Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


“Perjalanan Pendidikan Nasional”
Dosen Pengampu : : Prof. Dr.H.M.Zainuddin, M.Pd

Di susun Oleh:

1. Devy Kusuma Pradan (233113712257)


2. Krisma Nova Aisya (233113712090)
3. M. Mahfudz Anwar (233113712440)
4. Mega Citra Eviana (233113712006)
5. Susi Puspitasari (233113712121)
6. Yoeshinta Maydina (233113711990)

PROGRAM SEKOLAH PASCASARJANA


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2023
1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang “ membelenggu”
kemerdekaan peserta didik dalam belajar dengan melihat
perjalanan Pendidikan nasional sebelum kemerdekaan dan sesudah
kemerdekaan?
a) Sebelum kemerdekaan
Pendidikan pada sebelum kemerdekan masih
mengalami diskriminasi terhadap masyarakat Indonesia
khususnya pada golongan pribumi, dimana yang mendapatkan
Pendidikan hanyalah golongan tertentu. Selain itu minimnya
jumlah sekolah dan tenaga pendidik, mengakibatkan tidak
meratanya Pendidikan di Indonesia pada masa itu. Pada zaman
kolonial belanda tahun 1854 beberapa bupati mendirikan
sekolah kabupaten yang hanya diperuntukkan untuk calon
pegawai, dan pada tahun yang sama di dirikanlah sekolah bumi
Putera yang hanya memiliki 3 kelas dimana anak- anak
diajarkan baca tulis hitung untuk membantu usaha dagang
mereka. Dan pada tahun 1912 K.H. Dewantara merupakan
salah satu tokoh Pendidikan yang pertama kali mendirikan
sekolah Pendidikan belanda yang dikenal dengan nama School
Tot Oleding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) yang bertujuan
untuk melahirkan tenaga medis pribumi, kemudian pada tahun
1922 beliau mendirikan taman siswa yaitu sebuah Lembaga
Pendidikan yang memberikan akses Pendidikan bagi rakyat
jelata khususnya anak-anak petani dan buruh. Lembaga ini
dianggap sebagai salah satu Lembaga Pendidikan pertama di
Indonesia yang menyediakan Pendidikan bagi rakyat jelata.
b) Setelah Kemerdekaan
Nyatanya Pendidikan setelah kemerdekaan masih
terbelenggu. Contohnya disebuah fakultas kedokteran, hanya
orang-orang tertentu yaitu orang yang kaya yang bisa menjadi
mahasiswa kedokteran, selain itu ada juga contoh yaitu siswa
dituntut untuk bisa baca tulis hitung di usia dini, masih adanya
guru yang memberikan tugas rumah, kurangnya
pengimplementasian ilmu life skil (ilmu kecakapan hidup),
selain itu masih banyak tenaga Pendidik yang menerapkan
metode teacher centered hal ini mengakibatkan peserta didik
cepat bosan dan proses pembelajaran kurang bermakna dan
monoton

2. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang anda lihat dapat


melepaskan “belenggu” yang belum memerdekakan peserta didik?
Salah Satu Model Pendidikan yang dapat melepas belenggu
yaitu dapat dilakukan dengan penerapan metode pembelajaran
didalam kelas yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Metode
pembelajaran dapat berupa metode pembelajaran active learning,
dimana metode tersebut menjadi peserta didik lebih aktif dalam
pembelajaran. Metode ini pun dapat menjadi peserta didik lebih
energik, aktif dan tangkas.

3. Apa yang anda tawarkan sebagai seorang guru, mengapa kita perlu
melepaskan diri dari “belenggu” praktik-praktik Pendidikan yang
belum memerdekaan peserta didik?
Melepaskan diri dari belenggu dalam praktik-praktk
Pendidikan diperuntukkan untuk memanusiakan – manusia dari
segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan
Rohani dalam proses belajar mengajar disekolah. Proses belajar
mengajar disekolah guru merupakan orang tua siswa yang dapat
melahirkan peserta didik yang Merdeka melalui pengajaran, dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif. Hasil
dari siswa belajar tidak hanya mendapatkan materi pelajar saja,
melainkan dapat memahami penerapan materi dalam kehidupan
sehari- hari.
Selain itu, dalam pembelajaran angka tidak boleh menjadi
tolak ukur dalam mengukur kemampuan peserta didik dan
kurikulum jangan dijadikan alat untuk menjajah anak didik, karena
terjajahnya anak didik dalam kurikulum malah membunuh
pengembangan bakat yang sudah ada dalam diri peserta didik.
Guru harus memerdekakan anak didiknya saat belajar apapun,
berdasarkan baket mereka, karena bekal itulah yang harus dibawa
anak Indonesia untuk berdaulat atas dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai