Oleh :
Mega Krisna Pamungkas (2398011587)
Melati Anggreini (2398011483)
Prasetya Iqbal. M (2398011575)
Yusuf Arifin (2398011490)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mengenai “Ragam Kerangka Strategi
dalam Pembelajaran”. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Haryadi, M.Pd. selaku
Dosen Mata Kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya, makalah kami tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami
berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
PRAKATA....................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
BAB 2
LANDASAN TEORI ...................................................................................................................... 2
2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi .............................................................................................. 2
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi ................................................................. 2
2.1.2 Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi ....................................................................... 3
2.1.3 Ciri-ciri Pembelajaran Diferensiasi........................................................................... 3
2.1.4 Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi ...................................................................... 4
2.2 Pembelajaran Tanggap Budaya (Culturally Responsive Teaching).................................... 5
2.3 Pembelajaran Sesuai Level ................................................................................................. 6
2.3.1 Pengertian Teaching at the Right Level (TaRL) ....................................................... 6
2.3.2 TaRL dalam Kurikulum Merdeka ............................................................................. 7
BAB 3
PENERAPAN KERANGKA STRATEGI DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN .... 12
3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................................................... 12
3.2 RPP Berpihak pada Peserta Didik ....................................................................................... 12
BAB IV
PENUTUP..................................................................................................................................... 28
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 29
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara, teknik yang
dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan upaya terjadinya suatu
perubahan tingkah laku atau sikap (Warista, 2008). Strategi pembelajaran menjadi salah satu unsur
penting dari proses pembelajaran. Strategi digunakan oleh pendidik untuk mengkreasikan proses
pembelajaran dalam kelas. Strategi pembelajaran berhubungan langsung dengan pemilihan kegiatan
pembelajaran yang dipandang efektif dan efisien dalam memberikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada dasarnya memiliki karakteristik yang
bersifat khusus untuk menggambarkan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat dinyatakan baik dan tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu belum tentu baik dan tepat jika digunakan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang lain. Oleh karena itu tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang paling baik
karena setiap strategi pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing.
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun peserta didik pada proses
pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak
yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi peserta didik penggunaaan strategi
pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat memahami isi
pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran disusun untuk mempermudah proses
pembelajaran sehingga diharapkan dengen menerapkan strategi pembelajaran tertentu dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik
Seorang pendidik diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih dan
menerapkan berbagai strategi pembelajaran, agar dalam melaksanakan tugasnya dapat memilih
alternatif strategi yang dirasakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Untuk
mencapai harapan di atas, sudah saatnya para guru menguasai strategi pembelajaran, agar apa yang
diharapkan dalam pembelajaran dapat dilaksanakan (Abdul, 2013:16). Berdasarkan latar belakang
di atas maka judul makalah ini adalah “Pembelajaran yang Berpihak pada Peserta Didik”. Makalah
ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai ragam strategi dalam pembelajaran yang meliputi
pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran tanggap budaya, pembelajaran sesuai level dan RPP
berpihak pada peserta didik.
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
Salah satu hal penting yang harus disadari guru ketika merancang media pembelajaran
adalah siswa yang berada dalam satu kelas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan
inilah yang akhirnya memunculkan pembelajaran model baru, yaitu pembelajaran diferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid.
Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Pembelajaran
berdiferensiasi mengedepankan konsep bahwa setiap individu memiliki minat, potensi dan bakat
yang berbeda, untuk itu peran guru harus mampu mengkordinasikan dan mengkolaborasikan
perbedaan tersebut dengan strategi yang tepat. Tomlinson (2001; Imas Kurniawaty, 2022)
mengungkapkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi memiliki pola strategi kolaborasi dari
semua perbedaan untuk mendapatkan informasi dari apa yang dipelajari. Benang merahnya
bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah menciptakan kelas yang memiliki keragaman dengan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk meraih konten, memproses ide dan meningkatkan hasil
pembelajaran setiap siswa agar dapat belajar lebih efektif lagi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid (Aryani,2023). Keputusan-
keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1) Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
2) Rencana pembelajaran harus memenuhi kebutuhan belajar murid
3) Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja
keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
4) Memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka
di sepanjang prosesnya.
5) Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode
yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga
walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara
efektif.
6) Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan
murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu
mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
2
2.1.2 Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi
Ada beberapa karakteristik dasar yang menjadi ciri khas dari pembelajaran diferensiasi.
Ciri-ciri tersebut dapat dilihat pada ulasan berikut ini.
1) Bersifat proaktif
Bersifat proaktif artinya sejak awal pembelajaran, guru secara aktif sudah mengantisipasi
kelas yang akan diajarnya. Caranya adalah dengan merencanakan pembelajaran yang
berbeda-beda untuk setiap siswanya.
