Anda di halaman 1dari 2

Topik 3 – Koneksi Antar Materi

Filosofi Pendidikan
Zita Maria (2201670097)

Kesimpulan Topik I, II, dan III

Pada topik I kami belajar tentang latar belakang dari kurikulum merdeka, yang merupakan
implementasi cita-cita dan pemikiran-pemikiran dari Ki Hajar Dewantara. Kami diajak menapaki
riwayat pendidikan Indonesia mulai dari pendidikan tradisional yang mengutamakan pendidikan
spiritual (padepokan dan pesantren), pendidikan di era kolonial yang hanya memperbolehkan
bangsawan belajar di sekolah formal, pendidikan awal yang kurikulumnya berfokus pada kegiatan
industri Belanda, sampai pada pendidikan yang digagas oleh tokoh-tokoh pendidikan nasional
seperti R.A. Kartini, Romo Mangun, dan Ki Hajar Dewantara. Di samping itu, kami juga diajak
menjelajahi bahwa sopan santun adalah salah satu ajaran pokok dari pelajar-pelajar di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan pentingnya sistem Tri Pusat pendidikan yang satu sama
lain saling berkaitan yaitu pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini
sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan kepribadian anak. Dalam mendidik anak harus
diberi tuntunan dan dorongan agar tumbuh dan berkembang atas dasar kodratnya sendiri (Sukri,
Handayani & Tinus 2016).
Pada Topik II, supaya kami lebih memahami peserta didik yang nantinya akan kami
fasilitasi, kami belajar tentang budi pekerti, system among, kodrat alam dan kodrat zaman peserta
didik.
1. Budi pekerti.Jika kita meninjau kembali pendidikan di Indonesia tidak hanya
mengedepankan aspek kecerdasaan peserta didik namun juga aspek karakter dan
social. Berdasarkan hal tersebut budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta
(cognitive), karsa (afeksi) sehingga menciptakan sebuah karya (prsikomotor). Hal
tersebut erat kaitannya dengan konsep Trilogi KHD.
2. System among Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebutdapat
diartikan bahwa seorang pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia sesuai dengan kodratnya.
Dalam sistem among, anak-anak harus dibiasakan untuk mendisiplin diri untuk
mencari dan belajar sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu yang umum,
kesenian merupakan bagian yang penting dalam kurikulum pendidikan (Marisyah,
Firman & Rusdinal, 2019).
3. Kodrat alam dan zaman
Di mana kodrat alam dan kodrat zaman tersebut merupakan inti dari pendidikan setiap
anak. Sebagai seorang guru, kita hendaknya mengerti bahwa setiap siswa tidak akan
terlepas dari kodrat alamnya yang dibawa sejak mereka lahir. Kodrat ini meliputi bakat
dan keunikan masing-masing peserta didik. Kondisi lingkungan di mana mereka lahir
dan dibesarkan juga merupakan kodrat alam. Setelah mengetahui fakta yang tak dapat
dipungkiri ini, guru seharusnya bisa memberikan fasilitas yang berbeda untuk masing-
masing peserta didik. Kodrat zaman juga merupakan salah satu hal yang tidak dapat
dikesampingkan saat berbicara dengan peserta didik. Guru hendaknya menyadari
betapa cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi seriring dengan pergantian tahun.
Untuk itu, pembelajaran yang akan guru sampaikan kepada peserta didik haruslah
sesuai dengan perkembangan zaman. Mengetahui kodrat peserta didik merupakan
suatu upaya untuk melaksanakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik.
Setelah mempelajari banyak hal di topik I dan II yang sangat bermanfaat bagi peserta didik,
sekarang saatnya mengetahui tujuan pendidikan Indonesia di topik III. Pendidikan Indonesia harus
menghasilkan seorang manusia Indonesia. Apakah yang dimaksud dengan manusia Indonesia itu?
Manusia Indonesia adalah manusia yang hidup dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika,
menjalankan nilai-nilai Pancasila, memeluk suatu agama, dan mewarisi budaya secara turun-
temurun (yaitu budaya sopan santun). Pendidikan di Indonesia juga harus melaksanakan
pendidikan yang berpihak pada kodrat peserta didik dengan tidak meninggalkan kemanusiaan
Indonesia.
Kesimpulan yang dapat kita tarik dari pembahasan di atas adalah bahwa perjalan
pendidikan Indonesia masih terus berjalan. Kini perjalan itu sampai pada tahap menghidupkan
kembali cita-cita KHD yang dahulu belum tercapai. Cita-cita pendidikan tersebut meliputi
pendidikan yang berpihak pada peserta didik, dan pendidikan yang mencirikan manusia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai