Anda di halaman 1dari 12

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Topik 1 Koneksi Antar Materi

PERJALANAN PENDIDIKAN
NASIONAL
Oleh : Hijrahtulk Madinah, S.Pd.
#ppgprajabatan2023
Bapak Pendidikan Indonesia
KI HADJAR DEWANTARA
Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai
Ki Hajar Dewantara, lahir di Yogyakarta pada 2 Mei
1889 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional
Pada tahun 1959 atas jasa-jasanya dalam
mengembangkan pendidikan di Indonesia, Ki Hadjar
Dewantara dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan
Nasional oleh Presiden Soekarno

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan


anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk"
lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman
berkaitan dengan "isi" dan "irama
MULAI DARI DIRI
Siapa Saya Sebagai Seorang Guru ?

Menurut Ki Hadjar Dewantara, mendidik dan mengajar adalah


proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan
manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental ,
jasmani dan rohani.

Seorang guru merupakan teladan, model, sekaligus mentor


dari anak/siswa di dalam mewujudkan perilaku yang
berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa.
Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dengan
menerapkan "Sistem Among", "Tutwuri Handayani" dan
"Tringa
PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN SEBELUM KEMERDEKAAN (KOLONIAL)
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan manusia agar dapat
berproses menjadi seorang individu yang merdeka. Arti kata
merdeka yang dimaksud adalah manusia dapat tumbuh dan
berkembang sesuai kodrat yang dimiliki, serta menjadi manusia
yang mendapatkan kebahagaiaan setinggi- tingginya
Penjajahan di masa kolonial (Portugis & Belanda) terdapat
kebijakan pendidikan yang diskriminatif dan menghalangi
pertumbuhan penduduk pribumi. Menyelenggarakan pendidikan
pada golongan tertentu, kepentingan, dan keuntungan bagi
bangsa tersebut, seperti: Sekolah Seminari, Sekolah
Bumiputera, STOVIA, ELS. Kesenjangan dan diskriminatif
menggugah para pemuda yang menginginkan perubahan dalam
pendidikan seperti terbentuknya Boedi Oetomo, Sekolah Kartini,
dan Sekolah Taman siswa.
PENDIDIKAN SEBELUM KEMERDEKAAN (KOLONIAL)

Pendidikan pada masa Belanda.

Bung Tomo yang mendirikan Kweek School.

KH Ahmad Dahlan yang mendirikan pendidikan


Muhammadiyah, 4. Trikoro Dharmo yang mendirikan
perkumpulan pemuda.

RA Kartini yang meperjuangkan hak perempuan.

Ki Hadjar Dewantara yang mendirikan Taman siswa.


PENDIDIKAN MASA JEPANG (1942 - 1945)

Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan tujuan untuk berperang.


Masyarakat diajarkan bergotong-royong untuk membangun pertahanan
untuk perang, masyarakat juga diajarkan untuk mengumpulkan hasil alam
untuk bahan pangan perang. Sisi positif yang dapat diambil dari pendidikan
yang diberikan oleh Jepang adalah pendidikan untuk bertahan dari
peperangan yang dapat terjadi kapanpun.
PENDIDIKAN SETELAH KEMERDEKAAN

Pedoman pendidikan dan pengajaran harus diubah secara


mendasar, Khusus mengenai pengajaran diharapkan agar bisa
mendapat tempat yang teratur dan seksama. Mengenai
pengajaran tinggi disarankan agar diadakan seluas-luasnya,
disarankan agar diusahakan pengiriman pelajar-pelajar ke luar
negeri Kewajiban bersekolah, panitia menyaranka wajib sekolah
dilaksanakan secara bertahap, sesingkat- singkatnya 10 tahun.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan di era ini, bangsa Indonesia


berusaha menghilangkan paham-paham pendidikan Belanda,
sehingga siswa Indonesia memiliki ciri khas dari siswa Indonesia.
Pembelajaran didesain sedemikian rupa agar budaya bangsa
Indonesia dapat terus diwariskan kegenerasi selanjutnya.
PENDIDIKAN SETELAH KEMERDEKAAN

Histori pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan sampai saat ini


banyak mengalami perubahan, meliputi tujuan pendidikan, sistem
pendidikan, kurikulum. Hal ini terlihat pada awal kemerdekaan, system
pendidikan di Indonesia masih belum stabil sehingga banyak melakukan
perubahan- perubahan system, tujuan maupun kurikulum pendidikan.

Berikut adalah perjalanan kurikulum pendidikan


Indonesia: Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum
1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006,
Kurikulum 2013, dan Kurikulum Merdeka 2022.
PENDIDIKAN INDONESIA ABAD 21

Pada zaman ini teknologi merupakan sarana


utama dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Sebagai seorang guru, kita perlu meningkatkan
kemampuan adaptasi teknologi serta dapat
memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan
pembelajaran sehingga akan membentuk siswa
atau peserta didik yang memiliki kecakapan di
era Abad ke-21.
REFLEKSI DARI
PENGETAHUAN BARU
DAN PENGALAMAN BARU

Pernyataan Ki Hadjar Dewantara juga merupakan suatu refleksi


diri bagi saya.

"Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang


ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya. Hidup dan
tumbuhnya kodrat anak (bukan dasarnya)".

dari pernyataan Ki Hadjar Dewantara saya dapat merefleksikan


diri ketika saya menjadi guru saya harus menempatkan peserta
didik sesuai dengan kemampuannya, sesuai dengan minat dan
bakatnya. sehingga pembelajaran yang saya berikan dapat
menjadikan siswa itu sesuai dengan kodratnya dan mengembangkat
potensi yang di punya secara maksimal. dan harapan saya ketika
sudah menjadi pendidik yaitu saya menjadi pendidikan yang dapat
memanusiakan manusia.
Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Yang
Diterima Secara Mendalam Mengenai Perjalanan
Pendidikan Nasional

Memposisikan guru sebagai pendidik dan pengajar sebagai tauladan


dan role model bagi muridnya.

Menerapkan merdeka belajar bagi murid dan menyesuaikan dengan


kodrat dan iradatnya.

Pendidikan adalah proses pembelajaran ilmu baik pengalaman


maupun pengetahuan dan keterampilan adapula pembentukan
karakter, dari hasil pendidikan tersebut.
PERUBAHAN YANG DIALAMI SETELAH
PEMBELAJARAN MATERI

Membentuk pemikiran dalam diri sebagai calon guru


yang lebih bertauladan baik untuk muridnya kelak.

Perubahan pengajaran yang berpihak pada siswa


dan secara kontekstual.

Pendidikan berubah seiring perubahan jaman, yang


artinya sebagai calon guru mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan dan pengetahuan
terbarukan.

Anda mungkin juga menyukai