Anda di halaman 1dari 8

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

TUGAS RUANG KOLABORASI

ARGUMENTASI KRITIS PERJALANAN PENDIDIKAN INDONESIA

PPG
Pendidikan
Profesi
Guru

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I:

 Rizki Amalia
 Ragil Tiara Afni
 Sinta Yuliani
 Refi Muhammad Rida
 Rimala Erisa

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN GELOMBANG II


LPTK UNIVERSITAS BENGKULU
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2022
1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang „membelenggu‟ kemerdekaan peserta didik dalam
belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan
sesudah kemerdekaaan?
 Sebelum Kemerdekaan
a. Pendidikan hanya diberikan untuk kaum bangsawan, rakyat hanya
diberikan pendidikan menulis, membaca dan mnghitung seadanya.
Kaum bangsawan yang mendapatkan pendidikan nantinya akan
mengajarkan ilmunya kembali kepada rakyat Hindia Belanda.
b. Pemerintah Hindia Belanda menyediakan sekolah profesi untuk
memenuhi kebutuhan yang saat itu memerlukan seperti Guru dan
Dokter.
c. Pendidikan yang didapatkan bangsawan Indonesia terpilih semata-
mata untuk mencari keuntungan untuk menyukseskan orang-orang
Hindia Belanda.
d. Pendidikan yang didapatkan oleh rakyat Indonesia yaitu pelatihan
menjahit, membuat infrastuktur, dan lain-lain
e. Pendidikan cenderung meniru pembelajaran barat yang lebih
mengutamakan intelektual dan bersifat individualism.
 Sesudah kemerdekaan
a. Dalam tujuan pendidikan nasional, semua rakyat berhak
mendapatkan pendidikan, namun kualitas pendidikan belum
merata, masih terdapat kesenjangan antara pendidikan di desa dan
di kota. Sarana prasarana, fasilitas, akses dan kualitas tenaga
pendidik yang menjadi factor ketidakmerataan pendidikan.
b. Implementasi pada kurikulum 13 yang sudah mulai diterapkan
sejak 2013-2014 lalu dimaksudkan untuk membentuk dan
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan,
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan menggunakan strategi
pada pelajar untuk belajar secara mandiri. Namun pada
pengimplementasiannya, banyak sekali guru di Indonesia yang
masih terpaku pada Teacher center untuk metode pembelajaran
yang di terapkan. Metode Teacher centered ini sudah menjadi
kebiasaan dari pendidikan di Indonesia sejak dulu sehingga sulit
diubah, padahal siswa saat ini membutuhkan kemerdekaan dalam
belajarnya. Sesuai dengan konsep merdeka belajar dari Ki Hajar
Dewantara bahwa seorang guru harus bisa menghantarkan peserta
didik untuk menjadi manusia merdeka. Maksudnya ialah, mereka
harus belajar untuk hidup berdasarkan kemampuan sendiri,
mengenali diri, memahami betul tujuan mereka dalam belajar.
Maka dari itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk memberi
kesempatan seluas luasnya kepada siswa untuk mengeksplor
pembelajarannya secara mandiri. Beberapa metode yang dapat di
kembangkan seperti;
 Metode belajar cooperative learning, yaitu siswa dapat
belajar/bertukar ide/ilmu secara kooperatif bersama
kelompok.
 Contextual Learning, sehingga siswa memiliki keterlibatan
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari, menghubungkan dan menerapkannya dalam
kehidupan nyata.
 Discovery Learning, proses belajar yang di dalamnya tidak
disajikan suatu konsep dalam bentuk jadi (final), namun
siswa dituntut dalam menemukan konsep dari materi
tersebut secara mandiri.
Melalui beberapa metode yang dapat diterapkan di atas
maka diharapkan guru dapat memusatkan pembelajaran
lebih banyak pada peserta didik sehingga siswa dapat
belajar secara mandiri. Kemampuan belajar mandiri yang di
miliki siswa akan membentuk karakter/kemampuan belajar
sepanjang hayat (lifelong learning).
c. Sumber daya manusia, Setiap siswa memiliki keunikannya masing-
masing. Setiap siswa mempunyai kekuatan, kelemahan, minat, dan
perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar
belakang sosial ekonomi, dan lingkungan juga sangat berpengaruh
dengan gaya belajarnya. Hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah hal ini terjadi adalah dengan melakukan asesmen
diagnostik di awal pembelajaran, baik itu secara non kognitif
maupun secara kognitif. Dengan demikian Guru dapat mengetahui
karakter siswa, kemampuan pemahaman siswa, dan juga kendala
yang siswa hadapi. Selain itu, Minimnya jumlah guru yang berada
di daerah membuat setiap guru kerap mengajar tak sesuai dengan
ilmu yang mereka miliki. Hal ini dilakukan agar setiap murid
khususnya yang berada di sekolah dasar (SD) bisa merasakan
semua pelajaran yang wajib mereka serap. Tidak hanya itu, di era
perkembangan teknologi yang semakin pesat, guru di tuntut untuk
selalu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi pada
kenyataannya guru yang sudah berusia lanjut enggan untuk
mempelajarinya. Peran Orang tua peserta didik juga diperlukan
untuk mendukung proses pembelajaran, biasanya orang tua peserta
didik hanya mengandalkan peran guru di sekolah saja
d. Pemetaan jurusan di sekolah menengah seperti IPA, IPS, dan
Bahasa ditentukan hanya berdasarkan nilai atau hasil belajar siswa
saja tetapi tidak disertai minat dan bakati dari peserta didik
tersebut.
2. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan „belenggu‟
yang belum memerdekakan peserta didik? Apa yang Anda tawarkan sebagai model
Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik?
 Pengimplementasian program Merdeka Belajar
“Merdeka belajar” pertama kali disampaikan oleh Mendikbud, Nadiem Makarim.
Program ini berangkat dari asumsi dasar bahwa proses belajar harus dilakukan dengan
tujuan untuk membebaskan siswa, guru ataupun sekolah dari berbagai hal yang
membelenggu. Merdeka belajar mendukung banyak inovasi dalam dunia pendidikan,
terutama kemajuan berbagai lembaga pendidikan termasuk sekolah ataupun madrasah,
dengan membentuk pula kompetensi guru. Guru penggerak yang merdeka dalam
mengajar tahu akan kebutuhan murid-muridnya sesuai lingkungan dan budaya siswa
tersebut. Mengingat Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat dan budaya, tata
krama dan etika pada suatu daerah tentunya berbeda. Justru perbedaan yang ada membuat
kita saling kenal mengenal, dan menjadi bangsa makmur dengan menghargai perbedaan
yang ada, gotong royong yang sudah menjadi warisan terpuji leluhur secara turun-
temurun. Nilai pancasila dan yang tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika dari kitab
kakawin Sutasoma wajib menjadi nilai yang dipegang bersama oleh seluruh masyarakat
Indonesia termasuk para pelajar.
Peran guru sebagai seorang pendidik yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru
harus mampu mengidentifikasi bakat setiap siswanya supaya dapat memberikan
pengarahan dan mengembangkannya sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Setiap
anak memiliki bakat dan kepribadian yang berbeda, sehingga mendidik anak merupakan
hal yang menarik dan unik.
Sejauh ini dalam program Merdeka Belajar, telah memuat sebanyak 22 episode
dalam pelaksanaannya. yaitu:
No Program Merdeka Belajar No Program Merdeka Belajar

