Ketika
seorang guru mengajarkan sesuatu kepada muridnya, di situ guru juga akan turut serta
belajar. Guru bukan hanya seorang yang menguasai bidang tapi seorang yang tak pernah
berhenti belajar. Yang memotivasi saya menjadi seorang guru adalah diri saya sendiri dan
dukungan orang tua. Orang tua sangat mendukung cita-cita saya. Menurut saya menjadi guru
adalah tugas yang sangat mulia dan tak ternilai harganya. Menjadi seorang guru adalah
panggilan jiwa yang membuat saya ingin meneruskan perjuangan para pahlawan Pendidikan.
Karena pondasi awal lahirnya orang-orang hebat adalah tak luput dari didikan para guru. Hal
inilah yang membuat saya termotivasi bahwa kita bisa ikut membangun negeri dari berbagai
cara salah satunya melalui Pendidikan, yakni menjadi seorang guru. Selain menjadi guru
adalah cita-cita mulia, saya juga ingin memajukan SDM Indonesia melalui jalur Pendidikan
yakni menjadi guru SD. Dengan misi mulia menjadi seorang pendidik yang professional agar
bisa menjembatani para generasi muda untuk dapat meraih mimpi-mimpi mereka di masa
depan. Dapat berbagi ilmu dengan peserta didik adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya.
Disamping hal tersebut juga kecintaan saya dengan anak-anak membuat saya lebih
bersemangat menjaadi guru dalam melatih siswa dengan penuh kesabaran menuntun siswa
mengarahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti agar dapat
memperbaiki perilakunya di era perkembangan zaman yang serba canggih ini. Agar siswa
tetap memiliki pengetahuan bebarengan dengan akhlak yang baik. Menjadi guru bukan hanya
berdiri di depan kelas atau menjelaskan sesuatu hal kepada murid. Lebih jauh lagi guru
menciptakan ruang kelas yang aktif dan kreatif dengan berbagai kegiatan baik di dalam
ruangan atau luar ruangan. Bukannya mengedepankan ego pribadi dengan memaksa siswa
untuk mengikuti kemamuan pribadi tetapi harus mampu membaca situasi yang diinginkan
oleh setiap siswanya, hingga pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dapat terwujud dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Menjadi guru dibutuhkan tekad yang kuat
dan keinginan untuk terus belajar. Terutama saat menghadapi berbagai macam murid dengan
berbagai karakter yang berbeda. Saya menyadarii bahwa setiap anak memiliki sifat yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak semua siswa di sekolah adalah siswa yang penurut,
akan selalu ada trouble maker di setiap kelas yang diajarnya. Disinilah hal yang
menyenangkan dan mulianya dalam menjadi seorang guru, saya akan tetap dengan sabar
mendidik dan mengajari peserta didik hingga mencapai potensi terbaiknya dengan
mengesampingkan kemaraha dan mengedepankan profesionalitas melalui peningkatan
kesabaran dalam diri saya.
Pemikiran Kritis ki hajar dewantara
Pada zaman kolonial belanda di Indonesia pada tahun 1854 beberapa bupati meniniasi
pendidikan pendirian sekolah kabupaten yang hanya memiliki calon pegawai. Setelah itu
pada tahun 1854 di Indonesia terdapat sekolah bumiputera. Sekoah bumiputera hanya
memiliki tiga kelas dan mengajarkan menulis serta berhitung. Penndidikan kolonial hanya
untuk kepentingan kolonial saja. Isinya tidak disesuaikan dengan jiwa raga bangsa. Ki Hadjar
Dewantara mengangap bahwa pendidikan kolonial tidak dapat mengadaakan peri kehidupan
bersama, sehingga selalu kita bergantung pada kaum penjajah. Pendidikaan kolonial itu tidak
dapat menjadikan kita manusia merdeka. Keadaan ini tidak akan lenyap jika hanya di lawan
dengan pergerakan politik saja. Tetapi juga harus di imbangi juga dengan gerakan pendidikan
yang akan menyebarkan benih hidup merdeka di kalangan rakyat dengan jalan pengajaran
dan pendidikan nasional.
Pada tahun1920 cita cita baru lahir untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan
pengajaran. Kemudian pada tahun1922 lahirlah taman siswa kemerdekaan dan kebebasan
kebudayaan bangasa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Isi Rencana Pembelajaran
Taman Siswa menunjukan sifat kultur nasional. Tiap-tiap mata pelajaran di berikan sebagai
bagian dari peradaban bangsa dan di sesuaikan dengan perkembangan jaman. Pendidikan
yang mendasarkan kebudayaan nasional dapat menghindarkan dari kebodohan. Pendidikan
yang ada pada masa kolonial tidak mencerdaskan, melainkan pendidikan yang diberikan oleh
Belanda kepada masyarakat Indonesia bertujuan untuk menciptakan sumberdaya manusia
masyarakat Indonesia yang siap menjadi tenaga kerja untuk Belanda dan diberi upah yang
minim. Namun, pendidikan yang diberikan oleh Belanda memberi dampak positif terhadap
masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia mulai dapat belajar membaca dan menghitung.
Selain itu dampak positif dari pendidikan yang diberikan Belanda adalah terbentuknya
Lembaga pendidikan di Indonesia yang dibangun oleh tokoh-tokoh pendidikan.
Dalam kapasitasnya sebagai seorang pemikir dan praktisi pendidikan, Ki Hadjar Dewantara
disebut sebagai pejuang kemanusiaan di Indonesia. Ia berupaya membangun dan
menyelenggarakan pendidikan untuk manusia di Indonesia dengan konsep, landasan,
semboyan dan metode yang menampilkan kekhasan kultural Indonesia. pada masa Ki Hadjar
Dewantara menjabat sebagai Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, pendidikan di
sekolah bukan hanya menjadikan manusia yang mampu menguasai sesuatu, tetapi manusia
susila yang cakap; menghasilkan warga negara Indonesia yang demokratis dan
bertanggungjawab kepada kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
ARGUMENTASI KRITIS TENTANG
“GERAKAN TRANSFORMASI KI HADJAR DEWANTARA DALAM
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN”