
3
Dinar Westi Andini, op.cit., hlm. 342
9
cenderung mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi
pembelajaran yang independen.4
Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa guru harus bisa memenuhi
kebutuhan semua siswa setiap saat dan setiap waktu. Tentu hal ini memerlukan penerapan
strategi khusus dalam penerapannya. Untuk itu melalui pembelajaran diferensiasi ini kita
bisa melakukannya. Dalam pembelajaran diferensiasi ada 3 strategi yang dapat kita
terapkan, yaitu:
4
Marliana, op.cit., hlm. 7-8
5
Kasiyanti, penerapan strategi pembelajaran diferensiasi di kelas, (Senayan, Jakarta Pusat:2021), hlm. 1
10
a. Diferensiasi Konten
Diferensiasi konten membahas apa yang kita ajarkan kepada siswa sebagai
tanggapan dari kesiapan belajar murid, minat, atau profil belajarnya, baik visual, auditori,
kinestetik, atau bahkan kombinasi dari ketiganya.
Aspek kesiapan belajar siswa merupakan kondisi siswa dalam menerima materi
pembelajaran yang baru. Hal ini berhubungan dengan dengan tingkat
intelektualitas siswa tetapi lebih kepada persiapan atau informasi seberapa besar
pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki sebelum diajarkan pengetahuan atau
ketrampilan baru. Melalui kesiapan belajar siswa maka akan memudahkan guru
dalam memetakan konten yang akan diberikan kepada siswa sehingga mereka bisa
menerimanya dengan baik.
Minat di sini menjadi salah satu motivator penting bagi siswa untuk terus belajar
dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru bisa menggabungkan minat
siswa dengan pelajaran yang akan diajarkan, yaitu dengan menjaga minat siswa
dan semangat belajar siswa.
pemetaan konten berdasarkan aspek profil belajar siswa artinya guru bisa
melakukan pendekatan mengajar yang bervariasi dan bisa memberikan kesempatan pada
siswa untuk belajar secara efisien.
b. Diferensiasi Proses
Diferensiasi proses yaitu berisi tentang bagaimana siswa akan memaknai materi
yang akan dipelajari, baik secara mandiri atau kelompok dengan menyediakan kegiatan
berjenjang, adanya pertanyaan pemandu atau tantangan , kemudian membuat agenda
individual murid, memvariasikan waktu mengembangkan kegiatan bervariasi serta
menggunakan pengelompokan yang fleksibel. Adapun langkah diferensiasi proses yaitu:
11
• Kegiatan berjenjang, artinya setiap siswa bekerja untuk mendaptkan pemahaman
yang sama namun dilakukan dengan tantangan yang berbeda.
• Menyiapkan petanyaan panduan melalui sudut minat untuk mendorong siswa
dalam mengeksplorasi materi.
• Membuat agenda individual siswa seperti daftar tugas yang harus dikerjakan
siswa.
• Memberikan durasi waktu untuk menyelesaikan tugas.
• Mengembangkan kegiatan belajar yang bervariasi dengan menggunakan
pembelajaran secara berkelompok yang fleksibel.
c. Diferensiasi Produk
Dalam hal ini, siswa dan guru bisa berkoordinasi untuk memberikan informasi
tambahan mengenai produk yang dihasilkan supaya pengerjaan sesuai dengan kesiapan
minat dan kebutuhan siswa. Guru juga bisa menentukan dan mengkomunikasikan
indikator kualitas dari produk yang dibuat.
12
2. Bentuk-bentuk penerapan diferensiasi dalam pembelajaran
a. Diferensiasi dengan tingkatan
Siswa mengakses isi kurikulum yang sama dengan cara dimodifikasi supaya
sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan merespon
gambar yang diberikan melalui sebuah tulisan atau langsung disampaikan secara lisan.
Cara ini memungkinkan siswa untuk mengakses berbagai isi pelajaran dalam
waktu yang berbeda setiap tahunnya, hal ini dapat direncanakan terlebih dahulu dengan
konsultasi dengan siswa atau personil pendukung lainnya.
6
Marliana, op.cit., hlm.50
13
e. Diferensiasi dengan gaya mengajar
Gaya mengajar harus memfasilitasi siswa sesuai kemampuan siswa yang berbeda
tiap individu, misalnya menyedikan buku-buku bacaan, adanya perangkat lunak dalam
kelas untuk mempermudah proses pembelajaran, belajar di alam terbuka dan lain
sebagainnya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan rencana suatu kegiatan pembelajaran yang
disusun dengan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa
diantaranya yaitu menggunakan model atau metode pembelajaran kooperatif,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran inquiry, dan pembelajaran kontekstual.
Selain dari beberapa model pembelajaran di atas kita juga memerlukan strategi khusus
atau strategi yang sesuai untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, salah satunya
dengan menerapkan strategi pembelajaran diferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi
adalah keputusan masuk akal yang dapat berorientasi kepada kebutuhan siswa. Dengan
menggunakan strategi ini pembelajaran menjadi lebih efektif apalagi disertai beberapa
komponen rencana pembelajaran yang disesuaikan kondisi masing-masing siswa, baik
dari segi minat, kesiapan, maupun gaya belajarnya sehingga sebagai seorang guru kita
bisa menyiapkan konten belajar yang sesuai dengan kondisi siswa, misalnya dengan
merefleksikan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Satu hal yang perlu kita ingat bahwa belajar tanpa refleksi adalah sia-sia namun refleksi
tanpa belajar itu berbahaya.
B. Saran
Sesuai dari penjelasan-penjelasan materi, tentang Strategi Pembelajaran: Model
Pembelajaran Diferensiasi, hendaknya dapat memberikan inspirasi dan menambah
wawasan kepada tenaga pendidik khususnya guru. Selain menambah wawasan, tentunya
diharapkan kepada pendidik dapat menerapkan atau merealisasikan di bidang sesuai
tempatnya masing-masing. Dengan adanya penjelasan tersebut, tentunya diharapkan
kepada calon pendidik dapat menjadikannya gambaran tentang bagaimana seharusnya
strategi pembelajaran itu diterapkan dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Dinar Westri. (2016). “Differentiated Instruction”: Solusi Pembelajaran Dalam
Keberagaman Siswa Di Kelas Inklusif. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an,
2(3).
Irwan Budiana, dkk. (2022). Strategi Pembelajaran. Malang: Cv. Literasi Nusantara
Abadi.
Marlina, lia dan Suhertuti. (2018). Strategi belajar mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
16