2) Menekankan kualitas daripada kuantitas
Kualitas dari tugas yang dikerjakan siswa menjadi fokus utama pada pembelajaran
diferensiasi daripada kuantitas tugas yang diberikan. Jadi, bukan berarti siswa yang sudah
selesai mengerjakan tugasnya, akan diberikan lagi tugas tambahan yang sama, tapi siswa
tersebut akan diberikan tugas lain yang berbeda agar dapat menambah keterampilannya.
3) Berakar pada asesmen
Dalam pembelajaran diferensiasi, guru selalu melakukan berbagai asesmen untuk
mengetahui kondisi dan tingkat pemahaman siswa pada setiap pembelajaran. Nantinya,
hasil asesmen ini akan menjadi umpan balik untuk guru agar dapat menyesuaikan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
4) Menyediakan berbagai pendekatan
Ciri-ciri pembelajaran diferensiasi berikutnya adalah menyediakan berbagai pendekatan
dalam konten, proses pembelajaran, produk yang dihasilkan, dan juga lingkungan belajar.
3
Dalam pembelajaran diferensiasi, ada empat unsur yang dapat disesuaikan dengan tingkat
kesiapan siswa dalam mempelajari materi, minat, dan gaya belajar mereka, yaitu konten
(apa yang dipelajari), proses (bagaimana mempelajarinya), produk (apa yang dihasilkan
setelah mempelajarinya), dan lingkungan belajar (iklim belajarnya).
5) Berorientasi pada peserta didik
Dalam hal ini, tugas yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
awal mereka terhadap materi yang akan diajarkan sehingga guru perlu merancang
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kebutuhan siswanya. Dengan kata lain, guru akan
lebih banyak mengatur waktu, ruang, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama
pembelajaran daripada hanya menjelaskan materi saja.
6) Campuran dari pembelajaran individu dan klasikal
Pembelajaran diferensiasi merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal.
Hal ini bisa dilihat dari penerapannya di dalam kelas di mana guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk belajar bersama-sama secara klasikal, tapi bisa juga belajar secara
individu.
7) Bersifat hidup
Bersifat hidup artinya adanya kolaborasi terus-menerus antara guru dengan siswa, termasuk
dalam hal menyusun tujuan kelas maupun individu. Guru mengawasi bagaimana pelajaran
dapat cocok dengan siswa dan bagaimana penyesuaiannya.
4
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang
dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
a. menggunakan kegiatan berjenjang
b. meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-
sudut minat
c. membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu
yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas
d. mengembangkan kegiatan bervariasi
3) Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada
guru (karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang
diberikan meliputi 2 hal yaitu memberikan tantangan dan keragaman atau variasi dan
memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang
diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah,
kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
tidak semua murid bisa diberi perlakuan yang sama. Jika guru tidak memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid
untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik,
murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi
pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk
nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani
dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang
optimal.
Menurut Arum Febriani & Siti Shaliha (2023, p.47) pembelajaran yang tanggap budaya
atau yang juga dikenal dengan istilah Culturally Responsive Teaching (CRT) adalah suatu metode
pembelajaran yang berfokus pada adanya persamaan hak setiap peserta didik untuk mendapatkan
pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya mereka. Dalam dunia pendidikan
pembelajaran tanggap budaya adalah model pendidikan teoritis yang tidak hanya bertujuan
meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga membantu peserta didik menerima dan
memperkokoh identitas budayanya. Culturally Responsive Teaching didefinisikan sebagai
penggunaan karakteristik budaya, pengalaman, dan perspektif dari beragam etnis siswa sebagai
media pembelajaran yang lebih efektif (Gustiwi, 2017, p. 8)
Menurut Ladson-Billing (1995) terdapat tiga proposisi pendidikan tanggap budaya, yaitu
peserta didik mencapai kesuksesan akademis, peserta didik mampu mengembangkan dan
memiliki kompetensi budaya (cultural competence), serta peserta didik membangun kesadaran
kritis (critical consciousness) sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam merombak tatanan
sosial yang tidak adil. Selanjutnya, Greer, et.al (2009) menjelaskan lima panduan atau prinsip
5
aplikasi pendidikan tanggap budaya, yaitu (1) pentingnya budaya, (2) pengetahuan terbentuk
sebagai bagian dari konstruksi sosial, (3) inklusivitas budaya, (4) prestasi akademis tidak terbatas
pada dimensi intelektual an sich, dan (5) keseimbangan dan keterpaduan antara kesatuan dan
keragaman.
