Anda di halaman 1dari 2

Koneksi Antar Materi

Pada Topik 1 kami belajar tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana


pemikiran beliau tenyata adalah awal mula sejarah pendidikan Indonesia dimulai dan dengan
adanya Kurikulum paradigma baru adalah suatu bentuk ingin merealisasikan pemikiran-
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang belum diimplementasikan pada kurikulum sebelumnya.
Pada topik 1 kami juga belajar mengenai pendidikan. Indonesia dari zaman kolonial hingga
sekarang dimana disitu kami dapat mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia tidak berdiri
dengan sendiri dan instan, didalamnya terdapat perjuangan-perjuangan luar biasa dari beberapa
pihak terutama Ki Hajar Dewantara sehingga kami sebagai manyarakat Indonesia menjadi lebih
menghormati adanya pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga menyajarkan pentingnya
sistem Tri Pusat pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan yaitu pendidikan dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk watak
dan kepribadian anak. Dalam mendidik anak harus diberi tuntunan dan dorongan agar tumbuh
dan berkembang atas dasar kodratnya sendiri (Sukri, Handayani & Tinus 2016).

Pada topik 2 kami belajar lebih dalam mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hajar


Dewantara dengan makna yang lebih dalam daripada apa yang sudah dijealaskan pada Topik 1.
Disini kami belajar mengenai buah dari pemikiran Ki Hajar Dewantara berupa: budi pekerti,
penjelasan sistem among, pendidikan keindonesiaan dan kodrat alam & zaman.

1. Budi pekerti Jika kita meninjau kembali pendidikan di Indonesia tidak hanya
mengedepankan aspek kecerdasaan peserta didik namun juga aspek karakter dan social.
Berdasarkan hal tersebut budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta (cognitive),
karsa (afeksi) sehingga menciptakan sebuah karya (prsikomotor). Hal tersebut erat
kaitannya dengan konsep Trilogi KHD.
2. Sistem among Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa seorang pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar mereka
dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia sesuai dengan kodratnya. Dalam sistem
among, anak-anak harus dibiasakan untuk mendisiplin diri untuk mencari dan belajar
sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu yang umum, kesenian merupakan bagian
yang penting dalam kurikulum pendidikan (Marisyah, Firman & Rusdinal, 2019).
3. Pendidikan keindonesiaan
Pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta didik saja,
namun juga nilai budaya. Nilai-nilai pada diri mereka dan menciptakan sikap profil
pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara.
4. Kodrat alam dan zaman’ Implementasi pendidikan di Indonesia sering mengalami
dinamika perubahan yang berkelanjutan. Jadi, seoramh pendidik baiknya memberikan
pengajaran kepada peserta didik disesuaikan dengan perkembangan lingkungan dan
zamannya.
Pada topik 3 kami mempelajari manusia Indonesia berarti identitas manusia yang
menghayati niali-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia meliputi nilai, jiwa,
hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genitas, dialogalitas, tradisi. Tiga hal hakiki nilai
kemanusiaan khas Indonesia yaitu kebhinekaan, pancasila, dan religiositas. Bhineka Tunggal Ika
adalah payung untuk hidup berdampingan bersama-sama memperkokoh nasionalisme Indonesia
(Hartoyo, 2010). Dalam kebhinekaan ada tiga wujud budaya menurut Koentjaraningrat yaitu ide,
gagasan, nilai atau norma. Kedua yaitu aktivitas atau pola tindakan sebagai sistem sosial.
Terakhir yaitu benda bernilai atau artifact. Ini juga memiliki tujuh unsur penting budaya yaitu;
bahasa, kesenian, organisasi sosial, sistem religi, teknologi, mata pencaharian, ilmu pengetahuan.
Hal hakiki yang kedua yaitu pancasila sebagai identitas bangsa dan manusia Indonesia. Pancasila
juga sebagai jiwa bangsa Indonesia atau bisa juga intisari nilai-nilai jiwa dan semangat
menjunjung nilai gotong royong. Hal ketiga yaitu religiositas. Religiositas diartikan sebagi inti
dan daya agama. Karakteristik peserta didik meliputi etnik, kultural, status social, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta perkembangan motoric. Setelah
melihat karakteristik peserta didik materi pembelajaran juga diajarkan sesuai dengan tingkat
perkembangan usia peserta didik (Yanuarti, 2019).

Hubungan pada topik 1, 2 dan 3 yaitu pada topik satu membahas tentang perjalanan
pendidikan Indonesia yang mengawali untuk pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan.
Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan Indonesia yang mengedepankan sistem
among, kodrat alam dan zaman, budi pekerti. Dalam hal ini mengidentifikasi bahwa kurikulum
merdeka mengimplementasi pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran haruslah
student center. Dengan hal itu pendidik haruslah mengetahui karakteristik peserta didik tiap
individu.

Anda mungkin juga menyukai