1. 4 pokok kebijakan merdeka belajar 12. Sekolah Aman Berbelanja bersama Siplah

Merdeka Berbudaya dengan Kanal


2. Kampus Merdeka 13.
Indonesiana
Penyaluran dan Penggunaan Dana
3. 14. Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual
Bos
Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka
4. Program Organisasi Penggerak 15.
Mengajar
Akselerasi dan Peningkatan Pendanaan PAUD
5. Guru Penggerak 16.
dan Pendidikan Kesetaraan
Transformasi Dana Pemerintah
6. 17. Revitalisasi Bahasa Daerah
untuk Pendidikan Tinggi

7. Program Sekolah Penggerak 18. Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana


8. SMK Pusat Keunggulan 19. Rapor Pendidikan Indonesia

9. KIP Kuliah Merdeka 20. Praktisi Mengajar

10. Perluasan Program Beasiswa LPDP 21. Dana Abadi Perguruan Tinggi

Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi


11. Kampus Merdeka Vokasi 22.
Negeri
 Kekurangan
a. Merdeka Belajar Dinilai Kurang Matang dalam Persiapannya Bukan
menjadi suatu rahasia lagi, bila program pendidikan selalu berubah-ubah
sesuai dengan menteri yang sedang menjabat. Maka dari itu, program
Merdeka Belajar ini dikhawatirkan akan berganti lagi bila menteri yang
menjabat akan berganti. Selain itu, program Merdeka Belajar ini juga
masih seumur jagung, semenjak dicetuskan oleh Menteri Pendidikan
Indonesia. Oleh karena itu, program Merdeka Belajar masih perlu
dilakukan pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam agar efektif dan
tepat dalam penerapannya.
b. Kurangnya SDM dan Sistem yang Siap dan Terstruktur Program baru
dalam dunia pendidikan tentunya membutuhkan sistem yang terstruktur
dan sistematis. Namun, program merdeka belajar ini dinilai masih sangat
baru dan belum cukup kuat untuk menyiapkan SDM sebagai pelaksana
dalam program ini.
Seperti yang kita tahu, mencanangkan suatu program baru, pasti
memerlukan sosialisasi dan persiapan yang cukup matang untuk para
eksekutor di program merdeka belajar ini. Maka, bisa dipastikan bahwa
program merdeka belajar masih perlu menyiapkan para tenaga ahli dan
sosialisasi yang matang agar bisa berjalan dengan baik.
 Menggunakan model pembelajaran yang menganut prinsip konstruktivisme, yaitu
pembelajaran berpusat kepada peserta didik. Peserta didik dituntut terlibat
langsung dalam pembelajaran
 Menerapkan prinsip Profil Pelajar Pancasila pada setiap kegiatan pembelajaran,
pelajar yang termasuk kedalam profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh
keenam dimensi penyusunnya. Antara lain :
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia
2. Mandiri
3. Bergotong royong
4. Berkebinekaan global
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
 Mengubah mindset guru yang masih mengacu pada pembelajaran paradigm lama,
yang hanya berfokus pada hasil belajar kognitif peserta didik.
Daftar Pustaka

1. Inayah, C., Ahsani, E. L. F., Mastura, E., Ni‟mah, L. S., & Amalia, V. (2021). Pengaruh
Sarana Prasarana Dalam Menunjang Prestasi Belajar Siswa SD Di Sekolah Indonesia
Den Haag. MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 8(1), 52-68.
2. Merdeka Belajar (2022). Diambil dari https://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/
3. Pratiwi, T.N (2019). Penerapan Kurikulum 2013 dalam Kemandirian Belajar PAI
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/20026-Full_Text.pdf (online. diakses pada
Kamis, 26 Desember 2022).

Anda mungkin juga menyukai