Ada Enam karakteristik guru tanggap budaya antara lain: 1) mempunyai kesadaran sosio-
kultural, 2) mempunyai afirmasi terhadap keragaman latar belakang peserta didik, 3) mempunyai
kepercayaan diri dalam mengemban tugas, 4) memahami bagaimana peserta didik
mengkonstruksi pengetahuan dan mendorong peserta didik mengembangkan konstruksi
pengetahuannya sendiri, 5) mengetahui pola hidup peserta didik, dan 6) menggunakan informasi
mengenai pola hidup peserta didik untuk mendesain pembelajaran yang bermakna (Villegas dan
Lucas, 2002). Dengan demikian, pendidikan guru tanggap budaya tidak hanya bertujuan
membekali guru untuk menyadari, menghormati dan mengakui kenyataan bahwa terdapat
keragaman budaya atau nilai berbeda pada peserta didik yang berasal dari latar belakang suku,
agama, bahasa, dan etnis berbeda, tetapi juga mempunyai pengetahuan lebih mendalam mengenai
sisi-sisi khusus atau keunikan dari budaya peserta didik dan menggunakannya sebagai titik
berangkat dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran (Gay, 2002).
a) Pahami Peserta Didik: Guru harus memahami peserta didik dengan memperhatikan
minat mereka, tipe gaya belajar yang membuat mereka nyaman, dan karakteristik
individual masing-masing peserta didik. Hal ini penting karena setiap peserta didik
unik dan memiliki kemampuan yang berbeda.
b) Rancang Perencanaan Pembelajaran: Guru perlu merancang perencanaan pembelajaran
yang disesuaikan dengan hasil identifikasi peserta didik. Perencanaan ini juga
melibatkan pengelompokkan peserta didik dalam tingkat yang sama, sesuai dengan
pendekatan TaRL.
c) Mengikuti Ragam Pelatihan: Sebagai seorang pendidik, penting untuk mengikuti
berbagai jenis pelatihan yang relevan untuk memahami konsep dan teknik yang sesuai
untuk mengimplementasikan pendekatan TaRL dengan baik.
6
Cara menggunakan capaian pembelajaran sebagai berikut:
a) Menciptakan lingkungan yang penuh perhatian, saling peduli, terbuka, dan nyaman untuk
belajar.
b) Membangun hubungan yang positif dan konsisten dengan anak-anak dan orang dewasa
dalam jumlah terbatas.
c) Mendorong kebiasaan saling menghargai dalam ruang kelas, sehingga anak-anak dapat
memahami dan menghormati perbedaan serta menghargai kelebihan masing-masing
individu.
d) Memberikan anak-anak kesempatan untuk bermain bersama, bekerja dalam kelompok kecil,
berbicara dengan teman-teman atau orang dewasa, sehingga mereka belajar bahwa kelebihan
dan minat mereka berdampak positif pada kelompok mereka.
e) Menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan anak-anak bergerak dan beraktivitas
dengan leluasa, sambil juga menyediakan tempat untuk beristirahat.
f) Memberikan anak keleluasaan untuk belajar dengan berbagai cara serta menyediakan
kegiatan yang terjadwal dan rutin.
g) Menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan tingkat pencapaian peserta didik.
h) Menciptakan lingkungan yang responsif terhadap kebutuhan anak dan merangsang
perkembangan kecerdasan mereka.
i) Menggabungkan berbagai pengalaman, material, dan strategi pengajaran dalam menyusun
kurikulum, dengan penyesuaian kepada pengalaman, tingkat kematangan, gaya belajar,
kebutuhan, dan minat peserta didik.
Beberapa peserta didik belajar dengan cepat, sementara yang lain mungkin lebih lambat
karena tingkat kemampuan mereka tidak sesuai dengan capaian belajar yang ditetapkan.
Pendekatan "Teaching at the Right Level" (TaRL) memperhatikan tingkat kemampuan peserta
didik melalui evaluasi dan mengelompokkan mereka berdasarkan tingkat pembelajaran, bukan
hanya berdasarkan usia atau kelas. Guru diharapkan secara teratur mengukur kemampuan
peserta didik dalam membaca, menulis, dan memahami, dan jika hasilnya kurang sesuai, mereka
harus menyusun program remedial. TaRL terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Selain itu, TaRL mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik, bukan tingkat kelas, yang
membuatnya berbeda dari pendekatan konvensional. Hal ini dapat menjadi solusi untuk
mengatasi kesenjangan pemahaman yang sering terjadi dalam kelas. Dalam konteks Kurikulum
Merdeka, konsep TaRL memberikan kebebasan kepada guru untuk mengajar sesuai dengan
kemampuan peserta didik mereka, dan hal ini menjadi topik yang perlu dibahas lebih lanjut.
