Anda di halaman 1dari 3

1.

IDENTITAS MANUSIA INDONESIA TERKAIT PERJALANAN PENDIDIKAN


INDONESIA
Perjalanan Pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang, beberapa
faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikandi Indonesia
sejak masa penjajahan hingga kini. Pendidikan sebagai alat perjuangan kemerdekaan
Indonesia untuk dapat mempertahankan idetitas manusia Indonesia. Pendirian Taman
siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan wujud upaya pembebasan
bangsa Indonesia dari penjajahan. Tamana Siswa didirikan khusus bagi rakyat pribumi.
Ketika rakyat pribumi tumbuh cerdas, memiliki pengetahuan luas, dan rakyat pun akan
terdorong untuk melakukan perlawanan dan perjuangan demi kemerdekaan.
Pendidikan adalah tempat berkembangnya kebudayaan dalam masyarakat, pendidikan
adalah ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan
atau diwariskan. Ki Hadjar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran
dalam memahami Arti dan tujuan Pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pengajaran
adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi
ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia
maupun sebagai anggota masyarakat.
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak.

2. IDENTITAS MANUSIA INDONESIA TERKAIT DASAR-DASAR PENDIDIKAN


KI HAJAR DEWANTARA
Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam
mendidik. Mengenai Pendidikan dengan perspektif global. Ki Hadjar Dewantara
mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan
kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi
sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial
budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat
menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik. Nilai-nilai kemanusiaan
adalah sumbu esesial dari kebudayaan.

Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas dan menjadi salah
satu identitas bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia beragam dalam hal pengalaman
hidup, budaya, bahasa, ras, suku, bahasa, kepercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan
simbolik. Semuanya itu memuat nilai-nilai yang menjiwai dinamika hidup bersama
dengan corak yang berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai keragaman terkandung nilai-
nilai kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan dilestarikan. Dengan
kata lain, keragaman merupakan nilai kemanusiaan Indonesia yang menjadi identitas
bangsa dan budaya Indonesia. Keberadaan manusia Indonesia sebagai bangsa yang akan
merdeka membutuhkan fondasi filosofis sebegai penegas identitasnya. Fondasi filosofis
memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai
hidup berbangsa.

3. KAITAN IDENTITAS MANUSIA INDONESIA DENGAN SOSIOKULTURAL


DALAM
Indonesia memiliki keragaman sosiokultural dalam masyarakat yang merupakan
identitas manusia Indonesia. Hal ini menyebabkan keragaman latar belakang peserta didik
yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya tersebut sehingga berpengaruh pada
proses pembelajarannya. Perspektif sosiso kultural juga dipertimbangkan dalam proses
pendidikan agar pendidikan sejalan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh
masyarakatnya yang beragam. Perspektif sosiokultural ini adalah suatu pembelajaran
yang penting dipahami oleh guru sebagai persiapan mengehadapi peserta didik dengan
berbagai latar belakang. Dengan pemahaman sosio kultural dasar maupun penerapannya
maka seorang guru dapat menentukan dan menerapkan tindakan yang tepat dalam
pembelajaran sesuai dengan sosio kultural peserta didik

4. KAITAN IDENTITAS MANUSIA INDONESIA DENGAN PERKEMBANGAN


PESERTA DIDIK

Anda mungkin juga menyukai