Menurut Wiyani (dalam Labu 2020) siswa dengan gaya belajar visual memiliki ciri-ciri
berikut: a) kebutuhan melihat sesuatu (informasi atau penjelasan) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya; b) memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; c)
memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik; d) memiliki kesulitan dalam
berdialog secara langsung; e) terlalu reaktif terhadap suara; f) sulit mengikuti anjuran secara
lisan; g) sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan; h) rapi dan teratur, memperhatikan
segala sesuatu, menjaga penampilan; i) berbicara dengan cepat dan dengan nada yang tinggi; j)
berjalan dengan cepat, seolah terburu-buru; k) menjawab pertanyaan dengan jawaban yang
singkat; l) mayoritas tipe visual suka membaca, namun buku bacaan yang banyak memiliki
gambar ilustrasi dan warna yang menarik lebih mudah dipahami daripada buku bacaan yang
penuh dengan teks; m) mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar; n) lebih suka
membaca daripada dibacakan, membaca cepat, teliti dan tekun; o) sering mengetahui apa yang
harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata; p) mengingat asosiasi visual; dan r)
perencana yang baik.
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk peserta didik yang memiliki
gaya belajar viusual adalah dengan menggunakan alat bantu visual dan menjelaskan secara
visual. Sari (2014) menawarkan beberapa strategi pembelajaran yang dianggap cocok bagi
peserta didik yang memiliki gaya belajar visual. Guru dianjurkan untuk melakukan hal-hal
berikut dalam proses pembelajaran: a) berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi dan
bergerak secara perlahan di antara segmen tersebut; b) memberikan dorongan kepada siswa
untuk menggambarkan informasi dengan membuat diagram, simbol atau gambar berwarna
dalam catatan siswa visual; c) mengajak siswa untuk coba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
gambar; d) memberi penjelasan dengan menggunakan tabel dan grafik akan memperdalam
pemahaman siswa visual terutama pelajaran matematika, teknik, atau ilmu pengetahuan alam
(IPA); e) membuat peta pikiran atau peta konsep yang akan sangat membantu siswa visual dalam
menggambarkan keseluruhan suatu konsep; f) menggunakan materi visual dalam presentasi atau
penjelasan yang mewakili konsep kunci, seperti gambar, diagram atau peta; g) membiasakan
siswa untuk mencatat kembali informasi atau materi dengan menggunakan aneka warna atau
gambar yang menarik; h) memperhatikan penerangan atau pencahayaan ruangan saat belajar
atau pembelajaran berlangsung; i) menggunakan media pembelajaran berupa buku, majalah,
poster, komputer atau LCD, kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas, ditulis dengan tulisan
berwarna yang menarik.
8
Menurut Labu (2020) Siswa visual dapat melakukan hal-hal berikut untuk meningkatkan
efektifitas belajarnya: a) menggunakan variasi warna dalam melakukan pencatatan, seperti
memberi garis bawah atau membuat grafik; b) memerhatikan penerangan saat belajar dan
menghindari “polusi visual”; c) saat mengingat sesuatu, membayangkan dan membuat tulisan
yang memudahkan; d) mencatat kembali pelajaran dengan warna dan gambar menarik; e)
menggunakan simbol-simbol untuk mewakili konsep, f) menggunakan warna untuk meng-
highlight hal-hal penting, g) menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna; h) membuat
diagram, peta dan mewarnainya untuk menggambarkan informasi yang ada; i) memahami
konsep secara keseluruhan sebelum terjun ke bagian detailnya; j) memberikan kode warna untuk
bahan pelajaran; dan k) menggunakan simbol-simbol untuk mewakili konsep
Menurut Uno (dalam Labu 2020) menjelaskan bahwa gaya belajar auditorial adalah gaya
belajar yang menempatkan pendengaran sebagai alat utama dalam menyerap informasi dan
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari siswa yang memiliki gaya belajar ini sangat baik
dalam hal aktivitas lisan. Mereka biasanya belajar dengan cara membaca keras. Karakteristik
peserta didik dengan gaya belajar auditori dijelaskan dalam Labu (2020) sebagai berikut (1)
semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran; (2) kesulitan menyerap informasi
dalam bentuk tulisan secara langsung; (3) berbicara dengan tempo yang teratur dan ritmis,
dengan nada sedang, serta berbicara kepada diri sendiri saat belajar; (4) mudah terganggu oleh
keributan; (5) membaca dengan menggerakkan bibir, bahkan membaca dengan keras dan
mendengarkan; (6) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada apa yang dilihat.
Strategi pembelajaran dan komunikasi efektif yang dapat dilakukan oleh guru bagi peserta
didik yang memiliki gaya belajar auditori adalah dengan menggunakan teknik pengulangan.
Menurut Sari (2014) strategi yang cocok bagi peserta didik dengan gaya belajar auditori sebagai
berikut: (1) guru memberikan informasi secara berulang-ulang; (2) guru meminta peserta didik
untuk menyebutkan kembali konsep dan petunjuk; (3) guru menggunakan variasi vokal
(perubahan nada, kecepatan dan volume) dalam presentasi; (4) guru menyanyikan konsep kunci
atau meminta siswa untuk menciptakan lagu terkait konsep tersebut atau mengulangi nyanyian
yang diajarkan guru; (5) guru memberi dorongan kepada siswa untuk membuat atau memikirkan
“jembatan keledai” agar mempermudahnya dalam menghafalkan atau mengingat konsep-
konsep kunci; (6) guru menggunakan metode tanya jawab, (7) guru dapat menggunakan musik
dalam proses pembelajaran.
Menurut Uno (2016) Siswa auditorial dapat melakukan hal-hal berikut: a) menggunakan
voice recorder atau perekam suara saat mendengarkan pelajaran dan mendengarkan kembali
pelajaran melalui rekaman tersebut. Bila tidak merekam, siswa dapat meminta penjelasan dari
teman atau orang lain tentang pelajaran tersebut; b) menggunakan pengulangan dan
menyebutkan kembali konsep-konsep kunci yang telah didengar; c) membuat suatu konsep
kunci menjadi nyanyian yang mudah diingat dan dipahami serta dihafalkan, dan melagukan apa
9
yang dingat dengan irama yang disukai serta menghindari “polusi suara” atau kebisingan; d)
berpikir dan mengingat sambil mengucapkannya kembali; e)menggunakan musik sebagai
bagian dari kegiatan belajar
Wiyani (dalam Labu, 2020) merincikan karakteristik gaya belajar kinestetik sebagai
berikut: a) menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya; b) hanya dengan memegang orang yang memiliki gaya belajar kinestetik dapat
menyerap informasinya tanpa harus membaca penjelasannya; c) tidak sanggup duduk terlalu
lama untuk mendengarkan pelajaran; d) merasa dapat belajar dengan lebih baik apabila disertai
dengan kegiatan fisik; e) memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan sebuah tim dan
kemampuan mengendalikan gerak tubuh (atheletic ability); f) berbicara dengan perlahan, dalam
tempo yang lambat, banyak jeda dan nada yang dalam; g) menanggapi perhatian fisik, berjalan
dengan cukup lambat, seolah terlihat malas atau tidak bergairah; h) menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatian mereka, terutama pada saat berbicara; i) berdiri dekat dengan lawan
bicara ketika berbicara; j) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, lebih suka
menyentuh, merasakan dan memegang sesuatu; k) mempunyai perkembangan awal otot-otot
yang besar; l) belajar melalui memanipulasi dan praktik, mencoba secara langsung, dipraktikkan
untuk mengetahui kesalahannya agar dapat diperbaiki lagi, serta sangat mudah menguasai
sesuatu hal dengan cara otodidak; m) konsentrasi mudah terganggu oleh suatu keributan, n)
menghafal atau mengingat dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai
penunjuk ketika membaca; o) banyak menggunakan isyarat tubuh; p) tidak dapat duduk diam
untuk waktu yang lama, selalu ada anggota tubuhnya yang digerakkan secara kontinu, misalnya
kaki; q) tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat
tersebut; r) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi; s) menyukai buku-buku yang
berorientasi pada plot, mereka akan menunjukkan aksi dengan gerakan tubuh pada saat
membaca; t) pada umumnya tulisan tangan mereka jelek; u) ingin melakukan segala sesuatu dan
menyukai permainan yang menyibukkan
Strategi pembelajaran yang cocok bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar
kinestetik yang dapat dilakukan oleh guru maupum peserta didik menurut Sari (2014) sebagai
berikut. Guru dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut dalam proses pembelajaran, yaitu a)
menggunakan media pembelajaran atau alat bantu, atau alat peraga pada saat mengajar untuk
menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep kunci; b) memberikan tugas bagi siswa
kinestetik berupa proyek terapan; c) mengizinkan siswa kinestetik berjalan-jalan di dalam kelas;
d) memperagakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajarinya
langkah demi langkah; e) menciptakan simulasi konsep agar siswa mengahaminya; f) membuat
peta pikiran dengan melibatkan aktivitas fisik, yang mana hal ini akan sangat bermanfaat bagi
siswa kinestetik.
Siswa kinestetik dapat melakukan hal-hal berikut: a) menggunakan alat bantu dalam
belajar untuk membangkitkan atau menimbulkan rasa ingin tahu dan untuk menekankan konsep-
konsep kunci; b) menggunakan gerakan fisik dalam belajar, seperti uji coba secara langsung; c)
10
melakukan simulasi konsep agar mudah dipahami; d) pada saat diberikan bimbingan oleh guru,
siswa duduk di dekatnya atau di sebelahnya; e) memperagakan konsep untuk mempelajari
langkah demi langkah, atau memperbanyak praktik yang berkaitan dengan pelajaran (praktik di
dalam laboratorium) dan langsung bisa diaplikasikan; f) melakukan gerakan-gerakan fisik saat
belajar untuk mempermudah proses mengingat; g) menghindari cara belajar yang terlalu
monoton, seperti terlalu banyak duduk; h) saat mengingat sesuatu, perlu dilakukan hal yang
diingat dengan aktivitas gerakan; i) menulis di udara atau menggunakan gerakan imajinatif
11
BAB 3
PENERAPAN KERANGKA STRATEGI DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN
3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan
silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tingkat, kemampuan, dan
kesiapan mereka di kelas. Setiap guru di satuan pendidikan memiliki tanggung jawab untuk
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis, sehingga pembelajaran menjadi interaktif,
inspiratif, menyenangkan, dan mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif. RPP juga harus
memberikan ruang untuk prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, serta
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
Secara umum, RPP dapat didefinisikan sebagai dokumen yang menentukan materi apa
yang akan diajarkan dan bagaimana materi tersebut akan diajarkan dalam pembelajaran. Definisi
ini menekankan bahwa RPP mencakup materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik
dan rencana tentang bagaimana proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut akan
diorganisir, dikelola, dan dievaluasi.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian surat pribadi dan dinas secara tepat.
2. Peserta didik mampu mengungkapkan/menyebutkan unsur-unsur surat pribadi dan
dinas secara tepat.
3. Peserta didik mampu membandingkat/menyebutkan perbedaan antara surat pribadi
dan surat dinas secara tepat
STRATEGI PEMBELAJARAN
1). Model: Problem Based Learning,
12
2). Metode: Diskusi dan Tanya Jawab
PPK : Disiplin, Percaya diri, Tanggung Jawab, Santun
Nama
No Waktu Kelas Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
13
Lampiran
Materi/Bahan Ajar
• Surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis (surat-menyurat) yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain sebagai pribadi bukan wakil / urusan yang berkaitan dengan
kelembagaan / kedinasan / resmi.
• Surat pribadi adalah bentuk komunikasi interaktif antara orang pertama (pengirim)
dan orang kedua (penerima).
• Surat pribadi adalah jenis tulisan yang berisi keperluan pribadi antara satu orang
dengan orang yang lain
14
• Jika alamat surat tidak dituliskan, dapat menuliskan kota dan tanggal surat : Malang,
25 Agustus 2018
2. Salam pembuka :
• Salam kangen
• Salam hormat !
• Assalamualakim wr. Wb
3. Kalimat pembuka paragraf pertama :
• Halo, apa kabar ?
• Saya tulis surat ini …
4. Isi surat :
• Maksud atau tujuan mengirim surat
• Bagaimana kalau ketika saya disana, kita bermain ke dufan ?
5. Penutup surat :
• Sekian dulu surat saya ….
6. Salam akhir :
• Sahabatmu,
• Teman yang selalu merindukanmu,
7. Nama dan tanda tangan
PENERIMA SURAT :
1. USIA :
Lebih muda, sebaya, dan lebih tua
2. JENIS KELAMIN :
Laki-laki dan perempuan
3. HUBUNGAN :
Akrab, tidak akrab, baru kenal.
15
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran
Metode : KEGIATAN PENDAHULUAN ( 10 Menit )
- Pemetaan kebutuhan KSE – Kesadaran Diri
belajar
• (Diferensiasi Proses) Sebelum mengawali kegiatan pembelajaran, guru
- Discovery Learning melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid, diantaranya berdasarkan profil
belajar, kesiapan belajar, dan minat
- Scientific Learning
• Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka, berdoa
- Tanya jawab dan diskusi bersama, memberi pesan harian, dsb
- Penugasan • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan
dicapai
Sumber Belajar :
Buku siswa Bahasa Indonesia KEGIATAN INTI ( 60 Menit )
kelas VII, Media online, dan Literasi : KSE – Pengambilan Keputusan
Sumber lain yang relevan
• (Diferensiasi Proses) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
Media Pembelajaran : kelompok berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan belajar
1. Laptop / Gadget • (Diferensiasi Proses dan Diferensiasi Konten) Peserta didik diminta untuk
mengamati penjelasan materi yang disajikan, yaitu
2. Lembar Teks
Materi ➢ Pengertian surat pribadi dan dinas
3. LKS ➢ Unsur-unsur surat pribadi dan dinas
16
Critical Thinking
• (Diferensiasi Proses dan Diferensiasi Konten) Guru dan peserta didik
melakukan tanya jawab tentang materi yang disampaikan
• (Diferensiasi Proses dan Diferensiasi Konten) Peserta didik bebas
melakukan beragam aktivitas yang disukai untuk mencari sumber dan
menyampaikan pemahamannya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
• (Diferensiasi Proses dan Diferensiasi konten) Guru membimbing peserta
didik untuk menuliskan informasi terkait materi
Collaboration and Creativity : KSE – Keterampilan Sosial
• (Diferensiasi Proses) Peserta didik pada tiap kelompok diberikan latihan
mandiri berupa lembar kerja siswa dan melakukan diskusi dikelompoknya
masing-masing
• Didalam aktivitas kelompok, diharapkan masing-masing peserta didik dapat
berkolaborasi satu sama lain untuk menyelesaikan tugas mandiri yang
diberikan oleh guru
Communication : KSE – Pengambilan Keputusan dan KSE - Kesadaran Sosial
• (Diferensiasi Produk) Masing-masing kelompok secara bergantian
melakukan presentasi hasil pekerjaan kelompok
• Kelompok lain yang tidak mendapat giliran, memperhatikan kelompok yang
sedang presentasi
KEGIATAN PENUTUP ( 10 Menit )
• (Diferensiasi Produk) Tugas latihan mandiri dikumpulkan
• Guru memberikan tanggapan terhadap hasil kerja peserta didik
• (Diferensiasi Produk) Guru bersama peserta didik membuat simpulan tentang
materi yang telah dipelajari dan guru memberikan penguatan materi
• (Diferensiasi Produk) Sebagai produk pembelajaran, guru memberikan tugas
rumah untuk peserta didik secara individu atau kelompok yang harus
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Adapun tugas tersebut dikemas
sesuai minat dan kreatifitas peserta didik seperti podcast, upload video,
infografis, dll
• Guru meminta peserta didik untuk mengisi angket observasi tentang perasaan
dan kesannya saat kegiatan pembelajaran berlangsung
• Menyampaikan materi secara singkat untuk pertemuan berikutnya
• Berdoa bersama sebagai penutup kegiatan pembelajaran
Penilaian Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen peserta didik selama proses
pembelajaran, menyerahkan atau mengrimkan tugas
Pengetahuan : Menujukkan pengetahuan secara tertulis dalam soal latihan
mandiri maupun kolaborasi dalam kelompok
Keterampilan : Mendemonstrasikan hasil kerja atau produk
17
Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Pengetahuan)
3.13 Mengidentifikasi informasi (kabar, keperluan, permintaan, dan/atau permohonan) dari surat
pribadi dan surat dinas yang dibaca /didengar
Petunjuk Kerja 1. Masing-masing peserta didik membaca dan menelaah contoh surat
pribadi dan surat dinas
2. Setiap peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur surat pribadi dan surat
dinas
1. Bacalah dengan seksama contoh surat pribadi dan surat dinas di bawah ini!
Contoh Surat 1
18
Tasikmalaya, 11 Januari 2022
Ibu Elis
Di tempat
Apa kabar ibu? Apakah Ibu ingat saya, saya Aris Mujayana, siswa SMA ibu. Tidak
apa-apa Bu, jika Ibu tidak ingat, saya mengerti karena Ibu memiliki banyak
siswa dan saya bukan salah satu siswa yang berprestasi di sekolah menengah .
Tapi saya masih ingat Ibu, karena cara Ibu mengajari kami sangat menginspirasi
saya untuk menjadi lebih baik.
Karena apa yang ibu katakan tentang salah satu disiplin ilmu saya saat itu,
sementara yang lain meremehkan jurusan dan pekerjaan impian saya, saya
sekarang telah berhasil bekerja di bidang yang sesuai dengan keahlian saya dan
yang saya sukai, yaitu di bidang teknologi informasi. Maka dalam kesempatan
langka ini, saya sangat berterima kasih atas pengajaran dan inspirasi Ibu,
layanan Ibu sangat berarti bagi saya, dan saya yakin teman-teman lain akan
merasakan hal yang sama.
Itu surat dari saya bu, semoga ibu Elis selalu sehat dan bahagia selamanya.
Terima kasih ibu.
Wassalam...
Ttd.
Aris Mujayana
19
Contoh Surat 2
Untuk Fahira
Di Pekan Baru
Gimana kabarnya? Aku baik, meskipun kamu belum nanya kabar aku haha, btw selamat tahun baru
fahira!!!! Semoga tahun ini lebih baik ya. Maaf ya aku udah lama banget gak ngabarin ke kamu, karena
kesibukan aku di Jakarta. Tapi saya tidak lupa untuk menulis surat kepada Anda, meskipun saya butuh
beberapa saat untuk membalasnya hehehe. Rasanya waktu berjalan cepat banget gak sih? Perasaan
baru kemarin kita berjuang lulus SMA bareng, belajar bareng, ngerjain PR bareng, bahkan pilih jurusan
juga sama ya kan, meskipun kita beda PTN :’). Sekarang sudah tahun ke-4 bagi kita sama-sama berjuang
di PTN masing-masing dan dua tahun belakangan kita harus belajar di rumah aja gara-gara pandemi.
Oya, aku bulan depan akan sidang akhir lho, doain aku ya, biar lancar sampai sidang, dan dapat nilai
terbaik. Kalo kamu kapan Fahira? Aku yakin kamu juga bentar lagi kan?
aku harap surat itu dapat mencapai kamu sesegera mungkin, saya juga menantikan kabar dari kamu
dan aku menyesal tidak melihat postingan kamu haha. Semoga hari kamu menyenangkan di sana,
menunggu tanggapan kamu, sampai jumpa!
Ttd.
Laela Sari
Surat. 3
Nomor : 280/YMB/SMA/12-2021
Lampiran: –
Perihal : Pengumuman Libur Semester
Dengan hormat,
20
Mempertimbangkan imbauan Pemerintah Kota Besar terkait Penerapan
Pembatasan Sosial Masyarakat (PPKM) di Kota Besar, terdapat perubahan
rencana libur semester ganjil 2021 yang tadinya akan diselenggarakan pada
tanggal 27 Desember 2021–7 Januari 2022 menjadi ditiadakan.
Peserta didik diharapkan tetap mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
jadwal terkecuali pada tanggal 1 Januari 2022 yang bertepatan dengan hari libur
nasional.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, terima kasih perhatian yang telah
diberikan dan juga kerja sama yang telah dilakukan. Jaga terus protokol kesehatan
di setiap kesempatan.
Kepala Sekolah,
ttd.
2. Setelah membaca contoh surat pribadi dan surat dinas tersebut, tentukan unsur-unsurnya dengan
mengisi tabel berikut!
Unsur Surat Pribadi Surat Dinas
Kunci jawaban:
1. Kop surat v
2.Nomor surat v
3.Tanggal surat v v
4.Lampiran v
5.Perihal v
6. Alamat surat v v
21
7. Salam pembuka v v
8. Isi surat v v
9. Paragraf penutup v v
Penilaian
Pedoman Penilaian
skor maksimal 22
22
Lampiran
Identitas Responden
Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................
Petunjuk pengisian :
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang
paling sesuai dengan pilihan anda. Semua pilihan jawaban adalah benar, sehingga anda
tidak perlu ragu untuk memberikan jawaban pada setiap pernyataan. Usahakan semua
pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda ceklist (V) pada salah satu dari 4
(empat) alternatif jawaban dibawah ini:
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Selamat mengerjakan dan silakan baca dengan teliti.
PERNYATAAN RESPON
23
Saya ingin materi selanjutnya menggunakan model
Pembelajaran Berdiferensiasi Problem Based Learning dan
dengan adanya kompetensi sosial emosional seperti
Saya marasa mudah memahami konsep materi melalui
pembelajaran hari ini
Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, nyaman, dan berpihak pada siswa
Guru mampu menyajikan materi pembelajaran dengan sangat
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengeluarkan kemampuan untuk berkompetisi
Guru berkolaborasi dengan siswa supaya pembelajaran hari
ini lebih berpihak pada siswa
Siswa selalu menggunakan bahasa yang sopan dalam
berkomunikasi dengan teman-temannya
Siswa dan guru mengakhiri pembelajaran hari ini
dengan suasana yang menyenangkan dan menarik
24
SURAT DINAS
25
MEMBANDINGKAN / PERBEDAAN PADA SURAT DINAS DAN PRIBADI :
26
4) Kalimat pembuka paragraf
5) Isi surat
6) Penutup surat
7) Salam akhir
8) Nama dan tanda tangan.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan
belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap
murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan
yang sama. Selain itu guru juga mampu menerapkan model pembelajaran Tanggap
Budaya (Culturally Responsive Teaching) karena Dengan model ini, guru dapat
menyadari, menghormati dan mengakui keragaman budaya atau nilai berbeda pada
murid yang berasal dari latar belakang suku, agama, bahasa, dan etnis berbeda, tetapi
juga mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai sisi-sisi khusus atau
keunikan dari budaya peserta didik dan menggunakannya sebagai titik berangkat dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru juga dapat
melaksanakan metode Teaching at the Right Level (TaRL). Dengan mrtode ini guru
dapat memberikan pembelajaran yang relevan dan spesifik sesuai dengan kemampuan
peserta didik, tanpa terikat pada tingkat kelas tertentu. Setiap fase atau tingkatan
memiliki capaian pembelajaran yang harus dicapai, dan proses pembelajaran
disesuaikan dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
28
DAFTAR PUSTAKA
Febriani, Arum & Siti Shaliha. (2023). Buku Ajar Mata Kuliah Pemahaman tentang Peserta
Didik dan Pembelajarannya. Jakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
Marlina. (2020). Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif. Padang: CV. Afifa
Utama.
MS, Mahfudz. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya. SENTRI: Jurnal Riset
Ilmiah, 2(2), 533-543. ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/sentri.
29